Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang kesehatan No.36 tahun 2009 memberikan batasan; kesehatan


adalah sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari
batasan kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) yang paling
baru ini, memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan
sebelumnya yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna
baik fisik, mental, sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.
Sedangkan pada batasan yang terdahulu, kesehatan itu hanya mencangkup
tiga aspek, yakni: fisik, mental, sosial, tetapi menurut undang-undang no.23
tahun 1992, kesehatan itu mencangkup empat aspek yakni fisik (badan),
mental (jiwa), sosial dan ekonomi (Undang-undang, 2009).

Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara, dan


meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, atau masyarakat.
Hal itu berarti bahwa peningkatan kesehatan ini, baik kesehatan individu,
kelompok, atau masyarakat harus dilakukan. Untuk mewujudkan kesehatan
ini dilakukan oleh individu, kelompok masyarakat, lembaga pemerintahan,
ataupun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Upaya tersebut dapat dilihat
dari dua aspek, yakni Pemeliharaan Kesehatan dan Peningkatan Kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek, yakni kuratif (pengobatan
penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit
atau cacat). Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup dua aspek, yakni
Preventif (pencegahan penyakit) dan Promotif (peningkatan kesehatan itu
sendiri) (Notoatmodjo, 2007).

1
STIKes Faletehan
2

Menurut World Health Organization (WHO), tekanan darah dianggap normal


bila kurang dari 135/85 mmHg, sedangkan dikatakan hipertensi bila lebih dari
140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Namun
buat orang Indonsia, bayak dokter berpendapat bahwa tekanan darah yang
ideal adalah 110-120/80-90 mmHg. Batasan ini belaku bagi orang dewasa di
atas 18 tahun (Adib M, 2009).

Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi


masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data
Global Burden of Disease (GBD) tahun 2000, 50% dari penyakit
kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi. Data dari The National Health
and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa dari
tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-
31%, yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di Amerika, dan
terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES tahun 2005-2008. Penyakit
kardiovaskuler menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2005
merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia.

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi


esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial merupakan 95% dari
seluruh kasus hipertensi. Sisanya adalah hipertensi sekunder, yaitu tekanan
darah tinggi yang penyebabnya dapat diklasifikasikan, diantaranya adalah
kelainan organik seperti penyakit ginjal, kelainan pada korteks adrenal,
pemakaian obat-obatan sejenis kortikosteroid, dan lain-lain(Yogiantoro M
Dalam Sudoyo W. Aru, 2007).

Penyakit hipertensi ini tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak
hanya di Indonesia, namun juga dunia. Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau
1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan diperkirakan jumlah
penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 miliar menjelang tahun
2025. Oleh karena itu, diperlukan penanganan serius oleh berbagai pihak

STIKes Faletehan
3

untuk menekan angka kematian pada penderita hipertensi. Kurang lebih 10-
30% penduduk dewasa dapat dikategorikan mengalami penyakit hipertensi,
dan sekitar 50-60% penduduk dewasa dapat dikategorikan sebagai mayoritas
utama yang status kesehatanya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol
tekanan darahnya (Adib.M, 2009).

Sampai saat ini Hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal,
antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien
hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati
tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit
penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas
(Yogiantoro M Dalam Sudoyo W. Aru, 2007).

Dampak buruk dari Hipertensi itu sendiri membuka peluang 12 kali lebih
besar bagi penderitanya untuk menderita stroke dan 6 kali lebih besar
meninggal karena gagal jantung (Congestive heart failure). Penderita
Hipertensi berisiko besar mengalami gagal ginjal, penyakit jantung koroner,
kegagalan jantung, kerusakan otak (VitaHealth, 2005).

Faktor resiko hipertensi antara lain adalah : faktor genetik, umur, jenis
kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok.
Hipertensi bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat
keluarga hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi. Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia,
dan pria memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang
berkulit putih. Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini
disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Asupan garam yang tinggi akan
menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang secara

STIKes Faletehan
4

tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan merokok


berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi walaupun mekanisme
timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti (Yogiantoro, 2006).

Data Riskesdas 2010 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia


berkisar 30 persen dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih
banyak pada perempuan sekitar 52 persen dibandingkan laki-laki yaitu
sebanyak 48 persen (Dhianingtyas dan Hendrati, 2006). Umumnya penderita
hipertensi adalah orang yang berusia diatas 40 tahun, namun pada saat ini
tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang usia muda. Hipertensi pada
wanita usia subur sebagian besar terjadi pada usia 25 – 45 tahun, dan hanya
pada 20 persen terjadi dibawah usia 20 tahun (Wiryowidagdo dan Sitanggang,
2012).

Studi pendahuluan dilakukan terhadap 10 orang pasien dengan hipertensi.


Diperoleh hasil sebanyak 70 % berusia lebih dari 40 tahun, 60 % berjenis
kelamin laki-laki, 60 % memiliki kebiasaan merokok dan 60 % memiliki
berat badan melebihi berat badan ideal. Berdasarkan data dari Puskesmas
Saketi tahun 2012 bahwa hipertensi termasuk 20 besar penyakit
terbanyakdengan jumlah kunjungan selama tahun 2012 mencapai 700 pasien.

Berdasarkan data-data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian


mengenai hubungan umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan berat badan
dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

STIKes Faletehan
5

Pentingnya melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, prevalensi


kejadian hipertensi yang meningkat, bahaya penyakit hipertensi bila tidak
ditanggulangi dengan menjadi permasalahan yang mendasari dilakukannya
penelitian tentang hubungan umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan
berat badan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Saketi Kecamatan
Saketi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur,
jenis kelamin, kebiasaan merokok dan berat badan dengan kejadian
hipertensi di Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui gambaran umur pada penderita hipertensi di
Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten Tahun 2014.
b. Untuk mengetahui gambaran jenis kelamin pada penderita hipertensi
di Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten Tahun 2014.
c. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada penderita
hipertensi di Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2014.
d. Untuk mengetahui gambaran berat badan pada penderita hipertensi
di Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten Tahun 2014.
e. Untuk mengetahui gambaran kejadian hipertensi di Puskesmas
Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten
Tahun 2014.

STIKes Faletehan
6

f. Menganalisa hubungan umur dengan kejadian hipertensi di


Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten Tahun 2014.
g. Menganalisa hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi di
Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten Tahun 2014.
h. Menganalisa hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian
hipertensi di Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2014.
i. Menganalisa hubungan berat badan dengan kejadian hipertensi di
Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan


Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi adik-
adik mahasiswa yang sedang melaksanakan pendidikan. Hasil penelitian
ini juga dapat dijadikan sebagai masukan untuk tambahan perkembangan
ilmu pengetahuan selanjutnya, khususnya dalam bidang keperawatan.
2. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan angka kejadian hipertensi pada
masyarakat di Puskesmas Saketi dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.

3. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu
yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan

STIKes Faletehan
7

pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah dan menambah


pengetahuan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
hipertensi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah hubungan umur, jenis kelamin,
kebiasaan merokok dan berat badan dengan kejadian hipertensi. Objek dalam
penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke puskesmas yang memenuhi
kriteria inklusi. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2014 dengan
mengambil tempat di Puskesmas Saketi Kecamatan Saketi Kabupaten
Pandeglang. Yang mendasari penelitian ini adalah pentingnya melakukan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, prevalensi kejadian hipertensi
yang meningkat, bahaya penyakit hipertensi bila tidak ditanggulangi.
Penelitian ini akan dilakukan dengan cara mengambil data dengan
menggunakan kuesioner dan selanjutnya akan dianalisa menggunakan sistem
komputerisasi.

STIKes Faletehan

Anda mungkin juga menyukai