Biaya Produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu yaitu:
Biaya tetap total (Total Fixed Cost/TFC) yaitu biaya yang meliputi perbelanjaan
untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang tetap jumlahnya, jadi tidak
dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan. Contohnya seperti biaya telepon,
biaya penyusutan, dan biaya pemeliharaan bangunan.
1
Biaya berubah total (Total Variable Cost/TVC) yaitu keseluruhan biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat dapat berubah-ubah sesuai
hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka
semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. Contohnya biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya bahan bakar, dan lain-lain.
3. BIAYA RATA-RATA DAN MARJINAL
Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga pengertian yaitu : Biaya Tetap Rata-Rata
(Average Fixed Costs), Biaya Berubah Rata-Rata (Average Variable Costs), dan Biaya
Total Rata-Rata (Average Total Costs). Konsep biaya lain yang perlu dipahami yaitu
Biaya Marjinal atau Marginal Cost.
Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memperoduksi sejumlah barang tertentu
(Q) dibagi dengan jumlah produksi itu, akan dihasilkan biaya tetap rata-rata. AFC
merupakan biaya tetap yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit
produksi.
Rumus : AFC = TFC/Q
2
Biaya Marjinal (MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak
satu unit disebut dengan biaya marjinal. Bisa dikatakan pula MC yaitu biaya
produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu unit output.
Rumus : MCn = TCn – TCn-1
MCn = ΔTC/ΔQ
3
2. KURVA BIAYA RATA – RATA
Kurva biaya tetap rata-rata berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Bentuk ini disebabkan karena ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah
produksi, semakin kecil biaya tetap rata-rata. Sedangkan pada kurva AVC, AC, dan
MC mendekati bentuk huruf U. Bentuk ini mencerminkan bahwa kegiatan produksi
dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang, yaitu pada waktu
produksi masih sangat rendahpertambahan biaya produksi akan menyebabkan
pertambahan pertambahan yang besar pada jumlah produksi, tetapi jika produksi telah
semakin banyak maka biaya produksi akan menyebabkan pertambahan produksi yang
semakin sedikit.
4
Dalam menggambarkan kurva biaya rata-rata, kurva AVC dan AC dipotong oleh
kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut. Pada hakikatnya
hubungan kurva-kurva ini menunjukkan bahwa :
Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di bawah
kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun).
Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva
MC di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik).
4. MENGGAMBARKAN KURVA MC
Kurva MC menggambarkan pertambahan biaya kalau produksi naik satu unit.
Ada dua tingkat produksi yang berkaitan dengan nilai tersebut, tingkat produksi
sebelum dan sesudah kenaikan produksi. Titik-titik yang menggambarkan biaya
marjinal harus digambarkan di antara kedua tingkat produksi tersebut atau
pertengahan dari tingkat produksi tersebut.
5
Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan
adalah biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja
tapi juga dapat menambah jumlah mesin dan peralatan produksi yang lain, luas tanah dan
luas bangunan atau pabrik yang digunakan. Teori-teori biaya jangka waktu panjang
diantaranya yaitu :
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.
Rumus : LTC = ΔLVC
Keterangan : LTC = biaya total jangka panjang (Long Run Totan Cost)
ΔLVC = perubahan biaya variabel jangka panjang
Biaya marjinal jangka panjang, yaitu tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.
Rumus : LMC = ΔLTC/ΔQ
Keterangan : LMC = biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjnal Cost)
ΔLTC = perubahan biaya total jangka panjang
ΔQ = perubahan output
Biaya rata-rata, yaitu biaya total yang dibagi jumlah output.
Rumus :
LRAC = LTC/Q
Keterangan : LRAC = biaya rata-rata jangka panjang (Long Run Average Cost)
LTC = biaya total jangka panjang
Q = jumlah output
6
sangat banyak maka kurva LRAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung
berbentuk U. Kurva ini merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC
jangka pendek. Titik-titik persinggungan itu merupakan biaya produksi yang paling
optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi.
Dalam menggambarkan kurva LRAC perlu diingat bahwa kurva ini tidak
menyinggung kurva-kurva AC pada bagian atau titik terendah dari kurva AC, tetapi
hanya pada kurva AC yang berada di tengah saja yang disinggung di titik
terendahnya. Dalam jangka panjang titik terendah AC tidak menggambarkan biaya
yang paling minimum untuk memproduksikan satu tingkat produksi. Terdapat
kapasitas produksi lain yang dapat meminimumkan biaya. Dalam kurva LRAC,
walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya
minimum perusahaan perusahaan dalam jangka panjang.
7
Sedangkan pada grafik (iii) skala ekonominya tetap wujud sehingga ke jumlah
produksi yang sangat banyak dan dapat menguasai pasaran. Industri biasanya terdiri
dari perusahaan besar dan jumlah perusahaannya relative sedikit.
2.2 REVENUE
Proses produksi yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan sejumlah produk. Produk
inilah yang akan menjadi sumber penerimaan bagi peruahaan setelah produk terjual. Oleh
karena itu, penerimaan perusahaan dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang diterima oleh
perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi, penerimaan
perusahaan disebut juga revenue.
Besar penerimaan perusahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah produk yang
terjual dan harga produk tersebut. Semakin besar jumlah produk yang terjual dan semakin
tinggi harga produk tersebut, penerimaan perusahaan akan semakin besar. Sebaliknya,
semakin rendah jumlah produk yang terjual dan semakin rendah harganya maka semakin
kecil penerimaan yang diterima perusahaan. Oleh karena itu, harga sangat berpengaruh
terhadap revenue.
Tingkat harga ditentukan oleh strukur pasar. Pada pasar persaingan sempurna, harga
barang bersifat konstan. Adapun pada persaingan pasar tidak sempurna, harga cenderung
turun.
8
A. Jenis-jenis Pendapatan Perusahaan
Penerimaan perusahaan dapat dibedakan menjadi penerimaan total, penerimaan rata-
rata, dan penerimaan marginal. Berikut uraian lengkap mengenai ketiga penerimaan
tersebut.
1) Penerimaan Total/Total Revenue (TR)
Penerimaan total ialah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari penjualan
produk yang dihasilkan. Penerimaan ini dapat dihitung dengan cara mengalikan
jumlah seluruh produk yang dihasilkan dengan harga jual produk per unit. Secara
matematis, perhitungan itu dapat dirumuskan :
TR = Q x P
Contoh :
Anda menghasilkan suatu barang sebanyak 5 unit dan harga per unit Rp. 20.000,
maka berapakah jumlah penerimaan total ?
Jawab :
Q = 5 unit
P = Rp. 20.000,00
TR=?
TR = Q x P = 5 x 20.000, = 100.000,-
Jadi, total revenuenya adalah Rp. 100.000,00.
2) Penerimaan Rata-Rata/Average Revenue (AR)
Penerimaan rata-rata ialah penerimaan per unit produk yang terjual. Penerimaan
rata-rata dapat dihitung dengan cara membagi penerimaan total perusahaan dengan
jumlah produk yang terjual. Secara matematis, perhitungan ini dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
Keterangan :
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total perusahaan
Q = jumlah produk yang dihasilkan, dan diasumsikan semuanya terjual
9
Contoh:
Suatu perusahaan memperoleh penerimaan total sebesar Rp. 250.000,- dari penjualan
sebesar 10 unit, berapakah penerimaan rata-ratanya ?
Jawab :
Diketahui :
TR = 250.000,-
Q = 10 unit
AR = ?
AR = TR/Q = 250.000/10 = 25.000
Sebenarnya penerimaan rata-rata selalu sama dengan harga perunit.
Jawab :
R = P.Q
R = (3Q+27).Q
R = 3Q2+27Q
10
Fungsi marginal pendapatan (Marginal Revenue)
MR = dTR/dQ = 6Q + 27
=>MR = dTR/dQ
= 6Q + 27
= 6(10) + 27
= 60 +27
= 87
2.3 LABA
Setelah memahami konsep biaya produksi dan penerimaan perusahaan, anda akan dapat
menghubungkan kedua konsep tersebut. Apabila anda hubungkan antara biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan dan penerimaan yang diterima perusahaan, anda akan menghadapi tiga
kemungkinan, yaitu biaya lebih kecil dari pada penerimaan atau biaya lebih besar dari
penerimaan.
Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, akan lahir laba (profit). Jika biaya lebih besar dari
penerimaan akan timbul rugi (loss), dan jika sama dengan penerimaan, akan lahir konsep titik
impas (break event point). Bedasarkan hubungan antara biaya dan penerimaan tersebut, laba
usaha (profit) dapat diartikan sebagai kelebihan penerimaan perusahaan atas biaya yang
dikeluarkannya. Dapat juga dikatakan bahwa laba usaha merupakan selisih positif dari
penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Adapun rugi usaha dapat diartikan
sebagai selisih negative dari penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Sementara
itu, titik impas dalam usaha dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan bahwa
penerimaan perusahaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya. Dengan kata lain, dalam
keadaan impas, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
Perhitungan Laba dan Rugi Usaha. Laba dan rugi usaha dapat diperhitungkan secara total
maupun rata-rata.
11
Perhitungan secara total akan melahirkan konsep laba total/total profit (TPF) dan rugi
total/total loss (TL). Laba total merupakan jumlah seluruh laba yang diterima perusahaan sebagai
akibat dari kelebihan penerimaan total (TR) atas biaya total (TC) yang dikeluarkan perusahaan.
Dengan demikian, total profit dapat dihitung dengan rumus :
Apabila TC lebih besar daripada TR, TPF akan negative. TPF yang negative menunjukan
bahwa perusahaan mengalami kerugian atau besar rugi total (total loss).
Perhitungan secara rata-rata akan melahirkan konsep laba rata-rata/average profit (APF)
dan konsep rugi rata-rata/average loss (AL). Laba rata-rata ialah laba yang diterima per unit
produk, sedangkan rugi rata-rata ialah kerugian yang diderita perusahaan per unit produk.
Sementara itu, rugi rata-rata dapat dihitung dengan melihat nilai total profit. Jika total
profit bernilai negative, laba rata-rata juga akan bernilai negative, perusahaan mengalami
kerugian. Jika nilai total profit dan laba rata-rata yang bernilai negative ( menjadi rugi total atau
rugi rata-rata ) dimasukkan kedalam tabel, tanda negative menyatakan suatu kerugian. Untuk
memperjelas perhitungan laba total dan laba rata-rata, serta rugi total dan rugi rata-rata dapat
dilihat pada tabel berikut.
12
650 8 5.200 3.510 1.690 Laba maksimal
700 8 5.600 4.000 1.600 Laba
800 8 6.400 6.400 0 Impas
Tujuan utama suatu perusahaan ialah untuk mendapat laba. Sebelum menetapkan laba,
perusahaan harus mengetahui dalam jumlah produk berapa perusahaan mencapai titik impas,
perhatikan contoh berikut.
13