Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat

proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

akan terjadi pada setiap manusia, akan tetapi proses itu dapat diperlambat atau

dicegah dengan berbagai macam upaya untuk menjadi panjang umur, tetap dalam

kondisi sehat dan kualitas hidup yang baik. Saat ini gaya hidup dan pola makan

yang dianggap modern justru menimbulkan berbagai macam penyakit yang

menyebabkan proses penuaan semakin cepat.

Banyak faktor yang menyebabkan proses penuaan ini cepat terjadi. Secara

garis besar faktor-faktor ini dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Beberapa faktor internal ialah radikal bebas, hormon yang berkurang,

proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun, dan

genetik. Faktor eskternal yang utama ialah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat,

kebiasaan hidup yang salah, polusi lingkungan, stres, dan kemiskinan. Faktor

internal dan faktor eksternal ini, bila dapat dikendalikan dan dihindari maka

proses penuaan pun tentu dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat

dan kualitas hidup dapat dipertahankan (Pangkahila, 2007).

Salah satu faktor eksternal yaitu diet yang tidak sehat, misalnya

mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak jenuh, makanan

tinggi lemak seperti gorengan, kuning telur, otak, daging yang bila dikonsumsi

1
2

secara berlebihan akan mengakibatkan masalah kesehatan seperti dislipidemia,

hipertensi dan penyakit jantung koroner (PJK) (Sesso et al., 2004). Lemak darah

terdiri dari low density lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), dan high density

lipoprotein (HDL). Kadar TG yang tinggi >250 mg/dl, kadar kolesterol LDL

yang tinggi diatas 130 mg/dl dalam jangka waktu lama bersifat aterogenik, yaitu

berisiko terbentuknya ateroskleroris pada pembuluh darah terutama aorta yang

dapat menimbulkan penyakit jantung koroner. Sedangkan kadar kolesterol HDL

tinggi di atas 45 mg/dl memiliki efek protektif karena berperan mengeluarkan

kolesterol dari jaringan dan mengembalikannnya ke hati (Kersshaw dan Flier,

2004 ).

Tingginya konsumsi lemak jenuh secara terus menerus akan

mengakibatkan metabolisme lemak yang berlebihan, dan hal ini berpotensi untuk

terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Seperti diketahui bahwa radikal bebas

endogen dapat terbentuk dari proses enzimatik dan non-enzimatik. Proses

enzimatik antara lain: proses respirasi sel, proses pencernaan dan proses

metabolisme. Sedangkan proses non-enzimatik terjadi pada proses inflamasi dan

iskemia (Pham-Huy et al., 2008).

Isoprostan adalah “prostaglandin like compound” yang diproduksi dari

esterifikasi asam arakidonat di jaringan oleh reaksi katalis non enzimatik radikal

bebas in vivo, sebagai respon dari radikal bebas dan reactive oxygen species

(ROS) (Janssen, 2001). Peranan isoprostan penting untuk pengukuran peroksidasi

lipid dan stres oksidatif. Lipid adalah target utama serangan radikal bebas, yang

menyababkan peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid berhubungan dengan


3

aterosklerosis, yang prosesnya bisa dihentikan dengan antioksidan (Jay dan

Heinecke, 2001).

Aterosklerosis adalah penebalan dinding pembuluh darah besar pada

lapisan intima. Mekanisme aterosklerosis bermula dari peningkatan radikal bebas

(ROS dan nitric oxide) yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas endotel

pembuluh darah. Peningkatan permeabilitas endotel pembuluh darah diikuti

dengan masuknya LDL teroksidasi yang kemudian dimakan oleh makrofag dan

terbentuklah sel busa (foam cells) (Rader dan Hobbs, 2005). Sel busa yang

terbentuk akan saling berikatan dan merangsang proliferasi sel otot polos lapisan

media pembuluh darah menuju lapisan intima. Proses terbentuknya aterosklerosis

ini mengakibatkan lumen pembuluh darah menyempit dan aliran darah terganggu

(Mitchell dan Schoen, 2010).

Dislipidemia merupakan salah satu penyebab aterosklerosis, hal ini

terbukti bahwa:

1. Atheroma mengandung kolesterol plasma dan kolesterol ester.

2. Beratnya aterosklerosis berhubungan dengan tingginya kolesterol plasma

dan rendahnya HDL darah.

3. Oksidasi LDL dapat dicegah dengan memberikan antioksidan.

Antioksidan merupakan agen protektif yang mampu menonaktifkan reactive

oxygen species (ROS), sehingga dapat mencegah kerusakan oksidatif. Antioksidan

secara alami berada di dalam sel manusia (endogen) diantaranya adalah super

oxide dismutase (SOD), catalase (CAT) dan gluthathion peroxidase (GPx). Selain

antioksidan endogen, adapula antioksidan eksogen yang berasal dari makanan


4

sehari-hari yang juga diperlukan untuk meminimalkan stres oksidatif, seperti

vitamin C, vitamin E, β-karoten, dan senyawa fitokimia (karotenoid, isoflavon,

saponin, polifenol) (Swastika et al., 2013).

Tomat (Solanum lycopersicum) kaya akan vitamin C dan beberapa

antioksidan seperti vitamin E dan likopen. Selain itu tomat juga mengandung serat

makanan alami yang sangat baik bagi pencernaan manusia. Tomat juga

mengandung protein, maka dari itu tomat merupakan buah yang sangat sarat gizi.

Dalam 180 g buah tomat ranum mengandung sekitar 34,38 mg (57,3%) vitamin C,

kandungan serat mencapai 1,98 g, dan protein sekitar 1,58 g. Menurut Regina dkk.

(2008) kandungan likopen dalam 1 kg tomat ranum adalah 14,725 mg. Likopen

dari tumbuhan alami berada secara dominan dalam bentuk all- trans, bentuk

paling stabil secara termodinamika. Likopen mengalami isomerisasi cis-trans

yang dipengaruhi oleh energi, cahaya, suhu, dan reaksi kimia (Sumardiono et al.,

2008). Hasil analisis Laboratorium Pangan Universitas Udayana menyatakan

bahwa kandungan likopen dalam 1 kg ekstrak tomat adalah 10,0174 mg.

Argawal dan Rao (2000) menyatakan bahwa aktivitas antiaterosklerosis

likopen pada buah tomat didasarkan pada efek stimulan yang terjadi, baik secara

oksidatif maupun non oksidatif. Pada mekanisme oksidatif likopen diduga

mencegah aterosklerosis dengan memproteksi biomolekul seluler penting, antara

lain lipid dan lipoprotein. Dalam mekanisme non oksidatif, efek antiaterosklerosis

likopen bekerja sebagai agen hipokolesterolemik dengan menghambat laju HMG-

CoA (3- Hydroxy - 3- Methylgutaryl coenzim A) reduktase yang berperan penting

pada sintesis kolesterol, serta mengaktifkan reseptor LDL. Disamping itu pula
5

likopen berperan sebagai antioksidan dengan mengikat radikal bebas superoksid

(O2*-) sehingga membentuk ikatan yang tidak reaktif dan reaksi berantai radikal

bebas akan terputus (Antocomp, 2009). Studi lain menyatakan bahwa likopen juga

bekerja dengan cara menghilangkan singlet oxygen dengan kecepatan 2 kali lebih

besar dibandingkan β-karoten (Campbell et al., 2007). Penelitian Sulistyowati

(2006) menunjukan peningkatan status antioksidan pada pemberian ekstrak tomat

yang mengandung likopen pada dosis 1,08 mg/ekor per hari pada tikus jantan

galur Wistar. Selamet dkk. (2013) membuktikan ekstrak tomat dosis 20-40 mg/kg

bb mampu mencegah pembentukan plak pada arteri koronaria. Dari pemaparan

diatas, perlu dibuktikan keterkaitan antara pemberian ekstrak tomat dengan

pencegahan dislipidemia dan sebagai antioksidan dalam upaya pencegahan

terjadinya aterosklerosis.

Atas dasar kedua penelitian tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

untuk mengetahui manfaat ekstrak tomat dalam mencegah peningkatan kadar TG

dan LDL, mencegah penurunan kadar HDL dan sebagai antioksidan dalam upaya

pencegahan terjadinya aterosklerosis.

1.2 Rumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang tersebut, maka disusunlah perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar TG darah

tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol?
6

2. Apakah ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar LDL darah

tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol?

3. Apakah ekstrak tomat dapat mencegah penurunan kadar HDL darah

tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol?

4. Apakah ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar F2

isoprostan pada urin tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak

dan tinggi kolesterol?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak tomat terhadap kadar TG, LDL,

HDL, dan sebagai antioksidan dalam upaya pencegahan aterosklerosis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pemberian ekstrak tomat dapat mencegah

peningkatan kadar TG darah tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi

lemak dan tinggi kolesterol.

2. Untuk mengetahui pemberian ekstrak tomat dapat mencegah

peningkatan kadar LDL darah tikus Wistar yang diberikan pakan

tinggi lemak dan tinggi kolesterol.

3. Untuk mengetahui pemberian ekstrak tomat dapat mencegah

penurunan kadar HDL darah tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi

lemak dan tinggi kolesterol.


7

4. Untuk mengetahui pemberian ekstrak tomat dapat mencegah

peningkatan kadar F2 isoprostan pada urin tikus Wistar yang diberikan

pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat ilmiah

1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan

dalam metode penurunan TG, LDL darah, peningkatan kadar HDL

darah dan sumber antioksidan dalam upaya pencegahan terjadinya

aterosklesrosis.

2. Hasil penelitian ini melengkapi temuan tentang manfaat buah

tomat sebelumnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Ekstrak tomat dapat dipergunakan sebagai salah satu cara mencegah

peningkatan kadar TG dan kadar LDL darah, mencegah penurunan kadar

HDL darah, serta sebagai antioksidan dalam upaya pencegahan terjadinya

aterosklerosis.

Anda mungkin juga menyukai