Bio Sel Harvey
Bio Sel Harvey
MEMBRAN SEL.
Kolesterol merupakan komponen penting dari membran sel yang tertanam pada area
hidrofobik pada bagian ekor. Pada sebagaian besar bakteri membran sel tidak mengandung
kolesterol. Protein tersuspensi pada bagian membran sebelah dalam. Protein ini berfungsi
sebagai tempat pertukaran molekul ke dalam dan keluar sel. Protein integral ini biasa disebut
dengan ”gateway proteins”. Permukaan luar membran kaya dengan glikolipid di mana
karbohidrat ini berikatan dengan protein integral dan diduga berfungsi dalam pengenalan sel..
Difusi dipermudah
Difusi dari sutau senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi dari daerah
dengan konsentasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan tetapi difusi tidak selalu
terjadi melalui lipid bilayer atau suatu saluran terbuka. Sejumlah substansi diketahui berdifusi
dengan terlebih dahulu berikatan dengan suatu protein mebran yang disebut dengan fasilitatif
transporter yang memfasilitasi proses difusi. Pengikatan molekul atau senyawa pada fasilitastif
transporter pada satu sisi akan memicu perubahan komformasi pada protein dan
menyebabkan zat terlarut dapat berdifusi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.
Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah juga tidak
memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana. Namun gerakan senyawa dari
luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini disebabkan oleh
adanya protein pembawa yang mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa
setelah mengikat senyawa atau molekul yang akan di bawa, segera memindahkan
senyawa/molekul dari luar ke dalam atau sebaliknya.
Contoh difusi dipermudah dapat dilihat pada pe ngangkutan glukosa. Glukosa dalam
tubuh berperan sebagai sumber energi utama dan kebanyak sel memiliki protein membran
yang memfasilitasi difusi glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Gradien konsetrasi glukosa
agar dapat terus menerus melakukan difusi dijaga oleh fosforilasi glukosa setelah mesuk ke
dalam sitoplasma, Fosforilasi ini menyebabkan konsentrasi glukosa di dalam sel terus
menerus rendah. Manusia dan mammali lainnya memiliki 5 macam protein yang telah
diidentifikasi yang berperan dalam transport glukosa. Kelima cama protein tersebut adalah
GLUT1 sampai GLUT5.
Insulin sebagai hormon yang dihasilkan oleh pankrea memainkan peran npenting
dalam menjaga glula darah. Insulin bekerja dengan merangsang pengambilan glukosa dari
darah dan menyimpannya di otot sebagai glikogen atau digunakan langsung sebagai sumber
energi bagi otot, atau pun di seimpan dalam sel lemak setelah glukosa dikonverwsi menajdi
lemak. Otot jantung, otot rangka dan sel lemak memiliki protein yang memfasilitasi
pengangkutan glukosa khususnya GLUT4. Ketika level insulin rendah, sel relative
mengandung sedikit transpoter glukosa pada permukaan selnya. Akan tetapi ketika kadar
insulin meningkat, hormon bekerja pada sel taget dengan merangsang translokasi vesikel dari
sitoplasma ke permukaan sel. Hasilnya transporter glukosa menyatu dengan membran plasma
dan bekerja mengambil glukosa dari darah. Pengaturan pengambilan glukosa pada sel otot
dan lemak oleh insulin dapat dilihat pada gambar di atas.
Diabetes melitus merupakan penyakit akibat gangguan pada aktivitas insulin. Pada
penderita diabetes mellitus yang menderita sejak anak-anak (diabetes tipe I) biasanya
disebabkan oleh defisiensi insulin yang disebabkan oleh gangguan pada sel-sel penghasil
insulin. Anak-anak yang menderita diabetes tipe satu umumnya diinjeksi dengan insulin setiap
hari. Sebaliknya orang yang menderita diabetes setelah dewasa biasanya memiliki level
insulin yang normal. Permasalahannya terletak pada ketidak mampuan sel target bereaksi
terhadap hormon yang dapat disebabkan oleh kekurangan repseptor insulin atau kekurangan
transporter GLUT4.
Transport aktif
Pengangkutan senyawa melelalui membran plasma dengan melawan gradien,
berlangsung dengan sangat rumit. Mekanisme yang paling sederhana mirip dengan difusi
dipermudah namun memerlukan ATP. Terdapat dua kategori transport aktif yaitu transport aktif
primer yang langsung melibatkan ATP atau aliran elektron dan transport aktif sekunder yang
bergantung pada kekuatan selaput atau gradien ion atau tenaga kemiosmotik. Dua macam
transport aktif ini saling berkaitan dalam arti mekanisme transport aktif primer menimbulkan
suatu gradien yang memungkinkan terjadi transport aktif sekunder. Salah satu mekanisme
transport aktif adalah pemompaan ion Na + dan K+.
Konsentrasi ion K+ di dalam sel dipertahankan untuk selalu lebih tinggi dari luar sel.
Sebaliknya konsentrasi ion Na + dipertahankan selalu lebih endah dibanding di luar sel. Ion Na +
dan K+, dua-duanya dipompa melawan gradien konsentrasi dan pemompaan dapat vterjadi
akibat adanya hidrolisis ATP. Hidrolisis ATP terjadi karena adanya enzim ATP-ase pada
membran plasma. Pada sel plasma utuh yang berada dalam sel, natrium mengaktifkan
pemompaan dan memacu aktivitas ATP-ase dari dalam sel sedankan kalium bekerja dari
lingkungan luar membran plasma.
Pengangkutan makromolekul melewati selaput plasma
Makromolekul seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat melalui protein
transmembran yang berperan sebagai pembawa. Namun sel tetap dapat memasukkan dan
mengeluarkan makromolekul-makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul sangat
berbeda dengan pengangkutan mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari
lingkungan eksternal ke dalam suatu vesikula dilakukan melalui suatu lipatan atau invaginasi
membran plasma. Pengambilan makromolekul dari matriks ekstraseluer dapat dibagi menjadi
dua kategori yaitu fagositosis yaitu pengambilan maromolekul padat dan pinositosis
pengambilan materi berupa cairan.
Fagositosis
Fagosistosis (“cell eating”) adalah pengambilan bahan padat yang umum dilakukan
oleh beberapa jenis sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju lisosom. Organisme bersel
tunggal seperti Amoeba dan Ciliata mengambil makanan dengan menangkap partikel
makanan atau organisme kecil dengan melingkupinya dengan merman plasma. Lipatan
kemudia berfusi membentuk sutau vakuola (fagosom) yang akan terpisah dengan membran
plasma. Fagosom selanjutnya akan bergabung dengan lisosom untuk mencena makanan
secara intraseluler.
Pada beberapa hewan tingkat tinggi, fagositosis lebih merupakan suatu mekanisme
protektif dibandingkan cara pengambilan makanan. Mammalia memiliki berbagai macam sel
fagosit seperti makrofag dan neutrofil yang terdapat di dalam darah dan jaringan lain yang
akan “memakan” organisme, sel-sel yang telah rusak, sel darah merah yang telah tua ataupun
debris.
Endositosis
Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-phase
endocytosis dan receptor-mediated endocytosis. Bulk-phase endocytosis mengambil cairan
ektraseluler tanpa adanya proses pengenalan oleh permukaan membran plasma. bulk-phase
endocytosis dapat diamati dengan memberikan bahan tertentu pada medium kultur seperti
enzim horseradish peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel pada umumnya. Receptor-
mediated endocytosis merupakan pengambilan makromolekul tertentu (ligand) yang akan
berikatan dengan reseptor pada permukaan luar membran.