Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dessyana Anggi Lansiawati Tampubolon

Nim : 4173341013

Kelas : Biologi Dik F 2017

Tugas : Peper Taksonomi Hewaan Invertebrata

Filum Porifera

Ciri-ciri Umum

Hewan spons(sponges)atau disebut juga sebagai kelompok porifera merupakan hewan


multiseluler yang primitive.Tubuhnya tidak memiliki jaringan maupun organ yang
sesungguhnya.Semua hewan dewasa anggota dari filum Porifera bersifat menempel atau
menetap pada suatu dasar dan hanya menunjukkan sedikit gerakan.Menurut pandangan naturalis
kuno seperti Aristoteles,Pliny,dan lain-lain,bahwa hewan spons merupakan jenis tumbuhan.Baru
pada tahun 1765,setelah diketahuinya adanya aliran air didalam tubuh Porifera,maka jelas bahwa
Porifera termasuk kelompok hewan.

Kata “porifera”berasal dari kata bahasa latin,porus=ferra,porus berarti lubang kecil(dalam


bentuk tunggal = porus sedangkan dalam bentuk jamak = pori),sedang ferra berarti mengandung
atau mengemban.Kata tersebut untuk menunjukkan akan kekhususan hewan yang
bersangkutan,yaitu hewan yang memiliki banyak lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup
disebut hewan berpori.

Bila dibandingkan dengan susunan tubuh protozoa maka susunan tubuh Porifera sudah
lebih kompleks,sebab tubuhnya tidak terdiri dari satu sel melainkan telah tersusun oleh banyak
sel.Walaupun hewan ini sudah tersusun oleh banyak sel,tetapi sel-selnya masih cenderung
bekerja secara mandiri(individual),artinya belum ada koordinasi antara sel yang satu engan yang
lain.Dengan demikian Porifera dimasukkan dalam golongan metozoa(hewan multiseluler)tingkat
rendah,sebab jaringan tubuh ang dimilikinya masih dalam bentuk sederhana dan belum
mempunyai apa yang disebut organ tubuh,susunan syaraf serta saluran pencernaan makanan.

Pada umumnya para ahli zoology percaya bahwa metozoa(hewan bersel


banyak)diturunkan dari protozoa berbentuk koloniflagellata,seperti Volvox.Dalam garis
evolusi,Porifera sukar dimasukkan dalam mata rantai yang menghubungkan posisi Protozoa dan
Metazoa secara langsung,tetapi lebih cocok kalau Porifera ini dikatakan mempunyai kedudukan
yang terisolasi.Atas dasar tersebut Porifera digolongkan digolongkan dalam apa yang disebut
Parazoa(para = disamping) atau hewan samping.Menurut pandangan Tuzet (1963) dinyatakan
bahwa Porifera tetap berada dijalur utama evolusi metozoa.

Dapat diperinci bahwa tubuh Porifera mempunyai ciri-ciri khusu sebagai berikut:

1) Tubuh Porifera memiliki banyak pori,yang merupakan awal dari system kanal(saluran
air)yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan lingkungan internal.
2) Tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut ependiks dan bagian tubuh yang
dapat digerakkan
3) Tubuh Porifera belum memilki system pencernaan makanan,adapun pencernaannya
berlangsung secara intraseluler.
4) Tubuh Porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas bentuk Kristal dari
spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik.

Struktur Anatomis Tubuh Porifera

Ukuran tubuh hewan spos sangat bervariasi,kebanyakan spons kalkareus berukuran kira-
kira sebesar butir padi,tetapi sebuah spons besar bias memiliki tinggi dan diameter bebrapa
meter.Beberapa jenis hewan ini bersimetri radial,tetapi kebanyakan tidak teratur atau
asimetris,yang menampakkan bentuk/pola massif (seperti sebongkah batu), tegak, pipih melebar
dan menempel atau bercabang-cabang.

Arsitektur tubuh spons sangatlah unik,berkaitan dengan system kanal atau saluran air dan
sifatnya yang sesil.Struktur dasar dan histology dari spons dapat dengan mudah dimengerti
dengan mulai meneliti bentuk radial yang primitive.Struktur tipe eyang sederhana ini disebut
askonold.Tipe ini bentuknya menyerupai tabung dan kecil. Leucosonelia,merupakan salah satu
genus yang hidup dari kelompok spons askonoid,tetapi merupakan kumpulan dari tabung yang
bagian dasarnya fusi menjadi satu.

Bagian permukaan tubuh spons askon berlbang-lubang kecil(pori) yang disebut pori
masuk(incurrent pores) atau prosopil.Lubang kecil ini merupakan tempat masuknya air dari
luar.Pori masuk akan bermuara pada sebuah lubang besar yang disebut oskulum.Jadi air yang
masuk melalui rongga sentral akan keluar melalui oskulum.

Dinding tubuh Porifera relative sederhana.Bagian permukaan luar tertutupi oleh sel-sel
pipih yang disebut pinakosit,dan secara keseluruhan disebut pinakoderm.Tidak seperti
epithelium pada kebanyakan hewan,pada bagian basal lapisan pinakoderm tidak dilapisi
membarn basal.Bagian tepi pinakosit dapat dikontraksikan atau mengkerut sehingga tubuhnya
tampak sedikit lebih kecil.Bagian basal pinakosit mensekresikan material yang dapat melekatkan
hewan spons pada substratnya.

Setiap pori dibentuk oleh porosity, sebuah sel yang bentuknya seperti tabung pendek
yang memanjang dari permukaan luar sampai spongocoel.Lubang dari porosity sebagai lubang
masuknya air,disebut ostium.Lubang ini dapat dibuka atau ditutup dengan carakontraksi
selnya.Sebuah porosity berasal dari sebuah pinakosit,melalui terbentuknya perforasi intra sel atau
mungkin sel yang mengalami pelekukan kedalam(infolding).Disebelah dalam dekat lapisan
pinakoderm terdapat suatu lapisan yang disebut mesohil(disamakan dengan mesenkim), yang
terdiri dari matriks protein gelatinous yang berisikan bahan kerangka dan sel-sel amoeboid atau
disebut juga lapisan mesoglea.

Kerangka tubuh relative kompleks dana dapat menjadi penyokong bagi sel-sel hidup pada
tubuh hewan spons.Kerangka tubuh dapat tersusun dari spikula kapur,spikula silica,serabut
protein sponging,atau kombinasi dari dua jenis dengan yang terakhir.Spikula pada porifera ada
dalam berbagai bentuk dan sangat penting dalam identifikasi dan klasifikasi.

Proses-Proses Fisiologi dalam Tubuh Porifera

Proses-proses fisiologi hewan spons dipengaruhi oleh aliran air yang melewati dinding
tubuhnya.Air yang mengalir melewati tubuhnya membawa oksigen dan makanan serta
membuang sisa metabolism atau smapah.Kadng-kadang telur dan sperma juga keluar lewat
aliran air tersebut.Volume air yang melewati tubuh spons cukup besar.Pda sebuah spons
Leuconia (Leucandra) yang tingginya 10 cm dengan diameter 1 cm dan memiliki kira-kira
2.250.000 rongga berflagel,dapat menompa lebih kurang 22,5 liter air perhari.
Sistem Gerak dan Rangka Tubuh

Gerak pada Porifera hampir tidak ada atau tidak terlihat.Hewan dewasa hidup sebagai koloni
yang sesil atau menempel pada suatu substrat.Gerak yang aktif hanya dilakukan pada saat masih
larva(amphiblastula). Sedikit gerak pengekerutan tubuhnya karena tepi pinakosit yang
dikontraksikan.Jadi hewan ini belum memiliki alat gerak aktif,seperti halnya sel-sel otot pada
hewan-hewan tingkat tinggi,terutama kelompok vertebrata.

Rangka sebagai penyangga tubuh Porifera berupa Kristal-kristal kecil seperti duri dan
bintang(spikula-spikula) atau berupa anyaman serabut-serabut fiber dari bahan
protein/sponging.Kerangka tubuh seperti ini dapat disebut sebagai kerangka dalam atau
endoskeleton.

Kalau ditinjau dari bahan pembentuk kerangkanya,maka hewan-hewan Porifera dapat


dikelompokkan menjadi 3 golongan.

a) Porifera lunak,yakni golongan Porifera yang jenis kerangka tubuhnya tersusun dari
bahan sponging(organis).Jika hewan telah mati tubuhnya dapat digunakan sebagai
alat penggosok tubuh apad waktu mandi,penggosok alat-alat rumah tangga misalnya
penghalus meubelair dan lain-lain.
b) Porifera kapur,yakni golongan Porifera yang jenis kerangka tubuhnya terbuat dari
bahan Kristal kapur atau CaCO3.
c) Porifera kaca,yakni golongan Porifera yang jenis kerangka tubuhnya terbuat dari
bahan Kristal silikat H2Si307
Kristal-kristal yang terbentuk seperti duru,bintang,matakail,jangkar dan lain-lain biasa disebut
spikula.Spikula merupakan hasil bentukan atau sekresi dari sel-sel akhleroblast.Berdasarkan
pembentuk spikula,maka akhleroblast dapat dibedakan menjadi tiga macam,yakni
spongioblast(pembuat kerangka dari bahan sponging), kalkoblast (pembuat kerangka spikula dari
bahan kapur), dan silikoblast(pembuat kerangka dari bahan silikat).Kerangka yang terbuat dari
sponging merupakan sekresi dari sel-sel spongioblast.Baik skhleroblast merupakan sel-sel
khusus dari sel mesenkhim.Menurut Minchin(1897).skhleroblast yang merupakan bentuk khusus
dari sel mesenkhim itu sebetulnya derivate dari sel dermal epithelium(pinakosit) yang masuk
kedalam mesoglea dan menjadi atau merupakan salah satu bentuk dari amoebosit.
Spikula-spikula yang bersifat monakson(spikula yang bersumbu satu),dibentuk oleh
sebauh sel skhleroblast.Didalam sel skhleroblast tersebut mula-mula terjadi seutas benang yang
terbuat dari bahan organic,kemudian disekitar benang itu didepositkan bahan-bahan
CaCO3.Seluruh bentuk itulah yang kemudiam menjadi spikula.Setelah calon spikula terbentuk
maka sel skhleroblast membelah diri menjadi dua,yang satu diesbut sel pembentuk atau
“founder”sedang yang lain disebut sel penebal atau “thickener”.Bila spikula telah sempurna
terbentuk,maka sel skhleroblast akan meninggalkan spikula.Tetapi spikula-spikula yang bersifat
triakson,dibentuk oleh 3 sel skhleroblast,sedangkan spikula tetrakson dibentuk oleh empat sel
skhleroblast.Bila calon-calon spikula tersebut telah terbwntuk selanjutnya akan bertemu atau
bergandengan satu dengan yang lain di ujung-ujung cuatannya,berikutnya dilanjutkan dengan
penebalan.
Sistem Respirasi
Sebetulnya spons tidak mempunyai alat atau organ pernafasan khusu,kendati demikian mereka
dalam hal respirasi bersifat aerobic.Dalam hal ini yang bertugas menangkap/mendifusikan
oksigen yang terlarut didalam air medianya bila dijajaran luar adalah sel-sel epidermis(sel-sel
pinakosit),sedangkan pada jajran dalam yang bertugas adalah sel-sel leher(khoanosit) selanjutnya
oksigen yang telah berdifusi kedalam kedua jenis sel tersebut diedarkan keseluruh tubuh oleh
amoebosit.Berhubung hewan spons bersifat sesil artinya tidak mengadakan perpindahan tempat
sedangkan hidupnya sepenuhnya tergantung akan kaya tidaknya kandungan
material(oksigen,partikel makanan) dari air yang merupakan medianya,maka ketika porifera
masih dalam fase larva yang sanggup mengadakan pergerakan yaitu berenang-renanf
menggembara kian kemari dengan bulu-bulu getarnya,ia akan memilih tempat yang strategis
dalam arti yang kaya akan kandungan material yang dibutuhkan untuk kepentingan hidup.

Porifera merupakan salah satu hewan primitif yang nhidup menetap (sedentaire) dan
bersifat non selective filter feeder (menyaring apa yang ada). Spons tampak sebagai hewan
sederhana, tidak memiliki jaringan, sedikit otot maupun jaringan saraf serta organ dalam. Hewan
tersebut memberikan sumbangan yang penting terhadap komunitas benthik laut dan sangat
umum dijumpai di perairan tropik dan sub tropic Persebaran mulai dari zona intertidal hingga
zona subtidal suatu perairan. Komunitas spons laut disuatu wilayah perairan mampu menjadi
salah satu bioindikator kualitas perairan laut mengingat sifat dari spons laut yang immobile serta
persebaran telur dan larvanya akan selalu terbatasi oleh barrier yang ada [1] mengharuskan spons
tersebut selalu beradaptasi terhadap komponen- komponen fisik maupun biotik yang terdapat
pada wilayah tersebut [2]. Salah satu interaksi ekologis inter spesies yang mampu
mempengaruhi komposisi struktur komunitas spons (Porifera) adalah kompetisi ruang antara
spons dan organisme benthik lain terutama coral [3].
Pantai Pasir Putih Situbondo merupakan pantai dengan aksesibilitas yang cukup mudah
sehingga menjadi salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Pada Pantai Pasir Putih
Situbondo terdapat spot yang memiliki keragaman spons yang bagus. Status Pantai Pasir Putih
yang merupakan objek wisata akan menyebabkan daya dukung lingkungan terhadap organisme
laut terutama spons akan terganggu. Spons sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan akibat
sifatnya yang selalu menyaring air. Sedikit gangguan akan merubah komposisi bahkan
berpengaruh pada keberadaan spons tersebut selanjutnya.
Daftar Pustaka

Brotowidjoyo.(2004), Zoologi Dasar.Penerbit Erlangga,Jakarta

I.Wenda Aunurohim.(2013), Struktur Komunitas Spons Laut(Porifera)di Pantai Pasir

Putih,Situbondo.Jurnal Sains dan Seni Pomits(2)2.160-165

Kimball.W.Jhon.(1999), Biologi, Penerbit,PT.Gelora Aksara Pratama,Bogor

Megawati,Febby,dkk.(2014).Uji Daya Hambat Ekstra Metanol Beberapa Jenis Porifera

terhadap Bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcos aureus,Jurnal MIPA

Unsart.3(2)129-133

Textbook,common.(2002),Zoologi Avertebrata,Penerbit Biologi,MIPA/UM,Malang

Anda mungkin juga menyukai