Kompetitif
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peran sistem informasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk mendukung
mendukung strategi bersaing bisnis sehingga keuntungan dapat diraih.
Pemanfaatan sistem informasi dalam suatu organisasi dapat optimal apabila
direncanakan dengan baik dalam suatu perencaan srategis. Salah satu stretegi
dalam meningkatkan daya saing adalah melalui pengembangan peran sistem
informasi dalam perusahaan. Jika sebelumnya peranan sistem informasi
hanya sebagai proses penunjang saja dalam memperoleh data dengan titik berat
pasa efisiensi biya operasional minimalisasi risiko operasi dari berbagai fungsi
perusahaan, maka pada saat ini peranannya telah berubah menjadi alat stratergik
dalam perusahaan untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya.
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber kenggulan yang pertama, seseorang merasakan value jika jasa/ produk
yang ia nikamti sepadan atau lebih besar dari biaya yang ia keluarkan. Contoh,
anda potong rambut di salon yang sangat mahal. Jika hanya melihat harga yang
mahal anda pasti berpikir ulang untuk potong rambut di sana rambut anda dipotong
oleh pemotong rambut beberapa artis terkenal. Karena ia tukang potong artis
terkenal anda memperoleh value berupa potongan ranmbut yang bagus dan juga
rasa bangga anda jua sekelas dengan artis paling tidak pada selera potong
rambutnya.
Agar tidak tergerus oleh pesaing agresif itu warung bakso anda harus unik rasanya
harus ‘khas’ sedemikian rupa sehingga pesaing anda suit untuk menirunya. Contoh
kaldunya anda ‘kulakan’ langsung dari pabrik abon di kota lain sehingga
‘kegurihan’ kuah bakso anda benar-benar mampu membuat pembeli ketagihan.
Jika itu bisa anda lakukan maka bisnis anda akan lestari dan bahkan berkembang
pesat.
1. Pendatang baru
Pembeli akan selalu berusaha untuk mencari produk yang memiliki harga lebih
murah namun tetap memiliki kualitas produk dan pelayanan yang tinggi. Hal ini
membuat para pesaing saling beradu untuk memenuhi keinginan konsumen
tersebut. Kekuatan posisi tawar menawar pembeli akan meningkat apabila:
Selama ini produk yang dihasilkan oleh PT Wings Group cenderung lebih rendah
dari PT Unilever. Misalnya jenis shampoo yaitu Emeron yang harganya lebih
murah dibandingkan dengan Sunsilk atau Zinc yang lenih murah dari Clear. Wings
Group meluncurkan produk yang sesuai dengan kualitas dan harga untuk pasar
yang ingin dituju.
3. Pemasok
4. Substitusi
Produk substitusi merupakan ancaman yang besar bagi produk lain karena selain
mampu menjadi produk alternatif dari sebuah produk yang ada, dapat juga merebut
pasar dari sebuah produk yang disubstitusikan. Biasanya produk substitusi
memiliki harga yang murah dan menggunakan teknologi yang baru, sehingga
perusahaan harus cermat mengamati perubahan harga produk substitusi yang
menjadi ancaman bagi produk perusahaan tersebut, jika kemajuan teknologo atau
persaingan meningkat di industri substitusi, maka harga dan laba dalm segmen
akan menurun. Dari hasil pengamatan di pasar menunjukan bahwa produk
substitusi dari PT Wings adalah produk deterjen So klin yang sebenarnya ditujukan
untuk mencuci pakaian secara menual (tanpa menggunakan mesin cuci) tapi tetap
digunakan untuk mencuci dengan menggunakan mesin cuci.
5. Pesaing
Semakin banyak pesaing industri maka semakin tinggi tingkat persaingan, karena
pesaing saling bersaing untuk menjadi market leader di pasar dan untuk memiliki
market share yang besar. Persaingan ini sangat jelas terlihat antara Unilever dan
Wings. Wings berusaha “menempel” ketat Unilever dalam meluncurkan produk-
produknya, misalnya So klin vs Rinso, Nuvo vs Lifebuoy, Ciptadent vs Pepsodent,
Zinc vs Clear dan sebagainya. Selain itu tingkat persaingan yang tinggi juga
dipengaruhi oleh pertumbuhan industri yang lambat, tingginya biaya tetap (fixed
cost) perusahaan, dan persaingan secara personal antara pesaing dengan pesaing
lainnya.
Sistem Informasi Strategis (SIS) adalah dukungan terhadap sistem yang ada dan
membantu dalam mencapai keunggulan kompetitif atas pesaing organisasi dalam
hal adalah tujuan.Sistem Informasi dapat mempengaruhi aktivitas bisnis
perusahaan secara keseluruhan sehingga dapat membantu perusahaan dalam
persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya.
Hal ini menciptakan sistem informasi strategis, sistem informasi yang mendukung
atau membentuk posisi kompetitif dan strategi dari perusahaan bisnis. Jadi, sistem
informasi strategis dapat berupa sistem informasi apapun (TPS, SIM, DSS, dan
lain-lain), yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, mengurangi kelemahan kompetitif, atau untuk
memenuhi tujuan strategis perusahaan lainnya.
Sistem informasi bagi manajer sangatlah penting baik untuk perusahaan kecil
maupun besar. Manajer harus mengidentifikasi jenis- jenis sistem yang dapat
dijadikan sebagai keunggulan strategis bagi organisasinya.
Namun sampai saat ini sistem informasi baru memainkan peran yang teramat
sedikit di bidang produksi, distribusi dan penjualan produk maupun jasa.
Peningkatan produktivitas terhadap proses informasi menjadikannya sedikit
berbeda dalam produktivitas perusahaan.
Dalam hal ini ada tiga kunci utama yang mendukung teknologi informasi yang
dapat dijadikan aset perusahaan dalam jangka panjang :
1. Sumber Daya Manusia, yaitu para staf penanggung jawab perencanaan dan
pengembangan teknologi informasi pada sebuah perusahaan, sehingga para staf
tersebut benar-benar memiliki tanggung jawab terhadap pengoperasian teknologi
informasi.
2. Teknologi, Seluruh infrastruktur teknologi informasi, termasuk perangkat lunak
dan perangkat keras dipergunakan secara bersama-sama dalam proses
operasional perusahaan.
3. Relasi, adalah hubungan teknologi informasi dengan pihak manajemen
perusahaan sebagai pengambil keputusan (decision maker).
Bagi banyak perusahaan, nilai bisnis utama mereka untuk menjadi bisnis yang
berfokus pada pelanggan terletak pada kemampuan mereka untuk mempertahankan
pelanggan agar tetap loyal, mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang,
merespons kekhawatiran pelanggan, dan menyediakan layanan pelanggan
berkualitas tinggi. Fokus strategis atas nilai bagi pelanggan ini mengakui bahwa
kualitas, bukan harga, telah menjadi determinan utama dalam presepsi pelanggan
atas nilai. Dari sudut pandang pelanggan, perusahaan-perusahaan yang secara
konsisten menwarkan nilai terbaik mampu menelusuri preferensi setiap
pelanggannya, mengikuti tren pasar, pasokan produk, layanan dan informasi, kapan
saja, dimana saja, dan memberi layanan pelanggan yang disesuaikan dengan
kebutuhan tiap pelanggan.
Tegnologi internet telah menciptakan peluang strategis bagi perusahaan, besar dan
kecil, untuk menawarkan layanan dan produk yang cepat, responsif, serta
berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan preferensi setiap pelanggan.
Tegnologi internet dapat membuat pelanggan menjadi titik pusat manajemen
hubungan pelanggan (Customer Relation Management-CRM) dan aplikasi e-
Business lainnya. Situs Web sistem CRM dan interenet, intranet, dan ekstranet
menciptakan saluran-saluran baru untuk komunikasi yang interaktif dalam suatu
perusahaan, dengan para pelanggan, dengan para pemasok, mitra bisnis, serta
pihak lainnya di lingkungan eksternal. Hal ini memungkinkan interaksi terus-
menerus dengan para pelanggan ke sebagian besar fungsi bisnis dan mendororng
kerjasama lintas fungsi dengan para pelanggan dalam hal pengembangan produk,
pemasaran, pengiriman, layanan, dan dukungan teknis.
Salah satu dari implementasi paling penting dari strategi kompetitif adalah
perekayasaan proses bisnis (Business Process Reenginering-BPR), sering kali
disebut saja perekayasaan ulang. Perekayasaan ulang adalah pemikiran kembali
yang mendasar dan pendesainan ulang yang radikal atas proses bisnis untuk
mencapai perbaikan yang dramatis dalam biaya, kualitas, kecepatan, dan layanan.
Jadi, BPR menggabungkan strategi untuk mempromosikan inovasi bisnis agar
perusahaan dapat menjadi jauh lebih kuat serta menjadi pesaing yang lebih berhasil
dalam pasar.
Melakukan perubahan yang radikal atas proses bisnis untuk secara dramatis
meningkatkan efisiensi dan efektivitas bukanlah tugas yang mudah. Contohnya,
banyak perusahaan yang menggunakan software Enterprise Resource Planning
(ERP) fungsional untuk merekayasa ulang, mengotomatisasi, dan mengitegrasikan
proses manufaktur, distribusi, keuangan, dan sumberdaya manusia. Sementara
banyak perusahaan telah melaporkan keuntungan yang mengesankan dengan
proyek perekayasaan melalui ERP, banyak yang mengalami kegagalan yang
dramatis atau telah gagal mencapai perbaikan yang mereka kejar.
Ada empat strategi dasar yang harus diimplementasikan untu menjadi perusahaan
yang lincah. Antara lain :
1. Pelanggan dari perusahaan yang lincah menganggap produk atau jasa sebagai
solusi terhadap masalah individual mereka.
Cara lain untuk memikirkan mengenai kelincahan dalam bisnis. Kerangka kerja ini
menekankan pada peran yang dapat dimainkan oleh pelanggan, mitra bisnis dan
tegnologi informasi dalam mengembangkan dan mempertahankan kelincahan
strategis perusahaan. Perhatikan bagaimana tegnologi informasi dapat
memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan hubungan dengan pelanggan
dalam komunitas virtual yang membantu perusahaan untuk bermitra dengan
pemasok, distributor, manufaktur kontrak dan pihak lainnya melalui portal kerja
sama dan sistem rantai pasokan berbasis Web lainnya yang secara signifikan
memperbaiki kelincahan perusahaan dalam melihat peluang bisnis yang inovatif.
Dalam lingkungan bisnis global yang dinamis saat ini, pembentukan perusahaan
virtual dapat menjadi salah satu penggunaan strategis terpenting dari tegnologi
informasi. Perushaan virtual (juga disebut korporasi virtual atau organisasi virtual)
adalah organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan
banyak orang, organisasi, aktiva dan ide.
Perusahaan virtual biasanya membentuk aliansi dan kelompok kerja virtual dengan
mitra bisnis yang saling berhubungan melalui Internet, intranet dan ekstranet.
Perhatika bahwa perusahaan ini telah diorganisir secara internal menjadi
kelompok-kelompok lintas fungsi dan proses yang dihubungkan dengan intranet.
Perusahaan tersebut juga mengembangkan aliansi dan hubungan ekstranet yang
membentuk sistem informasi antar perusahaan dengan pemasok, pelanggan,
subkontraktor dan pesaing. Jadi, perusahaan virtual menciptakan aliansi dan
kelompok kerja virtual yang fleksibel dan dapat beradaptasi untuk mengeksploitasi
peluang bisnis yang berubah dengan cepat.
Bagi banyak perusahaan saat ini, keunggulan kompetitif yang bertahan lama hanya
dapat dimiliki oleh mereka apabila mereka menjadi perusahaan yang dapat
menghasilkan pengetahuan organisasi yang belajar. Hal ini berarti secara konsisten
menciptakan pengetahuan bisnis baru, menyebarkan secara luas keseluruh
perusahaan dan dengan cepat membangun pengetahuan baru kedalam produk dan
jasa mereka.
1. Pengetahuan eksplisit, yaitu data, dokumen, segala sesuatu yang tertulis atau
disimpan dalam komputer.
2. Perusahaan pengetahuan implisit, yaitu pengetahuan “bagaimana cara
melakukan sesuatu”, yang ada didalam diri para pekerja.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Seseorang merasakan value jika jasa/ produk yang ia nikamti sepadan atau lebih
besar dari biaya yang ia keluarkan.
2. Keunikan, artinya adalah produk anda tidak mudah di contoh atau di-copyoleh
pesaing anda.
1. Pendatang baru
2. Pembeli
3. Pemasok
4. Substitusi
5. Pesaing
Dampak sistem informasi strategis bagi manajer dan organisasi. Dengan adanya
aplikasi teknologi informasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja operasional
dan manajemen. Teknologi seperti otomatisasi kantor, otomatisasi pabrik, sistem
pemrosesan transaksi dan sistem manajemen database berpengaruh pada kualitas
organisasi.
Daftar Pustaka