Anda di halaman 1dari 2

Subyektivitas dan Obyektivitas dalam sejarah

Subyektivitas dan obyektivitas sering di bicarakan oleh masyarakat di dalam kehidupan sehari-
hari, kedua hal ini sangat berkaitan erat dengan pemikiran setiapm orang.

Subyektifitas berasal dari kata subyektif yang artinya khayalan atau pemikiran. Jadi bisa
diartikan Subyektivitas adalah sebuah fakta-fakta yang hanya terdapat di dalam pikiran seseorang
pengamat atu sejarawan. Sedangkan obyektivitas berasal dari kata obyektif yang artinya sesuatu yang
dapat diyakini atau dipahami, bisa diartikan obyektivitas adalah suatu pemikiran yang disertai dengan
bukti-bukti yang akurat yang dapat di pahami dan di percayai oleh setiap orang.

Subyektifitas biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pemikiran pada diri kita, lingkungan yang
ada di sekitar kita, serta pengaruh darri psikis kita. Dan biasanya dapat berupa pamikiran atau pendapat
kita yang berasal dalam diri kita. Subyektivitas dalam sejarah gambaran suatu peristiwa yang telah
terjadi yang di pengaruhi oleh pemikiran di sekitar lingkungannya. Obyektivitas dalam sejarah menurut
Garraghan dalam Zaki (2007) :
1. Obyektivitas tidak berarti menuntut agar sejarawan bebas sepenuhnya dari keurigaan-
kecurigaan awal yang bersifat social, politis, agam, atau lainnya
2. Obyektivitas tidak berarti menuntut agar sejarawan mendekati tugasnya terlepas dari
semua teori dan falsafah hidupnya.
3. Obyektivitas tidak menuntut agar sejarawan bebas dari simpati terhadap obyeknya.
4. Obyektivitas tidak berarti menuntut agr pembaca mengekang diri dari penilaian atau
penarikan konklusi
5. Obyektivitas sejarawan tidak berarti bahwa semua situasi yang menimbulkan peristiwa
historis dicatat sesuai dengan kejadiannya

Pengetahuan yang diperoleh dengan jalan melakukan penyelidikanmyang tidak memihak dan
bebas menegenai gambaran, proses, konsep dan proses mental yang berbeda satu atau dua langkah dari
realitas obyektif. Memang sikap tidak memihak dan obyektif mungkin sulit diperoleh dari data semacam
itu, dan karenanya kesimpulan yang didasarkan diatasnya mungkin lebih dapat di bantah, tetapi data
data dan kesimpulan semacam itu, jika benar, tidak dengan sendirinya lebih rendah daripada
pengetahuan macam lain per se.
Daftar Rujukan
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah : Pengantar Metode Sejarah. Yayasan Penerbit
Universitas Indonesia.

https://press.unhi.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/Prosiding-Komplit-edit.pdf. Diakses
pada tanggal 17 September 2018

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Anda mungkin juga menyukai