Anda di halaman 1dari 227

ASUHAN KEBIDANAN MULAI KEHAMILAN TM.

III SAMPAI DENGAN

NIFAS DAN KB PADA NY.V DI BPM. RITA PUSPITA

SARI Amd.Keb. DESA PETERONGAN KECAMATAN

PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :
EVY HAFIZAH
NIM : 7214011

PRODI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG

TAHUN 2017

156
ASUHAN KEBIDANAN MULAI KEHAMILAN TM.III SAMPAI DENGAN

NIFAS DAN KB PADA NY.V DI BPM. RITA PUSPITA

SARI Amd.Keb. DESA PETERONGAN KECAMATAN

PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


pendidikan Diploma III Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang

Oleh :
EVY HAFIZAH
NIM : 7214011

PRODI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG

TAHUN 2017

ii
iii
iv
v
MOTTO

“ALLAH TIDAK MEMBEBANI SESEORANG

MELAINKAN SESUAI DENGAN KESANGGUPANNYA”

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia Allah, penulis bisa

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini penulis

persembahkan untuk :

1. Kepada Kedua orang tua Tercinta, Ayahanda Suhardi Syam dan Ibunda Anies

Munisah, yang telah membesarkan, dan mengasuh ananda dengan penuh

cinta dan kasih sayang, sumber inspirasi dan supporter utama kehidupan.

Terimakasih atas do’a, goresan cinta, kasih, dan sayang yang telah kalian

berikan, cucuran keringat yang tak terhingga untuk membiayai sampai

ananda mu lulus dari Prodi DIII Kebidanan ini. Terimakasih atas jasa-jasa

ayahanda dan ibunda yang belum bisa ananda balas sampai sekarang

2. Kepada kakak dan abang tersayang, Kakak Syarifah Kamilah dan Abang

Abdullah Kani Saragih, terimakasih atas do’a, dukungan moril dan materil untuk

kesuksesan adikmu.

3. Dosen-dosen yang telah menjadi orang tua kedua yang selalu memberikan

motivasi, selalu peduli dan perhatian, ucapan terimakasih yang tak terhingga atas

ilmu yang telah kalian berikan sangatlah bermanfaat.

4. Dosen pembimbing akademik ibu Dian Puspitayani, SST., M.Kes yang terus

memotivasi untuk selalu fokus menyelesaikan perkuliahan supaya bisa menjadi

orang yang sukes nantinya.

vii
5. Untuk teman-teman almamater dan teman-teman seperjuangan di kampus Prodi

DIII Kebidanan FIK Unipdu khususnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.

Mari kita lanjutkan perjuangan kita di luar sana menjadi bidan yang profesional,

mengabdi kepada masyarakat. Jaga nama baik almamater dan membuat harum

nama kampus kita. Saat yang saya rindukan saat berkumpul dengan kalian semua

di kelas. Bangga menjadi angkatan 2014.

6. Keluarga Asrama Muzamzamah Chosyi’ah khususnya kamar 17 B yang saya

cintai, terimakasih karena kalian selalu siap menampung air mata, tawa, tempat

sharing, terimakasih atas motivasinya. Persahabatan ini tidak akan aku lupakan

sampai akhir hayat memisahkan kita.

7. Kepada Sahabat tercinta, terimakasih atas bantuan do'a dan semangatnya selama

ini. Sukses selalu dan siap melangkah lebih tinggi untuk menyongsong masa

depan yang cerah.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan

Kebidanan Mulai Kehamilan TM.III Sampai Dengan Nifas Dan KB Pada Ny.V

Di BPM. Rita Puspita Sari Amd.Keb. Desa Peterongan Kecamatan Peterongan

Kabupaten Jombang”. Ini dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis tidak lupa memberikan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

laporan ini.

Adapun ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Prof. DR H. Ahmad Zahro, MA selaku Rektor UNIPDU

2. H. Andi Yudianto, S.Kep. Ners M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

UNIPDU

3. Ninik Azizah, SST, M.Kes selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu

Kesehatan UNIPDU

4. Suyati, SST, M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingan dan motivasi dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Sabrina Dwi Prihartini,SKM.M.Kes. selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir

ini.

6. Rita Puspita Sari, Amd.Keb. yang telah memberi kami bimbingan dan fasilitas

serta partisipasinya selama penulis melakukan asuhan.

ix
7. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan do’a dan dukungan dalam

penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.

8. Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan ini yang tidak bisa penulis

sebut satu-satu.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahan pembuatan Laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi

penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Demikianlah Laporan Tugas Akhir ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jombang, 13 Juni 2017

Penulis

x
ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN MULAI KEHAMILAN TRIMESTER III SAMPAI


DENGAN NIFAS DAN KB PADA NY.V DI BPM. RITA PUSPITA
SARI Amd.Keb. DESA PETERONGAN KECAMATAN PETERONGAN
KABUPATEN JOMBANG

Oleh:
Evy Hafizah
7214011

Pembimbing 1 : Suyati, SST., M.Kes.


Pembimbing 2 : Sabrina Dwi Prihartini, SKM., M.Kes.

Kesehatan ibu merupakan aset terpenting dalam suatu kehidupan, dari


kesehatan ibu dapat memberikan gambaran suatu kehidupan yang sejahtera bagi bayi
yang dikandung. Namun banyak faktor yang dapat memperberat dan membahayakan
kesehatan ibu dan bayinya, terutama pada ibu yang tidak mendapatkan asuhan yang
dimulai dari kehamilan, melahirkan, nifas, neonatus dan pemasangan alat kontrasepsi.
Tujuan Asuhan kebidanan memberikan asuhan kebidanan secara Continiuty Of Care
pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB menggunakan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
Metode yang digunakan dalam Laporan Tugas Akhir yaitu Standart
Asuhan Kebidananya itu meliputi pengkajian, perumusan diagnose dan atau masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan dari masa
Hamil sampai Keluarga Berencana (KB) di BPM Rita Puspita Sari, Amd. Keb. Ds.
Peterongan, Kec. Peterongan, Kab. Jombang.
Hasil asuhan kebidanan pada Ny.”V” umur 24 tahun mulai masa hamil
Trimester III normal, persalinan normal, nifas normal, neonatus normal, kontrasepsi
dengan menggunakan Metode Amenorhea Laktsi (MAL).
Setelah meakukan asuhan Continiuty Of Care maka dapat disimpulkan bahwa
Asuhan kebidanan pada kehamilan berlangsung normal, persalinan berlangsung
normal, nifas berlangsung normal, neonatus berlangsung normal, dan pada asuhan
kebidanan KB ibu memilih menggunakan Kontrasepsi Alami yaitu MAL serta tidak
ada kesenjangan antara teori dan fakta.

Kata Kunci : Kehamilan, Persalinan, Nifas, Neonatus, dan Keluarga Berencana

xi
ABSTRACT

PRINCIPLE OF CRIMINAL STARTING TRIMESTER III PREGNANCY


UNTIL LABOUR AND KB AT NY.V IN BPM. RITA PUSPITA
SARI Amd.Keb. VILLAGE PETERONGAN VILLAGE PETERONGAN
DISTRICT OF JOMBANG

By:
Evy Hafizah
7214011

Supervisor 1: Suyati, SST., M.Kes.


Supervisor 2: Sabrina Dwi Prihartini, SKM., M.Kes.

Maternal health is the most important asset in a life, from the mother's health
can provide a picture of a prosperous life for the baby conceived. However, many
factors can aggravate and jeopardize the health of mothers and their babies, especially
in mothers who are not getting care starting from pregnancy, childbirth, childbirth,
neonates and the installation of contraceptives. Objectives Care of midwifery
provides care of Continiuty Of Care in pregnant women, maternity, nifas, neonates
and family planning using midwifery management approach in accordance with the
authority of the midwife.
The methods used in the Final Assignment Report are the Criminal Code of
Ethics covering the assessment, formulation of diagnose and / or midwifery issues,
planning, implementation, evaluation and developmental records from the Pregnancy
to Family Planning (KB) in BPM Rita Puspita Sari, Amd. Keb. village peterongan
village peterongan district of jombang
The results of midwifery care in Ny. "V" age 24 years from pregnancy
Normal third trimester, normal delivery, normal puerperium, normal neonatal,
contraceptive using the Amenorhea Laktsi Method (MAL).
After taking care of Continiuty Of Care it can be concluded that Midwifery
care in pregnancy is normal, labor is normal, nifas is normal, neonate is normal, and
in midwifery care KB mother choose using Natural Contraception that is MAL and
there is no gap between theory and fact.

Keywords: Pregnancy, Labor, Post Partum Neonates, and Family Planning (KB)

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ....................................................................... i


HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
ABSTRACT .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup ......................................................................................... 5
1.4.1 Sasaran ................................................................................................... 5
1.4.2 Tempat ................................................................................................... 5
1.4.3 Waktu ..................................................................................................... 5
1.4.4 Kerangka Konsep ................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 8
1.5.1 Bagi Pelayanan Kesehatan (Bidan) ....................................................... 8
1.5.2 Bagi Institusi .......................................................................................... 8
1.5.3 Bagi Penulis ............................................................................................ 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori ........................................................................................... 9

xiii
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III .................................................. 9
2.1.2 Konsep Dasar Persalinan ....................................................................... 23
2.1.3 Konsep Dasar Masa Nifas ..................................................................... 43
2.1.4 Konsep Dasar Neonatus ......................................................................... 56
2.1.5 Konsep Dasar Keluarga Berencana (KB) ............................................... 65
2.2 Konsep Teori Standar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil TM.III, sampai
dengan Nifas dan KB ................................................................................ 69
2.2.1 Standar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil TM.III ............................. 69
2.2.2 Pencatatan Asuhan kebidanan Persalinan ............................................... 84
2.2.3 Pencatatan Asuhan Kebidanan Nifas ...................................................... 101
2.2.4 Pencatatan Asuhan Kebidanan Neonatus ............................................... 109
2.2.5 Pencatatan Asuhan Kebidanan KB ......................................................... 115
BAB III : TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan ................................................................. 118
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ................................................................. 132
3.3 Asuhan Kebidanan Masa Nifas ................................................................. 145
3.4 Asuhan Kebidanan Neonats ...................................................................... 152
3.5 Asuhan Kebidanan KB ............................................................................ 157
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan ................................................................................................. 160
4.2 Persalinan .................................................................................................. 163
4.3 Masa Nifas ................................................................................................ 166
4.4 Neonatus .................................................................................................. 170
4.5 Keluarga Berencana .................................................................................. 172
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 174
5.2 Saran ......................................................................................................... 175
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 177
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

2.1 Nilai Darah pada Kehamilan ..................................................................... 9

2.2 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu ..................................... 12

2.3 Materi KIE Efektif dalam Pelayanan Antenatal Terpadu ......................... 13

2.4 Tinggi Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan ............................................ 14

2.5 Pemberian Imunisasi TT Ibu Hamil .......................................................... 15

2.6 Senam Hamil ............................................................................................. 20

2.7 Cara Pengisian Lembar Depan Partograf .................................................. 32

2.8 Cara Pegisian Lembar Belakang Partograf ............................................... 33

2.9 TFU dan berat Uterus Menurut Masa Involusi ......................................... 42

2.10 Perawatan Payudara Masa Nifas .............................................................. 50

2.11 Senam Nifas ............................................................................................. 52

2.12 Sasaran Jadwal Imunisasi pada Bayi ....................................................... 59

xv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Stiker P4K ................................................................................................. 18

xvi
DAFTAR SINGKATAN

AKDR : Alat Kontrasepsi dalam Rahim

ANC : Antenatal Care

ASI : Air Susus Ibu

BB : Berat Badan

BBL : Bayi Baru Lahir

BCG : Bacillus Calmette Guerin

DJJ : Detak Jantung Janin

DTT : Dekontaminasi Tingkat Tinggi

DPT-Hb-Hib : Difteri, Tetanus, Pertusis-Hepatitis B, Haemophilus Influenza

tipe B

FO : Fronto Oksipito

HB : Hemoglobin

HIV/AIDS : Human Immuno Deficiency Virus/Acquired Immuno

deficiency Syndrome

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

IM : Intra Muskular

IMD : Iniasi Menyusui Dini

IMS : Infeksi Menular Seksual

IPV : Inactivated Polio Vaccine

IV : Intra Vena

xvii
KB : Keluarga Berencana

KIA : Kesehatan Ibu Anak

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi

KMS : Kartu Menuju Sehat

KU : Keadaan Umum

LD : Lingkar Dada

LILA : Lingkar lengan Atas

LK : Lingkar Kepala

MAL : Metode Amenorhea Laktasi

MO : Monto Oksipito

N : Nadi

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

PAP : Pintu Atas Panggul

PMS : Penyakit Menular Seksual

RR : Respirasi Rate

S : Suhu

SOAP : Subyektif, Obyektif, Assesment, Penatalaksanaan

SOB : Sub Oksipito Bregmatika

TB : Tinggi Badan

TBC : Tuberculosis

TBBJ : Taksiran Berat Badan Janin

xviii
TD : Tekanan Darah

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TM : Trimester

TT : Tetanus Toxoid

TTV : Tanda-tanda Vital

UK : Umur Kehamilan

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Dinkes

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Ke BPM

Lampiran 3 : Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 : Pernyataan Menjadi Responden

Lampiran 6 : Surat Keterangan Bidan

Lampiran 7 : KSPR (Kartu Score Poedji Rochyati)

Lampiran 8 : Lembar Pemeriksaan Kehamilan Buku KIA

Lampiran 9 : Lembar Penapisan Persalinan

Lampiran 10 : Lembar Observasi

Lampiran 11 : Lembar Partograf

Lampiran 12 : Lembar Keterangan Lahir

Lampiran 13 : Lembar Pemeriksaan Nifas Buku KIA

Lampiran 14 : Lembar Pemeriksaan Neonatus Buku KIA

Lampiran 15 : Lembar MTBM

Lampiran 16 : Lembar KMS

Lampiran 17 : Lembar Imunisasi

Lampiran 18 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 19 : Jadwal Kegiatan LTA

Lampiran 20 : Lembar Konsultasi Laporan Tugas Akhir

Lampiran 21 : Dokumentasi

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus

merupakan suatu tahapan perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun

dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang tetap harus di

waspadai apabila terjadi hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan

bayi, terutama pada ibu yang tidak mendapatkan asuhan kontinyu dari tenaga

kesehatan.

Pada tahun 2015, upaya kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya

kesehatan ibu dan anak dapat dilihat dari data Nasional bahwa cakupan K1 pada

ibu hamil mencapai 95,75% dari target 72%. Dan cakupan K4 sebesar 87,48%

dari target 72%. Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan (PN) mencapai 88,55%. Cakupan kunjungan nifas (KF3) sebesar

87,06%. Cakupan akseptor baru Keluarga Berencana (KB) mencapai

13,46% dengan cakupan KB suntik 49,93%, Pil 26,36%, Implan 9,63%, IUD

6,81%, kondom 5,47%, MOW 1,64%, MOP 0,16%. Cakupan kunjungan

neonatal lengkap (KN) mencapai 77,31% dari target 75% (KemenkesRI, 2016).

Pada tahun 2015, di Provinsi Jawa Timur cakupan K4 mencapai 91,24%

dari target pencapaian 72%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai

94,76% dari target pencapaian 75%. Cakupan pelayanan nifas mencapai

1
2

95,72%. Cakupan KN Lengkap mencapai 97,81% dari target 75%. Cakupan

akseptor baru Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai 10,80% (KemenkesRI,

2016).

Pada tahun 2015, di Kabupaten Jombang bahwa cakupan K1 pada ibu

hamil mencapai 98,44% dari target 99%. Cakupan K4 pada ibu hamil mencapai

90,36% dari target 95%. Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh

Tenaga Kesehatan (PN) mencapai 94,73% dari target 95%. Cakupan Kunjungan

Nifas (KF) mencapai 88,71% dari target 95%. Cakupan Kunjungan Neonatal

(KN) mencapai 95,80% dari target 99%. Cakupan peserta akseptor Keluarga

Berencana (KB) dengan cakupan KB suntik 7,3%, Pil 18%, kondom 1,6%, alat

kontrasepsi bawah kulit (AKBK) 8,1%, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

7,3%, MOW 5,1%. (Dinkes Jombang, 2015).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan di BPM Rita Puspita

Sari, Amd. Keb. di Desa Peterongan pada tanggal 22 Oktober 2016, di peroleh

data cakupan tahun 2015 yaitu cakupan K1 pada ibu hamil mencapai 76,26%.

Cakupan K4 mencapai 79,86%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

mencapai 85,82%. Cakupan pelayanan nifas mencapai 85,82%. Cakupan KN

Lengkap mencapai 82,74% .

Dari hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan K1, K4,

pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (PN), kunjungan

nifas (KF3), KN lengkap dan cakupan akseptor baru keluarga berencana (KB)
3

sudah mencapai target yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan.

Bahkan, dari data tersebut cakupannya sudah melampaui target yang ada.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesehatan di Indonesia

meningkat dan lebih baik. Untuk itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah satunya adalah melaksanakan

asuhan secara berkelanjutan atau Continuity of Care (COC) yang dapat

mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia. Serta

meningkatkan kompetensi bidan dalam pelayanan kepada klien yang mempunyai

kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan,

nifas, neonatus serta keluarga berencana sesuai dengan standar asuhan

kebidanan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan mulai kehamilan trimester III sampai dengan nifas

dan KB pada Ny.P di BPM Rita Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa Peterongan

Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang tahun 2017?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Kehamilan trimester III sampai dengan nifas dan KB pada Ny.P di BPM Rita

Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa Peterongan Kecamatan Peterongan


4

Kabupaten Jombang tahun 2017 sesuai dengan standar asuhan dan

menggunakan pendekatan managemen kebidanan.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Melakukan pengkajian data mulai kehamilan trimester III sampai dengan nifas

dan KB pada Ny.P di BPM Rita Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa Peterongan

Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang tahun 2017.

1.3.2.2 Merumuskan diagnosa atau masalah mulai kehamilan trimester III sampai

dengan nifas dan KB pada Ny.P di BPM Rita Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa

Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang tahun 2017.

1.3.2.3 Merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara kontinyu dan

berkesinambungan mulai kehamilan trimester III sampai dengan nifas dan KB

pada Ny.P di BPM Rita Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa Peterongan

Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang tahun 2017.

1.3.2.4 Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu dan berkesinambungan

mulai kehamilan trimester III sampai dengan nifas dan KB pada Ny.P di BPM

Rita Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa Peterongan Kecamatan Peterongan

Kabupaten Jombang tahun 2017.

1.3.2.5 Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan mulai

kehamilan trimester III sampai dengan nifas dan KB pada Ny.P di BPM Rita

Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa Peterongan Kecamatan Peterongan

Kabupaten Jombang tahun 2017.


5

1.3.2.6 Mendokumentasikan asuhan kebidanan mulai kehamilan trimester III sampai

dengan nifas dan KB pada Ny.P di BPM Rita Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa

Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang tahun 2017 dengan

SOAP.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada Ny.P mulai kehamilan trimester

III sampai dengan nifas dan KB di BPM Rita Puspita Sari, Amd.Keb. di Desa

Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang tahun 2017 dengan

memperhatikan Continuity of Care.

1.4.2 Tempat

Asuhan dilakukan di BPM Rita Puspita Sari, Amd.Keb. dan kunjungan

rumah pada Ny.P di Desa Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten

Jombang.

1.4.3 Waktu

Waktu yang diperlukan dalam pembuatan proposal dan pelaksanaan

Continuity of Care adalah dimulai tanggal 20 September 2016 sampai dengan

Juni 2017. Sedangkan, waktu kunjungan asuhan kebidanan dilakukan dengan

frekuensi 14 kali dengan rincian:


6

Saat hamil trimester III (3 kali pada bulan februari – Maret 2017)

Saat bersalin (1 kali pada bulan maret 2017)

Saat nifas (4 kali pada bulan maret – april 2017)

Neonatus (4 kali pada bulan maret – april 2017)

KB (2 kali pada bulan mei – juni 2017)


7

1.4.4 Kerangka Konsep


Ibu Hamil Trimester III

Fisiologis Patologis

Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan TM.III : Konsultasi


UK 34-35 minggu = 1x kunjungan Kolaborasi
UK 36-37 minggu = 1x kunjungan Rujuk
UK 38-40 minggu = 1x kunjungan

Persalinan

Fisiologis Patologis

Asuhan Kebidanan pada persalinan Konsultasi


normal kala I-IV
Kolaborasi
Rujuk

Neonatus Nifas

Fisiolog Patologi Fisiologi Patologi


is s s s
Asuhan pada Neonatus: Konsultasi Asuhan pada ibu nifas: Konsultasi
Kunjungan I (6-48 jam) Kolaborasi KunjunganI(6-8 jam) Kolaborasi
Kunjungan II (3-7 hari) Rujuk KunjunganII (6 hari) Rujuk
Kunjungan III (8-28 hari) KunjunganIII(2mgg)
Kunjungan IV (>28hari) Kunjungan IV (6-8 mgg)

Keluarga Berencana (KB)


Keterangan:
: Dilaksanakan Asuhan kebidanan KB:
: Tidak dilaksanakan Knjungan I (6-8 minggu PP)
Kunjungan II (>8 minggu PP)
8

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Pelayanan kesehatan (Bidan)

Sebagai bahan masukan/informasi mengenai pengetahuan bagi tenaga

kesehatan, bidan khususnya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan

dalam asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity of Care) pada

ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.

1.5.2 Bagi institusi

Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai tambahan

informasi, dan sebagai bahan masukan instusi pendidikan dalam memberikan

asuhan secara berkesinambungan (Continuity of Care) pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB.

1.5.3 Bagi penulis

Penulis dapat meningkatkan pengetahuan, kterampilan dan pengalaman secara

langsung sekaligus bisa menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti

perkuliahan dalam memberikan asuhan secara berkesinambungan (continuity

of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III

2.1.1.1 Definisi Kehamilan Trimester III

Trimester III merupakan periode kehamilan bulan terakhir atau

sepertiga masa kehamilan terakhir. Trimester III dimulai pada minggu ke-27

sampai kehami lan dinilai cukup bulan (38-40 minggu) (Fauziah & Sutejo.

2012:85).

2.1.1.2 Adaptasi Anatomi dan Fisiologi

a. Jantung dan pembuluh darah

Saat usia kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun

karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darah dari

tungkai ke jantung. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima

dari seluruh darah ibu.

b. Paru-paru

Pada wanita hamil pernafasan lebih cepat dan lebih dalam karena

memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin.

Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi

agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti), kadang hidung dan

9
10

tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini.

Menyebabkan tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.

c. Ginjal

Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal lebih besar

terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi

tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai

sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan

meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.

d. Sistem Pencernaan

Pada wanita hamil, rahim menjadi semakin membesar dan akan

menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit

(konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus

diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.

Wanita hamil juga sering mengalami heartburn (rasa panas di

dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih

lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di

kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir

kembali ke kerongkongan (Purwoastuti & Elisabeth. 2015:70-73)

e. Nilai darah pada kehamilan


11

Tabel. 2.1 Nilai Darah pada Kehamilan

Perubahan dalam
Komponen Non-hamil
kehamilan
Volume plasma 2600 ml 3850 ml pada 40 mgg
Masaa sel darah merah 1400 ml 1650 ml pada 40 mgg
Volume darah total 4000 ml 5500 ml pada 40 mgg
Hematokrit (PVC) 35% 30% pada 40 mgg
Hemoglobin 12,5-13,9 g/dl 11,0-12,2 g/dl pada 40 mgg
Protein 65-85 g/L 55-75 g/L pada 20 mgg
Albumin 35-48 g/L 25-38 g/L pada 20 mgg
Fibrinogen 15-36 g/L 25-46 g/L pada 20 mgg
Trombosit 150-400 x 103+ / mm3 Sedikit menurun
Waktu pembekuan 12 menit 8 menit
Hitung sel darah putih 9 x 109 /L 10-15 x 109 /L
Hitung sel darah merah 4,7 x 1012 /L 3,8 X 1012/L pada 30 mgg
(Medforth, Janet, dkk. 2012:4)

2.1.1.3 Kebutuhan Nutrisi

a. Kalori

Pada akhir kehamilan kebutuhan kalori yang diperlukan setiap

hari adalah sekitar 285-300 kkal. Tambahan kalori diperlukan untuk

pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah

serta cairan amnion (ketuban) (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:96).

Kalori yang didapat harus berasal dari sumber makanan yang

bervariasi, dengan pola makan 4 sehat dan 5 sempurna harus tercapai.

Sebaiknya, 55% kalori diperoleh dari umbi-umbian serta nasi sebagai

sumber karbohidrat, lemak (baik nabati maupun hewani sebanyak 35%),

serta 10% dari protein, sayuran, dan buah-buahan (Triyana, Yani Firda.

2013:158).
12

b. Asam Folat

Janin di dalam rahim sangat membutuhkan asam folat dalam

jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem saraf. Asam folat bisa

diperoleh dari buah-buahan, beras merah, dan sayuran hijau (Triyana,

Yani Firda. 2013:159).

c. Protein

Fungsi protein adalah sebagai sumber bagi kalori dan zat

pembangun, pembentukan darah dan sel. Protein dibutuhkan oleh ibu

hamil dengan jumlah sekitar 60g/hari atau 10 g lebih banyak daripada

biasanya. Protein bisa diperoleh dari kacang-kacangan, tempe, putih

telur, daging, dan tahu (Triyana, Yani Firda. 2013:159).

d. Zat besi

Zat besi berfungsi dalam pembentukan darah, terutama

membentuk sel darah merah (hemoglobin) dan mengurangi risiko ibu

hamil terkena anemi. Kebutuhan terhadapa zat besi sebanyak 30

mg/hari. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, dan ikan (Triyana,

Yani Firda. 2013:160).

e. Air

Air berfungsi untuk pertumbuhan sel-sel baru, mengatur suhu

tubuh, melarutkan dan mengatur proses metabolisme zat-zat gizi, serta

mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa

kehamilan. Sebaiknya minum 8 gelas air putih/hari, bisa pula dibantu


13

dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan (Walyani,

Elisabeth Siwi. 2015:98).

2.1.1.4 Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu

Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan komprehensif dan

berkualitas mencakup pelayanan promotif, preventif, kuraktif, dan

rehabilitatif yang meliputi pelayanan KIA, gizi, penyakit menular, PMT, KtP

yang bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan

antenatal yang berkualitas.

Sasaran pelayanan dalam Antenatal terpadu adalah 1 kali pada TM.I

yaitu UK <14 minggu. 1 kali pada TM.II selama umur kehamilan 14-28.

Dan 2 kali pada TM.III yaitu selama kehamilan 28-36 minggu dan setelah

umur kehamilan 36 minggu.

Tabel 2.2 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu


Trimester
No Jenis Pemeriksaan Keterangan
I II III
1 Keadaan umum    Rutin
2 Suhu tubuh    Rutin
3 Tekanan darah    Rutin
4 Berat badan    Rutin
5 LILA  Rutin
6 TFU   Rutin
7 Presentasi janin   Rutin
8 DJJ   Rutin
9 Pemeriksaan Hb  *  Rutin
10 Golongan darah   Rutin
11 Protein urin  * Rutin
12 Gula darah/reduksi * * * Atas Indikasi
14

13 Darah malaria * * * Atas Indikasi


14 BTA * * * Atas Indikasi
15 Darah sifilis * * * Atas Indikasi
16 Serologi HIV * * * Atas Indikasi
17 USG * * * Atas Indikasi
(Kemenkes RI. 2015:55-60)

Tabel 2.3 Materi KIE Efektif dalam Pelayanan Antenatal Terpadu


No Materi KIE Isi Pesan
1. Persiapan persalinan dan kesiagaan a) Tanda-tanda bahaya dalam
menghadapi komplikasi kehamilan.
b) Tabulin
c) Tempat persalinan
d) Transportasi rujukan
e) Penolong persalinan
f) Calon donor darah
g) Pendamping persalinan
h) Suami siaga
2. Inisiasi Menyusui Dini dan ASI a) Skin to skin contact untuk IMD
Eksklusif b) Kolostrum, rawat gabung, ASI
saja 6 bulan
c) Tidak diberi susu formula
d) Keinginan untuk menyusui
e) Penjelasan pentingnya ASI,
perawatan puting susu.
3. KB pascasalin Metode yang sesuai dalam masa
nifas
4. Masalah gizi a) Suplementasi tablet besi
b) Mengonsumsi garam beryodium
c) Mengonsumsi makanan padat
kalori dan kaya zat besi
d) Pemberian makanan tambahan
5. Masalah penyakit kronis dan a) Upaya pencegahan
penyakit menular b) Mengenali gejala penyakit
c) Menerapkan PHBS
d) Kepatuhan minu obat
6. Kelas ibu a) Setiap ibu hamil menggunakan
buku KIA
b) Bertukar pengalaman di antara
ibu hamil
15

c) Senam hamil
7. Brain booster a) Berkomunikasi dengan janin
b) Doa dan musik untuk
menstimulasi otak janin
c) Gizi seimbang bagi ibu hamil
8. Informasi HIV-AIDS (PMTCT dan a) Definisi HIV/AIDS dan IMS
IMS) b) Penularan HIV dan IMS
c) Pentingnya tes HIV
9. Informasi KTP a) Pengertian kekerasan
perempuan
b) Bentuk bentuk KTP, akibat
KTP
c) Pencegahan dan Penanganan
KTP
(Kemenkes. 2015:55-60)

a. Standart Pelayanan antenatal

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T dan sekarang

menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria

menjadi 14T, yakni:

1) Timbang berat badan tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran < 145 cm. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata

antara 6,5 kg sampai 16 kg (Walyani, 2015:80).

2) Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan

darah yang naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan


16

preeklamsi. Apabila turun diwaspadai anemia. Tekanan darah

normal berkisar systole/ diastole: 110/80 – 120/80 mmHg.

3) Pengukuran tinggi fundus uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas

sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh

ditekan).

Tabel 2.4 Tinggi Fundus Uteri sesuai Umur Kehamilan


No. Tinggi Fundus Uteri (cm) Umur kehamilan dalam minggu
1. 12 cm 12 minggu
2. 16 cm 16 minggu
3. 20 cm 20 minggu
4. 24 cm 24 minggu
5. 28 cm 28 minggu
6. 32 cm 32 minggu
7. 36 cm 36 minggu
8. 40 cm 40 minggu
(Walyani. 2015:80)

4) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan

nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan

pertumbuhan janin.

5) Pemberian imunisasi TT

Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT

yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada

tempat penyuntikan.
17

Tabel 2.5 Pemberian Imunisasi TT ibu hamil


Imunisasi Interval % Masa perlindungan
perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC 0% Tidak ada
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80% 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95% 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99% 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99% 25 tahun/ seumur
hidup
(Walyani.2015:81)

6) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi

anemia pada ibu hamil.

7) Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil.

Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.

8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL)

untuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular

seksual, antara lain syphilish.

9) Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan

indikasi penyakit gula/ DM atau riwayat gula pada keluarga ibu dan

suami.
18

10) Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditunjukkan kepada ibu hamil.

11) Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat

pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit.

12) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil

didaerah endemik malria atau kepada ibu dengan gejala khas

malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil.

13) Pemberian kapsul minyak beryodium

Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan

kretin yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana tanah

dan air tidak mengandung unsur yodium.

14) Temu wicara

Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong

orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai

dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapinya (Walyani. 2015:83).


19

2.1.1.5 Buku KIA

Buku KIA merupakan instrumen pencatatan semua pelayanan

kesehatan yang diterima sejak ibu hamil sampai anak usia 5 tahun dan

sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan, dan antar tenaga kesehatan

dan keluarga. Buku KIA juga dimanfaatkan pada Jaminan Kesehatan

Nasional, Program Keluarga Harapan, Pengembangan Anak Usia Dini yang

Holistik dan Terintegratif (Kemenkes. 2015:61-62).

2.1.1.6 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

Program Perencanana dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan

kegiatan yang difasilitasi oleh bidan bertujuan untuk meningkatkan peran

aktif suami,keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang

aman dan persiapan menghadapi komplikasi persalinan.

Manfaat dari P4K antara lain: meningkatnya cakupan ANC sesuai

standar, meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil,

meningkatnya kemitraan bidan dan dukun serta menurunnya kejadian

kesakitan dan kematian ibu (Kemenkes RI. 2015:64-66).


20

Gambar 2.1 Stiker P4K

2.1.1.7 Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar kelompok tentang

kesehatan ibu hamil, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan,

serta mengubah sikap dan perilaku ibu mengenai kehamilan, persalinan,

perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir melalui praktik dengan

menggunakan buku KIA. Susunan Kegiatan dalam kelas ibu hamil yaitu:

Pertemuan I : Penjelasan umum kelas ibu hamil dan perkenalan peserta.

Curah pendapat tentang materi pertemuan-I

Materi kelas ibu hami antara lain : Pengertian kehamilan,

tanda kehamilan, keluhan yang sering dialami, perubahan

fisik, perubahan emosial, pemeriksaan kehamilandan

pelayanan pada ibu hamil.

Pertemuan II : Review materi pertemuan-I, curah pendapat materi

pertemuan ke-II, Materi kelas ibu hamilantara lain :


21

tanda-tanda awal persalinan, tanda-tanda persalinan,

proses persalinan, inisiasi menyusui dini, KB pasca

bersalin dan pelayanan nifas.

Pertemuan III : Review materi pertemuan ke-II, curah pendapat materi

pertemuan ke-III, materi kelas ibu hamil antara lain :

penyakit malaria gejala dan akibatnya, cara penularan

malaria, cara pencegahan malaria, IMS, HIV virus

penyebab AIDS, cara pencegahan HIV/AIDS, KEK dan

Anemia.

Pertemuan IV : Review materi pertemuan ke-III, curah pendapat materi

pertemuan ke-IV, materi kelas ibu hamil antara lain :

tanda bayi lahir sehat, perawatan bayi baru lahir,

pelayanan kesehatan neonatus (6 jam-8 jam), tanda

bahaya baru lahir, cacat bawaan, PMK dan Posisi dan

perlekatan menyusui yang benar (Kemenkes. 2015: 65-

69).

2.1.1.8 Senam Hamil

Senam saat kehamilan adalah metode persiapan persalinan non

farmakologis. Ini membantu untuk meringankan sindrom nyeri (sendi, sakit

pinggang) selama kehamilan. Ini juga membantu memperbaiki masalah

gravidic (kram kaki, sakit punggung, kenaikan berat badan, dll.). Ini adalah
22

metode pelatihan fisik dan psikologis sesuai dengan mekanisme alami

persalinan (Lawani, dkk. 2013:15).

Tabel 2.6 Senam Hamil

No Gerakan Gambar
1. Duduk tegak, kaki diluruskan kedepan. Tarik
jari-jari kearah tubuh secara perlahan lalu
lihat ke depan. Ulangi gerakan sebanyak 10
kali.
2. Duduk tegak, kaki diluruskan kedepan. Tarik
jari-jari kearah tubuh secara perlahan lalu
dorong ke depan. Ulangi gerakan sebanyak 10
kali.
2. Duduk bersila, kedua telapak tangan
diletakkan di atas lutut, lalu tekan lutut ke
arah bawah secara perlahan. Ulangi gerakan
sebanyak 10 kali.
3. Berbaring miring pada sebelah sisi dengan
lutut di tekuk untuk cara tidur yang nyaman.
4. Tidurlah terlentang dan lutut di tekuk ,arah
telapak tangan ke bawah dan berada di
samping badan , angkatlah pinggang secara
perlahan. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali.
5. Badan dalam posisi merangkak, tarik napas
dan angkat perut berikut punggung ke atas
dengan wajah menghadap ke bawah
membentuk lingkaran. Kemudian perlahan-
lahan mengangkat wajah hembuskan napas,
turunkan punggung kembali dengan perlahan.
Ulangi gerakan sebanyak 10 kali.
6. Tidurlah terlentang, tekuk lutut kanan lalu
gerakkan perlahan kearah kanan lalu
kembalikan. Kemudian lakukan hal yang
sama pada lutut kiri. Ulangi gerkakan
sebanyak 10 kali.
7. Tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan
saling menempel, rapatkan kedua tumit, kaki
kiri dan kanan saling menempel. Kemudian
kedua lutut digerakkan perlahan-lahan ke arah
kiri dan kanan. Ulangi gerakan 8 kali.
23

8. Cara utnuk pernapasan saat persalinan


Cari posisi yang nyaman, seperti duduk
bersandar, berbaring serta kaki diregangkan,
posisi merangkak, atau duduk di kursi.
Kemudian tarik nafas dari hidung dan
keluarkan melalui mulut.
9. Latihan cara mengejan saat persalinan
Cari posisi yang nyaman seperti setengah
duduk serta kaki diregangkan. Perlahan-lahan
tarik napas sebanyak 3 kali dan pada hitungan
ke 4 tarik napas kemudian tahan napas, sesuai
arahan pembantu persalinan. Kemudian
mengejan ke arah pantat.
10. Latihan pernafasan pada saat persalinan
Letakkan kedua tangan di atas dada. Buka
mulut lebar-lebar, bernapas pendek sambil
mengatakan hah-hah-hah.
(Kemenkes RI. 2011)

2.1.2 Konsep Dasar Persalinan

2.1.2.1 Definisi Persalinan

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentase

belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu

maupun janin (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:2).

2.1.2.2 Sebab-sebab terjadinya Persalinan

a. Teori penurunan hormone progesterone

Pada akhir kehamilan kadar progresteron menurun menjadi otot

rahim sensitive sehingga menimbulkan his.


24

b. Teori keregangan otot

Semakin bertambahnya usia kehamilan akan membuat otot rahim

meregang. Oleh karena itu, isinya bertambah dan menimbulkan

kontraksi untuk mengeluarkan isinya atau mulai persalinan.

c. Teori peningkatan hormon oksitosin

Pada akhir kehamilan hormone oksitosin bertambah sehingga

dapat menimbulkan HIS.

d. Teori plasenta menjadi tua

Dengan tuanya kehamilan placenta menjadi tua, villi corialis

mengalami perubahan sehingga kadar progesterone dan estrogen

menurun membuat otot rahim sensitive dan menimbulkan HIS

(Nuriasih. 2012:4).

2.1.2.3 Tanda-Tanda Persalinan

a. Adanya Kontraksi Rahim

Pada umumnya, tanda awal persalinan adalah mengejangnkan

rahim atau disebut kontraksi, setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase

yaitu: Increment adalah ketika intensitas terbentuk, acme adalah Puncak

atau maximum, dan deccement adalah Ketika otot relaksasi.

b. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir (blood slim) paling sering terlihat sebagai rabas lendir

bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan perdarahan


25

murni. Jika keluar perdarahan yang hebat, dan banyak seperti menstruasi

segera ke rumah sakit.

c. Keluarnya air ketuban

Apabila ketuban yang menjadi tempat perlindungan bayi sudah

pecah, maka sudah saatnya bayi harus keluar. Bila terjadi ketuban pecah

dini,maka akan terdapat bahaya infeksi pada bayi.

d. Pembukaan serviks

Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat diketahui

dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan pemeriksaan untuk

menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher rahim

(Purwoastuti & Elisabeth. 2015:7-11).

2.1.2.4 Tahapan-tahapan Persalinan

a. Kala I (pembukaan)

Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu :

1) Fase laten

Fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Fase laten

dimulai dari pembukaan 1 - 4 cm biasa berlangsung kurang dari 8

jam.
26

2) Fase aktif

Pada fase ini frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat

(kontraksi adekuat 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih). Pembukaan servik 4 – 10

cm, biasanya berlangsung dngan kecepatan 1cm/lebih per jam

sampai pembukaan lengkap 10 cm. Fase ini dibagi atas 3 fase :

a) Akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4

cm.

b) Dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm.

c) Diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan

9 cm menjadi 10cm/lengkap.

b. Kala II kala pengeluaran janin

Saat uterus dengan kekuatan his dan ditambah kekuatan

mengejan akan mendorong janin hingga keluar. Pada kala ini his

terkoordinir, kuat, cepat dan lebih kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala

janin telah turun masuk ruang panggul secara reflektoris menimbulkan

rasa ingin mengejan. Terjadi tekanan pada rektum, membuat ibu merasa

ingin BAB dan anus membuka.

Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :

1) Primipara berlangsung 1,5 jam – 2 jam

2) Multipara berlangsung 0,5 jam-1 jam


27

c. Kala III: Kala uri

Kala III adalah waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta).

Setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras,

fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali

sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbuk his pengeluaran dan

pelepasan uri, dalam waktu 1-5 menit plasenta terlepas terdorong

kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan,

seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Dan

pada penegluaran plasenta biasanya disertai dengan penegluaran darah

kira-kira 100-200 cc.

Tanda kala III dari 2 fase :

1) Fase pelepasan uri

Mekanisme pelepasan uri terdiri atas :

a) Schultze yaitu plasenta yang lepas terlebih dahulu di tengah

kemudian terjadi reteroplasenter hematoma yang menolak

plasenta awalnya ditengah kemudian seluruhnya, menurut cara

ini perdarahan biasanya tidak banyak sebelum uri lahir dan

banyak setelah uri lahir.

b) Dunchan yaitu lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir

terlebih dahulu dari lahir (20%). Darah akan mengalir semua

antara selaput ketuban

c) Lepasnya plasenta serempak dari tengah dan pinggir.


28

2) Fase pengeluaran plasenta:

Tanda-tanda pelepasan plasenta:

a) Rahim menonjol diatas sympisis

b) Tali pusat bertambah panjang

c) Rahim bundar dan keras

d) Terjadi semburan darah

d. Kala IV (tahap pengawasan)

Pada kala IV ini digunakan untuk melakukan pengawasan

terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan dilakukan selama kurang

lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari

vagina, tapi tidak banyak yang berasal dari pembuluh darah yang ada

didinding rahim terlepasnya plasenta. Pada beberapa keadaan,

pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini

disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak

berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan

pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat dapat dilakukan

tindakan secepatnya (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:13-16).

2.1.2.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Persalinan

a. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir dibagi menjadi:

1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)


29

2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, ligament-ligamen.

Ukuran-ukuran panggul :

a) Distonsia Spinarum:jarak antara kedua spina iliaka anterior superior

24-26 cm.

b) Distonsia kristarum: jarak antara kedua Krista iliaka kanan dan kiri

28-30 cm.

c) Konjungata eksterna: 18-20 cm.

d) Lingkaran panggul 80-100cm.

e) Conjungate diagonalis: 12,5 cm

f) Distansia tuberum: 10,5 cm

Untuk menilai penurunan bagan terendah janin, ditentukan dengan

bidang hodge, yaitu :

a) Hodge I : Sejajar dengan pintu atas panggul.

b) Hodge II : Sejajar dengan hodge I, melalui tepi bawah

symphisis.

c) Hodge III : Sejajar dengan hodge II, melalui spina

iscyadica.

d) Hodge IV : Sejajar dengan hodge III, melalui ujung os

coccygis.

b. Power (kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah:

1) His (kontraksi uterus)

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding

uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri . Pada waktu kontraksi,
30

otot-otot rahim menguncup sehingga menebal dan lebih pendek.

Kafum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong

amnion ke arah segmen bawah rahim dan cervik. Pembagian dan

sifat his:

a) His palsu atau pendahuluan : his tidak kuat, tidak teratur, dan

dilatasi serviks tidak terjadi.

b) His pembukaan kala I : his pembukaan servik sampai terjadi

pembukaan lengkap 10 am.

c) His pengeluaran atau his mengejan (kala II) : sangat kuat,

teratur, simetris, terakomodasi dan lama.

d) His pelepasa uri (kala III) : kontrasksi sedang untuk

melepaskan dan melahirkan plasenta.

e) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit

nyeri (meriang) pengecilan rahim dalam beberapa jam atau

hari.

2) Mengejan

Dalam tahap ini yang paling menentukan adalah proses

mengejan ibu yang dilakukan dengan benar dan baik. Ibu harus

mengejan sekuat mungkin seirama dengan instruksi yang diberikan.

Ibu diminta menarik nafas panjang dalam beberapa kali saat

kontraksi terjadi lalu buang secara perlahan. Ketika kontraksi


31

mencapai puncaknya, dorong janin dengan mengejan sekuat

mungkin.

c. Pasanger (Janin dan Plasenta)

Janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak,

silang,dan posisi janin.

d. Psiki ibu

Penerimaan ibu atas jalannya perawatan atenatal (petunjuk dan

persiapan untuk menghadapi persalinan), kemampuan ibu untuk bekerja

sama dengan penolong, dan adaptasi terhadap rasa nyeri persalinan.

e. Penolong

Meliputi ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, kesabaran,

pengertiannya dalam menghadapi ibu baik primipara maupun multipara

(Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:19-23).

2.1.2.6 Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan adalah gerakan janin yang

mengakomodasikan diri terhadap panggul ibu. Mekanisme persalinan

dimulai dari kepala janin telah memasuki panggul yang disebut

fiksasi/engagement. Selanjutnya, terjadi penurunan kepala lebih lanjut yang

disebut desensus. Setelah itu, terjadinya fleksi yaitu bagian terkecil janin

masuk panggul dan terus turun kemudian penurunan bertambah hingga


32

ubun-ubun besar. Kemudian, akan terjadi putar paksi dalam yaitu pemutaran

dari bagian depan sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke

depan ke bawah sympisis. Setelah putar paksi selesai dan kepala sampai di

dasar panggul dan ubun-ubun kecil dibawah sympisis, maka terjadi lahirnya

kepala yang disebut ekstensi/defleksi. Setelah kepala lahir, akan terjadi putar

paksi luar yaitu kepala akan memutar kembali ke arah punggung anak

kemudian putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan

tuber ischiadikum. Setelah putar paksi luar, bahu belakang lahir kemudian

bahu depan dan menyusul selanjutnya seluruh badan akan lahir searah

dengan jalan lahir mengikuti kurva jalan lahir yang di sebut ekspulsi (Ilmiah,

Wisia Shofa. 2015:144-148).

2.1.2.7 Kebutuhan Ibu dalam proses persalinan

a. Dukungan fisik dan psikologis

Bidan diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat

diandalkan serta mampu memberikan dukungan, bimbingan dan

pertolongan persalinan. Dukungan juga dapat diberikan oleh orang-

orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun

dokter).

b. Kebutuhan makanan dan cairan

Ibu yang sedang dalam proses persalinan aktif tidak boleh

diberikan makanan padat, karena makan padat lebih lama tinggal dalam
33

lambung dari pada makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih

lambat selama persalinan. Bila ada pemberian obat, dapat juga

merangsang terjadinya mual/muntah yang dapat mengakibatkan

terjadinya aspirasi kedalam paru-paru, untuk mencegah dehidrasi, pasien

dapat diberikan banyak minum segar (jus buah, sup) selama proses

persalinan, namun bila mual/muntah dapat diberikan cairan IV(RL).

c. Kebutuhan eliminasi

Selama proses persalinan kandung kemih harus dikosongkan

setiap 2 jam. Bila pasien tidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan

kateterisasi. Rektum yang penuh juga akan mengganggu penurunan

bagian terbawah janin, namun bila pasien mengatakan ingin BAB, bidan

harus memastikan adanya tanda dan gejala masuk pada kala II.

d. Posisioning aktifitas

Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks saat proses

persalinan sedapat mungkin bidan mendukung ibu dalam pemilihan

psosisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternatif-alternatif hanya

apabila tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya

sendiri atau bagi bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir sebagai

pendamping ibu, bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang

mendukung ibu tersebut (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:27-31).


34

2.1.2.8 Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan kala I

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK-

KR.2012:52).

Tabel 2.7 Cara Pengisian Lembar Depan Partograf

No Pengisian Waktu Pengisian Keterangan


1. Informasi Saat masuk Kala Informasi Ibu yang di isi : Nama,
tentang ibu 1 fase aktif Umur, Gravida, Para, alamat, RM,
tanggal dan waktu dirawat, Jam
Ketuban Pecah, Jam mulai mules-
mules.
2. DJJ Tiap 30 Menit Di isi dengan tanda titik
3. Air Ketuban Saat Pecah Di isi dengan lambang:
U:Ketuban utuh (belum pecah)
J :Ketuban sudah pecah dan air
ketuban jernih
M:Ketuban sudah pecah dan air
ketuban bercampur mekonium
D:Ketuban sudah pecah dan air
ketuban bercampur darah
K:Ketuban sudah pecah dan tidak
ada air ketuban (kering)
4. Penyusupan Sesuai pecahnya Di isi dengan lambang :
ketuban 0:tulang-tulang kepala janin
terpisah, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi
1:tulang-tulang kepala janin hanya
saling bersentuhan
2: tulang-tulang kepala janin saling
tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan
3:tulang-tulang kepala janin
tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan
5. Pembukaan Tipa 4 jam Di Isi dengan tanda X sesuai lajur
besarnya pembukaan
6. Penurunan Tiap 4 jam Di isi dengan tanda O di lajur
35

besarnya pembukaan
7. Kontraksi Tiap 30 menit ˂20 detik diberi tanda titik-titik.
20-40 detik diberi tanda garis-garis
˃40 detik diberi arsiran(isi penuh
kotak)
8. Oksitosin U/L Tiap 30 menit Di tulis saat diberikan saja
(Jika diberikan)
9. Obat dan Saat Pemberian Di tulis obat dan cairan yang di
cairan berikan
10. Nadi Tiap 30 menit Di isi dengan tanda titik
11. Tekanan Tiap 4 jam Di isi dengan tanda panah
Darah
12. Suhu Tiap 2 jam Di isi Sesuai hasil pengukuran
13. Urine Tiap kali ibu Di isi volume kemih ibu
berkemih
(JNPK-KR.2012:54–66)

Tabel 2.8 Cara Pengisian Lembar Belakang Partograf

No Pengisian Keterangan
Data Dasar Data yang di isi antara lain tanggal, nama bidan, tempat
1. persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan
merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk.
2. Kala I Pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati
garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi,
penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut.
3. Kala II Terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat
janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan
dan hasilnya.

4. Kala III Terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin,


penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus,
plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit,
laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada
tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di
samping jawaban yang sesuai.
5. Bayi Baru Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan
Lahir panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru
36

lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan


terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang
disediakan serta beri tanda ada kotak di samping jawaban
yang sesuai.
6. Kala IV Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu,
tinggi fundus, kontraksi uterus, kan¬dung kemih dan
perdarahan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan
setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah
melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil
pemeriksaan dan Jawab pertanyaan mengenai masalah
kala IV pada tempat yang telah disediakan
(JNPK-KR.2012:54-66)

2.1.2.9 Asuhan Persalinan 60 langkah

a. Kala II

1) Mengenali gejala dan tanda kala II

Ibu merasakan ada dorongan meneran yang kuat, tekanan yang

semakin meningkat pada rectum dan vagina, perenium tampak

menonjol serta vulva dan sfingter ani membuka.

2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera

pada ibu dan bayi baru lahir, ampul okitosin. Masukkan spuit ke

bak instrumen.

3) Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan

4) Melepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan

dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.


37

5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

pmeriksaan dalam.

6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang

memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat suntik).

7) Bersihkan vulva perineum, menyekanya dengan hati-hati dari

anterior ke posterior menggunakan kapas yang dibasahi air DTT.

8) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap

maka lakukan amniontomi

9) Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0.5%, lepas sarung

tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit ). Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

10) Periksa DJJ setelah kontraksi uterus mereda, DJJ normal (120-

160x/menit)

11) Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

bak, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan

sesuai dengan keingannya

12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa

ingin mengejan atau kontraksi kuat


38

13) Lakukan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran

atau timbul kontraksi yang kuat

14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi

yang nyaman. Jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

dalam selang waktu 60 menit

15) Letakkan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi ) diperut bawah

ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong

ibu

17) Buka tutup partus set

18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan

kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala

untuk mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya

kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapas cepat

dan dangkal.

20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat ( ambil tindakkaan

sesuai jika hal itu terjadi ). Jika tali pusat melilit leher secara

longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala bayi. Jika tali

pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan

potong tali pusat diantara kedua klem tersebut


39

21) Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luar yang berlangsung

secara spontan

22) Setelah putaran paksi luar selesai pegang kepala bayi secara

bipariental. Anjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi. Dengan

lembut gerakkan kepala kearah bawah hingga bahu depan muncul

dibawah arkus pubis kemudian gerakkan kearah atas untuk

melahirkan bahu belakang.

23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang

kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang lengan dan siku sebelah atas.

24) Penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai

dan kaki, pegang kedua kaki.

25) Lakukan penilaian sepintas ( Bayi menangis kuat, nafas baik, tonus

otot baik) letakkan bayi diatas perut ibu.

26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya kecuali kedua tangan tanpa membersihkan verniks

b. Kala III

27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi kedua

28) Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi

baik

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit

IM di 1/3 paha( lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)


40

30) Menjepit tali pusat sekitar 5 cm dari pusat dan ±2 cm dari klem

pertama setelah 2 menit bayi lahir.

31) Memegang tali pusat yang dijepit dengan 1 tangan, gunting tali

pusat diantara 2 klem tsb. Mengikat tali pusat dengan benang DTT.

32) Membiarkan bayi kontak kulit dengan ibu. Selimuti ibu-bayi

dengan kain kering dan hangat, pasang topi di kepala bayi

33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu ( diatas

simpisi), untuk mendeteksi kontraksi tangan lain memegang klem

untuk menegangkan tali pusat

35) Tegangkan tali pusat kearah dorso kranial

36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah

dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal

maka lanjutkan dorongan ke cranial hingga plasenta dapat

dilahirkan anjurkan ibu meneran bila ada kontraksi

37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, pegang plasenta dengan

kedua tangan dan memutar plasenta searah jarum jam, sehingga

selaput plasenta terpilih kemudian melahirkan plasenta.

38) Letakkan tangan kiri di atas fundus dan makukan masase uterus

dengan gerakan melingkar.

39) Periksa kedua sisi plasenta pastikan plasenta telah dilahirkan

lengkap.
41

40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum

41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, bilas

dengan air DTT dan keringkan

c. Kala IV

43) Pastikan kandung kemih kosong

44) Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi

45) Evalusi dan estimasi jumlah kehilangan darah

46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik

47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik

(40-60 kali/menit)

48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klori 0,5%

untuk dekontaminasi selama 10 menit

49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai

50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT

51) Pastikan ibu merasa nyaman

52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%


42

53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit

54) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian

keringkan

55) Celupkan sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan

fisik bayi

56) Dalam 1 jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,

vitamin K1 1 mg IM dipaha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik

bayi baru lahir, pernapasan bayi normal ( 40-60mkali/menit) dan

suhu tubuh (36,5-37,5 0C ) setiap 15 menit

57) Setelah 1 jam pemberian Vit K1 berikan suntikkan imunisasi

hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam

jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

didalam laruratan klorin 0,5% selama 10 menit

59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

bersihkan

60) Lengkapi partograf.


43

2.1.3 Konsep dasar Masa Nifas

2.1.3.1 Definisi Masa Nifas

Masa nifas (puerpenium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Frisca, Tresnawati.2012:204).

2.1.3.2 Tahapan Masa Nifas

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan.

b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluaruh alat-alat genital.

c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi (Purwoastuti & Elisabeth. 2015:2-3).

2.1.3.3 Tujuan Masa Nifas

Tujuan masa nifas yaitu membantu ibu dan pasangannya selama

masa transisi awal mengasuh anak, menjaga kesehatan ibu baik fisik maupun

psikologinya, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan

bayinya serta memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi, dan perwatan

bayi sehat (Purwoastuti & Elisabeth. 2015:1).


44

2.1.3.4 Perubahan Fisiologis masa Nifas

a. Involusi Uterus

Involusi (pengerutan uterus) merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 30 gram.

Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot

polos uterus.

Tabel 2.9 TFU dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusar, 2 jari di bawah pusar 1.000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gr
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal seperti sebelum hamil 30 gr
(Kemenkes RI.2015:130)

b. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam

uterus. Jumlah total pengeluaran seluruh periode lochea rata-rata kira-

kira 240-270 ml. Lochea terbagi 4 tahap yaitu:

1) Lochea Rubra/Merah (Cruenta)

Cairan yang keluar berwarna merah, berisi darah segar, jaringan

sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan

meconium. Berlangsung pada hari 1- 3 postpartum.


45

2) Lochea Sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung pada hari ke 4 – 7 postpartum.

3) Lochea Serosa

Cairan berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,

leukosit, dan robekan/laserasi plasenta. Berlangsung pada hari ke 8

– 14 postpartum.

4) Lochea Alba/Putih

Cairan berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,

selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Berlangsung

selama 2 – 6 minggu postpartum (Kemenkes. 2015 : 134-135).

5) Lochea purulenta

Yaitu lochea yang terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan

berbau busuk.

6) Lochea stasis

Yaitu lochea yang keluarnya tidak lancar (Purwoastuti & Elisabeth.

2015:63-68).

2.1.3.5 Perubahan Psikologis masa Nifas

a. Fase Taking In

Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari

hari ke-1 sanpai hari ke-2 setelah melahirkan. Pada fase ini ibu sedang
46

berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali

menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir.

Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti mules,

nyeri padaa jahitan, kurang tidur dan kelelahan.

b. Fase Taking Hold

Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antar hari ke-3

sampai hari ke-10 setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa

khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam

merawt bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensetif, sehingga mudah

tersinggung dan marah. Dukungan moril sangat diperlukan untuk

menumbuhkan kepercayaan diri ibu.

c. Fase Letting Go

Fase latting go adalah menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah

mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan

untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan

lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya (Kemenkes.

2015:137-138).

2.1.3.6 Proses laktasi dan menyusui

a. Proses laktasi

Selama masa nifas payudara bagian alveolus mulai optimal

memproduksi air susu (ASI). Dari alveolus, ASI disalurkan ke dalam


47

saluran kecil (duktulus), di mana beberapa saluran kecil bergabung

membentuk saluran yang lebih besar (duktus). Dibawah areola, saluran

yang besar mengalami pelebaran disebut sinus. Di dalam dinding

alveolus maupun saluran, terdapat otot yang apabila berkontraksi dapat

memompa ASI keluar (Kemenkes. 2015:135).

b. ASI Eksklusif

Asi ekslusif adalah bayi diberi ASI saja, sejak usia 30 menit

postnatal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain

(Purwoastuti & Elisabeth. 2015:24).

c. Manfaat ASI

1) Manfaat Bagi Bayi

Manfaat ASI untuk bayi yaitu, ASI sumber gizi yang ideal

dengan komposisi yang seimbang, ASI mengandung zat kekebalan

tubuh bayi dari penyakit dan infeksi, ASI dapat meningkatkan

kecerdasan bayi dan dengan pemberian ASI dapat meningkatkan

jalinan kasih sayang antara bayi dan ibu.

2) Manfaat bagi ibu

Manfaat bagi ibu yaitu, mengurangi perdarahan dan anemia

setelah melahirkan, mempercepat pemulihan rahim ke bentuk

semula, lebih ekonomis dan murah serta dapat mengurangi

kemungkinan menderita kanker (Purwoastuti & Elisabeth. 2015:24-

27).
48

d. Cara Menyusui yang benar

Letakkan kapala bayi pada siku ibu bagian dalam, badan bayi

menghadap kebadan ibu dan lengan bayi diseputar pinggang ibu.

Tangan ibu memegang pantat / paha bayi, sangga payudara ibu dengan

empat jari tangan dan ibu jari diatasnya tetapi tidak menutupi bagian

yang berwarna hitam, sentuh mulut bayi dengan puting susu ibu

kemudian masukkan puting payudara ke dalam mulut bayi sampai

bagian yang berwarna hitam.

Setelah bayi selesai minum ASI sendawakan bayi dengan cara

sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai

bayi bersendawa atau denga cara bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu

sambil digosok punggungnya (Purwoastuti & Elisabet. 2015:29-30).

2.1.3.7 Kebutuhan Ibu dalam masa Nifas

a. Nutrisi dan cairan

Nutrisi yang di butuhkan ibu pada masa nifas yaitu dengan

mengkonsumsi tambahan 500kalori/hari. Minum air sedikitnya 3L/hari.

Ibu nifas juga di haruskan mengkonsumsi Pil zat besi untuk menambah

zat gizi, setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.

b. Pemberian kapsul Bitamin A 200.000 IU

Kapsul vitamin A 200.000 IU pada masa diberikan sebanyak 2

kali, pertama segera setelah lahir, kedua diberikan setelah 24 jam

pemberian kapsul vitamin A pertama. Manfaat kapsul Vitamin A untuk


49

ibu nifas yaitu: meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu

(ASI), bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi dan kesehatan

ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan.

c. Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijaksanaan agar

secepat mungkin bidan membimbing ibu pestpartum bangun dari tempat

tidurnya dan membimbing ibu berjalan. Ibu postpartum sudah

diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.

d. Eliminasi

Ibu diminta buang air kecil 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam

belum berkemih atau sudah berkemih <100 cc, maka dilakukan

katerisasi. Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar setelah hari

ke-2 postpartum. Jika hari ke-3 belum juga BAB, maka perlu diberikan

obat pencahar per oral atau per rektal.

e. Personal Hygien

Sarankan ibu untuk mengganti pembalut dua kali sehari, mencuci

tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah

kelaminnya dan bagian ibu yang mempunyai luka episiotomi atau

laserasi, disarankan untuk mencuci luka dengan air dingin dan

menghindari menyentuh daerah tersebut.


50

f. Istirahat dan tidur

Sarankan ibu untuk istirahat yang cukup. Tidur siang atau

beristirahat selagi bayi tidur.

g. Seksual

Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas kapan saja ibu siap

dan secara fisik aman serta tidak ada rasa nyeri (Kemenkes. 2015:139–

141).

2.1.3.8 Kunjungan Masa Nifas

a. Kunjungan (6-8 jam setelah persalinan)

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan . RUJUK bila

ada perdarahan berlanjut !

3) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga

cara mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri

4) Pemberian ASI awal

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6) Mencegah bayi tetap dengan cara mencegah hipotermi

7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.


51

b. Kunjungan (6 hari setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak

ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

5) Memastikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

talipusat, dan menjaga bayi tetap hangat serta merawat bayi sehari-

hari

c. Kunjungan (2 minggu setelah persalinan)

Sama dengan 6 hari setelah persalinan

d. Kunjungan (6 minggu setelah persalinan)

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi

2) Memberikan konseling untuk KB secara alam (Juraidi,dkk.

2013:24)

2.1.3.9 Tanda Bahaya Masa Nifas

a. Infeksi masa nifas

b. Perdarahan pervaginan yang bnyak atau tiba-tiba bertambah banyak

c. Pengeluaran pervaginan yang berbau busuk


52

d. Rasa sakit bagian bawah abdomen / punggung

e. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah

penglihatan

f. Pembengkakan diwajah atau tangan

g. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau merasa tidak

enak badan

h. Payudara yang berubah merah, panas dan terasa sakit

i. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama

j. Rasa sakit, merah, nyeri tekan dan atau pembengkakan kaki

k. Merasa sangat sedih atau tidak mau mengasuh sendiri bayinya / diri

sendiri.

l. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah (Masruroh. 2013:77).

2.1.3.10 Perawatan Payudara Masa Nifas

Perawatan payudara adalah suatu tindakan perawatan payudara

yang dilaksanakan, baik oleh ibu post partum maupun di bantu oleh

orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah

melahirkan. Ibu menyusui hendaknya melakukan perawatan payudara

untuk meningkatkan kelancaran pengeluaran ASI dan kecantikan payudara

pasca menyusui (Sholichah, Nur. 2013 : 5).


53

Tabel 2.10 Perawatan Payudara Masa Nifas

No Gerakan Gambar
1. Kompres kedua puting dengan
menggunakan minyak kelapa/baby oil
selama ±3-5 menit

2. Kedua telapak tangan diletakkan di tengah


diantara kedua payudara denga ujung-ujung
jari menghadap kebawah. Kemudian kedua
telapak tangan ditarik keatas melingkari
payudara ke bawahdan dipelas dengan
cepat. Gerakan dilakukan ±20 kali

3. Mengurut payudara dari pangkal kearah


puting memakai genggaman tangan
menyeluruh atau ruas-ruas jari. Gerakan
dilakukan ±20 kali.
4. Tangan kanan menyangga payudara kanan,
kemudian sisi tangan kiri mengurut
payudara ke arah puting susu. Tujuannya
agar Asi dapat keluar dengan lancar.
Gerakan dilakukan ±20 kali.
5. Setelah selesai pengurutan, payudara
disiram dengan air hangat dan dingin secara
bergantian selama ± 5 menit (air hangat
dahulu kemudian air dingin). Dan kemudian
keringkan
(Astutik, Reni yeni. 2014:57)

2.1.3.11 Senam Nifas

Manfaat dilakukannya senanm nifas yaitu dapat membantu

penyembuhan rahim, perut dan otot panggul, menormalkan sendi-sendi, dan

mengurangi sakit perut dan pinggang.


54

Tabel 2.11 Senam Nifas

No Gerakan Gambar
1. Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan
tangan diatas perut di bawah area iga-iga.
Napas dalam dan lambat melalui hidung
kemudian keluarkan melalui mulut,
kencangkan dinding abdomen untuk
membantu mengosongkan paru-paru-paru.
2. Berbaring telentang, lengan diletakkan diatas
kepala, telapak tangan terbuka keatas.
Kendurkan lengan kiri sedikit dan
regangkan lengan kanan. Pada waktu yang
bersamaaan rilekskan kaki kiri dan
regangkan kaki kanan sehingga ada regangan
penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
3. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit
diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan
selama tiga detik dan kemudian rileks.
4. Berbaring, lutut ditekuk.
Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut
sampai tulang punggung mendatar dan
kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik
kemudian rileks.
5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan
dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan bahu
kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan
rilekskan dengan perlahan.
6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan
lengan lurus di bagian luar lutut kiri.
7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah
kepala dan kedua kaki diluruskan. angkat
kedua kaki sehingga pinggul dan lutut
mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu
luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan
vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali
ke lantai.
8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke
atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung
kasur, badan agak melengkung dengan letak
pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan
55

gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar


dan meregangkan. Lakukan ini selama
setengah menit.
9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti
lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam
keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah
menit.
10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan
ke atas dan ke bawah seperti gerakan
menggergaji. Lakukan selama 1/ 2 menit.
11. Tidur telentang kedua tangan bebas
bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut
mendekati badan, bergantian kaki kiri dan
kaki kanan, sedangkan tangan memegang
ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki
sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan
gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.
12. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas,
kedua tangan di bawah kepala. Jepitlah
bantal diantara kedua kakidan tekanlah
sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan
angkatlah pantat dari kasur dengan
melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4
sampai 6 kali selama setengah menit.
13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas,
kedua lengan di samping badan. kaki kanan
disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang
kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki
dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam
gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4
sampai 6 kali selama setengah menit.
(Kemenkes RI. 2011)

2.1.4 Konsep dasar Neonatus

2.1.4.1 Definisi

Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses

kelahiran, berusia 0-28 hari. Neonatus memerlukan penyusaian fisiologi


56

berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke

kehidupan ekstrauterine) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan

baik (Marmi. 2014:1).

2.1.4.2 Ciri-ciri Neonatus Normal

a. Berat badan 2500-4000 gram

b. Panjang badan 48-52 cm

c. Lingkar kepala 33-35 cm

d. Lingkar dada 30-38 cm

e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit

f. Pernafasan 40-60 kali/menit

g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subcutan cukup.

h. Rambut lanugo tidak terihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

i. Kuku agak panjang dan lemas

j. Genetalia

1) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora

2) Laki-laki tesis sudah turun, skrotum sudah ada

k. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l. Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikegetkan sudah baik

m. Refeks graps atau menggenggam sudah baik

n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan (Marmi. 2014:9).


57

2.1.4.3 Klasifikasi Neonatus Menurut Gestasi

a. Kurang bulan (preterm infant) : kurang dari 259 hari (37 minggu).

b. Cukup bulan (term infant) : 259 sampai 294 hari (37-42 minggu).

c. Lebih bulan (postterm infant) : lebih dari 294 hari (42 minggu)atau lebih

(Marmi. 2014:4).

2.1.4.4 Klasifikasi Neonatus Menurut Berat Lahir

a. Neonatus berat lahir rendah : kurang dari 2500 gram.

b. Neonatus berat lahir cukup : antara 2500-4000 gram.

c. Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram (Marmi. 2014:4).

2.1.4.5 Asuhan pada Neonatus

a. Pencegahan kehilangan panas

Pada bayi baru lahir mekanisme pengaturan suhu tubuhnya

belum berfungsi sempurna.. Jika tidak segera dilakukan upaya

pencegahan kehilangan panas maka BBL dapat mengalami hipotermi.

Bayi dengan hipotermi beresiko tinggi untuk mengalami sakit berat atau

bahkan kematian. Hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya

dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

1) Mekanisme dalam kehilangan panas :

a) Evaporasi yaitu kehilangan panas akibat penguapan cairan

ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri.


58

Kehilangan panas juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak

segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan tubunya

tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

b) Konduksi yaitu kehilangan panas tubuh melalui kontak

langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

Contohnya meja, tempat tidur, atau timbangan yang

teperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi.

c) Konveksi yaitu kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi

terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bisa juga jika ada

aliran dingin dari kipas, hembusan udara dingin.

d) Radiasi yaitu kehilangan panas yang terjadi karena bayi

ditempatkan di dekat benda benda yang mempunyai suhu lebih

rendah dari suu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas

dengan cara ini karena benda benda tersebut menyerap radiasi

panas tubuh bayi.

2) Mencegah Kehilangan Panas

a) Ruang bersalin yang hangat dengan suhu ruangan minimal

25ºC. Tutup semua pintu dan jendela

b) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian

tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan

verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi.


59

Segera ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang

kering.

c) Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu

ke kulit bayi setelah tali pusat di potong , letakkan bayi

tengkurap di dada ata perut ibu. Usahakan kepala bayi berada

diantara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari

puting payudara ibu.

d) Inisiasi Menyusu Dini

e) Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan

panas.

f) Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan

pasang topi di kepala bayi.

g) Lakukan penimbangan setalah satu jam kontak kulit ibu ke

kulit bayi dan bayi selesai menyusui. Bayi sebaiknya

dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak kurang dari

enam jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil

h) Rawat Gabung, ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan

selama 24 jam. Ini adalah cara yang paling mudah untuk

menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera

menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.

i) Resusitasi dalam lingkungan yang hangat.


60

j) Transportasi hangat. Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar

tetap hangat selama dalam perjalanan.

k) Pelatihan untuk petugas kesehatan dan konseling untuk

keluarga tentang hipotermi meliputi tanda-tanda dan

bahayanya.

b. Pemotongan dan Perawatan tali pusat

Setelah 2 menit bayi lahir, jepit tali pusat dengan dengan klem

kemudian dorong isi tali pusar ke arah ibu dan jepit tali pusar dengan

jarak 2 cm dari klem pertama. Lindungi perut bayi, dan potong tali pusar

diantara kedua klem. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril.

Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin

0,5%.

c. Inisiasi Menyusu Dini

Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, esklusif

selama 6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping

ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih

sayang (asih), memberikan nutrisi terbaik (asuh) dan melatih refleks dan

motorik bayi (asah).

d. Pencegahan Perdarahan

Sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna

yang membuat BBL berisiko untuk mengalami perdarahan. Untuk

mencegah kejadian tersebut, maka pada semua bayi baru lahir, apalagi
61

bayi berat lahir rendah diberikan suntikan vitamin K1 sebanyak 1 mg

dosis tunggal, intra muskular pada anterolateral pada paha kiri.

e. Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setalah

pemberian vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi hepatitis B

bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama

jalur penularan ibu bayi.

f. Pemberian Imunisasi Dasar

Imnisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu

penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan

terhadap penyakit yang sedang mawabah atau berbahaya bagi seseorang.

Tujuan dari pemberian imunisasi adalah untuk mengurangi angka

penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan, bahkan

bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.

Tabel 2.12 Sasaran Jadwal Imunisasi pada Bayi

Jenis Penyakit yang di Usia Jumlah Interval


imunisasi cegah pemberian pemberian minimal
Hepatitis B Hepatitis B 0-7 hari 1 kali -
BCG TBC (tuberkolosis) 1 bulan 1 kali -
Polio/IPV Polio 1,2,3,4 bulan 4 kali 4 minggu
Difteri, pertusis,
DPT-Hb-Hib tetanus, hepatitis B, 2,3,4 bulan 3 kali 4 minggu
infeksi HIB
Campak Campak 9 bulan 1 kali -
(Kemenkes RI. 2015:166-167)
62

2.1.4.6 Adaptasi Fisiologi pada Neonatus

a. Perubahan sistem Pernapasan

Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar

sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Dengan beberapa kali

tarikan napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus

bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari

paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

b. Perubahan sistem peredaran darah

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk

mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna

mengantarkan oksigen ke jaringan.

c. Sistem Pengaturan Suhu

Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat,

bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang

jauh lebih dingin. Suhu dingin menyebabkan air ketuban menguap lewat

kulit sehingga mendinginkan darah bayi.

d. Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.

Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami

maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan

tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.


63

e. Perubahan Sistem Ginjal

Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan

meningkat, mungkin urine akan tampak keruh termasuk berwarna merah

muda. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat kandung kemih bayi saat

lahir, tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama

12-24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini.

f. Perubahan Sistem Reproduksi

Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas tetapi

anak perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya.

Kedua jenis kelamin ini mungkin memperlihatkan pembesaran

payudara, terkadang disertai sekresi cairan pada puting pada hari ke 4-5

karena adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon ibu.

Pada anak perempuan, peningkatan kadar estrogen selama masa

hamil yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan

pengeluaran suatu cairan atau terkadang bercak darah melalui vagina.

g. Perubahan Sistem Integumen

Pada bayi baru lahir cukup bulan, kulit berwarna merah.

Sementara itu, bayi prematur memiliki kulit tembus pandang. Bayi baru

lahir tidak memerlukan pemakaian bedak atau krim karena zat-zat kimia

dapat memengaruhi kulit bayi (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:137).


64

2.1.4.7 Kunjungan Neonatal

a. Pengertian kunjungan neonatal

Kunjungan neonatal adalah kontak neonatus dengan tenaga

kesehatan minimal dua kali. Kunjungan pertama kali pada hari pertama

dengan hari hari ke tujuh (sejak 6 jam setelah lahir). Kunjungan kedua

kali pada hari ke delapan sampai hari kedua puluh delapan (Walyani,

Elisabeth Siwi. 2015:142).

b. Cakupan kunjungan neonatal

Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neonatus yang

mendapatkan pelayanan sesuai standar sedikitnya 3 kali, yaitu 1 kali

pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3-7 dan 1 kali pada hari ke 8-28

setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Walyani,

Elisabeth Siwi. 2015:143).

2.1.5 Konsep Dasar Keluarga Berencana (KB)

2.1.5.1 Definisi Keluarga Berencana(KB)

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur

jumlah anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi

atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga (Purwoastuti &

Elisabeth. 2015:182).
65

2.1.5.2 Tujuan Program KB

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan

NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) dan meningkatkan

penggunaan alat kontrasepsi dan kesehatan keluarga berencana dengan cara

pengaturan jarak kelahiran (Purwoastuti & Elisabeth. 2015:182).

2.1.5.3 Macam-macam Alat Kontrasepsi

a. Kontrasepsi alami

Kontrasepsi alami dengan Metode amenore laktasi (MAL)

adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air susu Ibu (ASI)

secara ekslusif, artinya tanpa makanan atau minuman tambahan hingga

usia 6 bulan. Cara kerja MAL adalah dengan penundaan atau penekanan

ovulasi.

Keuntungan MAL antar lain : tidak mengganggu saat

berhubungan seksual, efektif bila digunakan secara benar, tidak perlu

obat atau alat, dan tanpa biaya. Kerugian dari MAL adalah perlu

persiapan dan perawatan sejak awal kehamilan serta tidak melindungi

dari IMS (Nina & rinawati. 2013:30).

c. Alat Kontrasepsi Modern

1) Hormonal

a) Suntik

Metode suntik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu suntuk

1 bulan dan 3 bulan. Suntik 1 bulan merupakan kombinasi 25


66

mg DEPO medrogsiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol

sipionat yang diberikan injeksi IM (Instamuskular) sebulan

sekali. Suntik 3 bulan merupakan metode kontrasepsi dengan

jenis DMPA (depot medroxy progesterone acetate) dengan

dosis 150 mg dan di berikan tiap 3 bulan. Cara kerja KB suntik

yaitu : menekan ovulasi, lendir serviks menjadi kental dan

sedikit, membuat endometrium menjadi kurang baik dan

menghambat transpor ovum dalam tuba valopi.

Keuntungan metode ini yaitu : tidak berpengaruh dalam

hubungan seks, tidak di perlukan pemeriksaan dalam, dan

cocok untuk ibu menyusui (suntik 3bulan) (Nina & rinawati.

2013:87-89).

b) Implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang di pasangkan di

bawah kulit. Cara kerja implan yaitu : mengentalkan lendir

serviks, memperlambat pembentukan endometrium dan

menekan ovulasi (Nina & rinawati. 2013:109-112).

Keuntungan metode ini yaitu : dapat digunakan oleh

wanita menyusui dan tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau

dipakai sebelum melakukan hubungan seksual. Kerugian

metode ini yaitu : dapat memengaruhi siklus menstruasi, tidak

melindungi terhadap penyakit menular seksual dan dapat


67

menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita

(Purwoastuti & Elisabeth. 2015 : 206-207).

2) Non hormonal

a) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR/IUD merupakan alat kontrasepsi yang

dimasukkan dalam rahim. Cara Kerja metode ini yaitu :

menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi,

mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

dan memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam

uterus.

Keuntungan metode ini yaitu : berjangka panjang

sampai 10 tahun dn dapat dipakai oleh semua perempuan usia

reproduksi. Kerugian motode ini yaitu : pemasangan dan

pencabutan memerlukan pelatihan dan tidak boleh dipakai oleh

perempuan yang terpapar pada IMS (Affandi, Biran. 2012 :

80-81).

2) Sterilisasi

a) Tubektomi

Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan

yang tidak ingin anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk

melakukan tubektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik


68

dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakah

seseorang klien sesuai untuk mengggunakan metode ini.

Keuntungan metode ini yaitu : keluhan lebih sedikit

dibandingkan dengan kontrasepsi lain dan lebih praktis, karena

hanya memerlukan satu kali tindakan saja. Kerugian metode ini

yaitu : rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek

setelah tindakan, dan ada kemungkinan mengalami resiko

pembedahan (Purwoastuti & Elisabeth. 2015:208).

b) Vasektomi

Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk laki-laki

yang tidak ingin anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk

melakukan vasektomi sehingga perlu pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan tambanhan lainnya untuk memastikan apakah

seseorang klien sesuai untuk menggunakan metode ini

(Affandi, Biran. 2012:95).

Keuntungan metode ini yaitu : tingkat kegagalan sangat

kecil, alat kontrasepsi yang permanen dan lebih ekonomis

karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.

Kerugian metode ini yaitu : tidak dapat dilakukan pada orang

yang masih ingin memiliki anak dan harus ada tindakan

pembedahan minor (Purwoastuti & Elisabeth. 2015:209).


69

2.2 Konsep Teori Standar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil TM. III, sampai

dengan Nifas dan KB

2.2.1 Standar Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil TM. III

2.2.1.1 Pengkajian Data

a. Data subyektif

Tanggal pengkajian : Jam :

1) Biodata

Identitas Ibu hamil TM.III dan suami

a) Nama ibu hamil TM.III dan suami

Untuk mengetahui identitas klien ibu hamil TM.III dan suami.

b) Usia Ibu hamil TM.III dan suami

Untuk mengetahui Ibu hamil TM.III mempunyai resiko tinggi

atau tidak.

c) Agama

Untuk mengetahui kepercayaan Ibu hamil TM.III terhadap

agama yang dianut sehingga memudahkan dalam melakukan

asuhan dan pendekatan.

d) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil TM.III

/suami sebagai dasar dalam memberikan KIE.


70

e) Pekerjaan

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan ibu hamil

TM.III dalam aktivitasnya.

f) Alamat

Untuk mengetahui daerah ibu hamil TM.III/suami dan adat

kepercayaan serta budaya sebagai kemudahan berkomunikasi.

2) Anamnesa

a) Alasan Kunjung

Ibu hamil TM.III ingin memeriksakan kehamilannnya

b) Keluhan utama

Keluhan yang paling sering dirasakan ibu hami TM.III seperti:

nyeri punggung, sesak nafas, sering kencing.

c) Riwayat Menstruasi

(1) Menarche : 12 tahun (4) Lama : 7 hari

(2) Siklus : 28 hari (5) Warna : Merah segar

(3) HPHT :-

d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas dan KB yang lalu

(1) Kehamilan

Untuk mengetahui ibu sebelumnya pernah hamil berapa

kali, dan apakah ada penyulit kehamilan.


71

(2) Persalinan

Meliputi jenis persalinan, ditolong siapa, dimana dan

bagaimana keadaan bayi (PB/BB) waktu lahir, ada atau

tidak ada penyulit .

(3) Nifas

Meliputi ada tidaknya penyulit/gangguan selama nifas,

laktasi, atau tidak.

(4) Riwayat KB

Alat kontrasepsi apa yang pernah digunakan, lamanya, dan

alasan mengapa klien menggunakan alat kontrasepsi

tersebut serta keluhannya.

e) Riwayat kehamilan sekarang

Yang ditanyakan usia kehamilan berapa bulan mulai periksa,

berapa kali dan dimana serta dimana imunisasi yang telah

didapat, obat-obatan apa yang telah didapatkan, keluhan serta

informasi yang pernah diberikan waktu periksa hamil.

f) Riwayat kesehatan

(1) Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu tidak pernah menderita pernyakit menular (Sifilis,

HIV/AIDS) menurun (Asma) dan menahun (Jantung).


72

(2) Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga dari ibu dan suami tidak pernah menderita

penyakit menular (Sifilis, HIV/AIDS) menurun (Asma)

dan menahun (Jantung).

g) Riwayat psikologi

Bagaimana perasaan ibu, suami dan keluarga dalam menerima

kehamilan kehamilan kehamilan ini, serta mengatasi ketakutan

dan kecemasannya.

h) Latar belakang soisal

Kebiasaaan–kebiasaan yang ada di lingkungan, kebiasaan yang

menyebabkan kesehatan dari yang menjunjung kesehatan.

i) Pola kesehatan sehari-hari

(1) Pola Nutrsi

Sebelum hamil : makan 3x/ hari,porsi cukup ( nasi, lauk,

sayur), minum 6-7 gelas/hari.

Selama hamil : 3x/hari dengan porsi sedikit (nasi, lauk,

sayur), minum 8- 9 gelas air putih .

(2) Pola eliminasi

Sebelum hamil : BAK 5-6x/hari warna kuning, bau

khas.BAB 1x/hari konsentrasi lembek,

warna kuning, bau khas.


73

Selama hamil : BAK7-8x/hari warna kuning, bau khas.

BAB 1x/hari konsentrasi lembek, warna

kuning, bau khas.

(3) Pola istirahat/tidur

Sebelum hamil : tidur siang 1,5 jam, tidur malam 8 jam.

Selama hamil : tidur siang 2 jam, tidur malam 8 jam.

(4) Pola Aktifitas

Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan

rumah sendiri

Selama hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan

rumah sendiri

(5) Personal hygine

Sebelum hamil : mandi 3x/hari, keramas 3x/minggu,

gosok gigi 3x/hari, ganti baju 2x/hari,

Selama hamil : mandi 3x/hari, keramas 3x/minggu,

gosok gigi 3x/hari, ganti baju 2x/hari.

(6) Pola Seksual

Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan

seksual 4x/minggu

Selama hamil : ibu mengatakan selama hamil

melakukan hubungan seksual

1x/minggu.
74

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV :

(1) Tekanan Darah : 110/80 – 120/80 MmHg

(2) Nadi : 80 – 100 x/menit

(3) Pernapasan : 16 – 24 x/menit

(4) Suhu : 36,5 – 37,5 0C

d) LILA : 23,5 – 26 cm

e) TB : >145 cm

f) BB : Penambahan 6,5-16 kg selama kehamilan

2) Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

(1) Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak ada

ketombe.

(2) Muka : tidak oedema dan tidak pucat.

(3) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih.

(4) Hidung : tidak ada secret, tidak ada polip,

(5) Telinga : simetris, tidak ada sekret.

(6) Mulut : tidak stomatitis, tidak ada gigi caries, bibir

lembab.
75

(7) Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, puting susu

menonjol.

(8) Abdomen : pembesaran sesuai umur kehamilan, terdapat

linea nigra, tidak ada luka bekas operasi.

(9) Genetalia : tidak ada pembengkakan, tidak ada varises

(10) Anus : tidak ada hemoroid.

(11) Ekstremitas atas : Sistemis, tidak oedema, tidak ada

gangguan pergerakan.

(12) Ekstremitas bawah : Simetris, tidak oedema, tidak ada

gangguan pergerakan.

b) Palpasi

(1) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid

(2) Payudara : tidak ada benjolan, belum keluar ASI.

(3) Abdomen :

(a) Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak

melenting (bokong), tinggi fundus uteri

pertengahan antara pusar dan Px.

(b) Leopold II : di bagian kanan perut ibu teraba keras,

panjang seperti papan (PUKA). Di

bagian kiri perut ibu teraba bagian-

bagian kecil janin (ekstremitas).


76

(c) Leopold III : di bagian bawah teraba bulat, keras,

melenting (kepala) dan masih dapat di

goyangkan.

(d) Leopold IV : kepala belum masuk PAP (Konvergen)

Mc Donald :

TFU : 34-35 cm

TBBJ : ((34-35)-12) x 155=3.420-3.565 gram

c) Auskultasi

(1) Dada : tidak ada bunyi ronchi dan whezing.

(2) Abdomen : 120-160 x/menit.

d) Perkusi

Refleks patella : + /+

3) Pemeriksaan penunjang

(1) Golongan Darah : A (3) Reduksi : -

(2) HB : 12gr/dL (4) Albumin : -

2.2.1.2 Perumusan Diagnosa atau masalah kebidanan

DX : G..P… umur kehamilan 34-35 minggu, janin hidup,

tunggal,letak kepala, intra uteri, kesan jalan lahir normal,

keadaan umum ibu dan janin baik.

DS : Keluhan yang paling sering dirasakan ibu hami TM.III

seperti: nyeri punggung, sesak nafas, sering kencing.


77

DO : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 – 120/80 MmHg

Nadi : 80 – 100 x/menit

Pernapasan : 16 – 24 x/menit

Suhu : 36,5 – 37,5 0C

LILA : 23,5 – 26 cm

TB : >145 cm

BB : Penambahan 6,5-16 kg selama kehamilan

Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak

melenting (bokong), tinggi fundus uteri

pertengahan antara pusar dan Px.

Leopold II : di bagian kanan perut ibu teraba keras,

panjang seperti papan (PUKA). Di

bagian kiri perut ibu teraba bagian-

bagian kecil janin (ekstremitas).

Leopold III : di bagian bawah teraba bulat, keras,

melenting (kepala) dan masih dapat di

goyangkan.

Leopold IV : kepala belum masuk PAP (Konvergen)


78

Mc Donald :

TFU : 34-35 cm

TBBJ : ((34-35)-12) x 155=3.420-3.565 gram

Abdomen : 120-160 x/menit

2.2.1.3 Intervensi

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

b. Jelasan pada ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil TM.III

c. Berikan konseling tanda bahaya kehamilan TM.III

d. Informasikan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

e. Dokumentasikan kegiatan pemeriksaan kegiatan.

2.2.1.4 Implementasi

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu dan janin

baik dan normal, dilihat dari TTV dalam batas normal, DJJ

normal dan TBBJ sesuai usia kehamilan

b. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil TM.III yaitu

mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein

seperti nasi, tempe, daging, tahu, sayur-sayuran.

c. Berikan konseling tanda bahaya kehamilan TM.III, yaitu keluar cairan

atau darah dari jalan lahir sebelum waktu persalinan, penglihatan

ibu kabur, sakit kepala yang hebat, bengkak diwajah, jari-jari tangan
79

dan kaki, jika ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya segera datang

ketenaga kesehatan.

d. Menjelaskan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau datang

jika ada keluhan.

e. Mendokumentasikan kegiatan pemeriksaan dalam rekam medik

sebagai bukti pertanggungjawaban bila terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan.

2.2.1.5 Evaluasi

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemerikasaan bahwa keadaan ibu dan janin

baik dan normal, dan ibu merasa senang.

b. Ibu sudah mengerti dengan kebutuhan gizi ibu saat ini dan setiap

harinya ibu mengkonsumsi makanan sepeti nasi,ikan/daging, dan

sayuran.

c. Ibu sudah mengerti dan dapat menyebutkan kembali tanda-tanda

bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan ibu TM.III

d. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang dan akan datang apabila ada

keluhan.

e. Pendokumentasian sudah dilakukan (dicatat) di rekam medik.


80

2.2.1.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP

a. Kunjungan kedua

Tanggal : Jam :

S : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 mmHg – 120/80 mmHg

Nadi : 80-100 x/menit

Suhu : 36,5˚C – 37,5˚C

RR : 16 – 24 x/menit

BB : Penambahan 6,5-16 kg selama kehamilan Lila

: 23,5 – 26 cm

Auskultasi abdomen : DJJ :120 – 160 x/menit

Palpasi abdomen :

Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak melenting

(bokong), tinggi fundus uteri setinggi Px.

Leopold II : di bagian kanan perut ibu teraba keras,

panjang seperti papan (PUKA). Di bagian kiri

perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin

(ekstremitas).
81

Leopold III : di bagian bawah teraba bagian bulat, keras,

melenting (kepala) dan masih dapat di

goyangkan.

Leopold IV : kepala belum masuk PAP (Konvergen)

Mc Donald :

TFU : 36-37 cm.

TBBJ : ((36-37)-12)x155 = 3.720 – 3.875 gr

A : G..P…. UK 36-37 minggu, janin hidup, tunggal, , letak

kepala, intra uteri, kesan jalan lahir normal, KU ibu dan

janin baik.

P :

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, menjelaskan hasil

pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik

dan normal, ibu mengetahui hasil pemeriksan.

2. Ingatkan ibu untuk tetap minum tablet Fe,

Mengingatkan ibu untuk tetap minum tablet Fe Setap

hati, ibu mengerti dan sudah minum tablet Fe setiap

harinya.

3. Informasikan ibu tentang kebutuhan seksual,

Menginformasikan ibu tentang kebutuhan seksual

bahwa ibu tetap diperbolehkan melakukan hubungan


82

seksual pada saat hamil TM III, ibu mengerti dan

tidak menghindari berhubungan seksual.

4. Informasikan tanda-tanda persalinan pada ibu,

menginformasikan tanda-tanda persalinan seperti

keluarnya lendir bercampur darah per vagina, keluarnya

cairan ketuban, ibu mengerti dan bisa mengulang

kembali penjelasan bidan.

5. Mengajarkan ibu senam hamil dengan gerakan seperti :

Duduk tegak, kaki diluruskan kedepan, tarik jari-jari

kearah tubuh secara perlahan lalu ke depan, Tidurlah

terlentang, tekuk lutut kanan lalu gerakkan perlahan

kearah kanan lalu kembalikan, serta Berbaring miring

pada sebelah sisi dengan lutut di tekuk untuk cara tidur

yang nyaman.

b. Kunjungan ketiga

Tanggal : Jam :

S : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tensi Darah : 110/80 mmHg – 120/80 mmHg

Nadi : 80-100 x/menit


83

Suhu : 36,5˚C – 37,5˚C

RR : 16 – 24 x/menit

BB : Penambahan 6,5-16 kg selama kehamilan Lila

: 23,5 - 26 cm

Auskultasi abdomen : DJJ :120 – 160 x/menit

Palpasi abdomen :

Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak melenting

(bokong), TFU 3 jari di bawah Px.

Leopold II : di bagian kanan perut ibu teraba keras,

panjang seperti papan (PUKA). Di bagian kiri

perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin

(ekstremitas).

Leopold III : di bagian bawah teraba bagian bulat, keras,

melenting (kepala) dan tidak bisa di

goyangkan.

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (Divergen)

Mc Donald :

TFU : 38-40 cm.

TBBJ : ((38-40)-11)x155 = 4.185 - 4.495 gr

A : G..P…. UK 38-40 minggu, janin hidup, tunggal, letak kepala,

intra uteri, kesan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik.
84

P :

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, menjelaskan hasil

pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik

dan normal, ibu mengetahui hasil pemeriksan.

2. Informasikan ibu untuk melakukan persiapan

persalinan, menginformasikan ibu untuk mempersiapan

persalinan seperti mempersiapkan semua kebutuhan

yang diperlukan selama persalinan, mempersiapkan diri

menghadapi persalinan, dan mempersiapkan keluarga

sebagai pendamping persalinan, ibu mengerti dan

bersedia melakukan persiapan persalinan

3. Jelaskan pada ibu bila ibu mengalami salah satu

tanda persalinan untuk segera datang ke tenaga

kesehatan, menjelaskan pada ibu bila mengalami salah

satu dari tanda persalinan untuk segera datang

ketenaga kesehatan, ibu mengerti dan bersedia datang

ketenaga kesehatan.

2.2.2 Pencatatan Asuhan Kebidanan Persalinan

2.2.2.1 Kala I

Tanggal : Jam :

S : Ibu mengatakan mules dan mengeluakan lendir bercampur darah.


85

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tensi Darah : 110/80 mmHg – 120/80mmHg

Nadi : 80-100 x/menit

Suhu : 36,5˚C – 37,5˚C

RR : 16 – 24 x/menit

Auskultasi abdomen : DJJ :120 – 160 x/menit

Palpasi abdomen :

Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak melenting

(bokong), TFU 3 jari di bawah Px.

Leopold II : di bagian kanan perut ibu teraba keras, panjang

seperti papan (PUKA). Di bagian kiri perut ibu

teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).

Leopold III : di bagian bawah teraba bagian bulat, keras,

melenting (kepala) dan tidak bisa di goyangkan.

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (Divergen)

Mc Donald :

TFU : 38-40 cm.

TBBJ : ((38-40)-11)x155 = 4.185 - 4.495 gr

VT :

Pembukaan : 0-10 cm
86

Blody show : Ada

Efficement : 25-100%

Ketuban : jernih

Letak : kepala

Molase :0

Hodge : I-IV

His : 4 kali dalam 10 menit, lamanya 45 detik.

A : G...P.. Uk 38-40 minggu, janin hidup, tunggal, letak kepala,

intrauterine, kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin

baik dengan inpartu kala I fase laten- fase aktif.

P :

1. Informasikan pada ibu hasil pemeriksaan, menginformasikan

pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin pada

saat ini dalam kondisi baik, TTV normal, DJJ 140 x/menit, Ibu

telah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Informasikan pada ibu untuk tidur miring ke kiri,

menginformasikan pada ibu untuk tidur miring ke kiri agar

peredaran darah ke janin lancar dan pernafasan ibu lega, Ibu mau

melakukannya

3. Anjurkan ibu untuk makan dan minum, menganjurkan ibu untuk

makan dan minum jika tidak ada his sebagai tenaga saat

mengejan, ibu makan sedikit nasi dan minum teh hangat.


87

4. Anjurkan ibu untuk BAK, menganjurkan ibu untuk BAK bila Ibu

mau melakukannya, ibu mengerti.

5. Tawarkan posisi yang diinginkan ibu saat persalinan,

menawarkan posisi yang diinginkan ibu pada saat proses

persalinan , Ibu ingin menggunakan posisi setengah duduk

6. Tawarkan pendamping saat proses persainan, menawarkan

pendamping pada saat proses persalinan, Ibu ingin didampingi

oleh suaminya.

7. Observasi DJJ jika tidak ada his, mengobservasi DJJ saat tidak

ada his, DJJ 140x/menit.

8. Persipkan ruang dan alat, mempersiapkan ruangan dan alat

partus set, obat-obatan dan alat resusitasi bayi.

9. Observasi kemajuan persalinan, mengobservasi kemajuan

persalinan, observasi sudah di lakukan.

2.2.2.2 Kala II

Tanggal : Jam :

S : Ibu mengatakan mules semakin sering dan kuat, keluar lendir darah

semakin banyak, Berasa ingin BAB dan berasa ingin meneran.

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis
88

TTV :

Tensi Darah : 110/80 mmHg –120/80mmHg

Nadi : 80-100 x/menit

Suhu : 36,5˚C – 37,5˚C

RR : 16 – 24 x/menit

VT :

Pembukaan : 10cm

Blody show : ada

Efficement : 100%

Ketuban : jernih

Letak : kepala

Molase :0

Hodge : IV

DJJ : 120-160 x/ menit.

His : 4 kali dalam 10 menit, lamanya 45 detik.

Terdapat tanda gejala kala II : Ada dorongan meneran, vulva

membuka, perineum menonjol, ada

tekanan pada anus.

Inspeksi Genetalia : kepala sudah tampak di introitus

vagina 5-6 cm.

A : G...P.. dengan inpartu kala II.

P : Sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 1-26


89

1. Kenali tanda gejala kala II perineum meninjol, vulva dan

sfingter ani membuka, mengenali tanda gejala kala II perineum

menonjol, mengecek vulva dan sfingter ani membuka, perineum

ibu menonjol, vulva dan sfingter ani telah membuka.

2. Pastikan kelengkapan alat, bahan dan obat – obatan. Patahkan

ampul okitosin. Masukkan spuit ke bak instrument,

memastikan kelengkapan alat, bahan dan obat –obatan.

Mematahkan ampul okitosin. Memasukkan spuit ke bak

instrument, Sudah dilakukan, alat, bahan dan obat-obatan

sudah lengkap, ampul oksitosin sudah dipatahkan, dan spuit

sudah dimasukkan ke bak instrumen.

3. Pakai celemek plastik, memakai clemek plastic, celemek

plastik sudah dipakai

4. Lepas dan simpan semua perhiasan, cuci tangan, melepas

dan menyimpan semua perhiasan, mencuci tangan, perhiasan

sudah dilepas dan disimpan dan telah mencuci tangan.

5. Pakai sarung tangan DTT di sebelah kanan, memakai sarung

tangan DTT di sebelah kanan, sarung tangan telah dipakai.

6. Masukkan oksitosin ke dalam spuit dan masukkan di bak

instrumen, memasukkan oksitosin dalam spuit dengan

menggunakan tangan sebelah kanan dan memasukkan spuit


90

dalam bak instrumen, oksitosin sudah di masukkan dalam spuit

dan di simpan di bak instrumen.

7. Bersihkan vulva dan perineum, membersihkan vulva dan

perineum, vulva dan perineum sudah dibersihkan.

8. Lakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah

lengkap dan ketuban sudah pecah, melakukan pemeriksaan

dalam, memastikan pembukaan sudah lengkap dan ketuban

sudah pecah, Pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah

pecah.

9. Dekontaminasi sarung tangan, mendekontaminasikan sarung

tangan, saraung tangan sudah di dekontaminasi.

10. Periksa DJJ setelah kontraksi, memeriksa DJJ setelah

kontraksi, DJJ normal.

11. Beritahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap,

memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah

lengkap, ibu dan keluarga sudah diberitahu dan mengerti.

12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi yang

nyaman untuk ibu seperti posisi ½ duduk, meminta bantuan

keluarga untuk menyiapkan posisi yang nyaman untuk ibu

seperti posisi ½ duduk, keluarga bersedia dan kooperatif.

13. Laksanakan pimpinan bimbingan meneran, melaksanakan

pimpinan bimbingan meneran, bimbingan sudah dilakukan.


91

14. Anjurkan ibu untuk berjongkok, berjalan, mengambil posisi yang

nyaman dalam waktu 60 menit, menganjurkan ibu untuk

berjongkok, berjalan, mengambil posisi yang nyaman dalam

waktu 60 menit, ibu bersedia dan kooperatif.

15. Saat kepala janin terlihat pada vulva 5-6 cm, pasang handuk

bersih di atas perut ibu, memasang handuk bersih di atas

perut ibu saat kepala janin terlihat pada vulva 5-6 cm, handuk

sudah dipasang di perut ibu.

16. Letakkan kain 1/3 di bawah bokong ibu, meletakkan kain

1/3 di bawah bokong ibu, sudah diletakkan kain 1/3 di

bawah bokong ibu.

17. Buka partus set, pastikan kelengkapan alat, membuka partus

set, pastikan kelengkapan alat, alat lengkap.

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan, memakai sarung

tangan DTT, sarung tangan sudah di pakai.

19. Saat kepala bayi tampak di bawah sympisis, lindungi

perineum dengan tangan kanan, tangan kiri menahan puncak

kepala agar tidak terjadi defleksi, saat kelapa tampak di bawah

sympisis melindungi perenium dengan tangan kanan dan tangan

kiri menahan puncak kepala, sudah dilakukan.


92

20. Periksa adanya lilitan tali pusat, memerikasa adanya lilitan tali

pusat, pemerikasaan sudah dilakukan dan tidak ada lilitan tali

pusat.

21. Tunggu kepala bayi putar paksi luar, menunggu kepala bayi

putar paksi luar, kepala bayi sudah putar paksi luar.

22. Pegang kepala bayi secara biparietal, cunam bawah untuk

melahirkan bahu depan dan cunam atas untuk melahirkan

bahu belakang, memegang kepala bayi secara biparietal,

cunam bawah untuk melahirkan bahu depan dan cunam atas

untuk melahirkan bahu belakang, sudah dilakukan cunam

atas dan cunam bawah.

23. Geser tangan bawah kearah perineum untuk sanggah kepala,

lengan dan siku. Gunakan tangan atas untuk telusuri lengan dan

siku sebelah atas, menggeser tangan bawah kearah perineum

untu sanggah kepala, lengan dan siku dan menggunakan

tangan atas untuk telusuri lengan dan siku sebelah atas,

sudah dilakukan tangan sudah menyangga kepala, lengan dan

siku bayi telah ditelusuri.

24. Lakukan penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,

bokong, tungkai dan kaki (bayi lahir jam...tgl...jenis

kelamin....), melakukan penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki (bayi lahir


93

jam...tgl...jenis kelamin....), punggung, bokong, tungkai dan kaki

bayi telah ditelusuri.

25. Lakukan penilaian sepintas, melakukan penilaian sepintas,

penilaian sepintas sudah dilakukan bayi dalam keadaan baik

dan normal Apgar Score.......

26. Keringkan tubuh bayi dan ganti handuk basah dengan

handuk yang kering biarkan di atas perut ibu, mengeringkan

tubuh bayi dan ganti handuk basah dengan handuk yang

kering biarkan di atas perut ibu, tubuh bayi sudah

dikeringkan.

2.2.2.3 Kala III

Tanggal : Jam :

S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 mmHg – 120/80mmHg

Nadi : 80-100 x/menit

Suhu : 36,5˚C – 37,5˚C

RR :16 – 24 x/menit
94

TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, plasenta belum lahir,

kandung kemih kosong, perdarahan ±150 cc.

A : P...... dengan inpartu kala III

P : Sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 27-42

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi

kedua, memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada

bayi kedua, uterus telah diperiksa tidak ada bayi kedua.

28. Beritahu ibu akan disuntikkan oksitosin agar uterus

berkontraksi dengan baik, memberitahu ibu akan disuntikkan

oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik, suntik oksitosin

sudah dibeikan dan uterus berkontraksi dengan baik.

29. Setelah 1 menit dari kelahiran bayi, suntikkan oksitosin 10 unit

secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral,

menyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 paha atas

bagian distal lateral setelah 1 menit dari kelahiran bayi,

oksitosin sudah disuntikkan kepada ibu.

30. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Dorong tali pusat kearah distal dan jepit kembali tali pusat pada

2 cm distal dari klem pertama, menjepit tali pusat dengan

klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. mendorong tali pusat kearah


95

distal dan menjepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari

klem pertama, sudah dilakukan penjepitan tali pusat.

31. Pegang tali pusat dan lakukan pemotongan tali pusat

diantara 2 klem dan ikat dengan benang DTT, memegang

tali pusat dan lakukan pemotongan tali pusat diantara 2

klem dan ikat dengan benang DTT, tali pusat bayi telah

dipotong.

32. Biarkan bayi kontak kulit dengan ibu, selimuti ibu dan bayi

dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi, membiarkan

bayi kontak kulit dengan ibu, menyelimuti ibu dan bayi

dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi, bayi

sudah hangat dan tidak hipotermi.

33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm

dari vulva, memindahkan pada tali pusat hingga berjarak 5-10

cm dari vulva, klem sudah dipindahkan 5-10 cm dari vulva.

34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu di atas

simpisis untuk mendeteksi kontraksi dan tangan satunya

menegangkan tali pusat, meletakkan satu tangan di atas kain

pada perut ibu di atas simpisis untuk mendeteksi kontraksi

dan tangan satunya menegangkan tali pusat, tangan sudah

berada diatas perut ibu dan terdapat kontraksi( kontraksi baik).


96

35. Tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil melakukan dorso

cranial, menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil

melakukan dorso cranial, tali pusat sudah ditegangkan dan telah

dilakukan dorso cranial.

36. Keluarkan plasenta dengan melakukan penegangan dan

dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas, tarik tali

pusat searah sejajar lantai dan mengikuti poros jalan lahir

dan lahirkan plsenta, mengeluarkan plasenta dengan

melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga

plasenta terlepas, tarik tali pusat searah sejajar lantai dan

mengikuti poros jalan lahir dan lahirkan plsenta, placenta

telah dikeluarkan.

37. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan memegang dan memutar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada

wadah yang disediakan.(plasenta lahir spontan dan lengkap

pada tanggal...jam....), melahirkan plasenta dengan memegang

dan memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin

kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang

disediakan saat plasenta terlihat di introitus vagina, plasenta

sudah lahir dan disimpan ditempat placenta.


97

38. Lakukan masase uterus dengan tangan di atas fundus dengan

gerakan melingkar, melakukan masase uterus dengan tangan

di atas fundus dengan gerakan melingkar, masase telah

dilakukan dan kontraksi baik.

39. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi

dan memastikan kelengkapan placenta, memastikan kedua sisi

plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan memastikan

kelengkapan ketuban, placenta sudah diperiksa dan lengkap.

40. Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan

perineum, mengevaluasi kemungkinan adanya laserasi pada

vagina dan perineum, tidak ada laserasi.

41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan, memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan

tidak terjadi perdarahan, uterus berkontraksi dengan baik.

42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, bilas

dengan air DTT dan keringkan, mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%,

membersihkan noda darah dan cairan tubuh, membilas dengan

air DTT dan mengeringkannya.


98

2.2.2.4 Kala IV

Tanggal : Jam :

S : ibu mengatakan leleh dan capek serta merasa perutnya masih mules.

O : Keadaan umum : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 mmHg – 120/80 mmHg

Nadi : 80 – 100 x/menit

Suhu : 36,50C – 37,50C

RR : 16-24 x/menit

TFU : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi uterus : baik

Kandung Kemih : kosong

Perdarahan : <500 cc

A : P...... dengan inpartu kala IV

P : Sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 43-60

43. Pastikan kandung kemih kosong, memastikan kandung kemih

kosong, kandung kemih kosong.

44. Ajari ibu/keluarga cara masase, mengajari ibu cara masase, ibu

mengerti dan kooperatif

45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah, mengevaluasi

dan mengestimasi jumlah kehilangan darah, perdarahan < 500cc.


99

46. Periksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik,

memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik,

nadi ibu normal dan keadaan ibu baik.

47. Periksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernapas dengan

baik, memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi

bernapas dengan baik, bayi bernafas dengan baik.

48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klori

0,5% untuk dekontaminasi selama 10 menit, menempatkan

semua peralatan bekas pakai dalam larutan klori 0,5% untuk

mendekontaminasi selama 10 menit, peralatan bekas pakai sudah

di rendam dalam larutan klorin 0,5%.

49. Buang bahan – bahan terkontaminasi ke tempat sampah,

membuang bahan – bahan terkontaminasi ke tempat sampah,

bahan-bahan yang terkontaminasi sudah dibuang.

50. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, membersihkan

ibu dengan menggunakan air DTT, ibu sudah bersih.

51. Pastikan ibu merasa nyaman, memastikan ibu merasa nyaman,

ibu merasa nyaman.

52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%,

mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5%, tempat bersalin sudah didekontaminasi


100

53. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,

mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin

0,5%, sarung tangan telah dicelupkan kedalam larutan klorin 0,5

54. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mencuci tangan

dengan sabun dan air mengalir, sudah dilakukan cuci tangan di

air mengalir.

55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan

fisik bayi, memakai sarung tangan DTT untuk pemeriksaan fisik

bayi dan antropometri KU, Suhu, BB, TB,FO, MO, SOB, Lida,

Pemeriksaan sudah dilakukan keadaan fisik bayi normal.

56. Beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin K1 1 mg IM

dipaha kiri bawah lateral setelah 1 jam kelahiran, memberikan

salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin K1 1 mg IM dipaha

kiri bawah lateral setelah 1 jam kelahiran, salep mata dan injeksi

Vit K1 sudah diberikan.

57. Beri suntikkan imunisasi hepatitis B dipaha kanan bawah lateral

setelah 1 jam injeksi Vit K1, memberi suntikkan imunisasi

hepatitis B dipaha kanan bawah lateral setelah 1 jam injeksi Vit

K1,

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

didalam laruratan klorin 0,5% selama 10 menit, melepaskan


101

sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam didalam

laruratan klorin 0,5% selama 10 menit, sarung tangan sudah di

lepas dan direndam dalam larutan klorin 0,5%.

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan,

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir dan

mengeringkannya, tangan sudah dicuci dan di keringkan.

60. Lengkapi partograf, melengkapi partograf, partograf sudah

dilengkapi.

2.2.3 Pencatatan asuhan kebidanan nifas

2.2.3.1 Kunjungan 6 jam post Partum (Kunjungan 1)

Tanggal : Jam :

S : Ibu mengatakan masih terasa mules pada perutnya setelah

melahirkan.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 – 120/80 mmHg

Nadi : 60-80 x/menit

RR : 16 - 24 x/menit

Suhu : 36,50C -37,50C

TFU : 2 jari di bawah pusat


102

Kontraksi : keras

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : <500cc

Lochea : Rubra, bau biasa,tidak ada bekuan darah atau

butir- butir darah beku (ukuran jeruk kecil),

jumlah perdarahan sedikit

Payudara : sudah keluar kolostrum

Genetalia : Tidak ada robekan perenium

A : P... dengan 6 jam post partum

P :

1. Fasilitasi vitamin A pada ibu dan Fe/hari, memfasilitasi

vitamin A pada ibu dengan dosis 200.000 IU untuk

dikonsumsi pada hari pertama dan hari kedua dan Fe/hari

selama 40 hari, ibu sudah diberikan vitamin A dan tablet Fe

dan mau mengkonsumsinya.

2. Jelaskan pada ibu tentang rasa mulesnya, menjelaskan

kepada ibu bahwa rasa mules yang dialami ibu saat ini

adalah normal, karena proses pulihnya rahim seperti

sebelum hamil, ibu megerti dan tenang mendengar

penjelasan.

3. Informasikan Ibu atau keluarga untuk mencegah perdarahan,

menginformasikan ibu atau salah satu keluarga untuk


103

mencegah perdarahan karena atonia uteri dengan cara

memasase perut ibu menggunakan telapak tangan dengan

meletakkan di perut ibu dan sedikit ditekan dan diputar agar

tidak terjadi perdarahan, ibu dan keluarga faham dan bisa

melakukannya.

4. Anjurkan ibu untuk mulai mobilisasi, menganjurkan ibu

untuk mobilisasi seperti miring kiri, miring kanan, duduk,

kemudian berjalan ke kamar madi secara perlahan lahan, ibu

faham dan sudah melakukan mobilisasi seperti miring kiri

dan kanan serta duduk.

5. Informasikan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin,

menginformasikan ibu untuk memberikan ASI sedini

mungkin dengan cara menyusi bayi segera setelah lahir, agar

bayi mendapat ikatan batin antara ibu dan bayi, ibu sudah

memberikan ASI segera setelah lahir.

6. Ajarkan ibu teknik menyusui yang benar, mengajarkan ibu

teknik menyusui yaitu posisi kepala bayi berada disiku ibu

dan bokong bayi disanggah oleh tangan ibu dengan posisi

badan bayi lurus, seluruh areola masuk kedalam mulut bayi,

menganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya setiap saat

jika bayi menginginkan, ibu mengerti dan bisa menyusui

bayinya dengan teknik yang benar.


104

7. Lakukan rawat gabung, melakukan rawat gabung antara ibu

dan bayi, yaitu menempatkan bayi dan ibu dalam satu

ruangan agar hubungan ibu dan bayi lebih dekat dan ibu

dapat memberikan ASI secara dini dan sesering mungkin,

bayi sudah berada satu ruangan dengan ibu.

8. Lakukan konseling gizi ibu nifas, melakukan konseling

tentang gizi ibu nifas meliputi :

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

b) Tidak tarak

c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu

untuk minum setiap kali menyusui)

d) Tablet zat besi harus diminum untuk menambahkan zat

gizi setidaknya selama 40 hari pasca postpartum

Ibu mengerti dan mau mengikuti yang di sampaikan.

2.2.3.2 Kunjungan 6 hari post partum (Kunjungan Ke 2)

Tanggal : jam :

S : Ibu mengatkan masih keluar darah dari vaginanya berwarna

kecoklatan.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis
105

TTV :

Tekanana Darah : 110/80 – 120/80 mmHg

Nadi : 60-80 x/menit

RR : 16 - 24 x/menit

Suhu : 36,50C -37,50C

TFU : pertengahan pusat dan simpisis

Lochea : sanguinolenta

Payudara : Keluar ASI

A : P..... 6 hari post partum

P :

1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik, menginformasikaan

ibu hasil pemeriksaan baik, ibu tahu dan merasa senang.

2. Evaluasi tentang teknik menyusui yang benar, mengevaluasi

tentang teknik menyusui yang benar, ibu sudah menyusui

bayinya dengan teknik yang benar sesuai dengan yang di

ajarkan.

3. Nilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelahiran

pascamelahirkan, menilai adanya tanda-tanda demam,

infeksi atau kelahiran pascamelahirkan, ibu tidak demam

maupun infeksi.
106

4. Ajarkan ibu perawatan payudara, mengajarkan ibu cara

perawatan payudara : Kompres kedua puting dengan

menggunakan minyak kelapa/baby oil, mengurut payudara

dari pangkal kearah puting memakai genggaman tangan

menyeluruh atau ruas-ruas jari dan menyiram payudra

dengan air hangat dan dingin secara bergantian, ibu bisa

mengulangi cara perawatan payudara sendiri dan bersedia

melakukannya.

5. Informasikan pada ibu untuk istirahat yang cukup,

menginformasikan pada ibu untuk ikut tidur di saat bayi nya

tidur agar ibu tidak kelelahan mengurus bayinya, ibu

mengerti dan mau melakukannya.

6. Informasikan pada ibu untuk kontrol ulang,

menginformasikan pada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu

mendatang atau saat ada keluhan, ibu bersedia.

2.2.3.3 Kunjungan 2 minggu Post partum (Kunjungan Ke 3)

Tanggal : jam :

S : Ibu mengatkan tidak ada keluhan

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 – 120/80 mmHg


107

Nadi : 60-80 x/menit

RR : 16 - 24 x/menit

Suhu : 36,50C -37,50C

TFU : tidak teraba

Lochea : serosa

Payudara : pengeluaran ASI lancar, tidak terdapat bendungan

ASI

A : P...... 2 minggu post partum

P :

1. Ajarkan ibu untuk senam nifas, mengajarkan ibu untuk

senam nifas yaitu posisi tidur terlentang, kaki lurus dan

kedua tangan disamping badan kemudian lutut ditekuk

kearah perut 90º secara bergantian antara kaki kiri dan kaki

kanan. Jangan menghentakkan ketika menurunkan kaki,

lakukan perlahan tapi bertengga. Lakukan gerakan sebanyak

8 kali. Ibu bersedia melakukan senam.

2. Informasikan pada ibu untuk kontrol ulang,

menginformasikan pada ibu untuk kontrol ulang 1 bulan

mendatang atau saat ada keluhan, ibu bersedia.


108

2.2.3.4 Kunjunga 6 minggu Post Partum (Kunjunga Ke 4)

Tanggal : jam :

S : Ibu mengatkan tidak ada keluahn

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 – 120/80 mmHg

Nadi : 60-80 x/menit

RR : 16 - 24 x/menit

Suhu : 36,50C -37,50C

TFU : tidak teraba

Lochea : alba

A : P...... 6 minggu post partum

P :

1. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, jelaskan

ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ibu tahu

hasil pemeriksaan dan senang mendengarnya.

2. Jelaskan ibu jenis-jenis kontrasepsi, jelaskan ibu jenis-jenis

kontrasepsi serta kelebihan dan kekurangan tiap jenis

kontrasepsi, ibu paham dan mengerti jenis-jenis kontrasepsi

serta kekurangan dan kelebihannya.


109

3. Informasikan ibu untuk memilih salah satu jenis kontrasepsi

yang akan digunakan, informasikan ibu memilih salah satu

kontrasepsi, ibu ingin musyawarah dengan suaminya dulu.

2.2.4 Pencatatan Asuhan Kebidanan Neonatus

2.2.4.1 Asuhan Neonatus Umur 6 jam (Kunjungan ke 1)

Tanggal : Jam :

S : ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pukul :… WIB, bayi

sudah bisa minum ASI.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Nadi : 120-160x/menit

Suhu : 36,5-37,5 ˚C

RR : 40-60x/menit

LD : 30-38cm.

BB : 2500gr-4000gr

PB : 48-52cm

LK : 33-35 cm

LILA : 10,5 – 11,5 cm

Kepala : Ubun-ubun datar, terdapat darah, lemak,

verniks caseosa.
110

Dada : simetris, puting susu menonjol.

Perut : tali pusat tidak ada perdarahan, masih basah dan

terjepit dengan klem UC (umbilical cord)

Genetalia : testis turun untuk laki-laki, labia minor tertutupi

labia minora untuk perempuan.

Anus : normal, tidak ada atresia anni.

Kulit : kemerahan

Akral : hangat

Gerak bayi : aktif

Reflek : baik

A : By Ny.X, Neonatus cukup bulan usia 6 jam dengan keadaan

umum baik dan normal

P :

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

pada bayi, mencuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan pada bayi, cuci tangan telah dilakukan

sebelum dan sesudah tindakan pada bayi.

2. Jelaskan pada ibu dan keluarga cara merawat tali pusat,

menjelaskan pada ibu dan keluarga cara merawat tali pusat,

ibu dan keluarga mengerti dan paham cara merawat tali pusat

pada bayi
111

3. Rawat bayi dalam lingkungan yang bersih kering dan hangat,

merawat bayi di lingkungan yang bersih dan hangat untuk

mempertahankan suhu tetap normal karena pengaruh

lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh, dan

menghindari terjadinya infeksi.

4. Mandikan bayi setelah 6 jam, memendikan bayi setelah 6

jam bayi baru lahir dapat menyesuaikan dengan

lingkungannya sehingga kemungkinan terjadi hypothermi

sangat kecil, bayi sudah dimandikan.

5. Ibu dan bayi sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya

sudah baik dan jelaskan pada ibu agar control ke bidan untuk

melihat kondisi bayi, menjelaskan pada ibu agar control ke

bidan untuk melihat kondisi bayi, ibu mengerti.

2.2.4.2 Asuhan Neonatus Umur 6 hari (Kunjungn ke 2)

Tanggal : jam :

S : ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada keluhan.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Nadi : 120-160x/menit

Suhu : 36,5-37,5 ˚C
112

RR : 40-60x/menit

BB : 2500gr-4000gr

PB : 48-52cm

Abdomen : tali pusat sudah lepas

A : By Ny.X, Neonatus usia 6 hari dengan keadan umum baik dan

normal

P :

1. informasikan ibu hasil pemeriksaan, menginformasikan ibu

hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik, ibu senang

mendengarnya.

2. Pantau ibu cara menyusui yang baik dan benar, memantau

ibu cara menyusui yang baik dan benar, ibu menyusui

bayinya secara baik dan benar.

3. Informasikan pada ibu untuk mengusui bayinya secara

Ekslusif 2 jam sekali atau saat bayi lapar,

menginformasikan pada ibu untuk mengusui bayinya

secara Ekslusif 2 jam sekali atau saat bayi lapar, ibu

mengerti dan kooperatif.

4. Jelaskan pada ibu dan keluarga tanda bahaya pada bayi,

menjelaskan pada ibu dan keluarga tanda bahaya pada bayi

seperti bayi kuning, kejang, ibu mengerti dan dapat

mengulang penjelasan.
113

2.2.4.3 Asuhan Neonatus Umur 14 hari (Kunjungan ke 3)

Tanggal : jam :

S : ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada keluhan.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Nadi : 120-160x/menit

Suhu : 36,5-37,5 ˚C

RR : 40-50x/menit

BB : 2500gr-4000gr

PB : 48-52cm

A : By Ny.X Neonatus usia 14 hari dengan keadan umum baik dan

normal

P :

1. Informaasikan ibu hasil pemeriksaan bayi,

menginformasikan ibu hasil pemeriksaan bayi nya sehat, ibu

senang mendengarnya.

2. Informasikan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif,

menginformasikan ibu untuk tetap memberikan ASI

eksklusif , ibu mau melakukannya.

3. Informasikan pada ibu untuk membawa bayinya ke

posyandu secara rutin, menginformasikan pada ibu agar


114

membawa bayinya ke posyandu secara rutin untuk

memantau tumbuh kembang, ibu mau melakukannya.

2.2.4.4 Asuhan Bayi (Kunjungan ke 4)

Tanggal : jam :

S : ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada keluhan.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Nadi : 120-160x/menit

Suhu : 36,5-37,5 ˚C

RR : 40-50x/menit

BB : 2500gr-4000gr

PB : 48-52cm

A : By Ny. X dengan keadan umum baik dan normal

P :

1. Lakukan konseling tentang imunisasi BCG, melakukan

konseling tentang imunisasi BCG yaitu pada saat bayi usia 1

bulan, ibu mengerti kapan bayi harus diimunisasi BCG.

2. Informasikan pada ibu untuk membawa bayinya ke

posyandu secara rutin, menginformasikan pada ibu agar


115

membawa bayinya ke posyandu secara rutin untuk

memantau tumbuh kembang, ibu mau melakukannya.

2.2.5 Pencatatan Asuhan Kebidanan KB

2.2.5.1 Kunjungan ke 1

Tanggal : jam :

S : Ibu datang ingin melakukan pemsangan alat kontrasepsi

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tensi Darah : 110/80 mmHg–120/80 mmHg

Nadi : 80-100 x/menit

Suhu : 36,5˚C – 37,5˚C

RR : 16 – 24 x/menit

A : Ny X umur ..... tahun calon akseptor baru KB

P :

1. Lakukan konseling pra pemasangan alat kontrasepsi,

melakukan konselin pra pemasangan alat kontrasepsi kepada

ibu seperti jenis kontrasepsi, kekurangan dan kelebihannya,

efek samping, dan cara pemasangan, ibu mengerti dan tetap

memilih kontrasepsi tersebut.


116

2. Lakukan pemeriksaan sebelum pemasangan, melakukan

pemeriksaan sebelum pemasangan sesuai dengan alat

kontrasepi yang ibu pilih, keadaan ibu baik dan normal.

3. Lakukan pemasangan jenis kontrasepsi sesuai yang

diinginkan ibu, melakukan pemasangan jenis kontrasepsi

sesuai yang diinginkan ibu, ibu bersedia dan kontrasepsi

sudah dipasang.

4. Lakukan konseling pasca pemasangan alat kontrasepsi,

melakukan konseling pasca pemasangan alat kontrasepsi,

ibu menegrti dengan konseling yang diberikan.

5. Informasikan ibu untuk kontrol ulang jika ada masalah,

menginformasikan ibu untuk kontrol jika ada masalah, ibu

bersedia.

2.2.5.2 Kunjungan ke 2

Tanggal : jam :

S : Ibu datang ingin melakukan kontrol ulang setelah pemasangan

KB.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tensi Darah : 110/80 mmHg – 120/80 mmHg


117

Nadi : 80-100 x/menit

Suhu : 36,5˚C – 37,5˚C

RR : 16 – 24 x/menit

A : Ny. X umur ..... tahun akseptor baru KB

P :

1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu,

menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, ibu

mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Lakukan konseling bila terjadi komplikasi, melakukan

konseling pada ibu bila terjadi komplikasi atau keluhan

segera pergi ke tenaga kesehatan, ibu mengerti dan mau

melakukan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan

3.1.1 Asuhan Kehamilan Pada Kunjungan Ke 1

3.1.1.1 Standar I Pengkajian Data

a. Data subyektif

Tanggal pengkajian : 09 Februari 2017 Jam : 16.00 WIB

1) Biodata

a) Nama ibu

(1) Nama : Ny “V”

(2) Umur : 24 tahun

(3) Agama : Islam

(4) Pendidikan : SMU

(5) Pekerjaan : Karyawan Swasta

(6) Alamat : Ds.Kauman Kec.Peterongan Kab. Jombang

b) Nama suami

(1) Nama : Tn “A”

(2) Umur : 37 tahun

(3) Agama : Islam

(4) Pendidikan : Perguruan Tinggi

(5) Pekerjaan : Wiraswasta

118
119

(6) Alamat : Ds.Kauman Kec.Peterongan Kab. Jombang

2) Alasan Kunjungan

Ibu ingin memeriksakan kehamilannnya.

3) Keluhan utama

Ibu merasa nyeri punggung.

4) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu tidak pernah menderita pernyakit menular (Sifilis, HIV/AIDS)

menurun (Asma, DM) dan menahun (Jantung).

b) Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga dari ibu dan suami tidak pernah menderita penyakit

menular (Sifilis, HIV/AIDS) menurun (Asma, DM) dan menahun

(Jantung).

5) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : 12 tahun d) Lama : 7 hari

b) Siklus : 28 hari e) Warna : Merah segar

c) HPHT : 10-06-2017

6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas

Ke UK Komp J.persalinan Penolo BB/ JK KU laktasi

likasi ng TB
120

1. 38 - Spontan Bidan 2,2 / P Baik Lancar

mgg 48

2. 38 - Spontan Bidan 3,1 / L Baik Baik

mgg 49

3. H A M I L I I N

7) Riwayat KB

Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apa pun.

8) Riwayat kehamilan sekarang

Trimester Frekuensi Keluhan Terapi

I 1x - Kalk 1x1

II 1x Nyeri punggung Fe, kalk 1x1

III 3x Nyeri punggung Kalk 1x1

9) Imunisasi TT : T5

10) Riwayat psikososial

a) Psikologi : ibu merasa siap menghadapi persalinan

b) Sosial : hubungan ibu, suami dan keluarga terjalin dengan

Baik

c) Riwayat spiritual : ibu beribadah sesuai dengan agamanya


121

11) Pola kesehatan sehari-hari

a) Pola Nutrsi

Sebelum hamil : makan 3x/ hari,porsi cukup ( nasi, lauk,

sayur), minum 6-7 gelas/hari.

Selama hamil : 3x/hari dengan porsi sedikit (kentang, lauk,

sayur), minum 8- 9 gelas air putih

b) Pola eliminasi

Sebelum hamil : BAK 5-6x/hari warna kuning, bau khas.BAB

1x/hari konsentrasi lembek, warna kuning,

bau khas.

Selama hamil : BAK7-8x/hari warna kuning, bau khas. BAB

1x/hari konsentrasi lembek, warna kuning,

bau khas.

c) Pola istirahat/tidur

Sebelum hamil : tidur siang 2 jam, tidur malam 8 jam.

Selama hamil : tidur siang 1,5 jam, tidur malam 8 jam.

d) Pola Aktifitas

Sebelum hamil : ibu mengatakan bekerja di tempat kecantikan

dan mengerjakan pekerjaan rumah

Selama hamil : ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah

dan mengurus anak


122

e) Personal hygine

Sebelum hamil : mandi 3x/hari, keramas 3x/minggu, gosok

gigi 3x/hari, ganti baju 2x/hari,

Selama hamil : mandi 3x/hari, keramas 3x/minggu, gosok

gigi 3x/hari, ganti baju 2x/hari.

f) Pola Seksual

Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual

3x/minggu

Selama hamil : ibu mengatakan selama hamil melakukan

hubungan seksual 1x/bulan.

3. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV :

(1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

(2) Nadi : 84 x/menit

(3) Pernapasan : 20 x/menit

(4) Suhu : 36,8 0C

d) LILA : 33 cm

e) TB : 178 cm

f) BB : 92 kg
123

3) Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

(1) Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak ada

ketombe.

(2) Muka : tidak oedema dan tidak pucat.

(3) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih.

(4) Hidung : tidak ada secret, tidak ada polip,

(5) Telinga : simetris, tidak ada sekret.

(6) Mulut : tidak stomatitis, tidak ada gigi caries, bibir

lembab.

(7) Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, puting susu

menonjol.

(8) Abdomen : pembesaran sesuai umur kehamilan, terdapat linea

nigra, tidak ada luka bekas operasi.

(9) Ekstremitas atas : Sistemis, tidak oedema, tidak ada gangguan

pergerakan.

(10) Ekstremitas bawah : Simetris, tidak oedema, tidak ada

gangguan pergerakan.

b) Palpasi

(1) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid

(2) Payudara : tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.


124

(3) Abdomen :

(a) Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak

melenting (bokong), tinggi fundus uteri 3

jari di bawah px.

(b) Leopold II : di bagian kiri perut ibu teraba keras,

panjang seperti papan (PUKI). Di bagian

kanan perut ibu teraba bagian-bagian

kecil janin (ekstremitas).

(c) Leopold III : di bagian bawah teraba bulat, keras,

melenting (kepala) dan masih dapat di

goyangkan.

(d) Leopold IV : kepala belum masuk PAP (Konvergen)

Mc Donald:

TFU : 26 cm

TBBJ : (26-12) x 155= 2.170 gram

c) Auskultasi

(1) Dada : tidak ada bunyi ronchi dan whezing.

(2) Abdomen : DJJ : 137x/menit.

d) Perkusi

Refleks patella : + /+

4) Pemeriksaan penunjang

Tanggal : 09 Februari 2017 Di : PKM Peterongan

a) Golongan Darah :O (c) Reduksi : -

b) HB : 12 gr/dL (d) Albumin : -


125

3.1.1.2 Standar II Perumusan Diagnosa atau masalah kebidanan

DX : GIIIP20002 UK 34-35 minggu, janin hidup, tunggal, letak kepala,

intra uteri, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik.

DS : Nyeri punggung.

DO : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmenti

TTV

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,8 0C

LILA : 33 cm

TB : 178 cm

BB : 92 kg

Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak melenting

(bokong), tinggi fundus uteri 3 jari di bawah px.

Leopold II : di bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang seperti

papan (PUKI). Di bagian kanan perut ibu teraba

bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).

Leopold III : di bagian bawah teraba bulat, keras, melenting

(kepala) dan masih dapat di goyangkan.

Leopold IV : kepala belum masuk PAP (Konvergen)


126

Mc Donald :

TFU : 34 cm

TBBJ : (34-12) x 155= 2.170 gram

Abdomen : 137 x/menit

3.1.1.3 Standar III Intervensi

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

b. Jelasan pada ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil TM.III

c. Berikan konseling tanda bahaya kehamilan TM.III

d. Informasikan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

e. Dokumentasikan kegiatan pemeriksaan kegiatan.

3.1.1.4 Standar IV Implementasi

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu dan janin baik

dan normal, dilihat dari TTV dalam batas normal, DJJ normal dan

TBBJ sesuai usia kehamilan

b. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil TM.III yaitu

mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein

seperti nasi, tempe, daging, tahu, sayur-sayuran.

c. Berikan konseling tanda bahaya kehamilan TM.III, yaitu keluar cairan

atau darah dari jalan lahir sebelum waktu persalinan, penglihatan ibu

kabur, sakit kepala yang hebat, bengkak diwajah, jari-jari tangan dan
127

kaki, jika ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya segera datang

ketenaga kesehatan.

d. Menjelaskan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang tanggal 16

Februari 2017 atau segera datang jika ada keluhan.

e. Mendokumentasikan kegiatan pemeriksaan dalam rekam medik sebagai

bukti pertanggungjawaban bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

3.1.1.5 Standar V Evaluasi

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemerikasaan bahwa keadaan ibu dan janin

baik dan normal, dan ibu merasa senang.

b. Ibu sudah mengerti dengan kebutuhan gizi ibu saat ini dan setiap harinya

ibu mengkonsumsi makanan sepeti nasi,ikan/daging, dan sayuran.

c. Ibu sudah mengerti dan dapat menyebutkan kembali tanda-tanda bahaya

yang dapat terjadi pada kehamilan ibu TM.III

d. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang dan akan datang apabila ada

keluhan.

e. Pendokumentasian sudah dilakukan (dicatat) di rekam medik.

3.1.1.6 Standar VI Pencatatan Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP

a. Asuhan Kehamilan Pada Kunjungan Ke 2

Tanggal : 16 Februari 2017 Jam : 15.30 WIB

S : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya


128

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 82 x/menit

Suhu : 36,7˚C

RR : 21 x/menit

BB : 93 Kg

Auskultasi abdomen : DJJ :140x/menit

Palpasi abdomen :

Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak melenting

(bokong), tinggi fundus uteri setinggi Px.

Leopold II : di bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang

seperti papan (PUKI). Di bagian kanan perut

ibu teraba bagian-bagian kecil janin

(ekstremitas).

Leopold III : di bagian bawah teraba bagian bulat, keras,

melenting (kepala) dan masih dapat di

goyangkan.

Leopold IV : kepala belum masuk PAP (Konvergen)

Mc Donald :

TFU : 27 cm.
129

TBBJ : (27-12)x155 = 2.325 gr

A : GIIIP20002 UK 36-37 minggu, janin hidup, tunggal, letak kepala,

intra uteri, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik.

P :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan

janin baik dan normal, ibu mengetahui hasil pemeriksan.

2. Mengingatkan ibu untuk tetap minum tablet Fe Setap hati, ibu

mengerti dan sudah minum tablet Fe setiap harinya.

3. Menginformasikan pada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe

dengan air jeruk, ibu mengerti dan mau melakukannya.

4. Menginformasikan ibu tentang kebutuhan seksual bahwa ibu

tetap diperbolehkan melakukan hubungan seksual pada saat

hamil TM III, ibu mengerti dan tidak menghindari

berhubungan seksual.

5. Menginformasikan tanda-tanda persalinan seperti keluarnya lendir

bercampu darah per vagina, keluarnya cairan ketuban, ibu

mengerti dan bisa mengulang kembali penjelasan bidan.

6. Mengajarkan ibu senam hamil dengan gerakan seperti : Duduk

tegak, kaki diluruskan kedepan, tarik jari-jari kearah tubuh secara

perlahan lalu ke depan, Tidurlah terlentang, tekuk lutut kanan lalu

gerakkan perlahan kearah kanan lalu kembalikan, serta Berbaring


130

miring pada sebelah sisi dengan lutut di tekuk untuk cara tidur

yang nyaman.

b. Asuhan Kehamilan Pada Kunjungan Kunjungan Ke 3

Tanggal : 23 Februari 2017 Jam : 16.15 WIB

S : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV

Tensi Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,5˚C

RR : 20 x/menit

BB : 93Kg

Auskultasi abdomen : DJJ :136 x/menit

Palpasi abdomen :

Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak melenting

(bokong), TFU 2 jari di bawah Px.

Leopold II : di bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang

seperti papan (PUKI). Di bagian kanan perut

ibu teraba bagian-bagian kecil janin

(ekstremitas).
131

Leopold III : di bagian bawah teraba bagian bulat, keras,

melenting (kepala) dan tidak bisa di

goyangkan.

Leopold IV : kepala belum masuk PAP (Konvergen)

Mc Donald :

TFU : 29 cm.

TBBJ : (29-12)x155 = 2.635 gr

A : GIIIP20002 UK 38-39 minggu, janin hidup, tunggal, letak kepala,

intra uteri, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik.

P :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan

janin baik dan normal, ibu mengetahui hasil pemeriksan.

2. Menginformasikan ibu untuk mempersiapan persalinan seperti

mempersiapkan semua kebutuhan yang diperlukan selama

persalinan, mempersiapkan diri menghadapi persalinan, dan

mempersiapkan keluarga sebagai pendamping persalinan, ibu

mengerti dan bersedia melakukan persiapan persalinan

3. Menjelaskan pada ibu bila mengalami salah satu dari tanda

persalinan untuk segera datang ke tenaga kesehatan, ibu

mengerti dan bersedia datang ke tenaga kesehatan.


132

3.1 Asuhan Kebidanan Persalinan

3.1.1 Kala I

Tanggal : 12 Maret 2017 Jam : 11.00 WIB

S : Ibu mengatakan mules dan mengeluakan lendir bercampur darah.

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV

Tensi Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36,9˚C

RR : 22 x/menit

Auskultasi abdomen : DJJ :140 x/menit

Palpasi abdomen :

Leopold I : di bagian fundus teraba bulat tidak melenting

(bokong), TFU 3 jari di bawah Px.

Leopold II : di bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang

seperti papan (PUKI). Di bagian kanan perut

ibu teraba bagian-bagian kecil janin

(ekstremitas).

Leopold III : di bagian bawah teraba bagian bulat, keras,

melenting (kepala) dan tidak bisa di

goyangkan.
133

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (Divergen)

Mc Donald :

TFU : 30 cm

TBBJ : (30-11)x155 = 2.945 gr

VT :

Pembukaan : 3 cm

Blody show : Ada

Efficement : 25%

Ketuban : utuh

Letak : kepala

Molase :0

Hodge : I

His : 3 x 10 menit, lamanya 30 detik.

A : GIIIP20002 Uk 38-40 minggu, janin hidup, tunggal, letak kepala,

intrauterine, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik

dengan inpartu kala I fase laten.

P :

1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu

dan janin pada saat ini dalam kondisi baik, TTV normal, DJJ 140

x/menit, Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.


134

2. Menginformasikan pada ibu untuk tidur miring ke kiri agar

peredaran darah ke janin lancar dan pernafasan ibu lega, Ibu mau

melakukannya dan ibu merasa nyaman.

3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum jika tidak ada his

sebagai tenaga saat mengejan, ibu makan sedikit roti dan minum

teh hangat.

4. Menganjurkan ibu untuk BAK bila Ibu mau melakukannya, ibu

mengerti.

5. Menawarkan posisi yang diinginkan ibu pada saat proses

persalinan , Ibu ingin menggunakan posisi setengah duduk

6. Menawarkan pendamping pada saat proses persalinan, Ibu ingin

didampingi oleh suaminya.

7. Mengobservasi DJJ saat tidak ada his, DJJ 140x/menit.

8. Mengobservasi kemajuan persalinan, observasi sudah di lakukan

dan hasil terlampir.

3.1.2 Kala II

Tanggal : 12 Maret 2017 Jam : 12.40 WIB

S : Ibu mengatakan mules semakin sering dan kuat, keluar lendir darah

semakin banyak, Berasa ingin BAB dan berasa ingin meneran.

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis
135

TTV

Tensi Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,9C

RR : 20 x/menit

VT :

Pembukaan : 10cm

Blody show : ada

Efficement : 100%

Ketuban : jernih

Letak : kepala

Molase :0

Hodge : IV

DJJ : 138 x/ menit.

His : 4 kali 10 menit, lamanya 45 detik.

Terdapat tanda gejala kala II : Ada dorongan meneran, vulva

membuka, perineum menonjol, ada

tekanan pada anus.

Inspeksi Genetalia : kepala sudah tampak di introitus

vagina 5-6 cm.

A : GIIIP20002 dengan inpartu kala II.

P : Sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 1-26


136

1. Mengenali tanda gejala kala II perineum menonjol, mengecek

vulva dan sfingter ani membuka, perineum ibu menonjol, vulva

dan sfingter ani telah membuka.

2. Memasukkan spuit ke bak instrument, Sudah dilakukan, alat,

bahan dan obat-obatan sudah lengkap, ampul oksitosin sudah

dipatahkan, dan spuit sudah dimasukkan ke bak instrumen.

3. Memakai clemek plastic, celemek plastik sudah dipakai

4. Melepas dan menyimpan semua perhiasan, mencuci tangan,

perhiasan sudah dilepas dan disimpan dan telah mencuci

tangan.

5. Memakai sarung tangan DTT di sebelah kanan, sarung

tangan telah dipakai.

6. Memasukkan oksitosin dalam spuit dengan menggunakan

tangan sebelah kanan dan memasukkan spuit dalam bak

instrumen, oksitosin sudah di masukkan dalam spuit dan di

simpan di bak instrumen.

7. Membersihkan vulva dan perineum, vulva dan perineum sudah

dibersihkan.

8. Melakukan pemeriksaan dalam, memastikan pembukaan sudah

lengkap dan ketuban sudah pecah, Pembukaan sudah lengkap

dan ketuban sudah pecah.


137

9. Mendekontaminasikan sarung tangan, saraung tangan sudah di

dekontaminasi.

10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi, DJJ normal.

11. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah

lengkap, ibu dan keluarga sudah diberitahu dan mengerti.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi yang

nyaman untuk ibu seperti posisi ½ duduk, keluarga bersedia dan

kooperatif.

13. Melaksanakan pimpinan bimbingan meneran, membimbing ibu

meneran seperti orang BAB.

14. Menganjurkan ibu untuk berjongkok, berjalan, mengambil posisi

yang nyaman dalam waktu 60 menit, ibu bersedia dan kooperatif.

15. Memasang handuk bersih di atas perut ibu saat kepala janin

terlihat pada vulva 5-6 cm, handuk sudah dipasang di perut ibu.

16. Meletakkan kain 1/3 di bawah bokong ibu, sudah diletakkan

kain 1/3 di bawah bokong ibu.

17. Membuka partus set, pastikan kelengkapan alat, alat lengkap.

18. Memakai sarung tangan DTT, sarung tangan sudah di pakai.

19. Melindungi perenium dengan tangan kanan saat kelapa tampak

di bawah sympisis dan tangan kiri menahan puncak kepala,

sudah dilakukan.
138

20. Memerikasa adanya lilitan tali pusat, pemerikasaan sudah

dilakukan dan tidak ada lilitan tali pusat.

21. Menunggu kepala bayi putar paksi luar, kepala bayi sudah putar

paksi luar.

22. Memegang kepala bayi secara biparietal, cunam bawah untuk

melahirkan bahu depan dan cunam atas untuk melahirkan bahu

belakang, sudah dilakukan cunam atas dan cunam bawah dan

bahu bayi sudah lahir.

23. Menggeser tangan bawah kearah perineum untuk sanggah

kepala, lengan dan siku dan menggunakan tangan atas untuk

telusuri lengan dan siku sebelah atas, sudah dilakukan

tangan sudah menyangga kepala, lengan dan siku bayi telah

ditelusuri

24. Melanjutkan penyusuran ke punggung, bokong dan kaki

bayi, memegang bayi, menjepit mata kaki bayi dengan ibu jari

dan jari lainnya, tubuh bayi sudah terjepit dengan tangan

dan jari penolong, bayi lahir pada tanggal 12 Februari 2017 Jam

13.05 WIB jenis kelamin laki-laki.

25. Melakukan penilaian sepintas, bayi menangis secara spontan,

warna kulit merah, tonus otot baik/ aktif Apgar Score 9.


139

26. Mengeringkan tubuh bayi dan ganti handuk basah dengan

handuk yang kering biarkan di atas perut ibu, tubuh bayi

sudah dikeringkan kecuali kedua telapak tangan.

3.1.3 Kala III

Tanggal : 12 Maret 2017 Jam : 13.10 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 37˚C

RR : 22 x/menit

TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, plasenta belum lahir,

kandung kemih kosong, perdarahan ±150 cc.

A : P30003 dengan inpartu kala III

P : Sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 27-42

1. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi

kedua, uterus telah diperiksa tidak ada bayi kedua.


140

2. Memberitahu ibu akan disuntikkan oksitosin agar uterus

berkontraksi dengan baik, suntik oksitosin sudah dibeikan dan

uterus berkontraksi dengan baik.

3. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 paha atas bagian

distal lateral setelah 1 menit dari kelahiran bayi, oksitosin

sudah disuntikkan kepada ibu.

4. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

mendorong tali pusat kearah distal dan menjepit kembali tali pusat

pada 2 cm distal dari klem pertama, sudah dilakukan

penjepitan tali pusat.

5. Memegang tali pusat dan lakukan pemotongan tali pusat

diantara 2 klem dan ikat dengan benang DTT, tali pusat bayi

telah dipotong dan di ikat dengan benang steril.

6. Membiarkan bayi kontak kulit dengan ibu, menyelimuti ibu dan

bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi, bayi

sudah di tengkurapkan di atas perut ibu, di pasang topi dan

diselimuti.

7. Memindahkan pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva, klem sudah dipindahkan 5-10 cm dari vulva.

8. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu di atas

simpisis untuk mendeteksi kontraksi dan tangan satunya


141

menegangkan tali pusat, tangan sudah berada diatas perut ibu dan

terdapat kontraksi( kontraksi baik).

9. Menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil melakukan dorso

cranial, tali pusat sudah ditegangkan dan telah dilakukan dorso

cranial.

10. Melakukan peregangan tali pusat terkendali dan dorong

secara dorsokranial dengan hati- hati, regangkan tali pusat

mengikuti jalan lahir, plasenta sudah tampak di introitus vagina.

11. Melahirkan plasenta dengan memegang dan memutar plasenta

hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan (plasenta

lahir spontan dan lengkap pada tanggal 12 Februari 2017 jam

13.10 WIB), dan tempatkan plasenta pada wadah yang

disediakan, plasenta sudah lahir dan disimpan ditempat

placenta.

12. Melakukan masase uterus dengan tangan di atas fundus

dengan gerakan melingkar, masase telah dilakukan dan

kontraksi baik.

13. Memastikan kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi

dan memastikan kelengkapan ketuban, placenta sudah

diperiksa dan lengkap.

14. Mengevaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan

perineum, tidak ada laserasi.


142

15. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan, uterus berkontraksi dengan baik.

16. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan

kedalam larutan klorin 0,5%, membersihkan noda darah dan

cairan tubuh, membilas dengan air DTT dan mengeringkannya.

3.1.4 Kala IV

Tanggal : 12 Maret 2017 Jam : 13.15 WIB

S : ibu mengatakan leleh dan capek serta merasa perutnya masih mules.

O : Keadaan umum : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 20 x/menit

TFU : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi uterus : baik

Kandung Kemih : kosong

Perdarahan : ±50 cc

A : P30003 dengan kala IV (2 jam PP)

P : Sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 43-60


143

1. Memastikan kandung kemih kosong, kandung kemih kosong.

2. Mengajari ibu cara masase, ibu mengerti dan kooperatif

3. Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah,

perdarahan ±50 cc.

4. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik,

nadi ibu normal dan keadaan ibu baik.

5. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernapas

dengan baik, bayi bernafas dengan baik.

6. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klori

0,5% untuk mendekontaminasi selama 10 menit, peralatan bekas

pakai sudah di rendam dalam larutan klorin 0,5%.

7. Membuang bahan – bahan terkontaminasi ke tempat sampah,

bahan-bahan yang terkontaminasi sudah dibuang.

8. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, ibu sudah

bersih dan merasa nyaman.

9. Memastikan ibu merasa nyaman, ibu merasa nyaman.

10. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5%, tempat bersalin sudah didekontaminasi

11. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin

0,5%, sarung tangan telah dicelupkan kedalam larutan klorin 0,5

%.
144

12. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, sudah dilakukan

cuci tangan di air mengalir.

13. Memakai sarung tangan DTT untuk pemeriksaan fisik bayi dan

antropometri KU : baik, Suhu : 37,80C, BB : 3.100 gram, TB : 51

cm, FO : 33 cm, MO : 31 cm, SOB : 32 cm, Lida : 36 cm,

Pemeriksaan sudah dilakukan keadaan fisik bayi normal.

14. Memberikan salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin K1 1

mg IM dipaha kiri bawah lateral setelah 1 jam kelahiran, salep

mata dan injeksi Vit K1 sudah diberikan.

15. Memberikan suntikkan imunisasi hepatitis B dipaha kanan

bawah lateral setelah 1 jam injeksi Vit K1,

16. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendam didalam laruratan klorin 0,5% selama 10 menit,

sarung tangan sudah di lepas dan direndam dalam larutan klorin

0,5%.

17. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir dan

mengeringkannya, tangan sudah dicuci dan di keringkan.

18. Melengkapi partograf, partograf sudah dilengkapi dan hasil

terlampir.
145

3.2 Asuhan Kebidanan Masa Nifas

3.2.1 Kunjungan Ke 1 (6 jam PP)

Tanggal : 12 Maret 2017 Jam : 20.00 WIB

S : Ibu mengatakan masih terasa mules pada perutnya setelah

melahirkan.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,7 0C

TFU : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi : keras

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : ±20cc

Lochea : Rubra, bau biasa,tidak ada bekuan darah atau

butir- butir darah beku (ukuran jeruk kecil),

jumlah perdarahan sedikit

Payudara : sudah keluar kolostrum

Genetalia : Tidak ada robekan perenium

A : P30003 dengan 6 jam post partum


146

P :

1. Memfasilitasi vitamin A pada ibu dengan dosis 200.000 IU untuk

dikonsumsi pada hari pertama dan hari kedua dan Fe/hari selama

40 hari, ibu sudah diberikan vitamin A dan tablet Fe dan ibu sudah

mengkonsumsinya.

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules yang dialami ibu saat

ini adalah normal, karena proses pulihnya rahim seperti sebelum

hamil, ibu megerti dan tenang mendengar penjelasan.

3. Menginformasikan ibu atau salah satu keluarga untuk mencegah

perdarahan karena atonia uteri dengan cara memasase perut ibu

menggunakan telapak tangan dengan meletakkan di perut ibu dan

sedikit ditekan dan diputar agar tidak terjadi perdarahan, ibu dan

keluarga faham dan bisa melakukannya.

4 Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti miring kiri, miring

kanan, duduk, kemudian berjalan ke kamar madi secara perlahan

lahan, ibu faham dan sudah melakukan mobilisasi seperti miring

kiri dan kanan serta duduk.

5 Menginformasikan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin

dengan cara menyusi bayi segera setelah lahir, agar bayi mendapat

ikatan batin antara ibu dan bayi, ibu sudah memberikan ASI

segera setelah lahir.


147

6 Mengajarkan ibu teknik menyusui yaitu posisi kepala bayi berada

disiku ibu dan bokong bayi disanggah oleh tangan ibu dengan

posisi badan bayi lurus, seluruh areola masuk kedalam mulut bayi,

menganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya setiap saat jika

bayi menginginkan, ibu mengerti dan bisa menyusui bayinya

dengan teknik yang benar.

7 Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi, yaitu menempatkan

bayi dan ibu dalam satu ruangan agar hubungan ibu dan bayi lebih

dekat dan ibu dapat memberikan ASI secara dini dan sesering

mungkin, bayi sudah berada satu ruangan dengan ibu.

8 Melakukan konseling tentang gizi ibu nifas meliputi :

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

Tidak tarak

a. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk

minum setiap kali menyusui)

b. Tablet zat besi harus diminum untuk menambahkan zat gizi

setidaknya selama 40 hari pasca postpartum

Ibu mengerti dan mau mengikuti yang di sampaikan.

3.3.2 Kunjungan Ke 2 (6 hari PP)

Tanggal : 18 Maret 2017 jam : 10.00 WIB

S : Ibu mengatkan masih keluar darah dari vaginanya berwarna

kecoklatan.
148

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanana Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,60C

TFU : pertengahan pusat dan simpisis

Lochea : sanguinolenta

Payudara : Keluar ASI

A : P30003 6 hari post partum

P :

1. Menginformasikaan ibu hasil pemeriksaan baik, ibu tahu dan

merasa senang.

2. Mengevaluasi tentang teknik menyusui yang benar, ibu sudah

menyusui bayinya dengan teknik yang benar sesuai dengan yang

di ajarkan.

3. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelahiran pasca

melahirkan, ibu tidak demam maupun infeksi.

4. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara : Kompres kedua

puting dengan menggunakan minyak kelapa/baby oil, mengurut

payudara dari pangkal kearah puting memakai genggaman tangan


149

menyeluruh atau ruas-ruas jari dan menyiram payudra dengan air

hangat dan dingin secara bergantian, ibu bisa mengulangi cara

perawatan payudara sendiri dan bersedia melakukannya.

5. Menginformasikan pada ibu untuk ikut tidur di saat bayi nya tidur

agar ibu tidak kelelahan mengurus bayinya, ibu mengerti dan mau

melakukannya.

6. Menginformasikan pada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu

mendatang atau saat ada keluhan, ibu bersedia.

3.3.3 Kunjungan Ke 3 (2 minggu PP)

Tanggal : 26 Maret 2017 jam : 17.00 WIB

S : Ibu mengatkan tidak ada keluhan

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 82 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,50C

TFU : tidak teraba

Lochea : serosa
150

Payudara : pengeluaran ASI lancar, tidak terdapat

bendungan ASI

A : P30003 2 minggu post partum

P :

1. Mengajarkan ibu untuk senam nifas yaitu posisi tidur terlentang,

kaki lurus dan kedua tangan disamping badan kemudian lutut

ditekuk kearah perut 90º secara bergantian antara kaki kiri dan

kaki kanan. Jangan menghentakkan ketika menurunkan kaki,

lakukan perlahan tapi bertengga. Lakukan gerakan sebanyak 8

kali. Ibu bersedia melakukan senam.

2. Menginformasikan pada ibu untuk kontrol ulang 1 bulan

mendatang atau saat ada keluhan, ibu bersedia.

3.3.4 Kunjunga Ke 4 (6 minggu PP)

Tanggal : 23 April 2017 Jam : 16.30 WIB

S : Ibu mengatkan tidak ada keluahn

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 20 x/menit
151

Suhu : 36,70C

TFU : tidak teraba

Lochea : alba

A : P30003 6 minggu post partum

P :

1. Melaskan ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ibu

tahu hasil pemeriksaan dan senang mendengarnya.

2. Menjelaskan ibu jenis-jenis kontrasepsi serta kelebihan dan

kekurangan tiap jenis kontrasepsi, ibu paham dan mengerti jenis-

jenis kontrasepsi serta kekurangan dan kelebihannya.

3. Menginformasikan ibu memilih salah satu kontrasepsi, ibu ingin

musyawarah dengan suaminya dulu.

3.4 Asuhan Kebidanan Neonatus

3.4.1 Kunjungan Ke 1 (Usia 6 jam)

Tanggal : 12 Maret 2017 Jam : 20.10 WIB

S : ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pukul : 13.05 WIB, bayi

sudah bisa minum ASI.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Nadi : 125 x/menit


152

Suhu : 36,6 ˚C

RR : 50 x/menit

LD : 36 cm.

BB : 3.100 gr

PB : 51 cm

LK : 33 cm

LILA : 10,6 cm

Kepala : Ubun-ubun datar, terdapat darah, lemak,

verniks caseosa.

Dada : simetris, puting susu menonjol.

Perut : tali pusat tidak ada perdarahan, masih basah

dan terjepit dengan klem UC (umbilical cord)

Genetalia : testis turun untuk laki-laki,

Anus : normal, tidak ada atresia anni.

Kulit : kemerahan

Akral : hangat

Gerak bayi : aktif

Reflek : baik

Nutrisi : bayi sudah menyusu ±4 kali

BAB : Bayi sudah Bab 2x

BAK : Bayi sudah Bak 3x


153

A : By Ny.V, Neonatus cukup bulan usia 6 jam dengan keadaan umum

baik dan normal

P :

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada

bayi, cuci tangan telah dilakukan sebelum dan sesudah

tindakan pada bayi.

2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga cara merawat tali pusat, ibu

dan keluarga mengerti dan paham cara merawat tali pusat pada

bayi

3. Merawat bayi di lingkungan yang bersih dan hangat untuk

mempertahankan suhu tetap normal karena pengaruh lingkungan

dapat mempengaruhi suhu tubuh, dan menghindari terjadinya

infeksi.

4. Memendikan bayi setelah 6 jam bayi baru lahir dapat

menyesuaikan dengan lingkungannya sehingga kemungkinan

terjadi hypothermi sangat kecil, bayi sudah dimandikan.

5. Ibu dan bayi sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah

baik dan jelaskan pada ibu agar control ke bidan untuk melihat

kondisi bayi, menjelaskan pada ibu agar control ke bidan untuk

melihat kondisi bayi, ibu mengerti.


154

3.4.2 Kunjungn ke 2 (Usia 6 hari)

Tanggal : 18 Maret 2017 jam : 10.15 WIB

S : ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada keluhan.

Nutrisi : Bayi menyusu ±12x/hari

BAB : ±2kali/hari warna kuning, konsentrasi cair

BAK : ±7kali/hari warna jernih

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Nadi : 120 x/menit

Suhu : 36,9 ˚C

RR : 45 x/menit

BB : 3.200 gr

PB : 51 cm

Abdomen : tali pusat sudah lepas

A : By Ny.V, Neonatus usia 6 hari dengan keadan umum baik dan

normal

P :

1. Menginformasikan ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi

baik, ibu senang mendengarnya.

2. Memantau ibu cara menyusui yang baik dan benar, ibu

menyusui bayinya secara baik dan benar.


155

3. Menginformasikan pada ibu untuk menyusui bayinya secara

Ekslusif 2 jam sekali atau saat bayi lapar, ibu mengerti dan

kooperatif.

4. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tanda bahaya pada bayi seperti

bayi kuning, kejang, ibu mengerti dan dapat mengulang

penjelasan.

3.4.3 Kunjungan ke 3 (Usia 2 minggu)

Tanggal : 26 Maret 2017 jam : 17.10 WIB

S : ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada keluhan.

Nutrisi : Bayi menyusu ±12x/hari

BAB : ±2kali/hari warna kuning, konsentrasi cair

BAK : ±7kali/hari warna jernih

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Nadi : 125 x/menit

Suhu : 36,7 ˚C

RR : 45 x/menit

BB : 3.400 gr

PB : 52 cm

A : By. M, Neonatus usia 14 hari dengan keadan umum baik dan normal
156

P :

1. Menginformasikan ibu hasil pemeriksaan bayi nya sehat, ibu

senang mendengarnya.

2. Menginformasikan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif ,

ibu mau melakukannya.

3. Menginformasikan pada ibu agar membawa bayinya ke posyandu

secara rutin untuk memantau tumbuh kembang, ibu mau

melakukannya.

3.4.4 Kunjungan ke 4 (Usia 6 minggu)

Tanggal : 23 April 2017 jam : 16.40 WIB

S : ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada keluhan.

Nutrisi : Bayi menyusu ±12x/hari

BAB : ±2kali/hari warna kuning, konsentrasi cair

BAK : ±8kali/hari warna jernih

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Nadi : 120 x/menit

Suhu : 36,5 ˚C

RR : 40 x/menit

BB : 6.200 gr

PB : 58 cm
157

A : By.M dengan keadan umum baik dan normal

P :

1. Melakukan konseling tentang imunisasi BCG yaitu pada saat bayi

usia 1 bulan, ibu mengerti kapan bayi harus diimunisasi BCG.

2. Menginformasikan pada ibu agar membawa bayinya ke posyandu

secara rutin untuk memantau tumbuh kembang, ibu mau

melakukannya.

3.5 Asuhan Kebidanan KB

3.5.1 Kunjungan Ke 1

Tanggal : 07 Mei 2017 jam : 17.00 WIB

S : Ibu mengatakan saat ini ibu masih menyusui bayinya.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tensi Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,5˚C

RR : 20 x/menit

A : Ny.V umur 24 tahun calon akseptor KB baru


158

P :

1. Menjelaskan pada ibu mrngenai KB yaitu untuk menjaga

jarak kehamilan, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

dll, ibu mengerti dan kooperatif.

2. Menjelaskan kembali pada ibu jenis-jenis kontrasepsi serta

kelebihan dan kekurangan tiap jenis kontrasepsi, ibu paham dan

mengerti jenis-jenis kontrasepsi serta kekurangan dan

kelebihannya.

3. Memfasilitasi pilihan tentang KB sesuai dengan yang ibu

inginkan, ibu sementara ini masih memilih KB MAL yang akan

digunakan karena untuk saat ini ibu masih menyusui bayinya

selama 6 bulan (Asi eksklusif).

3.5.2 Kunjungan Ke 2

Tanggal : 21 Mei 2017 jam : 16.30 WIB

S : Ibu mengatakan masih dalam menyusi bayinya dan masih

bingung untuk memilih metode kontrasepsi yang akan dipilih ibu

dan suami.

O : KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV :

Tensi Darah : 120/70 mmHg


159

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,5˚C

RR : 20 x/menit

A : Ny.V umur 24 tahun dengan metode kontrasepsi MAL

P :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan dalam batas

normal.

2. Mengevaluasi keluarga berencana pada kunjungan ke-1, ibu

dapat menjelaskan kembali.

3. Memotivasi ibu untuk sesegera mungkin memilih KB setelah

menggunakan MAL, ibu mengerti dan kooperatif.


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan

antara teori dengan studi kasus pada Ny “V” dari masa kehamilan sampai dengan

keluarga berencana yang telah dilakukan mulai tanggal 09-02-2017 sampai dengan

tanggal 21-05-2017 di rumah pasien dan di BPM.

4.1 Kehamilan

Pada tahap ini penulis mengumpulkan semua informasi yang lengkap

yang berkaitan dengan kondisi Ny“V”. Pengumpulan data dilakukan melalui

anamnesa meliputi identitas ibu dan suami, keluhan utama, riwayat kebidanan.

Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik yang terdiri

dari pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi, juga terdapat

pemeriksaan penunjang.

Pada data subjektif di dapatkan riwayat ibu melakukan kunjungan

kehamilan sebanyak 4x yang meliputi satu kali pada trimester I, satu kali pada

trimester II, dan dua kali pada trimester III. Kunjungan yang dilakukan ibu ini

sudah sesuai dengan teori yaitu untuk menghindari risiko komplikasi pada

kehamilan dan persalinan anjuran setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan

antenatal komprehensif yang berkualitas yaitu pada TM I 1x, TM II 1x, TM III

2x. Minimal kunjungan ANC 4x kunjungan selama hamil mulai dari TM I-TM

160
161

III (Kemenkes RI. 2015:55). Pada data subjektif juga di dapatkan informasi

bahwa ibu sudah melakukan pemeriksaan laboratorium di puskesmas peterongan

pada tanggal 09-02-2017 dengan hasil Golongan darah O, protein urine negatif,

reduksi urine negatif, Hb 12 gr/dl. Nilai Hb ibu dikatakan normal karna sesuai

dengan teori bahwa Nilai Hb normal >11 g/dl (Walyani, 2015:79). Namun pada

kehamilan ini Ny “V” belum memenuhi standar “14 T”, dimana pada Ny “V”

tidak dilakukan pemeriksaan darah (VDLR) untuk pemeriksaan penyakit menular

seksual. Hal ini dikarenakan keterbatasan fasilitas di PKM Peterongan.

Selanjutnya, penulis melakukan kunjungan ulang pada UK ibu memasuki

34-35 minggu yaitu mulai tanggal 09-02-2017 sampai UK 38-39 minggu tanggal

23 Februari 2017.

Pada kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan antara lain TB di

dapatkan tinggi badan ibu 178 cm, Lila 33 cm. BB dari awal kehamilan sampai

pada kunjungan terakhir yang penulis lakukan mengalami kenaikan 9 kg. Dan

pada pemeriksaan TTV yang telah penulis lakukan selama 3kali kunjungan

dengan hasil TTV ibu dalam batas normal. Hasil pemeriksaan ini sesuai dengan

teori bahwa Nilai normal pemeriksaan pada ibu hamil yaitu TB ibu hamil

dikatakan beresiko apabila <145 cm, BB mengalami kenaikan rata-rata 6,5 kg

sampai 16 kg, tekanan darah 110/80 – 120/80 mmHg, Lila 23,5 cm (Walyani,

2015:80).

Selain dilakukan pemeriksaan umum, penulis juga melakukan

pemeriksaan fisik. Pada kunjungan pertama saat usia kehamilan ibu 34-35
162

minggu dilakukan pemeriksaan Leopold didapatkan TFU 3 jari dibawah px, letak

kepala, punggung kiri, kepala belum masuk PAP, Mc donald 26 cm, TBBJ 2.170

gram. DJJ 137x/menit. Pada kunjungan kedua dengan usia kehamilan 36-37

minggu hasil pemeriksaan Leopold TFU setinggi px, letak kepala, punggung kiri,

kepala belum masuk PAP, Mc donald 27 cm, TBBJ 2.325 gram. DJJ 140x/menit.

Kemudian pada kunjungan ketiga saat usia kehamilan 38-39 minggu hasil

pemeriksaan Leopold TFU 2 jari dibawah px, letak kepala, punggung kiri, kepala

belum masuk PAP, Mc donald 29 cm, TBBJ 2.635 gram. DJJ 136x/menit. Dalam

teori di jelaskan pada kunjungan ibu hamil dilakukan pemeriksaan leopold pada

palpasi abdomen yang bertujuan: Leopold I: untuk mengetahui TFU dan bagian

janin yang ada di fundus. Leopold II: untuk mengetahui bagian janin yang ada di

sebelah kanan atau kiri ibu. Leopold III: untuk mengetahui bagian janin yang ada

di bawah uterus. Leopol IV: untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah

untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum (Sulistyawati,

Ari. 2011 : 89-92). Dan nilai DJJ normal 120-160x/menit (Ilmiah, Widya Sofa.

201 :62). Dalam hal ini penulis telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan

kebutuhan ibu dan sesuai dengan teori. Dan dari hasil pemeriksaan yang penulis

lakukan tidak ada kesenjangan dengan teori.

Selain melakukan pemeriksaan, penulis juga memberikan asuhan pada

saat penulis melakukan kunjungan antara lain penulis mengajarkan ibu senam

hamil. Yang mana, dalam teori Jurnal dijelaskan senam saat kehamilan adalah

metode persiapan persalinan non farmakologis. Ini membantu untuk


163

meringankan sindrom nyeri (sendi, sakit pinggang) selama kehamilan. Ini juga

membantu memperbaiki masalah gravidic (kram kaki, sakit punggung, kenaikan

berat badan, dll.). Ini adalah metode pelatihan fisik dan psikologis sesuai dengan

mekanisme alami persalinan (Lawani, dkk. 2013:15). Dalam hal ini penulis telah

melakukan asuhan sesuai kebutuhan ibu dan asuhan yang diberikan bermanfaat

bagi ibu.

Dari hasil pemeriksaan pada kunjungan yang telah penulis lakukan

sebanyak 3 kali selama kehamilan ibu Trimesster III ini tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny “V”, karena

semua pemeriksaan dan hasil dalam batas normal dan ibu tidak mengalami

masalah apapun selama kehamilannya dan ibu kooperatif.

4.2 Persalinan

4.2.1 Kala I

Berdasarkan hasil anamnesa pada Ny “V” didapatkan bahwa Ny ”V”

mulai merasakan mules dan mengeluarkan bercak darah bercampur lendir pada

pukul 05.00 WIB tanggal 12 Maret 2017. Karena Kenceng-kenceng semakin

sering ibu datang ke BPM Ita pada pukul 09:00 Wib tanggal 12 Maret 2017

untuk periksa dan di dapatkan hasil pemeriksaan pembukaan 3 cm.

Kala I persalinan pada Ny “V” berlangsung 3 jam 40 menit, dihitung

dari ibu mulai datang dan di lakukan pemeriksaan dalam. Seluruh intervensi
164

dan pemberian asuhan selama persalinan kala I telah di dokumentasikan ke

dalam lembar observasi dan lembar partograf.

Menurut teori, kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi

uterus dan pembukaan seviks sehingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Proses ini terdiri dari dua fase , yakni fase laten : dimulai sejak awal kontraksi

yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap,

pembukaan serviks kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga dibawah 8

jam, dan fase aktif : frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat,

(kontraksi dianggap kuat atau memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam

waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Serviks membuka

mudah dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam

hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian bawah janin.

Biasanya pada fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu, fase akselerasi yang

terjadi dalam 2 jam dengan pembukaan seviks 3 – 4 cm, fase dilatasi maksimal

yang berlangsung dalam 2 jam pembukaan sangat cepat dari 4 cm menjadi 9

cm, dan fase diselerasi dimana pembukaan menjadi lambat kembali, dalam

waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm ke pembukaan lengkap (Walyani, Elisabeth

Siwi. 2015:13-14). Pada Multrigravida Kala I berlangsung kira-kira 7 jam

(Ilmiah, Widya Sofa. 2014 : 5).

Selama proses kala I, penulis memberikan asuhan meliputi

menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri, mengajurkan ibu untuk makan dan

minum, mengajurkan ibu untuk BAK, menawarkan posisi yang di inginkan ibu
165

saat persalinan dan menawarkan pendamping saat persalinan. Asuhan yang

penulis lakukan telah sesuai dengan teori yaitu, Kebutuhan bersalin kala I yaitu

dukungan emosional, mengatur posisi, kebutuhan pemberian cairan dan nutrisi,

kamar mandi, pencegahan infeksi, serta kebutuhan rasa aman dan nyaman

(Walyani, Elisabeth Siwi. 2015).

4.2.2 Kala II

Kala II pada Ny “V” berlangsung selama 25 menit dari pembukaan

lengkap pukul 12.40 wib dan bayi lahir spontan pukul 13.05 wib.

Menurut teori yang ada, kala II pada multigravida berlangsung selama

0,5 jam-1 jam (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:13-16). Pada fakta, di dapatkan

dari lamanya pengeluaran bayi yaitu berlangsung selama 25 menit sedangkan

menurut teori pada multigravida berlangsung selama 0,5 jam-1 jam. Dalam hal

ini bukan berarti terjadi kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus, hal ini

bisa di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti his yang adekuat, faktor jalan

lahir, dan ibu dapat mengejan sesuai dengan yang diajarkan oleh petugas

kesehatan sehingga proses pengeluaran janin yang lebih cepat.

Pada kala II penulis memberikan asuhan antara lain: setelah dilakukan

pemotongan tali pusat bayi diletakkan di dada ibu dengan posisi tengkurap

untuk IMD. Pada bayi Ny “V” dilakukan IMD selama 1 jam. Asuhan ini

dilakukan sesuai teori yaitu biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
166

dada ibu paling sedikit 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusui sebelum

1 jam (Ilmiah, Widya Sofa. 2014 : 159).

4.2.3 Kala III

Penatalaksanaan kala III yang dilakukan yaitu manajemen aktif yaitu

pemberian Oksitosin 10 IU secara IM, melakukan peregangan tali pusat

terkendali dan masase fundus uteri. Pada Ny “V” plasenta lahir pada 13.10 wib

berlangsung selama 5 menit setelah bayi lahir dan pengeluaran darah ±150cc.

Dalam teori terdapat beberapa tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu :

rahim menonjol diatas sympisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar

dan keras, terjadi semburan darah, proses ini biasanya berlangsung 5-30 menit

setelah bayi lahir. Dan pada penegluaran plasenta biasanya disertai dengan

penegluaran darah kira-kira 100-200 cc. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:13-16).

Dari hasil yang ditemukan terdapat kesamaan antara teori dan fakta yang ada.

4.2.4 Kala IV

Kala IV pada Ny “V” tidak terdapat robekan (ruptura) pada jalan lahir.

Tinggi Fundus Uteri 2 jari dibawah pusat, pengeluaran lochea rubra, kandung

kemih kosong. Pada kala IV, penulis memberikan asuhan berupa pemantauan

yang dilakukan hingga 2 jam postpartum, yaitu TD 110/80 mmHg, nadi :

82x/menit, suhu 37,0 ˚C. Tinggi Fundus Uteri setelah plasenta lahir 2 jari
167

dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong, lochea rubra,

pengeluaran darah ± 50 cc.

Yang dimaksud dengan kala IV adalah fase setelah plasenta dan selaput

ketuban dilahirkan sampai dengan 2 jam post partum (Ilmiah, Widya Sofa.

2014:7). Pada kala IV dilakukan pemantauan tekanan darah, nadi, suhu, tinggi

fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan kala IV

dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap

30 menit pada satu jam berikutnya (JNPK-KR.2012:66).

Dapat disimpulkan bahwa pada kala IV tidak terdapat kesenjangan

antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Proses persalinan berjalan dengan

lancar dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara penulis, bidan dan

pasien sehingga penulis dan bidan dapat memberikan asuhan kebidanan pada

ibu dengan komprehensif.

4.3 Masa Nifas

Asuhan kebidanan pada masa nifas dilakukan dimulai sejak tanggal

12-03-2017 sampai dengan tanggal 23-04-2017 yang berlangsung selama 6

minggu.

Pada kasus Ny “V” dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali. Pada tiap

kunjungaan dilakukan pemeriksaan TFU dengan hasil kunjungan pertama, 6 jam

PP TFU 2 jari bawah pusar. Kunjungan ke dua, nifas hari ke 6 TFU pertengahan

pusar simfisis. Kunjungan ke tiga, nifas hari ke 14 TFU tidak teraba. Hasil
168

pemeriksaan yang dilakukan sesui dengan teori bahwa proses involusi uterus

disertai dengan penurunan tinggu fundus uteri (TFU). Pada hari pertama TFU 2

jari di bawah pusar, 1 minggu TFU pertengahan pusar simfisis, 2 minggu TFU

tidak teraba (Kemenkes RI.2015:130). Dari hasil pemeriksaan dapat di simpulkan

bahwa antara teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan.

Selain pemeriksaan TFU, pada setiap kunjungan juga dilakukan

pemeriksaan Lochea. Di dapat kan hasil pemeriksaan Pada kunjungan pertama 6

jam PP lochea rubra. Kunjungan ke dua, nifas hari ke 6 Lochea sanguilenta.

Kunjungan ke tiga, nifas hari ke 14 lochea serosa. Dan pada kunjungan ke empat,

nifas minggu ke 6 lochea alba. Menurut teori, Lochea adalah ekskresi cairan

rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan jaringan desidua yang

nekrotik dari dalam uterus. Lochea terbagi beberapa tahap antara lain: Lochea

rubra (merah) berlangsung hari 1-3 PP, Lochea Sangunolenta (merah kecoklatan)

berlangsung hari ke 4-7 PP, Lochea Serosa (kuning kecoklatan) berlangsung hari

ke 8-14 PP, dan Lochea Alba (putih) berlangsung 2-6 minggu PP. (Kemenkes.

2015 : 134-135). Dari hasil pemeriksaan dapat di simpulkan bahwa antara teori

dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan.

Selain melakukan pemeriksaan pada tiap kunjungan, penulis juga

memberikan asuhan antar lain, pada 6 jam post partum penulis dan bidan

memberikan asuhan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ibu yaitu memberikan

Vitamin A 1X1 sebanyak 2 kapsul, pemberian tablet Fe 1x1. Dalam teori Kapsul

vitamin A 200.000 IU pada masa nifas diberikan sebanyak dua kali, pertama
169

segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul

vitamin A pertama (Kemenkes. 2015:139–141).

Asuhan lain yang penulis berikan berupa mengajarkan ibu cara perawatan

payudara yang bertujuan untuk memperlancar ASI. Berdasarkan jurnal,

perawatan payudara adalah suatu tindakan perawatan payudara yang

dilaksanakan, baik oleh ibu post partum maupun di bantu oleh orang lain

yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Ibu

menyusui hendaknya melakukan perawatan payudara untuk meningkatkan

kelancaran pengeluaran ASI dan kecantikan payudara pasca menyusui

(Sholichah, Nur. 2013 : 5). Pada asuhan ini tidak terjadi kesenjangan antara teori

dan tinjauan kasus bahwa perawatan payudara baik dilakukan pada ibu nifas

yang bertujuan untuk memperlancar ASI.

Dapat disimpulkan bahwa antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus

selama dilakaukan asuhan kebidanan pada masa nifas yang dimulai tanggal 12-

03-2017 sampai dengan tanggal 23-03-2017 tidak ditemukan komplikasi dan atau

masalah pada masa nifas. Masa nifas berjalan dengan baik berkat kerjasama yang

baik pula antara penulis, bidan dan pasien. Sehingga asuhan kebidanan pada

masa nifas berjalan sesuai dengan lancar dan tanpa ada asuhan yang tertinggal

dan ibu merasa sangat senang.


170

4.4 Neonatus

Kunjungan neonatus dilakukan sebanyak 4 kali yaitu di mulai KN 1 pada

tanggal 12-03-2017, KN2 18-02-2017, KN3 26-02-2017, dan KN4 tanggal 23-

03-2017.

Pada kunjungan pertama yaitu saat usia bayi Ny “V” 6 jam dengan jenis

kelamin laki-laki, lahir dengan berat badan 3100 gr, Panjang 51 cm, lingkar

kepala 34 cm, lingkar dada 36 cm, frekuensi jantung 130x/menit, pernafasan 45

x/menit. Saat dilakukan IMD, terlihat bahwa bayi Ny “V” memiliki reflek

rotting, moro dan reflek sucking yang baik, karena dalam waktu ±35 menit, bayi

mampu menemukan putting susu ibunya dan mampu menghisap dengan kuat.

Hal ini menunjukkan bahwa bayi Ny”V” dalam kondisi yang baik. Seperti ciri-

ciri neonatus yang digambarkan dalam teori yaitu : berat badan 2500 – 4000

gram, panjang badan 48 - 52 cm, lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 – 35

cm, frekuensi jantung 120 – 160x/ menit, fernafasan ± 40 – 60x/menit, genetalia

perempuan labia mayora sudah menutupi labio minora dan pada laki – laki testis

sudah turun, dan skrotum sudah ada, reflek hisap dan menelan sudah terbentuk.,

reflek moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik (Marmi. 2014:9).

Pada kunjungan neonatus kedua, ketiga dan ke empat, penulis melakukan

pemeriksaan seperti pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, BB, nadi, Suhu,

pernafasan dan didapatkan hasil pada tiap pemeriksaan dalam batas normal.

Penulis juga melakukan anamnesa pada ibu dan di dapatkan informasi bahwa

bayi Ny “V” menyusu ±12 kali/hari. Menurut teori pada bayi yang baru lahir
171

akan menyusu lebih sering, rata-rata adalah 10-12 kali menyusu tiap 24 jam atau

bahkan 18 kali (Astutik, Reni Yuli.2014 : 60). Dalam hal ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus.

Selain informasi nutrisi, ibu juga mengatakan bahwa waktu istirahat/tidur

bayi ±3 jam setelah bayi menyusu. BAK bayi ±7 kali/hari. Pada pola istirahat dan

eliminasi bayi berkaitan dengan tanda kecukupan ASI. Yang dijelaskan dalam

teori Kriteria Kecukupan ASI: bayi akan tidur atau tenang selama 3-4 jam setelah

menyusui, bayi akan berkemih sekitar delapan kali/hari, berat badan bayi naik

sesui dengan pertambahan usia (Astutik, Reni Yuli.2014 : 66). Terdapat

kesamaan antara teori dan tinjauan kasus.

Selama kunjungan penulis juga memberikan asuhan antara lain informasi

tentang ASI eksklusif dan pentingnya pemberian ASI yang sangat berpengaruh

pada sistem kekebalan tubuh dan pencernaan bayi. Dalam teori di jelaskan

Manfaat ASI untuk bayi yaitu, ASI sebagai sumber gizi yang ideal dengan

komposisi yang seimbang (Purwoastuti & Elisabeth. 2015:24). Dalam teori

sebuah jurnal juga di jelaskan, ASI sangat berpengaruh penting bagi bayi dalam

pengembangan sistem pencernaan dan kekebalan tubuh. Di dalam ASI

mengandung zat-zat atau sumber gizi yang baik dibandingkan dengan susu sapi

dan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bayi (Lina Zhang. 2017:11).

Dalam hal penulis memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan neonatus yang

mana asuhan yang penulis berikan bertujuan baik untuk kesehatannya.


172

Pada kunjungan neonatus ini penulis telah melakukan kunjungan

sebanyak 4 kali. Kunjungan yang penulis lakukan telah sesuai dengan teori yaitu

Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neonatus yang mendapatkan

pelayanan sesuai standar sedikitnya 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada

hari ke 3-7 dan 1 kali pada hari ke 8-28 setelah lahir di suatu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015:143).

Sesuai dengan teori bayi Ny “V” sudah mendapatkan kunjungan neonatus

yang cukup. Dan dari hasil pemeriksaan tiap kunjungan bayi Ny “V” tidak

mengalami masalah / keadaan bayi Ny “V” normal. Sehingga antara tinjauan

teori dan tinjauan kasus pada neonatus tidak terjadi kesenjangan.

4.1 Keluarga Berencana

Pada kesempatan ini penulis melakukan kunjungan pada masa keluarga

berencana sebanyak 2x yaitu pada tanggal 07-05-2017 dan tanggal 21-05-2017.

Pada kunjungan pertama KB pada tanggal 07-05-2017 , ibu mengatakan

masih dalam masa menyusui bayinya selama 6 bulan (ASI eksklusif) dan ibu

mengatakan belum menstruasi. Menurut teori, menyusui secara eksklusif

merupakan suatu metode kontrasepsi yang menagandalkan pemberian Air Susu

Ibu (ASI) secara Eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian

makanan tambahan atau minuman apapun. (Wulandari, dkk, 2013 : 64).

Dalam hal ini antara teori dan praktik yang ada sudah sesuai

bahwasannya ibu dalam memberikan ASI sangat kooperatif dan pemberian ASI
173

saja pada bayi merupakan metode kontrasepsi alami yang bisa digunakan oleh

ibu selama ibu belum memilih untuk menggunkan alat kontrasepsi yang lain.

Pada kunjungan kedua KB pada tanggal 21-05-2017, ibu masih bingung

dalam memilih KB yang akan digunakan dan saat ini ibu masih menyusi bayinya

dan masih menggunakan MAL. Dalam teori di jelaskan bahwa, Metode amenore

laktasi adalah untuk menunda atau menahan terjadinya ovulasi pada saat

menyusui atau laktasi, hormone yang berperan adalah prolaktin, semakin sering

menyusui maka kadar prolaktin akan meningkat dan hormon gonadotropin akan

melepas hormon penghambat (inhibithor), hormon penghambat akan mengurangi

kadar hormon estrogen sehingga tidak terjadi ovulasi. (Affandi, Biran dkk. 2012

: 51).

Dapat disimpulkan bahwa dari teori dan praktik yang ada sudah sesuai

karena apa yang ibu lakukan selama ini sangat kooperatif. Dan saat penulis

melakukan kunjungan terakhir yaitu pada 10 minggu post partum ibu belum

mengalami menstruasi, karena ASI ibu lancar dan ibu menyusui bayinya sesering

mungkin.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa:

5.1.1 Dari pengkajian pada Ny “V” dari masa hamil sampai keluarga berencana

(KB) diketahui pada saat hamil ibu dalam keadaan sehat tanpa ada tanda

bahaya pada kehamilan, persalinan berlangsung secara normal, pada masa

nifas tidak terdapat keluhan, neonatus sehat, dan ibu menggunakan alat

kontrasepsi alami yaitu MAL.

5.1.2 Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan yaitu asuhan kebidanan

pada Ny “V” dari masa hamil sampai keluarga berencana (KB).

5.1.3 Perencanaan yang diberikan pada Ny “V” yaitu asuhan kebidanan pada

ibu hamil TM III , proses persalinan 60 langkah, asuhan pada ibu nifas

sampai minggu ke-6, asuhan neonatus sampai usia 42 hari, dan dilanjut

dengan KB.

5.1.4 Implementasi yang dilakukan pada Ny “V” yaitu asuhan kebidanan pada

ibu hamil TM III , proses persalinan 60 langkah, asuhan pada ibu nifas

sampai minggu ke-6, asuhan neonatus sampai usia 42 hari, dan dilanjut

dengan KB.

5.1.5 Evaluasi yang didapatkan yaitu semua perencanaan dapat terlaksana

dengan baik tanpa ada satupun perencanaan yang tidak terlaksana.

174
175

5.1.6 Catatan perkembangan yang didapatkan saat hamil TM III ibu dalam

keadaan sehat tanpa ada tanda bahaya pada kehamilan, persalinan

berlangsung secara normal, pada masa nifas tidak terdapat keluhan,

neonatus sehat, dan ibu menggunakan alat kontrasepsi alami yaitu MAL.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pelayan Kesehatan (Bidan)

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

cermin pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan,

khususnya oleh bidan dalam memberikan pelayanan yang berkelanjutan,

dijadikan masukan serta diharapkan bidan mampu menerapkan temuan

penelitian terbaru demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di BPM.

5.2.2 Bagi Institusi

Dengan adanya asuhan COC dan penelitian ini semoga bisa lebih

komperhensif lagi dalam melakukan asuhan Sebagai bahan bacaan atau

wacana diperpustakaan, dan sebagai referensi tambahan dalam pemberian

asuhan kebidanan, dan dijadikan acuan untuk menyelesaikan LTA

selanjutnya.

5.2.3 Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu serta

wawasan, dan dapat dijadikan acuan dalam memberikan asuhan kebidanan


176

yang komprehensif secara berkelanjutan (Continuity of Care) ketika

mahasiswi sudah berada di lapangan di kemudian hari. Selain itu digunakan

untuk menerapkan asuhan kebidanan yang sesuai dengan ilmu kebidanan

yang telah didapatkan selama perkuliahan.


177

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran, dkk.2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Astutik, Reni Yuli. 2014. Payudara dan Laktasi. Jakarta:Salemba Medika.

Fauziah & Sutejo. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Kehamilan Vol.1.
Jakarta : Kencana.

Frisca, Tresnawati. 2012. Asuhan Kebidanan. Jakarta:Prestasi Pustakaraya.

Ilmiah, Widra Shofa. 2015. Buku Ajar Asuhan pesalinan Normal.


Yogyakarta:Nuha Medika.

Kemenkes RI. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:Kementrian


Kesehatan dan JICA.

----------. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Marmi & Kukuh Rahardjo. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Masruroh. 2013. Buku Praktik Keterampilan Asuhan Kebidanan Nifas.


Yogyakarta:Nuha Medika.

Medforth, Janet, dkk. 2012. Kebidanan Oxford dari Bidan untuk Bidan.
Jakarta:EGC.

Nina, Siti Mulyani & Rinawati. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta:Nuha Medika.

Nurasiah, Ai. 2012. Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Bandung:PT Refika
Aditama.

Purwoastuti, Endang & Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

----------. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial bagi Kebidanan.


Yogyakarta:Pustakabaru Press.

----------. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana.


Yogyakarta : Pustakabaru Press.
178

----------. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.


Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

Putra, Satiatava Rizema. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita untuk
Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta:D-Medika.

Roito H, J, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta:EGC.

Triyana, Yani Firda. 2013. Panduan Klinis Kehamilan dan Persalinan.


Jokjakarta:D-Medika.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal


& Neonatal. Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

----------. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:Pustakabaru


Press.

----------. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.


Yogyakarta:Pustaka Baru Press.
Lampiran 19

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama : Evy Hafizah

Tempat, Tanggal Lahir : Ketapang, 07 Mei 1996

Alamat : Jln. Pmt. Putar, Kel. Mulia Kerta, Kec. Benua


Kayong, Kab. Ketapang, Prov. Kalimantan Barat

Riwayat Pendidikan

TK : TK Al-Irsyad Ketapang (2002)

SD/MI : SDN 09 Ketapang (2008)

SMP/MTS : MTsN Ketapang (2011)

SMA/MA : MAN Ketapang (2014)

PT : DIII KEBIDANAN FIK-UNIPDU Jombang (2014


s/d sekarang)
Lampiran 22

DOKUMENTASI

Kunjungan Kehamilan Ke 1

Kunjungan Kehamilan Ke 2

Kunjungan Kehamilan Ke 3
Persalinan

Kunjungan Nifas Ke 1

Kunjungan Nifas Ke 2
Kunjungan Nifas ke 3

Kunjungan Nifas Ke 4

Kunjungan Neonatus Ke 1
Kunjungan Neonatus Ke 2

Kunjungan Neonatus Ke 3

Kunjungan Neonatus Ke 4
Kunjungan KB Ke 1

Kunjungan KB Ke 2

Anda mungkin juga menyukai