Skripsi 2017 Revisi
Skripsi 2017 Revisi
PENDAHULUAN
1
Penyakit ginjal memiliki perjalanan penyakit dari akut sampai menjadi kronik
(3)
membutuhkan waktu bertahun- tahun
Gagal ginjal kronik (GGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu
penurunan fungsi ginjal yang berat dan terjadi secara perlahan dalam waktu yang
lama (menahun) yang di sebabkan oleh berbagai penyakit, bersifat progesif dan
umumnya tidak dapat pulih. Fungsi ginjal secara umum antara lain menghasilkan
urine, keseimbangan elektrolit, pemeliharaan keseimbangan asam basa,
eritropoiesis yaitu fungsi ginjal dalam produksi eritrosit, regulasi kalsium dan
fosfor atau mengatur kalsium serum dan fosfor, regulasi tekanan darah, eksresi
sisa metabolik dan toksin.(6)
2
penderita penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD)
stadium V atau gagal ginjal kronik (GGK). (7)
3
1.2 Rumusan masalah
Apakah terdapat hubungan antara tingkat kepuasan pasien terhadap
kualitas pelayanan pasien hemodialisis ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Meningkatkan kualitas pelayanan hemodialisis agar kualitas hidup
pasien meningkat dan produktif .
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepuasan pasien
terhadap kualitas pelayanan pasien hemodialisis.
2. Untuk mengetahui karakteristik pasien yang menjalani
hemodialisis.
1.4 Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat kepuasan pasien dengan kualitas
pelayanan pasien hemodialisis .
1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait
terutama pihak-pihak sebagi berikut :
1.5.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
akan kesehatan dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.5.2 Manfaat untuk profesi
Memberikan informasi sehingga dapat digunakan sebagai bahan
masukan para dokter dan tenaga medis untuk meningkatkan
kualitas pelayanan pasien hemodialisis.
1.5.3 Manfaat untuk masyarakat
Memberikan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat
terhadap hubungan tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas
pelayanan hemodialisis .
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pasien dengan gagal ginjal kronik akan mengalami kerusakan fungsi ginjal
yang parah dan kronik yang mengakibatkan pasien akan sulit untuk ditolong.
Salah satu penanganan yang tepat untuk pasien gagal ginjal kronik adalah berupa
terapi pengganti ginjal. Terapi pengganti ginjal yang sering dilakukan adalah
hemodialisis.(6,13)
5
2. Penyakit peradangan: glomerulonefritis.
3. Penyakit vaskuler hipertensi: nefrosklerosis maligna, nefrosklerosis
benigna, stenosis arteria renalis.
4. Gangguan jaringan ikat: lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,
sklerosis sistemik progresif.
5. Gangguan kongenital dan herediter: penyakit ginjal polikistik hederiter,
asidosis sistemik progresif.
6. Penyakit metabolik: diabetes melitus, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis.
7. Nefropati toksik: penyalahgunaan analgesik, nefropati timah.
8. Nefropati obstruktif karena obstruksi saluran kemih karena batu,
neoplasma, fibrosis retroperitoneal, hipertrofi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital leher vesika urinarian dan uretra.(4,6)
2.1.2 Patofisiologi
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada
penyakit yang mendasarinya, tetapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang
terjadi kurang lebih sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi
struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai
upaya kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan
growth faktor. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh
peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini
berlangsung singkat, akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang
progresif, walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan
aktivitas aksis renin-angiotensin-aldosteron intrarenal, ikut memberikan
kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas tersebut.
Aktivasi jangka panjang aksis reninangiotensin-aldosteron, sebagian diperantarai
oleh growth factor seperti transforming growth factor β (TGF-β). Beberapa hal
juga yang dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitas penyakit ginjal
6
kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia. Terdapat
variabilitas untuk terjadinya sklerosis dan fibrosis glomerulus maupun
tubulointerstitial. Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi
kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan mana basal LFG
masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan
terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan
kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60 % pasien masih
belum merasakan keluhan (asimptomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar
urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30 % mulai terjadi keluhan
pada seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan
berat badan. Sampai pada LFG kurang 30 % pasien memperlihatkan gejala dan
tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan
metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya.
Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran
nafas, maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air
seperti hipo atau hipervolumia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain
natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15 % akan terjadi gejala dan komplikasi
yang lebih serius dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal
replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal.(5)
2.1.4 Komplikasi
Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik:
1. Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolik, katabolisme
dan masukan diet berlebihan.
7
2. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi
produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
renin-angiostensin-aldosteron
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah
merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin dan
kehilangan darah selama hemodialisis.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatic akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal dan
peningkatan kadar alumunium.(4,6,10)
8
2.1.1 Indikasi dialisis
Pada penyakit ginjal kronik yaitu bila laju filtrasi glomerulus (LFG) sudah
kurang dari 15 ml/menit. Dialisis di anggap baru perlu di mulai bila di jumpai
salah satu dari hal berikut: Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata, K serum
> 6 mEq/L, Ureum darah > 200 mg/L, pH darah < 7,1, Anuria berkepanjangan ( >
5 hari), dan fluid overloaded atau hipervolemia.(16)
9
2.3 Kualitas pelayanan
2.3.1 Pengertian kualitas
Kualitas mempunyai beberapa definisi yang sering dikemukakan, antara lain:
a. Kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan
b. Kecocokan untuk pemakaian
c. Perbaikian atau penyempurnaan berkelanjutan
d. Bebas dari kerusakan atau cacat
e. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat.
f. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan .(18,31)
2.3.2 Pengertian pelayanan
Pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud, cepat
hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, dan pelanggan lebih dapat
berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Definisi jasa dalam
strategi pemasaran harus diamati dengan baik karena pengertiannya sangat
berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya
pertumbuhan jasa akan sangat bergantung pada penilaian pelanggan terhadap
kinerja atau penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen. (13)
10
b. Responsiveness (ketanggapan)
Dimensi ini mencakup keinginan membantu pasien dan
memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat.
c. Assurance (jaminan)
1) Competency: mencakup pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki pemberi layanan
2) Courtesy: mencakup kesopanan, rasa hormat, perhatian, dan
keramahan pelayanan.
3) Credibility: mencakup kepercayaan pasien karena kejujuran dari
pemberi jasa.
4) Security: mencakup kebebasan dari bahaya, risiko, dan keragu-
raguan.
d. Emphaty
1) Accesibility: mencakup kemudahan untuk menghubungi.
2) Communication Skill: mencakup pemberian
informasi kepada pasien dengan bahasa yang dapat
dimengerti, dan mendengarkan tanggapan dan
pertanyaan pasien.
3) Understanding the Customer: mencakup perlunya
usaha mengetahui pasien dan kebutuhan khususnya
4) Tangibles (tampilan ) Dimensi ini mencakup kondisi
fisik fasilitas , peralatan dan ketrampilan kerja .(20)
11
b. Pendekatan untuk penyempurnaan kualitas jasa
Penyempurnaan kualitas jasa merupakan aspek penting dalam
rangka menciptakan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan oleh
faktor biaya, waktu penerapan program, dan pengaruh layanan
pelanggan.
Ketiga faktor ini merupakan inti pemahaman dan penerapan
suatu sistem yang responsif terhadap pelanggan dan organisasi untuk
pencapaian kepuasan optimum.
d. Implementasi
Manajemen harus menentukan cakupan kualitas jasa dan level
layanan pelanggan sebagai bagian dari proses implementasi dan kebijakan
organisasi. Manajemen juga harus menentukan rencana implementasi
mencakup jadwal waktu, tugas-tugas, dan siklus pelaporan. (18)
12
2.4 Kepuasan pasien
2.4.1 Pengertian kepuasan
Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat
sesuatu yang memadai, dapat didefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau
kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja
atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya. kepuasan juga dapat di artikan
sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
dirasakannya dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.(13) Sejalan dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, serta makin baiknya tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi masyarakat, maka mutu sebagai syarat pelayanan kesehatan yang baik
bertambah baik perannya, mutu dapat diartikan sebagai derajat kesempurnaan
dalam pelayanan kesehatan,mutu dapat diukur dengan membandingkan penampilan
pelayanan dengan standar pelayanan kesehatan .(21) Kepuasan juga merupakan
respon sesorang terhadap dipenuhinya kebutuhan dan harapan. Respon tersebut
merupakan penilaian seseorang terhadap pelayanan pemenuhan kebutuhan dan
harapan, baik pemenuhan yang kurang ataupun pemenuhan yang melebihi
kebutuhan dan harapan.(22) Kepuasan pasien merupakan perasaan yang dimiliki
pasien dan timbul sebagai hasil dari kinerja layanan kesehatan setelah pasien
(23)
membandingkannya dengan apa yang diharapkan. Pelayanan kesehatan yang
dimaksud dalam penelitian ini yakni pelayanan keperawatan. Pelayanan yang
diterima oleh pasien ternyata lebih buruk dari harapan pasien, maka pasien tersebut
merasa tidak puas karena merasa kecewa, apabila pelayanan yang diterima oleh
pasien ternyata sebanding dengan harapan pasien maka pasien merasa puas.(22)
2.4.2 Aspek-aspek kepuasan pada pasien:
13
b) Hubungan pasien dengan petugas Rumah Sakit, dapat dijabarkan dengan
pertanyaan petugas yang mempunyai kepribadian baik yang mendukung
jalannya pelayanan prima terjadi yang menyangkut keramahan, informasi
yang diberikan, sejauh mana tingkat komunikasi, dukungan, tanggapan
dokter/perawat di ruangan IGD, rawat jalan, rawat inap, farmasi,
kemudahan dokter/perawat dihubungi, keteraturan pemberian makanan,
obat, pengukuran suhu dan lain sebagainya.
c) Kompetensi teknis petugas, dapat dijabarkan dalam pertanyaan mengenai
ketrampilan, pengetahuan dan kualifikasi petugas yang baik seperti
kecepatan pelayanan pendaftaran, ketrampilan dalam penggunaan
teknologi, pengalaman petugas medis, gelar medis yang dimiliki, terkenal,
keberanian mengambil tindakan.
d) Biaya, dapat dijabarkan dalam pertanyaan berkaitan dengan jumlah yang
harus diberikan atas pelayanan yang telah didapatkan, seperti kewajaran
biaya, kejelasan komponen biaya, biaya pelayanan, perbandingan dengan
rumah sakit yang sejenis lainnya, tingkat masyarat yang berobat, ada
tidaknya keringanan bagi masyarakat miskin.(24)
o Pelayanan administrasi
o Pelanan dokter
o Pelayanan perawat
o Pelayanan penunjang medis
o Pelayanan petugas obat
o Fasilistas ruangan
14
15
2.3 Ringkasan pustaka
Tabel 2. Ringkasan pustaka
2 KABUPA Cross- Dari 192 Variabel bebas : Data hasil penelitian kepuasan pasien
Susi Andriani , Sunarto TEN sectional responden mutu pelayanan , rawat inap ini diperoleh bahwa pada
MAGELA pasien rawat Variabel responden sebanyak 79 orang (41%)
NG inap yang tergantung: menyatakan bahwa kepuasan yang
terlibat dalam kepuasan pasien dirasakan oleh pasien termasuk
penelitian ini kategori sangat puas.(25)
16
2.4 Kerangka teori
Kualitas a. Kebutuhan dan
pelayanan keinginan
a. Kehandalan b. Cerita tema-
b. Ketanggapan teman
c. Jaminan c. Pengalama
d. Empati masa lalu
d. Informasi
Persepsi
media
17
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Variabel bebas merupakan variabel yang berubah dan di duga mempengaruhi nilai
variable dependen / tergantung. Pada penelitian ini variable bebasnya adalah
pelayanan hemodialisis.
18
3.2 Definisi operasional
Tabel 3 definisi operasional penelitian
Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala Refrensi
operasional pengukuran pengukuran pengukuran
Kepuasan kepuasan juga Kuesioner Mengisi Puas = 66-84 Ordinal Pengukuran
pasien dapat di artikan kuisoner Tingkat
sebagai tingkat Kurang puas = Kepuasan
perasaan 47-65 Pelanggan.
seseorang 2006(23)
setelah Tidak puas =
membandingkan 28-46
kinerja atau
hasil yang
dirasakannya
dengan
harapannya.
Jadi, tingkat
kepuasan
merupakan
fungsi dari
perbedaan
antara kinerja
yang dirasakan
dengan harapan
19
Kualitas kualitas Kuesioner Mengisi Tinggi (66-84) Ordinal Manajemen
pelayanan pelayanan kuisoner Kualitas
sebagai tingkat Sedang (47-65) Perspektif
kesempurnaan Global.
untuk Rendah(28-46 ) Yogyakarta:
memenuhi 2006.(24)
keinginan
konsumen
20
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.3.2 Sampel
Besar sampel yang dibutuhkan dalam meneliti adalah dengan
menggunakan rumus:
Keterangan :
n = besar sampel optimal yang dibutuhkan
Z= pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p = prevalensi yang menderita penyakit ginjal dan membutuhkan hemodialisis
sebesar 0,2 %
21
q = prevalensi yang tidak menderita penyakit/peristiwa yang diteliti = 1-p
d = akurasi dari ketepatan pengukuran
Rumus sampel finit :
n = no n= 77
36,6
1+ (n0/N) 1 +(77/70)
h666
6
Keterangan :
n= besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n0 = besar sampel dari populasi yang infinit
N = besar sampel populasi finit di klinik raycare sebesar 70
37 × 15% = 5,55
Sehingga besar sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 37 + 5,55
menjadi 42,55 orang atau dibulatkan menjadi 42 orang.
22
1. Penyuntingan data (Editing)
Dilakukan penyuntingan data, untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh tersebut sesuai dengan yang tercatat dalam hasil kuesioner,
seperti ketepatan dalam menjawab pertanyaan dan menjawab dengan
lengkap isi kuesioner.
2. Pengkodean (Coding)
Pada tahap ini dilakukan pemberian kode oleh peneliti pada setiap
informasi yaitu dengan memberi kode berbentuk huruf menjadi angka
atau bilangan.
3. Pemasukan data (Entry)
Data yang sudah lengkap akan dimasukkan ke dalam program komputer
untuk proses analisis data
4. Cleaning data
Mengecek kembali data yang telah dimasukkan ke dalam program
komputer untuk memastikan data yang dimasukkan sudah bersih atau
sudah tidak terdapat data yang tidak diperlukan untuk menghindari
kesalahan sebelum analisis data.
Setelah pengolahan data selesai, langkah selanjutnya adalah menentukan
analisis data dengan menggunakkan bantuan software SPSS. Analisis data ang
digunakan adalah :
1. Analisis data univariat
Digunakan untuk melihat karakteristik masing-masing variabel yang
diteliti seperti presentase dan distribusi frekuensi dari variabel.
2. Analisis data bivariat.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas
terhadap tingkat kepuasan.
23
4.6 Alur kerja penelitian
Pasien
hemodialisis
Informed consent
Wawancara / pengisian
kuesioner
Analisis data
24
4.8 Penjadwalan penelitian
Tabel 4. Jadwal penelitian
2016 2017
Kegiatan
Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan-feb
Persiapan dan
pengumpulan
data
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB I
(Pendahuluan)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB II
(Tinjauan
Pustaka)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB III
(Kerangka
konsep dan
Definisi
operasional)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB IV
(Metodologi)
Ujian Proposal
Skripsi
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB V (Hasil
dan
25
Pembahasan)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB VI
(Kesimpulan
dan Saran)
Penyusunan
manuskrip
publikasi
E-Jurnal
Ujian Akhir
Skripsi
26
BAB V
HASIL PENELITIAN
Jenis Kelamin
Laki-laki 36 57.1
Perempuan 27 42.9
Usia
30 – 40 Tahun 18 28.6
41 – 50 Tahun 17 27.0
51 – 60 Tahun 19 30.2
61 – 70 Tahun 7 11.1
71 – 80 Tahun 2 3.2
Pendidikan Terakhir
SD 11 17.7
SMP 8 12.5
SMA 26 41.3
Diploma 2 3.2
Sarjana 16 25.4
27
Pertama Kali Hemodialisa
Tahun 2012 8 12.7
Tahun 2013 15 23.8
Tahun 2014 8 12.7
Tahun 2015 17 27.0
Tahun 2016 15 23.8
Kualitas Pelayanan
Tinggi 47 74.6
Sedang 13 20.6
Rendah 3 4.8
Kepuasan Pasien
Puas 32 50.8
Kurang Puas 25 39.7
Tidak Puas 6 9.5
1. Jenis Kelamin
2. Usia
Distribusi frekuensi berdasarkan usia menunjukan dari 63 data responden yang
mengikuti penelitian, jumlah responden yang berusia 30 – 40 Tahun sebanyak 18 orang
(28.6%), jumlah responden yang berusia 41 – 50 Tahun sebanyak 17 orang (27.0%), jumlah
responden yang berusia 51 – 60 Tahun sebanyak 19 orang (30.2%), jumlah responden yang
28
berusia 61 – 70 Tahun sebanyak 7 orang (11.1%), dan jumlah responden yang berusia 71 –
80 Tahun sebanyak 2 orang (3.2%).
3. Pendidikan Terakhir
5. Kualitas Pelayanan
29
6. Kepuasan Pasien
Dalam Analisis Bivariat pada penelitian ini menggunakan Uji Chi Square. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel
tergantung. Berikut hasil yang diperoleh;
Kualitas Pelayanan
Total p-value
Tinggi Sedang Rendah
Puas 26 6 0 32
Kepuasan
Kurang Puas 19 5 1 25 0.008
Pasien
Tidak Puas 2 2 2 6
Total 47 13 3 63
30
sehingga daapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kepuasan pasien dan
kualitas pelayanan.
BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat nilai p-value adalah sebesar 0.008. (p<0.05).
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kepuasan pasien dan
kualitas pelayanan. Dimana hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian bahwa terdapat
hubungan bermakna antara kepuasan pasien dengan kualitas pelayanan pada pasien
hemodialisa.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam bab tinjauan pustaka bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien hemodialisis adalah kualitas pelayanan
hemodialisis. kualitas layanan merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan atau
persepsi konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Jika kualitas layanan
yang dirasakan sama atau melebihi kualitas layanan yang diharapkan maka layanan dikatakan
berkualitas dan memuaskan.
31
pelayanan dengan kepuasan pasien Jamkesmas di Instalasi Hemodialisa ruang Dahlia BLU
RSUP Prof. DR. R. D. Kandou.(27)
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Susi andriani dkk di Kabupaten
Magelang dari 192 responden didapatkan data hasil penelitian kepuasan pasien rawat inap ini
diperoleh bahwa pada responden sebanyak 79 orang (41%) menyatakan bahwa kepuasan yang
dirasakan oleh pasien termasuk kategori sangat puas.(25) yang artinya terdapat hal-hal yang
dapat mempengaruhi kepuasan dari seorang pasien, yakni mulai dari kenyamanan, hubungan
yang timbul antara pasien dengan petugas, kompetensi petugas, dan adapun beberapa sumber
yang menyebutkan bahwa biaya, dan profil pasien juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
pada seorang pasien.(24)
Didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeriko dkk pada 2014 dengan
judul penelitian Patient satisfaction analysis of the service quaity the hemodialisis ward
didapatkan pada Hasil uji Chi square menunjukkan perbedaan tingkat kepuasaan ditinjau dari
profil pasien.(28) dalam penelitian lain juga dikatakan bahwa kepuasan pasien diiringi dengan
adanya dukungan keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien yang dimana menjadi
salah satu indikator keberhasilan terapi hemodialisis yang dilakukan.(29,30)
Metode penelitian yang dipakai berupa cross sectional, sehingga peneliti tidak dapat
menentukan hubungan sebab-akibat antara kedua variabel
1. Keterbatasan waktu, sehingga peneliti tidak dapat mengambil lebih banyak sampel
pada suatu populasi yang akhirnya mungkin kurang merepresntasikan hasil penelitian
pada populasi yang sebenarnya.
2. One serial test, hanya dilakukan satu kali pengukuran sehingga tidak dapat melihat
32
keterkaitan khusus antara kepuasan pasien dengan kualitas pelayanan klinik
hemodialisa
33
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara. Dengan nilai p-value adalah sebesar 0.008. (p<0.05).
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kepuasan pasien dan
kualitas pelayanan.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
berikan peneliti untuk klinik raycar adalah;
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan peneliti yang dimiliki dalam penelitian
ini, maka sebaiknya pada penelitian selanjutnya dapat
1. Mempersiapkan waktu penelitian yang lebih cukup
2. Meneliti hal-hal lain yang mungkin dapat meningkatkan baik kepuasan pasien
maupun kualitas pelayanan
3. Memilih metode penelitian selain cross sectional seperti kohort atau case-control,
sehingga dapat dilihat faktor yang paling dominan terhadap tingkat kualitas
pelayanan suatu klinik.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Perry, Potter, and Patricia Ann Potter. "Buku ajar fundamental keperawatan."EGC.
Jakarta (2005).
2. Rindiastuti Y. Deteksi dini dan pncegahan penyakit gagal ginjal kronik, 2008.
(Skripsi). FK UNS. Surakarta.
3. Sherwood, Lauralee. "Fisiologi manusia dari sel ke sistem." Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC (2001).
4. Price, Sylvia A., and Lorraine M. Wilson. "Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit." Edisi 6 (2005): 417-33.
5. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam: Sudoyo AW, Sutiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Ed/IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2007. Hal 1035-1052.
6. Wilson, Lorraine M., and Sylvia A. Price. "Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit." Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC (2006).
7. USRD 2013, chronic kidney disease in the general population , Vol. 1 , USA, diakses
2 mei 2016 , http://usrds.go.org
8. Indonesia, Perkumpulan Nefrologi. "4th Report of indonesian renal registry." (2011).
9. Ndambuki, James. "The level of patients’ satisfaction and perception on quality of
nursing services in the Renal unit, Kenyatta National Hospital Nairobi, Kenya." Open
Journal of Nursing 3.02 (2013): 186.
10. Smeltzer, Suzanne C., and Brenda G. Bare. "Buku ajar keperawatan medikal
bedah." Jakarta: EGC (2002).
11. Wibowo, M. "Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga." Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada (2010).
12. Cibulka R, Racek J. Metabolic disorders in patients with chronic kidney failure.
Institute of clinical biochemistry and hematology Charles university. Faculty of
medicine and faculty hospital in pilsen. 2007; 56: 697- 705.
13. Kumalasari, Novita. Hubungan kualitas pelayanan rawat inap dengan tingkat
kepuasan pasien di bangsal mawar I RSUD dr. Moewardi Surakarta. Diss.
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, 2009.
14. Sagala, Deddy Sepadha Putra.”analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan .”jurnal keperawatan Vol 1.1 (2015).
35
15. Listiani, IDA. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan: Chronic Kidney Disease Di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum
Daerah Sukoharjo. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.
16. Suddarth, Brunner. "Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah." Ed 8 (2002): 457-458.
17. Suharyanto, Toto, and Abdul Madjid. "Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem perkemihan." TIM, Jakarta (2009).
18. Janudianto, Tri. Analisis Tingkat Kepuasan Layanan Jasa Melalui Metode Service
Quality Dan Customer Satisfaction Index (Studi Kasus: Kantor Pos Gladak Solo).
Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
19. Purnama, Nursya’bani. "Manajemen Kualitas Perspektif Global." Yogyakarta:
Ekonesia (2006).
20. Marpaung, Bintang Sahala. "Gambaran Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit XYZ Tahun 2009." Jurnal Ilmiah
Ranggagading (JIR) 10.2 (2012): Halaman-171.
21. Nizwardi, and Deni Elnovriza. "Analisis tingkat kepuasan klien terhadap Azkha
pelayanan kesehatan di puskesmas dalam wilayah Kota Padang tahun 2006."Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas 1.2 (2007): 65-72.
22. Imelda ,sarah ,and ezzah nahrisah. “Analisis tingkat mutu pelayanan rawat inap dalam
upaya peningkatan kepuasan pasien di RSUP Adam Malik Medan (studi
perbandingan antara pasien umum dan BPJS).”Informatika 3.3 (2016): 92-105.
23. Pohan, Imbalo S. "Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar-Dasar Pengertian dan
Penerapan." Jakarta: EGC (2007).
24. EL-NASSER, GHONA ABD, and Nadia Mohamed. "Patient Satisfaction with
Preoperative Care and Its Relationship with Patient Characteristics." The Medical
Journal of Cairo University 81.2 (2013).
25. Andriani, Susi. "Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien
Rawat Inap Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Magelang." (2009).
26. Haryanti Putri., Nisa Khairun. Terapi Konservatif dan Terapi Pengganti Ginjal
sebagai Penatalaksanaan pada Gagal Ginjal Kronik . FK UNILA. 2015; VOL 4
(7):49-52
27. Rahim, Regina F., Benedictus S. Lampus, and Iyone ET Siagian. "Hubungan Kualitas
Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Di Instalasi
Hemodialisa Ruang Dahlia BLU RSUP Prof. DR. RD Kandou."JURNAL
KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN TROPIK 2.2 (2014).
28. Sinurat J, et al. Pateint Satisfaction Analysis of The Service Quality The Hemodialysis
Ward. Majalah Farmaseutik, Vol. 10 No. 1 (2014): 192-201
29. Mailani Fitri, et al. Kualitas Hidup Pasein Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis. Jurnal Keperawatan Ners. Vol 11, No 1 (2015)
36
30. Situmorang, et al. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSUD. Jurnal Ilmu
Pendidikan Indonesia (2016)
INFORMED CONSENT
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saudara untuk ikut serta dalam
penelitian ini sebagai responden. Bila bersedia, maka peneliti akan melakukan
wawancara dengan menggunakan kuesioner dan diharapkan responden memberikan
informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Hasil yang berhubungan dan diperoleh dari penelitian ini akan dijaga
kerahasiannya dan tidak akan disebarluaskan kepada pihak lain, selain pihak yang
berkepentingan dengan penelitian ini. Bila ada pertanyaan, saudara dapat
menghubungi peneliti di nomor telepon 081282275882..
Saudara bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila saudara bersedia
ikut dalam penelitian ini, peneliti mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada
formulir persetujuan di bawah ini.
Jakarta, ………..20…..
37
............................
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan di atas telah disampaikan dan telah saya pahami. Oleh
karena itu saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : …………………………………….
Usia : …………………………………….
Tanggal : ……………………………………..
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan
dari siapapun.
38
Lampiran 2
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
No responden : .........................................................
Pendidikan : .............................................
Pekerjaan : .............................................
I. Kualitas Pelayanan
Petunjuk :
Berilah tanda checklist (√) pada kolom sesuai jawaban saudara berdasarkan
harapan yang saudara kehendaki atas kualitas pelayanan.
a. Realibity / Kehandalan Pelayanan
39
Saya merasa prosedur penerimaan pasien
2 Hemodialisa di bagian administrasi tidak pilih
kasih atara pasien BPJS dan pasien umum.
40
d. Empathy / Perhatian Pelayanan
Benar Kurang Tidak
No Pernyataan 3 Benar Benar
2 1
Perawat di layanan hemodialisa bersedia dengan
1 sabar mendengarkan keluhan yang saya alami
sampai saya selesai menjelaskannya
2 Dokter di unit layanan hemodialisa ramah dan
tidak pilih-pilih pasien saat memberikan
pelayanan hemodialisa
3 Petugas kesehatan (selain dokter) di unit layanan
hemodialisa tidak pilih-pilih pasien saat
memberikan pelayanan hemodialisa
41
KUESIONER TENTANG KEPUASAN
Petunjuk : Mohon Bapak/Ibu dapat mengisi dengan memberi tanda checklist (√)
pada kolom sesuai dengan jawaban saudara berdasarkan pelayanan yang saudara
terima
II. Kepuasan
a. Pelayanan Administrasi
Puas Kurang Tidak
No Pertanyaan 3 Puas Puas
2 1
1 Apakah Anda puas dengan pelayanan di bagian
administrasi pelayanan hemodialisa yang cepat /
tidak berbelit-belit?
2 Apakah Anda puas setelah mendaftar pada
bagian administrasi tidak perlu menunggu lama
untuk mendapatkan pelayanan hemodialisa?
3 Apakah Anda puas dengan sikap petugas
administrasi yang memperlakukan pasien sama /
tidak memilih-milih pasien yang medaftar untuk
hemodialisa?
b. Pelayanan Dokter
Puas Kurang Tidak
No Pertanyaan 3 Puas Puas
2 1
1 Apakah Anda puas dengan dokter yang selalu
ramah kepada Anda?
2 Apakah Anda puas dengan dokter yang
memberikan pelayanan hemodialisa yang cepat?
3 Apakah Anda puas dengan dokter di unit
hemodialisa yang menunjukkan hasil yang baik
bagi kesehatan Anda?
4 Apakah Anda puas dnegan dokter yang selalu
menjelaskan kondisi kesehatan Anda sebelum
melakukan pelayanan hemodialisa?
5 Apakah Anda puas dengan dokter yang selalu
menjelaskan proses yang akan Anda jalani
selama mengikuti pelayanan hemodialisa?
42
6 Apakah Anda puas dengan dokter yang
menjelaskan kondisi kesehatan kepada keluarga
Anda?
c. Pelayanan Perawat
Puas Kurang Tidak
No Pertanyaan 3 Puas Puas
2 1
1 Apakah Anda puas dengan sikap perawat yang
ramah dalam memberikan pelayanan
hemodialisa?
2 Apakah Anda puas dengan sikap perawat yang
selalu mendengarkan keluhan pasien?
3 Apakah Anda puas dengan sikap perawat yang
tidak pernah pilih-pilih dalam memberikan
pelayanan hemodialisa?
4 Apakah Anda puas dengan sikap perawat yang
juga selalu bersikap ramah kepada keluarga
Anda?
5 Apakah Anda puas dengan sikap perawat yang
selalu menjelaskan kepada Anda mengenai
kemajuan kondisi kesehatan Anda?
43
4 Apakah Anda puas dengan kemahiran petugas
kesehatan (selain dokter) saat menggunakan
peralatan hemodialisa?
44
III. Pertanyaan Ringkas
45
Lampiran 3
Frequency Table
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan Terakhir
46
Pertama Kali Hemodialisa
Kualitas Pelayanan
Kepuasan Pasien
47
Crosstabs
Notes
48
[DataSet0]
Cases
Puas 26 6 0 32
Tidak puas 2 2 2 6
Total 47 13 3 63
Chi-Square Tests
49
Lampiran 4. Kaji etik
50
Lampiran 5. Bukti penelitian
51
Lampiran 6. Surat pernyataan kontribusi pengarang
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa telah berkontribusi dalam
hal :
i) Menyusun konsep
ii) Menyusun rancangan penelitian
iii) Pengumpulan data
iv) Analisis data
v) Interpretasi data
vi) Penanggung jawab pengumpulan data
vii) Mempersiapkan makalah
viii) Merevisi makalah akhir untuk dipublikasi (final approval of the versin to
be published).
Judul manuskrip :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………
Jakarta, …..........................
52
Lampiran 7. Foto penelitian
53