Anda di halaman 1dari 13

TEORI BIAYA PRODUKSI

Biaya Produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.

Analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu yaitu:

A. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK


Biaya produksi jangka pendek ini maksudnya yaitu biaya produksi dengan jangka waktu
dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambahkan jumlahnya atau jumlahnya tetap.
1. BERBAGAI PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK
Apabila jumlah suatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah-ubah, maka
biaya produksi yang dikeluarkan juga akan berubah-ubah nilainya. Sedangkan bila
jumlah suatu faktor produksi yang digunakan itu tetap, maka biaya produksi yang
dikeluarkan untuk mendapatkannya juga tetap nilainya. Maka keseluruhan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya yang
selalu berubah dan biaya tetap.
Biaya produksi ini mencakup tentang (i) biaya produksi rata-rata yang meliputi biaya
produksi total rata-rata, biaya produksi tetap rata-rata, dan baiay produksi berubah rata-
rata, dan (ii) biaya produksi marjinal yaitu tambahan biaya produksi yang harus
dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.

2. BIAYA TOTAL DAN JENIS-JENIS BIAYA TOTAL


 Biaya total (Total Cost/TC) yaitu biaya yang meliputi keseluruhan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk aktivitas produksi.
Rumus : TC = TFC + TVC

 Biaya tetap total (Total Fixed Cost/TFC) yaitu biaya yang meliputi perbelanjaan
untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang tetap jumlahnya, jadi tidak
dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan. Contohnya seperti biaya telepon,
biaya penyusutan, dan biaya pemeliharaan bangunan.

1
 Biaya berubah total (Total Variable Cost/TVC) yaitu keseluruhan biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat dapat berubah-ubah sesuai
hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka
semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. Contohnya biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya bahan bakar, dan lain-lain.
3. BIAYA RATA-RATA DAN MARJINAL
Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga pengertian yaitu : Biaya Tetap Rata-Rata
(Average Fixed Costs), Biaya Berubah Rata-Rata (Average Variable Costs), dan Biaya
Total Rata-Rata (Average Total Costs). Konsep biaya lain yang perlu dipahami yaitu
Biaya Marjinal atau Marginal Cost.
 Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memperoduksi sejumlah barang tertentu
(Q) dibagi dengan jumlah produksi itu, akan dihasilkan biaya tetap rata-rata. AFC
merupakan biaya tetap yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit
produksi.
Rumus : AFC = TFC/Q

 Biaya Berubah Rata-Rata (AVC)


Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q)
dibagi dengan jumlah produksi itu, akan dihasilkan biaya berubah rata-rata. AVC
merupakan biaya variabel yang dibelanjakan untuk menghasilkan tiap unit
produksi.
Rumus :
AVC = TVC/Q

 Biaya Total Rata-Rata (AC)


Apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi itu, akan dihasilkan biaya total rata-rata. AC merupakan
biaya yang digunakan untuk menghasilkan suatu unit produksi.
Rumus : AC = TC/Q
AC = AFC + AVC

2
 Biaya Marjinal (MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak
satu unit disebut dengan biaya marjinal. Bisa dikatakan pula MC yaitu biaya
produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu unit output.
Rumus : MCn = TCn – TCn-1

MCn = ΔTC/ΔQ

Keterangan : MCn = biaya marjinal produksi ke-n


TCn = biaya total pada waktu jumlah produksi n
TCn-1 = biaya total pada waktu jumlah produksi n-1
ΔTC = pertambahan jumlah biaya total
ΔQ = pertambahan jumlah produksi
B. BENTUK KURVA BIAYA JANGKA PENDEK
1. KURVA BIAYA – BIAYA TOTAL
Pada kurva ini, ada tiga jenis kurva yaitu :
 Kurva TFC, yang menggambarkan biaya tetap toltal. Kurva ini bentuknya
horizontal karena nilainya tidak berubah walau berapa pun banyaknya barang
yang diproduksi.
 Kurva TVC, yang menggambarkan biaya berubah total. Dimana kurva ini
bermula dari titik O dan semakin lama semakin tinggi. Ini menggambarkan
bahwa ketika tidak ada produksi TVC = 0 dan semakin besar produksi
semakin besar nilai biaya berubah totalnya (TVC). Bentuk kurva TVC ini
pada akhirnya akan semakin tegak menggambarkan bahwa produksi
dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
 Kurva TC, yang menggambarkan biaya total. Kurva ini merupakan hasil dari
penjumlahan kurva TVC dan TFC. Sehingga kurva ini bermula dari pangkal
TFC, dan kalau ditarik garis tegak diantara TVC dan TC panjang garis itu
sama dengan jarak antara garis TFC dengan sumbu datar.

3
2. KURVA BIAYA RATA – RATA
Kurva biaya tetap rata-rata berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Bentuk ini disebabkan karena ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah
produksi, semakin kecil biaya tetap rata-rata. Sedangkan pada kurva AVC, AC, dan
MC mendekati bentuk huruf U. Bentuk ini mencerminkan bahwa kegiatan produksi
dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang, yaitu pada waktu
produksi masih sangat rendahpertambahan biaya produksi akan menyebabkan
pertambahan pertambahan yang besar pada jumlah produksi, tetapi jika produksi telah
semakin banyak maka biaya produksi akan menyebabkan pertambahan produksi yang
semakin sedikit.

3. HUBUNGAN KURVA MC DENGAN AVC DAN AC

4
Dalam menggambarkan kurva biaya rata-rata, kurva AVC dan AC dipotong oleh
kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut. Pada hakikatnya
hubungan kurva-kurva ini menunjukkan bahwa :
 Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di bawah
kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun).
 Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva
MC di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik).

4. MENGGAMBARKAN KURVA MC
Kurva MC menggambarkan pertambahan biaya kalau produksi naik satu unit.
Ada dua tingkat produksi yang berkaitan dengan nilai tersebut, tingkat produksi
sebelum dan sesudah kenaikan produksi. Titik-titik yang menggambarkan biaya
marjinal harus digambarkan di antara kedua tingkat produksi tersebut atau
pertengahan dari tingkat produksi tersebut.

C. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG

5
Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan
adalah biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja
tapi juga dapat menambah jumlah mesin dan peralatan produksi yang lain, luas tanah dan
luas bangunan atau pabrik yang digunakan. Teori-teori biaya jangka waktu panjang
diantaranya yaitu :
 Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.
Rumus : LTC = ΔLVC
Keterangan : LTC = biaya total jangka panjang (Long Run Totan Cost)
ΔLVC = perubahan biaya variabel jangka panjang
 Biaya marjinal jangka panjang, yaitu tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.
Rumus : LMC = ΔLTC/ΔQ

Keterangan : LMC = biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjnal Cost)
ΔLTC = perubahan biaya total jangka panjang
ΔQ = perubahan output
 Biaya rata-rata, yaitu biaya total yang dibagi jumlah output.
Rumus :
LRAC = LTC/Q

Keterangan : LRAC = biaya rata-rata jangka panjang (Long Run Average Cost)
LTC = biaya total jangka panjang
Q = jumlah output

D. BENTUK KURVA BIAYA JANGKA PANJANG


1. KURVA BIAYA TOTAL RATA – RATA JANGKA PANJANG
Kurva biaya total rata-rata jangka panjang atau kurva LRAC (Long Run Average
Cost) didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang paling
minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah
kapasitas memproduksinya. Kurva LRAC meliputi beberapa kurva AC. Kurva ini
berdasarkan pada kurva AC yang tak terhingga banyaknya. Karena kurva AC yang

6
sangat banyak maka kurva LRAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung
berbentuk U. Kurva ini merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC
jangka pendek. Titik-titik persinggungan itu merupakan biaya produksi yang paling
optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi.
Dalam menggambarkan kurva LRAC perlu diingat bahwa kurva ini tidak
menyinggung kurva-kurva AC pada bagian atau titik terendah dari kurva AC, tetapi
hanya pada kurva AC yang berada di tengah saja yang disinggung di titik
terendahnya. Dalam jangka panjang titik terendah AC tidak menggambarkan biaya
yang paling minimum untuk memproduksikan satu tingkat produksi. Terdapat
kapasitas produksi lain yang dapat meminimumkan biaya. Dalam kurva LRAC,
walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya
minimum perusahaan perusahaan dalam jangka panjang.

2. BEBERAPA BENTUK KURVA LRAC


Dalam grafik (i) kurva LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi sangat cepat
mengalami kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah
menimbulkan skala ekonomi yang sangat menguntungkan. Industri dengan bentuk
grafik ini terdiri atas banyak perusahaan dan masing-masing berukuran kecil.
Dalam grafik (ii) juga pada permulaannya skala ekonomi sangat menguntungkan
tetapi juga tidak berlangsung lama. Tetapi diikuti oleh kurva LRAC yang datar yang
berarti pada tahap permulaan skala tidak ekonomi belum lagi menguasai kegiatan
perusahaan. Industri dengan bentuk grafik ini terdiri atas perusahaan besar dan
beberapa perusahaan kecil.

7
Sedangkan pada grafik (iii) skala ekonominya tetap wujud sehingga ke jumlah
produksi yang sangat banyak dan dapat menguasai pasaran. Industri biasanya terdiri
dari perusahaan besar dan jumlah perusahaannya relative sedikit.

2.2 REVENUE

Proses produksi yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan sejumlah produk. Produk
inilah yang akan menjadi sumber penerimaan bagi peruahaan setelah produk terjual. Oleh
karena itu, penerimaan perusahaan dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang diterima oleh
perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi, penerimaan
perusahaan disebut juga revenue.
Besar penerimaan perusahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah produk yang
terjual dan harga produk tersebut. Semakin besar jumlah produk yang terjual dan semakin
tinggi harga produk tersebut, penerimaan perusahaan akan semakin besar. Sebaliknya,
semakin rendah jumlah produk yang terjual dan semakin rendah harganya maka semakin
kecil penerimaan yang diterima perusahaan. Oleh karena itu, harga sangat berpengaruh
terhadap revenue.
Tingkat harga ditentukan oleh strukur pasar. Pada pasar persaingan sempurna, harga
barang bersifat konstan. Adapun pada persaingan pasar tidak sempurna, harga cenderung
turun.

8
A. Jenis-jenis Pendapatan Perusahaan
Penerimaan perusahaan dapat dibedakan menjadi penerimaan total, penerimaan rata-
rata, dan penerimaan marginal. Berikut uraian lengkap mengenai ketiga penerimaan
tersebut.
1) Penerimaan Total/Total Revenue (TR)
Penerimaan total ialah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari penjualan
produk yang dihasilkan. Penerimaan ini dapat dihitung dengan cara mengalikan
jumlah seluruh produk yang dihasilkan dengan harga jual produk per unit. Secara
matematis, perhitungan itu dapat dirumuskan :
TR = Q x P
Contoh :
Anda menghasilkan suatu barang sebanyak 5 unit dan harga per unit Rp. 20.000,
maka berapakah jumlah penerimaan total ?
Jawab :
Q = 5 unit
P = Rp. 20.000,00
TR=?
TR = Q x P = 5 x 20.000, = 100.000,-
Jadi, total revenuenya adalah Rp. 100.000,00.
2) Penerimaan Rata-Rata/Average Revenue (AR)
Penerimaan rata-rata ialah penerimaan per unit produk yang terjual. Penerimaan
rata-rata dapat dihitung dengan cara membagi penerimaan total perusahaan dengan
jumlah produk yang terjual. Secara matematis, perhitungan ini dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
Keterangan :
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total perusahaan
Q = jumlah produk yang dihasilkan, dan diasumsikan semuanya terjual

9
Contoh:
Suatu perusahaan memperoleh penerimaan total sebesar Rp. 250.000,- dari penjualan
sebesar 10 unit, berapakah penerimaan rata-ratanya ?

Jawab :

Diketahui :
TR = 250.000,-
Q = 10 unit
AR = ?
AR = TR/Q = 250.000/10 = 25.000
Sebenarnya penerimaan rata-rata selalu sama dengan harga perunit.

3) Penerimaan Marginal/Marginal Revenue (MR)


Penerimaan marginal ialah penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit
produk yang terjual. Penerimaan marginal dapat dihitung dengan cara membagi
tambahan penerimaan total perusahaan dengan tambahan jumlah produk yang terjual.
Secara sistematis, perhitungannya dapat dirumuskan :
MR = (dTR/(dQ)
Contoh :
Fungsi permintan diberikan P = 3Q+27, dimana P: Price (harga) dan Q: jumlah
barang yang diproduksi.Bagaimanakah fungsi marginal pendapatannya (Marginal
Revenue) dan berapa nilai marginal pendapatannya jika perusahaan memproduksi 10
unit barang?

Jawab :

Fungsi total pendapatan (Total Revenue)

 R = P.Q

 R = (3Q+27).Q

 R = 3Q2+27Q

10
Fungsi marginal pendapatan (Marginal Revenue)

 MR = dTR/dQ = 6Q + 27

Jika perusahan berproduksi pada tingkat output Q = 10 , maka

=>MR = dTR/dQ

= 6Q + 27

= 6(10) + 27

= 60 +27

= 87

2.3 LABA

Setelah memahami konsep biaya produksi dan penerimaan perusahaan, anda akan dapat
menghubungkan kedua konsep tersebut. Apabila anda hubungkan antara biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan dan penerimaan yang diterima perusahaan, anda akan menghadapi tiga
kemungkinan, yaitu biaya lebih kecil dari pada penerimaan atau biaya lebih besar dari
penerimaan.

Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, akan lahir laba (profit). Jika biaya lebih besar dari
penerimaan akan timbul rugi (loss), dan jika sama dengan penerimaan, akan lahir konsep titik
impas (break event point). Bedasarkan hubungan antara biaya dan penerimaan tersebut, laba
usaha (profit) dapat diartikan sebagai kelebihan penerimaan perusahaan atas biaya yang
dikeluarkannya. Dapat juga dikatakan bahwa laba usaha merupakan selisih positif dari
penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Adapun rugi usaha dapat diartikan
sebagai selisih negative dari penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Sementara
itu, titik impas dalam usaha dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan bahwa
penerimaan perusahaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya. Dengan kata lain, dalam
keadaan impas, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
Perhitungan Laba dan Rugi Usaha. Laba dan rugi usaha dapat diperhitungkan secara total
maupun rata-rata.

11
Perhitungan secara total akan melahirkan konsep laba total/total profit (TPF) dan rugi
total/total loss (TL). Laba total merupakan jumlah seluruh laba yang diterima perusahaan sebagai
akibat dari kelebihan penerimaan total (TR) atas biaya total (TC) yang dikeluarkan perusahaan.
Dengan demikian, total profit dapat dihitung dengan rumus :

Total profit (TPF) = Total Revenue (TR) – Total cost(TC)

Apabila TC lebih besar daripada TR, TPF akan negative. TPF yang negative menunjukan
bahwa perusahaan mengalami kerugian atau besar rugi total (total loss).

Perhitungan secara rata-rata akan melahirkan konsep laba rata-rata/average profit (APF)
dan konsep rugi rata-rata/average loss (AL). Laba rata-rata ialah laba yang diterima per unit
produk, sedangkan rugi rata-rata ialah kerugian yang diderita perusahaan per unit produk.

Laba rata-rata (APF) dapat dihitung dengan rumus :

APF = TPF/Q atau APF = AR – AC

Sementara itu, rugi rata-rata dapat dihitung dengan melihat nilai total profit. Jika total
profit bernilai negative, laba rata-rata juga akan bernilai negative, perusahaan mengalami
kerugian. Jika nilai total profit dan laba rata-rata yang bernilai negative ( menjadi rugi total atau
rugi rata-rata ) dimasukkan kedalam tabel, tanda negative menyatakan suatu kerugian. Untuk
memperjelas perhitungan laba total dan laba rata-rata, serta rugi total dan rugi rata-rata dapat
dilihat pada tabel berikut.

Kuantitas Harga Total revenue Total cost Total profit Keterangan

(Q) (P) (TR) (TC) (TP)


0 8 0 800 -800 Rugi
100 8 800 2.000 -1.200 Rugi
200 8 1.600 2.300 -700 Rugi
300 8 2.400 2.400 0 Impas
400 8 3.200 2.524 676 Laba
500 8 4.000 2.775 1.225 Laba
600 8 4.800 3.200 1.600 Laba

12
650 8 5.200 3.510 1.690 Laba maksimal
700 8 5.600 4.000 1.600 Laba
800 8 6.400 6.400 0 Impas

A. KONSEP TITIK IMPAS ( BREAK EVEN POINT ).

Tujuan utama suatu perusahaan ialah untuk mendapat laba. Sebelum menetapkan laba,
perusahaan harus mengetahui dalam jumlah produk berapa perusahaan mencapai titik impas,
perhatikan contoh berikut.

13

Anda mungkin juga menyukai