Anda di halaman 1dari 17

SISTEM INFORMASI KEPUTUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Manajemen Informasi

Dosen Pengampu : Walid Fajar Antariksa M.M

Oleh:
Wahyu Suci Handayani (16170010)
M Ridwan Vaspintra (16170011)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah Akhlak ini dapat diselesaikan.

Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dengan risalah agama Islam dari zaman kebodohan hingga zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua pihak yang membantu guna
terselesainya makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
demikian telah memberikan manfaat bagi kami tim penyusun makalah. Akhir kata makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi teman-teman mahasiswa jurusan
MPI dan juga para pembaca. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati.

Malang, 13 Maret 2018

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Sistem Informasi Manjemen......................................................3

1. Sistem.....................................................................................................3

2. Infomasi.................................................................................................5

3. Manajemen.............................................................................................5

4. Pendidikan..............................................................................................5

5. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.............................................6

B. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System).......7

C. Fungsi Sistem Pendukung Keputusan..........................................................8

D. Komponen – Komponen Sistem Pendukung Keputusan.............................8

1. Database Manajemen.......................................................................9

2. Model Base.......................................................................................9

3. User Interfase/ Pengelolaan Dialog..................................................9


E. Manfaat Sistem Pendukung Keputusan.......................................................10

F. Peranan SIM dalam Pengembilan Keputusan..............................................11

G. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan....................13

H. Pengembilan Keputusan Dalam Prespektif Informasi.................................14

I. Jenis – Jenis Pengambilan Keputusan..........................................................15


....................................................................................................................
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

A. Sistem
Pengertian sistem juga disampaikan oleh beberapa ahli sebagaimana yang dikutip
oleh Eti Rochaety sebagai berikut:
1. Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dalam satu lingkaran tertentu. (Ludwig, 1997)
2. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai
suatu tujuan. (A. Rapoport, 1997)
3. Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling mempengaruhi. (L. Ackof, 1997)
4. Sistem merupakan bagian-bagian yang beroperasi secara bersama-sama untuk
mencapai beberapa tujuan. (Gordon B. Davis, 1995)
5. Sistem yaitu sekelompok elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan.
(Raymond McLeod, 2001)
6. Ryan (1968) System is any identifiable asswemblage of element (object, person,
activities, information records, etc) wich are interrelated by proces or stucture
and wich are presumed to function as an organizational entity generating on
observable (or sometimes merely inferable) product.
7. William A. Shorde (1995) dalam bukunya Organization and Management
menyebutkan ada sekitar enam siri sebuah sitem, yaitu perilaku berdasarkan
tujuan tertentu, keseluruhan, keterbukaan, teerjadii transformasi, terjadi
korelasimekanisme kontrol artinya terdapat kekuatan yang mempersatukan dan
mempertahankan sistem yang bersangkutan.
Menurut Budi Sutedjo (2002) sistem adalah kumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan.1

1
Eti Rochaety, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta, PT.Bumi Aksara, 2006), Hal, 2-3.
Sedangkan Jenis sistem secara umum terdiri dari sistem terbuka dan sistem tertutup
(Open-Loop and Closed-Loop System). Sistem terbuka adalah sistem yang tidak memiliki
sasaran, pengendalian mekanis, dan umpan balik. Sedangkan sistem tertutup yaitu sistem
yang memiliki sasaran, pengendalian mekanis, dan umpan balik. Kedua jenis sistem
tersebut dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

INPUT PROCESS/ OUTPUT


TRANSFORMATION

Gambar 1.1 Open-loop system (system terbuka)

OBJECTIVES

FEEDBACK LOOP
CONTROL

MECHANISM

INPUT PROCESS/ OUTPUT


TRANSFORMATION

Gambar 1.2 Closed-loop system (system tertutup)

Dari kedua jenis sistem tersebuut dapat dibedakan secara jelas bahwa sistem terbuka
tidak memiliki sasaran, kontrol mekanisme, maupun umpanbalik. Sebaliknya untukjenis system
tertutup masing-masing memiliki sasaran yang jelas, pengendalian mekanisme dan umpan balik.
Jadi Sistem informasi merupakan kumpulan komponen dalam sebuah organisasi atau
lembaga yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Keandalan suatu
sistem informasi dalam sebuah lembaga/organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen
yang ada sehingga dapat menghasilkan aliran informasi yang berguna, akurat terpercaya, detail,
cepat, releven bagi kepentingan lembaga tersebut.2
B. Informasi
Adapun pengertian tentang informasi, yaitu data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk
yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang membutuhkan untuk proses
pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang (Gordon B.Davis, 1995).
Sedangkan Informasi menurut Budi Sutedjo merupakan pemrosesan data yang iperoleh dari
setiap elemen system tersebutmenjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan
yang releven dan dibutuhkan dalam pemhaman fakta-fakta yang ada.
Jadi kesimpulannya bahwasannya informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah,
baik berupa kualitatif maupun kuantitatif dan memiliki arti lebih luas.
C. Manajemen
Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun
sumber daya lainnya.3
Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan
menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan
atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur
keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam
mendayagunakan kemampuan orang lain.4
D. Pendidikan
Dalam Good , Carter V (1959) dinyatakan bahwa pendidikan adalah (1) proses seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat mereka
hidup; (2) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan
yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga mereka dapat
memperoleh perkembangan kemampuan social dan kemampuan individu yang optimal.
Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan
yang sifatnya permanen dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya.

2
Ibid, Hal.4
3
Ibid, Hal, 4.
4
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2011), Hal,86
Sedangkan menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat (1):
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.5
E. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Setelah membahas mengenai sistm informasi manajemen pendidikan secara persial,
kemudian akan dikemukakan beberapa system informasi manajemen secara umum menurut
beberapa ahli berikut.
Gordon B. Davis, 1995 bahwa system informasi manajemen, yaitu suatu system manusia dan
mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen,
dan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Raymond McLeod, Jr., 2003 sistem informasi manajemen, yaitu sebuah sistem berbasis
computer yang menyediakan informasi untuk kebutuhan bagi pemakainya.
Robert G. Murdick, 1995, SIM adalah proses komunikasi dimana input direkam. Disimpan,
dan diambil kembali untuk menyajikan keputusan yang berbentuk output mengenai perencanaan,
pengoperasian, dan pengendalian.
Dengan demikian SIM Pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan
aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali
data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.
Pengertian lain SIM pendidikan adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan
informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen (perencanaan,
penggerakkan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam lembaga pendidikan.6

1.2 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis
Komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai
5
Eti Rochaety, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta, PT.Bumi Aksara, 2006), Hal, 6
6
Ibid, Hal, 12-13
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga
dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil
keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan,
orientasi perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan
individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi
sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani
masalah-masalah semi struktur.
Dengan pengertian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem
yang membantu pengambil keputusan untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah
secara relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih
cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan
keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung
keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari
hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.Dari pengertian sistem pendukung
keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by
perception.
b. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses
pengambilan keputusan.
c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
e. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai kesatuan item.
f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras
maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan
perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut
adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan

1.3 Fungsi Sistem Pendukung Keputusan


Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah
untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-
alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk
merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara
singkat bahwa tujuan Sistem Penunjang Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do
the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun
demikian penekanan dari suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan
efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.
1.4 Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu
database Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK
tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan
suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk
keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan
melalui simulasi.
b. Model Base
Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif
(model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan,
termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-
batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan
pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan
solusi alternatif.
c. User Interfase / Pengelolaan Dialog
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen
sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen
ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti
computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan
dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.

1.5 Manfaat Sistem Pendukung Keputusan


SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil
dari SPK adalah :
a. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi
pemakainya.
b. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
c. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
d. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh
pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam
memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

1.6 Peranan SIM Dalam Pengambilan Keputusan


Secara etimologis kata decide berasal dari bahasa latin de yang berarti off dan kata caedo
yang berarti to cut. Hal ini berarti proses kognitif cut off sebagai tindakan mimilih diantara
beberapa alternatif mungkin. Ada beberapa pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli
yaitu :
a. Max (1972), Decision Making is commanly difined as choosing from among alernatives
(pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa alternatif).
b. Shull (1970:67) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses
kesadaran manusia terhadap fonumena individual maupun sosial berdasarkan kejadian
faktual dan nilai pemikiran, yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan satu atau
bebrapa alternatif sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
c. George R Terry dalam Igbal Hasan (2002:9), Pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
d. S.P Siagian dalam Iqbal Hasan (2002:10), Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari beberapa pengertian pengambilan keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum
situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari
proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi, adapun hasil dari pengambilan keputusan
adalah keputusan(decision). 7
Pengambilan keputusan menurut George R. Terry dalam Iqbal Hasan (2002:6) didasarkan
pada lima (5) hal yaitu :
1. Intuisi, pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat
subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan.
Kebaikannya antara lain :
7
Ibid, Hal, 151-152.
a. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. Pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya
c. Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan tersebut sangat berperan.
Kelemahan dari intuisi adalah :
a. Keputusan yang diambil relatif kurang baik
b. Sulit mencari alat pembandingnya sehingga sulit diukur kebenarannya
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis karena berdasarkan pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan
sesuatu serta dapat memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya keputusan yang akan
dihasilkan. Karena pengalaman seseorang dapat menduga masalahnya walaupun hanya dengan
melihat sepintas saja sudah menemukan cara penyelesaiannya.
3. Fakta, pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,
solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih
tinggi sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang, pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pemimpin terhadap bawahannya atau orang yang lebih rendah kedudukannya. Kelebihan dari
pengambilan keputusan berdasar wewenang antara lain :
a. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Memiliki otentisitas (otentik)
Kelemahannya antara lain :
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktek diktatotial
c. sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
meninmbulkan kekaburan.
5. Rasional, pada pengambilan keputusan ini keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis,
lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu
sehingga dapat dikatakan mendekatai kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.8

8
Ibid, Hal.153-154.
1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan , suatu organisasi maupun lembaga pendidikan tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut :
1. Keadaan internal organisasi , keadaan ini bersangkut paut dengan apa yang ada dalam
organisasi tersebut yang meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia,
kemampuan karyawan, kelengkapan dan peralatan organisasi dan struktur organisasi.
2. Keadaan eksternal organisasi, keadaan ini bersangkut paut dengan apa yang ada diluar
organisasi, seperti keadaan ekonomi, sosial politik, hukum dan budaya.
3. Tersedianya informasi yang diperlukan, informasi yang diperlukan haruslah lengkap dan
memiliki sifat-sifat tertentu sehingga keputusan yang dihasilkan dapat berkualitas dan baik.
4. Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan, hal ini meliputi : kebutuhan, intelegensi,
keterampilan dan kapasitas penilaian.
Sedangkan menurut Azhar kasim(1995:17) faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan oleh pimpinan meliputi hal-hal berikut :
1. Pria dan wanita
Pria umumnya bersifat lebih tegas atau berani dan cepat mengambil keputusan, dan wanita
umumnya relatif lebih lambat dan sering ragu-ragu.
2. Peranan pengambil keputusan
Peranan pengambil keputusan mencakup kemampuan mengumpulkan informasi, kemampuan
menganalisis dan menginterpretasikan, kemampuan menggunakan konsep yang cukup luas
tentang perilaku manusia dan memperkirakan hari depan yang lebih baik.
3. Keterbatasan kemampuan
Perlu disadari adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan dibidang
manajemen yang bersifat institusional maupun bersifat pribadi.9

1.8 Pengambilan Keputusan Dalam Perspektif Informasi


Lembaga pendidikan atau organisasi dapat menerapkan atau mengadopsi model-model
pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Rational Model

9
Ibid, 155-157
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran maupun tingkat
ketidakpastian teknis rendah. Pilihan dipermudah oleh kinerja program (March, simon, 1992)
dan standar operasional (cyert, 1992, march, 1976) yang disusun menurut aturan keputusan serta
rutinitas yang telah dipelajari sebuah organisasi atau lembaga pendidikan .
b. Political Model
Ketika tujuan diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan dan kepastian teknis tinggi
dalam kelompok, keputusan dari tindakan merupakan hasil tawar menawar antara kelompok
yang mengejar kepentingan mereka dan manipulasi instrumen pengaruh yang tersedia.
c. Anarchy Model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran maupun tingkat ketidak
pastian teknis tinggi (March dan Olsen, 1992).
d. Process model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran rendah, sedangkan ketidak
pastian teknisnya tinggi (Mintzberg, Raisinghani dan Theoret, 1996).
Mengenai klasifikasi model pengambilan keputusan, ada beberapa model yang bisa digunakan
antara lain :
a. Model kuantitatif.
Model kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat
yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.
b. Model kualitatif.
Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatan nya agak kurang jikadibandingkan
dengan model kuantitatif dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses
atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
c. Model probabilitas.
Maksud dari probabilitas disini adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa
tertentu.
d. Model matriks.
Model ini menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
e. Model pohon keputusan.
Model pohon keputusan merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan
suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang akan dihadapi kedalam komponen-komponen
yang kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan serta konsekuensi masing-masing.
f. Model simulasi komputer.
Model ini merupakan tiruan dari permasalahan yang sebenarnya.10

1.5 Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan


Jenis-jenis keputusan dapat disusun berdasarkan berbagai sudut pandang dan secara garis
besar dikenal tiga jenis keputusan yaitu :
A. Keputusan berdasarkan tingkat kepentingan
Pada umumnya sebuah lembaga termasuk lembaga pendidikan memiliki hirarki
manajemen.hirarki ini terbagi atas tiga tingkatan yaitu manajemen puncak,manajemen menengah
dan manajemen tingkat bawah. Manajemen tingkat puncak berkaitan dengan perencanaan yang
bersifat strategis (Strategic Planning). Manajemen tingkat menengah menangani masalah
pengawasan dan kegiatannya lebih banyak bersifat administrasi. Manajemen tingakat bawah
yaitu manajemen operasional, berkaitan dengan kegitan operasi sehari-hari.
B. Keputusan berdasarkan Regulitas
Keputusan yang dikemukakan oleh Simon (19950 dibagi menjadi keputusan terprogram dan
keputusan tidak terprogram.
1. Keputusan terprogram, keputusan ini bersifat rutinitas dan berulang-ulang dengan cara
penanggulangan yang telah ditentukan untuk menyelesaikan masalah melalui prosedur,
aturan dan kebijakan.
2. Keputusan tidak terprogram, keputusan ini bersifat tidak rutinitas dan digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang tidak bsrstruktur.
C. Keputusan berdasarkan lingkungan
Keputusan ini dibedakan menjadi empat kelompok berikut :
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik

10
Ibid, Hal.158-159
Tahapan pengambilan keputusan menurut Herbet A. Simon dalam Onong Uchayana Efendi,
1996:161 meliputi hal-hal berikut :
1. Tahap Inteligensi (inteligence), yaitu menyelidiki lingkungan bagi kondisi dalam mengambil
keputusan, data mentah diperoleh, diproses, dan diperiksa untuk dapat mengidentifikasi
masalah.
2. Tahap Rancangan (design), yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisis kegiatan
yang mungkin dilakukan.
3. Tahap Pilihan (choice), yaitu memilih suatu cara kegiatan khusus dari cara-cara yang telah
diperoleh, suatu pilihan diambil dan dilaksanakan.
4. Tahap Implementasi (implementation), yaitu pelaksanaan tindakan setelah memperoleh
pilihan atas berbagai alternatif kegiatan yang telah ditentukan.11

11
Ibid, Hal, 160-165.

Anda mungkin juga menyukai