Anda di halaman 1dari 5

LP OSTEOMYLITIS

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OSTEOMYLITIS

I. KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN

Smeltzer & Bare (2002:2342) mendefinisikan Osteomielitis sebagai infeksi tulang


yang dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
Osteomielitis juga dapat diartikan sebagai infeksi jaringan tulang yang dapat timbul
akut atau kronik (Price A. Sylvia & Wilson, 2005:1200).

B. ETIOLOGI
Faktor penyebab infeksi tulang sangat bervariasi. Infeksi bisa disebabkan oleh
penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya : tonsil
yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas atas). Aliran darah bisa membawa
suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Akut hematogen tersebut menyebar
akibat dari bakteri penyakit yang mendasari. Osteomielitis akibat penyebaran hematogen
biasanya terjadi di tempat dimana terdapat trauma atau dimana terdapat resistensi rendah,
kemungkinan akibat trauma subklinis (tidak jelas).
Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak (misalnya
: ulkus dekubitus yang terinfeksi) atau kontaminasi langsung dari tulang (misalnya : fraktur
terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan tulang). Trauma minimal atau
trauma non-tembus dapat menyebabkan perdarahan atau oklusi pembuluh darah kecil yang
dapat menyebabkan necrose tulang. Sedangkan trauma tembus dapat menyebabkan akut
osteomyelitis karena adanya kuman yang masuk secara langsung. Kronik osteomyelitis
biasanya disebabkan karena salah diagnosa atau penanganan selama fase akut tidak
sempurna. Pada keadaan kronik biasanya dijumpai adanya kuman gram negative dan atau
gram positif.
C. MANIFESTASI KLINIK

Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah, menyebabkan
demam, nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah di atas tulang bisa mengalami luka dan
membengkak dan dalam pergerakan akan menimbulkan nyeri.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang
berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah di atas
tulang dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan demam,
dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang normal. Penderita yang mengalami infeksi
pada sendi buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah
tersebut.
Osteomielitis kronik sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak di atas
tulang yang berulang dan pengeluaran nanah (pus) yang menetap atau hilang timbul dari
kulit. Pengeluaran nanah terjadi, jika nanah dari tulang yang terinfeksi menembus permukaan
kulit dan suatu saluran (sinus) terbentuk dari tulang menuju kulit.

D. PATHOFISIOLOGI
Adanya invasi satu atau lebih kuman patologis melalui luka yang terinfeksi di saluran
pernafasan atas terutama pada anak-anak di tempat vokal infeksi lain, seperti radang telinga
dan gusi. Melalui aliran darah akan terjadi bakteremia ke seluruh tubuh. Selanjutnya kuman
mengalami multifikasi pada daerah metafisis tulang panjang karena secara anatomis di daerah
tersebut aliran darahnya banyak dan berbelok-belok sehingga aliran darah akan menjadi
lambat dan memberikan kesempatan kuman untuk multifikasi. Faktor tersebut dapat
diperberat dengan adanya status gizi penderita yang buruk atau penderita mendapat obat-obat
imuno-supresif.
Invasi kuman tersebut akan masuk ke tulang atau jaringan lunak sekitarnya yang akan
menyebabkab inflamasi. Akibatnya terjadi peningkatan vaskularisasi yang menyebabkan
pembentukan udema. Dalam beberapa hari trombosis pembuluh darah terbentuk yang
menyebabkan iskhemia, atau penurunan aliran darah pada tulang yang terkena dengan
konsekuensi kematian jaringan tulang. Adanya jaringan tulang necrotid (sequestrum)
memperlambat proses penyembuhan dan memperberat infeksi, bahkan sering dalam bentuk
abses.
E. PATHWAYS
H. PENATALAKSANAAN
Daerah yang terkena harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan
mencegah terjadinya fraktur. Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan
proses infeksi. Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapi antibiotika
IV dengan tujuan untuk mengontrol infeksi sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun
akibat terjadinya trombosis.
Bila infeksi tampak telah terkontrol, antibiotika dapat diberikan per oral dan
dilanjutkan sampai 3 bulan. Bila penderita tidak menunjukkan respon terhadap terapi
antibiotika, tulang yang terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik
diangkat (debridement) lalu daerah itu diirigasi secara langsung dengan larutan salin
fisiologis steril. Selanjutnya terapi antibiotika dilanjutkan (Smeltzer & Bare,2001:2344).
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Osteomylitis adalah infeksi tulang yang dapat menjadi masalah kronis yang akan

mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.

Pembagian Osteomielitis :
1. Primer, yang disebabkan penyebaran secara hematogen dari fokus lainnya, dapat dibagi
menjadi : osteomielitis akut dan kronik.
2. Sekunder ( osteomielitis per kontinuitatum ). Yang disebabkan penyebaran kuman dari
sekitarnya, seperti bisul dan luka.

B. SARAN
1. Bagi rumah sakit
a. rumah sakit mampu memberikan pelajaran yang baik pada klien
b. rumah sakit membantu klien dan keluarga dalam membuat
keputusan
2. Bagi sesame profesi / perawat
a. perawat selalu melakukan pengawasan 1 x 24jam pada kliean
b. perawat harus mengetahui sejauh mana perembangan kesehatan
klien
3. bagi keluarga / klien
a. keluarga harus mengawasi dan membatasi aktivitas klien
b. keluarga harus memberikan nutrisi yang adekuat kepada klien agar kesehatan klien cepat
membaik
DAFTAR PUSTAKA

Asep, P. 2001. Osteomielitis : Perkembangan 10 tahun Terakhir, Jurnal Cermin Dunia Kedokteran,
(online), No.23, (http//www.medicastore.co.id, diakses tanggal 12 Februari 2012).
Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa Monica Ester.
Jakarta : EGC.
Doengoes, Maryln E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa : I Made Karyasa. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi ke 4. Alih
bahasa : Peter Anugrah. Jakarta : EGC.
Rendra Leonas. 2005. Infeksi Tulang Serang Semua Umur (online), (http: //www.sriwijaya-
postonline.com, diakses tanggal 12 Februari 2012).
Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai