Dewasa ini, dimana perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat telah
mendorong tingkat konsumsi dunia semakin meningkat. Keadaan global semakin
memperluas pembangunan di berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi. Secara
umum, ekonomi merupakan bidang yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam
memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sedangkan sumber daya alam sebagai alat
pemenuh kebutuhan sifatnya terbatas.
Jika dilihat Ekonomi dan Sumber Daya Alam & Lingkungan merupakan dua hal
yang kontradiktif. Ekonomi menganggap bahwa Sumber Daya Alam & Lingkungan
merupakan input untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemenuh kebutuhan.
Sedangkan Ekonomi Sumber Daya Alam merupakan kajian mengenai berapa besar sumber
daya alam yang kita miliki (cadangan yang ada), bagaimana pengambilannya dari alam
agar tetap lestari atau terjamin kualitas dan kuantitasnya untuk masa yang akan datang.
Dan Ekonomi Lingkungan mencakup masalah kerusakan lingkungan atau polusi yang
diakibatkan oleh aliran limbah atau hasil akibat dari kegiatan ekonomi (produksi dan
konsumsi). Terkait dua pemahaman tersebut maka muncullah kajian mengenai dua bidang
tersebut yaitu Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka Ekonomi Sumber Daya Alam &
Lingkungan mempunyai tujuan umum yang sama dengan tujuan ekonomi itu sendiri, yakni
untuk mengejar efisiensi pemakaian sumber daya yang langka sehingga dicapai
kesejahteraan masyarakat yang maksimum. Pada dasarnya ekonomi sumber daya alam dan
lingkungan berupaya agar pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka memenuhi
kebutuhan manusia dapat berlangsung secara berkesinambungan. Bagaimana kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh manusia dengan tidak mengabaikan kelestarian SDA
lingkungan.
1
konsumen (pembeli) dan produsen (penjual) untuk tujuan jual beli satu barang/jasa
tertentu. Definisi ini bersifat sangat umum dan abstrak, sebab satu pasar dalam arti
ekonomi dimaksudkan untuk menunjukkan proses pertukaran dan kondisi yang menjadi
dasar terjadinya pertukaran barang/jasa secara umum dalam aktivitas ekonomi. Sebagai
contoh, definisi yang luas ini mencakup pembelian dan penjualan tenaga kerja di pasar
faktor, sama halnya dengan jual beli barang di sebuah toko swalayan. Pasar juga berlaku
pada analisis pengawasan polusi pada pasar “karbon dioksida.” Jadi, salah satu tindakan
yang penting dalam analisis ekonomi adalah merumuskan pasar barang atau jasa yang
sedang dianalisis.
Setelah diputuskan untuk mempelajari pasar satu barang tertentu (misalnya teh botol
Sosro atau air mineral botol), model pasar tersebut beserta karakteristiknya harus
ditentukan. Hubungan kualitatif sederhana antara berbagai variabel ekonomi dapat
dibuatkan model dalam suatu grafik. Untuk menunjukkan hubungan kuantitatif, model
dapat dibuat dalam bentuk persamaan atau fungsi. Pengujian formal dikerjakan melalui
analisis empiris terhadap hubungan teoritis ini dengan menggunakan data lapangan.
Memodel pertukaan satu barang membutuhkan spesifikasi dan perspektif penjual
atau produsen dibuatkan model melalui fungsi penawaran, sedangkan keputusan konsumen
melalui fungsi permintaan. Masing-masing pihak dimotivasi oleh tujuan yang berbeda, dan
masing-masing pihak dipengaruhi dan menghadapi kendala yang berbeda. Apabila
digabungkan, hasilnya menjadi model penawaran dan permintaan yang menentukan
keseimbangan (ekuilibrium) jumlah produk dan harga.
Tujuan utama dari model penawaran dan permintaan adalah untuk memudahkan
analisis pasar dan perubahan harga. Adanya perubaham harga dapat menunjukkan adanya
kekurangan atau kelebihan, adanya mis-alokasi sumber daya, dan implikasi ekonomis
gagasan kebijakan pemerintah.
Model suatu pasar terdiri dari model untuk permintaan dan model untuk penawaran
satu jenis barang tertentu. Untuk membuat satu model pasar diperlukan beberapa asumsi.
Pertama, bahwa barang yang diperdagangkan adalah barang privat. Kedua, adanya pasar
persaingan baik untuk faktor produksi maupun untuk satu barang tertentu. Pada pasar
persaingan diumpamakan :
2
1. Terdapat sejumlah besar pembeli dan penjual sehingga tak seorang pun mampu
mengontrol harga,
2. Barang yang diperdagangkan terstandarisasi atau homogen,
3. Tidak terdapat hambatan masuk industri,
4. Adanya informasi yang sempurna, dan
5. Adanya mobilitas faktor produksi secara sempurna
Barang privat dilawankan dengan barang publik dan diartikan sebagai barang yang
mempunyai dua sifat. Sifat pertama adalah bersaing (rivalry) yang berarti bahwa dalam
mengonsumsi barang tersebut oleh seseorang tidak mungkin juga dikonsumsi oleh orang
lain dalam waktu yang sama. Sifat kedua adalah penolakan yang berarti bahwa barang
tersebut hanya dinikmati oleh orang tersebut, bukan juga oleh orang lain. Dalam model
pasar ini, dapat dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaran dari pasar yaitu :
1.2.1 Permintaan
Permintaan menunjukkan reaksi konsumen dengan menyesuaikan
keputusannya untuk membeli barang/jasa dengan tujuan memaksimumkan kepuasan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen. Namun oleh karena
tujuan utama dari analisis pasar adalah penentuan harga, maka fungsi permintaan
dinyatakan sebagai hubungan antara jumlah barang yang diminta oleh konsumen dan
harga, dengan menganggap semua faktor lain tidak berubah. Bahasa latinnya adalah
“Cateris Paribus” yang berarti semua faktor lainnya tetap tidak berubah. Permintaan
didefinisikan sebagai jumlah barang yang diminta dimana konsumen bersedia dan
mampu membayarnya pada berbagai tingkat harga. “Kemampuan membayar” dari
para konsumen merupakan kendala penghasilan dalam konsumen menentukan
pilihannya. Kesediaan untuk membayar menunjukkan nilai atau manfaat yang
diterima konsumen dari barang yang dibelinya. Dalam kenyataannya, kesediaan
untuk membayar atau harga permintaan dianggap sebagai ukuran manfaat marjinal
(marjinal benefit = MB) mengonsumsikan satu barang.
1.2.2 Penawaran
3
Sisi lain dari pasar adalah penawaran. Hubungan harga dengan jumlah yang
ditawarkan didasarkan pada keputusan produsen yang dimotivasi oleh laba. Model
penawaran untuk setiap produsen dibuat sebagai fungsi harga, meskipun
sesungguhnya keputusan produsen dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam
kaitannya dengan ini, penawaran diartikan sebagai jumlah sejenis barang dimana
produsen bersedia dan mampu membawanya ke pasar pada berbagai tingkat harga
untuk kurun waktu tertentu. Seperti halnya dengan permintaan, perubahan tingkat
harga hanya menyebabkan perubahan jumlah barang yang ditawarkan pada kurva
penawaran yang sama. Sedangkan kalau terjadi perubahan pada variabel yang
diumpamakan tetap tidak berubah, ini akan menyebabkan pergeseran kurva
penawaran.
Hubungan antara jumlah yang ditawarkan dengan harga adalah positif dan
disebut sebagai hukum penawaran, yang menyatakan bahwa kenaikan harga diikuti
oleh kenaikan jumlah barang yang ditawarkan dan sebaliknya. Ini sangat logis bagi
produsen yang memaksimumkan laba bahwa harga yang lebih tinggi merupakan
insentif untuk membawa lebih banyak produknya ke pasar. Atau dapat juga dikatakan
bahwa ketika produsen memproduksikan lebih banyak barang (Q), biaya total (TC)
meningkat dengan kecepatan yang lebih tinggi. Ini berarti rasio perubahan TC (atau
…) dengan perubahan jumlah (….) meningkat. Rasio ini disebut biaya marginal
(MC), yakni biaya tambahan untuk memproduksikan satu unit tambahan produk. Jadi
selama MC meningkat dengan meningkatnya Q, produsen akan memasang harga
yang lebih tinggi untuk setiap unit tambahan produksinya.
4
yang ditawarkan oleh produsen (Qs), atau (Qd) = (Qs). Hanya pada tingkat harga
keseimbangan (Pe) akan terjadi jumlah keseimbangan (Qe), yang akan memberikan
keuntungan maksimum pada perusahaan dan kepuasan maksimum kepada
konsumen.
5
dan mampu membayar untuk berbagai jumlah barang adalah rangkaian harga pada
kurva permintaan. Sebagaimana halnya setiap harga permintaan menunjukkan
manfaat marjinal (MB) karena mengonsumsikan jumlah barang tertentu, atau sejenis
harga psikis yang tergantung pada penilaian konsumen terhadap satu jenis barang. Di
lain pihak, harga pasar (P) timbul dari kekuatan penawaran dan permintaam uamh
didorong baik oleh kekuatan produsen maupun konsumen. Sekali harga pasar
ditentukan, semua unit barang itu diperdagangkan pada harga tersebut – juga
terhadap barang yang harga permintaannya lebih tinggi. Jadi konsumen menerima
surplus dari setiap unit yang dibelinya dimana harga permintaan lebih tinggi dari
harga pasar.
Gambar 1.1 Surplus Konsumen pada Pasar Persaingan Air Mineral Botol
P (Rp)
11,50 w
Surplus
Konsumen
x y
2,50
D
Q
900 1150
Gambar 1.1 menyajkan kasus mengenai air mineral botol. Pada gambar
ditunjukkan harga keseimbangan (Rp2,50), kurva permintaan pasar (D), dan jumlah
keseimbang (900 unit). Perhatikan bahwa setiap tingkat produksi sampai jumlah 900
unit, harga permintaan lebih tinggi dari harga pasar. Dalam ini setiap pembelian satu
unit akan memberikan konsumen satu manfaat surplus di atas apa yang sebenarnya
dibayar konsumen. Konsumen menerima manfaat surplus neto untuk setiap unit yang
dibelinya sampai jumlah keseimbangan (900 unit), nilai ini harus dijumlahkan untuk
6
setiap barang yang dikonsumsi untuk memperoleh surplus konsumen. Secara grafis,
ini adalah daerah segi tiga di atas garis harga dan di bawah kurva permintaan. Nilai
moneter surplus konsumen dapat dicari dengan menghitung luas segi tiga wxy.
Panjang segi tiga wxy adalah jarak horizontal dari sumbu vertikal sampai jumlah
keseimbangan, yakni 900. Tinggi segi tiga tersebut adalah titik potong kurva
permintaan (11,50) dikurangi garis harga keseimbangan (2,50), yakni Rp9,00. Jadi
nilai surplus konsumen pada pasar ini adalah ½ . 900 . Rp9,00 Rp4.050.
Perhatikanlah bahwa surplus konsumen muncul dari kenyataan bahwa nilainya
berkaitan dengan harga dan jumlah keseimbangan, yang berarti bahwa setiap
gangguan terhadap keseimbangan pasar akan mengubah nilai surplus konsumen.
Oleh karena surplus ini mengukur manfaat bagi konsumen, setiap ada perubahan
nilainya dapat dipergunakan untuk mengukur manfaat atau kerugian yang
ditimbulkan terhadap kesejahteraan konsumen.
7
Gambar 1.2 Surplus Produsen pada Pasar Persaingan Air Mineral Botol
P (Rp)
z y
2,50
Surplus
produsen
Untuk setiap unit barang yang ditawarkan sampai jumlah keseimbangan 900 unit,
0,25 x
produsen menerima surplus sebesar kelebihan P di atas kurva penawaran (S). Seperti pada
Q
900 untuk seluruh unit yang dijual sampai pada jumlah
sisi permintaan, surplus ini dijumlahkan
keseimbangan agar diperoleh nilai surplus produsen. Nilai surplus ini ditunjukkan oleh luas
segi tiga xyz pada. Nilai moneter surplus produsen ini dapat dicari dengan menghitung luas
segi tiga xyz, yang mempunyai panjang 900 dan tinggi 2,50 – 0,25 = 2,25. Jadi surplus
produsen pada tingkat keseimbangan pasar persaingan air mineral botol adalah ½ . 900 .
2,25 Rp1.012,50. Sama seperti pada surplus konsumen, setiap gangguan pasar akan
mempengarui nilainya dan oleh karenanya dapat dipakai untuk mengukur keuntungan atau
kerugian terhadap kesejahteraan perusahaan.
8
dilaksanakan dengan membandingkan hasil penjumlahan surplus konsumen dan produsen
dengan jumlah yang seharusnya kalau efisien alokatif tercapai.
9
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Nehen, I Ketut. 2017. Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan. Denpasar: Udayana
University Press
11