Anda di halaman 1dari 13

pada percobaan yang dilakukan yakni mengenai indeks bias dilakukan

percobaan yaitu menentukan nilai indeks bias prisma. Pada pengamatan

indeksbias pertama dilakukan pengukuran sudut pembias prisma dan kedua

metode sudut deviaswi minimum.

Prisma mempunyai dua bidang pembias. Apabila seberkas sinar datang pada
salahsatu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I,
akandibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas
sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal
Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-
mula dengan sinar yang meninggalkan bidang pembias atau pemantul.
Hubungan mengenai pembiasan yang terjadi pada cahaya yang melalui
duamedium yang berbeda dapat dijelaskan dengan Hukum Snellius:a.
Hukum Snellius I :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat, maka garis semulatersebut
adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal di titik biasnya, ketiga
garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.
”Hukum Snellius II :
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu ko
nstan. Nilai
konstanta dinamakan indeks bias.”
sinar datang pada prisma dibiaskan atau dibelokkanmendekati garis normal
ntuk menentukan nilai indeks bias prisma (n), pertama-tama kami
menghitung terlebih dahulu sudut deviasi minimum (δ
m
). Deviasi minimumsebenarnya terjadi jika i
1
=r
2
, namun dalam praktikum yag kami laksanakandidapati bahwa nilai i
1
tidak sama dengan r
2
, baik untuk jenis prisma sama sisimaupun prisma siku-siku sama kaki. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan nilaisudut deviasi minimum kami mengambil
nilai deviasi yang paling kecil ataumendekati (i
1
). Setelah itu, kami masukkan dalam persamaan dari HukumSnellius II:
Karena diketahui untuk nilai indeks bias udara (n
Gambar metode ke 2
) bernilai 1, maka persamaan diatas akan menjadi:
Gambar metode ke 2
sehingga nilai indeks bias prisma dapat dicari.Kami menemukan bahwa nilai
indeks bias prisma yang kami dapatkan (1,5)lebih besar dari nilai indeks bias
udara (1). Gambar datangnya sinar yangditunjukkan pada data hasil pengamatan
menunjukkan bahwa sinar dibiaskanmendekati garis normal pada titik bias
prisma. Hal ini sesuai dengan penjabaranhukum I Snellius.

Kesalahan Dalam Percobaan


Dalam praktikum tentang deviasi dan indeks bias prisma ini, baik
dalam pelaksanaan praktikum maupun dalam pengolahan data yang telah dikum
pul,terdapat kesalahan-kesalahan tertentu yang mungkin terjadi, yaitu:

Ketidaktelitian dalam menentukan dan melukis garis sinar dengan tepat


o

Ketidaktelitian dalam mengukur sudut dengan busur


o

Kesalahan atau ketidaktelitian alat ukur yang digunakan, dalam hal ini
adalah busur
o

Prisma yang digunakan dalam keadaan tidak layak pakai atau terdapat
cacat pada prisma
o

Perhitungan yang salah pada proses pengolahan data


Praktikum Spektrometer ini bertujuan untuk mempelajari teori spektrometer prisma
dengan pendekatan eksperimental, menentukan indeks bias prisma kaca, menentukan
panjang gelombang dengan menggunakan prisma yang telah dikalibrasi, dan untuk
mengamati spektrum warna cahaya dari panjang gelombang tertentu telah dilakukan.
Pada praktikum ini terdapat 2 jenis praktikum berbeda, yaitu Praktikum Menentukan
Konstanta A dan B pada persamaan n(λ) = A + B (1/λ2) dan Praktikum Mengidentifikasi
Panjang Gelombang Spektrum Warna pada Lampu Gas.

A. PRAKTIKUM SPEKTROMETER DENGAN LAMPU GAS HIDROGEN

Sebelum melakukan pengamatan terhadap spektrum cahaya lampu gas hirogen, terlebih
dahulu para praktikan melakukan penggukuran besar keadaan sudut awal spektrometer
dengan mencari sudut pelurus kolimator dan prisma. Pada praktikum pertama ini
diketahui bahwa besar keadaan sudut awal spektrometer adalah sebesar 280o. Kemudian
dilanjutkan dengan mengamati spektrum cahaya lampu gas hidrogen dan didapatkan nilai
sudut deviasi spektrum cahaya setelah dilakukan pengurangan terhadap keadaan sudut
awal spektrometer adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan pada Praktikum dengan Lampu Gas Hidrogen
Sudut Deviasi (β) (o)
Warna
1 2 3 Rata-rata
Merah 72.2 72.3 72.3 72.2666667
Kuning 72.6 72.9 72.8 72.7666667
Hijau 73.7 73.7 73.7 73.7
Biru 74.3 74.2 74.3 74.2666667
Ungu 74.7 74.9 74.8 74.8

Apabila diketahui nilai α yang merupakan nilai sudut puncak prisma adalah
sebesar 60o, maka dengan menggunakan persamaan (9) dibawah ini, kita dapat
menentukan nilai indeks bias prisma dengan menggunakan sudut deviasi (β) untuk
masing-masing warna spektrum yang telah dipaparkan pada tabel (1) diatas.

n= .............................(9)

Adapun contoh perhitungan mencari nilai indeks bias prisma jika nilai α (sudut puncak
prisma) dan β (sudut deviasi prisma) diketahui adalah sebagai berikut.
Dari tabel diatas diketahui : Pada warna spektrum merah βrata-rata = 72.2666667o dan α =
60o. Dengan menggunakan persamaan () indeks bias prisma diatas dapat diketahui bahwa
prisma yang digunakan memiliki indeks bias sebesar :

n= = 0.161135783

Dari contoh perhitungan diatas akhirnya dapat kita ketahui bahwa nilai indeks bias
prisma untuk masing-masing spektrum warna prisma pada praktikum ini adalah sebagai
berikut.

Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Nilai Indeks Bias Prisma pada Lampu Gas Hidrogen
Warna N
Merah 0.161135783
Kuning 0.403333495
Hijau 0.777848442
Biru 0.927863236
Ungu 1.001602697
Rata-rata 0.654356731

Pada tabel (2) diatas dapat kita ketahui nilai indeks bias prisma untuk masing-masing
spektrum warna lampu gas hidrogen. Namun sedikit ada keanehan pada hasil perhitungan
nilai indeks bias tersebut. Seharusnya, walaupun setiap spektrum warna yang melewati
prisma tersebut memiliki kecepatan dan frekuensi yang berbeda, namun seharusnya nilai
indeks bias prisma yang dihasikan pada perhitungan praktikum ini sama karena untuk
mengamati spektrum warna pada praktikum pertama ini digunakan satu jenis prisma
sehingga nilai indeks bias prisma yang dihasilkan pada perhitungan praktikum diatas
seharusnya sama bukan malah nilai indeks bias prismanya berubah-ubah tergantung pada
jenis spektrum warna yang melewatinya.
Karena itu diperlukan suatu perbaikan mengenai penggunaan rumus yang digunakan
untuk menghitung nilai indeks bias prisma sehingga akan dihasilkan nilai indeks bias
yang sama untuk masing-masing spektrum warna yang melaluinya.
Kemudian setelah mengetahui nilai indeks bias prisma tersebut, selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai panjang gelombang untuk masing-masing spektrum warna dengan
menghubungkan regresi linier pada grafik hubungan indeks bias prisma dan panjang
gelombang lampu gas hidrogen dengan formula chaucy yang dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Pertama kita buat terlebih dahulu grafik hubungan indeks bias prisma dan panjang
gelombang pada lampu gas hidrogen seperti dibawah ini.

Grafik 1. Hubungan Indeks Bias Prisma dan Panjang Gelombang pada Lampu Gas
Hidrogen

Berdasarkan grafik 1 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai indeks bias prisma
berbanding terbalik dengan panjang gelombang spektrum warna pada lampu gas
hidrogen. Walaupun pada kenyataannya nilai indeks bias prisma tidak tergantung pada
panjang gelombang spektrum warna yang melewatinya. Panjang gelombang hanya
dipengaruhi oleh jenis mediumnya. Indeks bias air dan udara, misalnya, memiliki nilai
indeks bias yang berbeda walaupun dilewati oleh spektrum warna yang sama. Namun
pada grafik (1) diatas hanya suatu grafik yang membuktikan bahwa nilai indeks bias
prisma berbanding terbalik dengan panjang gelombang spektrum warna yang
melewatinya. Bukan menunjukkan bahwa semakin besar nilai panjang gelombang suatu
spektrum warna maka indeks bias prisma yang dilewatinya semakin kecil.
Kemudian selain untuk mengetahui hubungan indeks bias dan panjang gelombang, kita
juga dapat menentukan nilai panjang gelombang suatu spektrum warna melalui regresi
liniernya seperti yang akan dijelaskan berikut ini.

Pada grafik (1) diatas diketahui nilai regresi liniernya adalah


y = -0.0004x + 2.4534 dan R² = 0.9603

Maka, nilai A = -0.0004 dan B = 2.4534.

Sementara itu Formula Cauchy yang berbunyi n = Aλ + B


memiliki kesamaan bunyi dengan persamaan regresi linier grafik diatas yaitu y = Ax + B.
Maka dari kedua persamaan tersebut akan kita dapatkan rumus mencari nilai panjang
gelombang spektrum cahaya lampu hidrogen dengan menggunakan persamaan regresi
linier dan formula cauchy sebagai berikut.

Regresi Linier : y = Ax + B
Formula Cauchy : n = Aλ + B
Aλ = n–B

λ= ………………………...(10)

Adapun contoh perhitungannya adalah sebagai berikut.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks bias prisma sebelumnya diketahui bahwa
warna spektrum merah menghasilkan nilai indeks bias prisma sebesar 0.161135783. Jika
diketahui nilai konstanta A dan B adalah -0.0004 dan 2.4534, maka panjang gelombang
spektrum merah lampu gas helium tersebut sebesar :

λ= = = 5730.660543 Å

Sehingga dengan memanfaatkan persamaan (10) serta nilai A dan B yang didapatkan
dari regresi linier sesuai dengan contoh perhitungan diatas akan kita dapatkan nilai
panjang gelombang masing-masing spektrum warna lampu gas hidrogen seperti yang
dipaparkan pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Data Hasil Perhitungan Nilai Panjang Gelombang


Cahaya Spektrum pada Lampu Gas Hidrogen
Warna λ (Å)
Merah 5730.660543
Kuning 5125.166262
Hijau 4188.878894
Biru 3813.841909
Ungu 3629.493258

Setelah didapatkan nilai panjang gelombang spektrum warna perhitungan, selanjutnya


kita akan membandingkan nilai panjang gelombang spektrum warna yang telah
didapatkan dari perhitungan maupun melalui referensi seperti pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Perbandingan Nilai λ referensi dan λ perhitungan


berdasarkan warna spektrum pada lampu gas hidrogen
λ referensi λ perhitungan
Warna
(Å) (Å)
Merah 6700 5730.660543
Kuning 5500 5125.166262
Hijau 4900 4188.878894
Biru 4400 3813.841909
Ungu 4200 3629.493258

Dari perbandingan nilai panjang gelombang perhitungan dan referensi pada


tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih antara kedua nilai tersebut. Lamda
referensi cenderung memiliki nilai yang relatif lebih besar daripada nilai lamda yang
didapatkan dari proses perhitungan.
Sehingga dari selisih nilai kedua besaran tersebut kita dapat menentukan nilai
error dari praktikum pertama ini untuk masing-masing data yang didapatkan.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai error pada praktikum ini
antara lain.

Error = x 100%....................(11)

Dengan menggunakan persamaan (11) kita dapat menentukan nilai error


masing-masing data pada praktikum ini sesuai dengan contoh perhitungan dibawah ini.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa cahaya spektrum merah memiliki nilai
panjang gelombang referensi sebesar 6700 Å dan nilai panjang gelombang dari hasil
perhitungan sebesar5730.660543 Å. Maka nilai error yang dimiliki oleh kedua data
tersebut adalah sebesar :

Error = x 100%
Error = x 100% = 14.46775309

Jika nilai error untuk masing-masing data pada praktikum ini dilakukan
perhitungan sesuai dengan contoh diatas, maka akan kita dapatkan nilai error masing-
masing data seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Data Perhitungan Error pada Praktikum Spektrometer Lampu Gas Hidrogen
λ referensi λ perhitungan
Warna Error (%)
(Å) (Å)
Merah 6700 5730.660543 14.46775309
Kuning 5500 5125.166262 6.815158876
Hijau 4900 4188.878894 14.51267563
Biru 4400 3813.841909 13.3217748
Ungu 4200 3629.493258 13.58349387
Error Rata-rata (%) 12.54017125

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada praktikum Spektrometer dengan
menggunakan lampu gas Hidrogen kali ini memiliki nilai error rata-rata untuk semua data
yang didapatkan adalah sebesar 12.54017125 %. Hal itu menunjukkan pada perhitungan
diatas masih terdapat kesalahan baik kesalahan yang disebabkan praktikan pada saat
praktikum, perhitungan, maupun berkurangnya keakuratan alat spektrometer dalam
menentukan nilai sudut deviasi spektrum cahaya lampu gas hidrogen.
Akan tetapi, pada analisis nilai indeks bias sebelumnya telah saya (praktikan) jelaskan
bahwa ada keanehan pada data perhitungan nilai indeks bias prisma yang didapatkan.
Pada sudut deviasi yang bermacam-macam, ternyata menghasilkan indek bias yang
bermacam-macam, padahal prisma, kolimator, dan alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah sama, tanpa ada perubahan apapun. Sehingga walaupun sudut deviasi spektrum
cahaya yang didapatkan memiliki nilai yang berbeda namun seharusnya pada praktikum
ini nilai indeks bias prisma yang didapatkan untuk semua jenis warna spektrum adalah
sama karena alat dan prisma yang digunakan adalah sama bukannya justru berbeda dan
dicari nilai rata-rata indeks biasnya.

B. PRAKTIKUM SPEKTROMETER DENGAN LAMPU GAS HELIUM

Setelah menganalisis hasil data pada praktikum pertama, selanjutnya kita akan
melakukan analisis hasil data pada praktikum kedua yaitu praktikum Spektrometer
dengan menggunakan lampu gas helium. Adapun data hasil pengamatan yang didapatkan
praktikan pada praktikum ini antara lain.

Tabel 6. Data Hasil Pengamatan pada Praktikum dengan Lampu Gas Helium
Sudut Deviasi (β) (o)
Warna Rata-
1 2
rata
Merah 72.3 72.4 72.35
Kuning 72.6 72.9 72.75
Hijau 73.1 73.8 73.45
Biru 74 74.2 74.1
Ungu 74.3 75.2 74.75

Pada praktikum kedua ini, para praktikan hanya melakukan dua kali pengulangan
dengan mengamati dua spektrum warna yang sama namun memiliki intensitas kecerahan
yang berbeda seperti yang telah ditunjukkan pada tabel diatas. Selanjutnya untuk masing-
masing warna akan dicari nilai sudut deviasi rata-rata yang nanti akan digunakan pada
persamaan (9) dibawah ini sebagai sudut β untuk menentukan nilai indeks bias prisma
yang digunakan pada pengamatan ini. Adapun rumus dan contoh pengerjaannya adalah
sebagai berikut.

Persamaan (9) :

n=

Dari tabel diatas diketahui : Pada warna spektrum merah βrata-rata = 72.35o dan α = 60o.
Dengan menggunakan persamaan () indeks bias prisma diatas dapat diketahui bahwa
prisma yang digunakan memiliki indeks bias sebesar :

n= = 0.202617384

Berdasarkan contoh perhitungan nilai indeks bias untuk warna merah diatas,
dengan menggunakan persamaan (9) tersebut kita dapat menentukan nilai indeks bias
prisma untuk semua spektrum warna lampu gas helium seperti pada tabel dibawah ini

Tabel 7. Data Hasil Perhitungan Nilai Indeks Bias Prisma pada Lampu Gas Helium
Warna n
Merah 0.202617384
Kuning 0.395583951
Hijau 0.691045879
Biru 0.890992236
Ungu 0.997653001
Rata-rata 0.63557849

Seperti penjelasan pada parktikum pertama sebelumnya, bahwa sedikit ada


keanehan pada hasil perhitungan nilai indeks bias diatas. Seharusnya, walaupun setiap
spektrum warna yang melewati prisma tersebut memiliki kecepatan dan frekuensi yang
berbeda, namun seharusnya nilai indeks bias prisma yang dihasikan pada perhitungan
praktikum ini sama karena untuk mengamati spektrum warna pada praktikum pertama ini
digunakan satu jenis prisma sehingga nilai indeks bias prisma yang dihasilkan pada
perhitungan praktikum diatas seharusnya sama bukan malah nilai indeks bias prismanya
berubah-ubah tergantung pada jenis spektrum warna yang melewatinya.
Karena itu diperlukan suatu perbaikan mengenai penggunaan rumus yang digunakan
untuk menghitung nilai indeks bias prisma sehingga akan dihasilkan nilai indeks bias
yang sama untuk masing-masing spektrum warna yang melaluinya.
Kemudian setelah mengetahui nilai indeks bias prisma tersebut, selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai panjang gelombang untuk masing-masing spektrum warna dengan
menghubungkan regresi linier pada grafik hubungan indeks bias prisma dan panjang
gelombang lampu gas helium dengan formula chaucy yang dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Pertama kita buat terlebih dahulu grafik hubungan indeks bias prisma dan panjang
gelombang pada lampu gas helium seperti dibawah ini.

Grafik 2. Hubungan Indeks Bias Prisma dan Panjang Gelombang Cahaya Spektrum pada
Lampu Gas Helium

Berdasarkan grafik 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai indeks bias prisma
berbanding terbalik dengan panjang gelombang spektrum warna pada lampu gas helium.
Walaupun pada kenyataannya nilai indeks bias prisma tidak tergantung pada panjang
gelombang spektrum warna yang melewatinya. Panjang gelombang hanya dipengaruhi
oleh jenis mediumnya. Indeks bias air dan udara, misalnya, memiliki nilai indeks bias
yang berbeda walaupun dilewati oleh spektrum warna yang sama. Namun pada grafik (1)
diatas hanya suatu grafik yang membuktikan bahwa nilai indeks bias prisma berbanding
terbalik dengan panjang gelombang spektrum warna yang melewatinya. Bukan
menunjukkan bahwa semakin besar nilai panjang gelombang suatu spektrum warna maka
indeks bias prisma yang dilewatinya semakin kecil.
Kemudian selain untuk mengetahui hubungan indeks bias dan panjang gelombang, kita
juga dapat menentukan nilai panjang gelombang suatu spektrum warna melalui regresi
liniernya seperti yang akan dijelaskan berikut ini.

Pada grafik diketahui nilai regresi liniernya :


y = -0.0003x + 2.2431 dan R² = 0.923

Maka, nilai A = -0.0003 dan B = 2.2431

Dengan menggunakan konstanta A dan B pada regresi linier tersebut, kita dapat
menentukan nilai panjang gelombang cahaya spektrum, yaitu :

Regresi Linier : y = Ax + B
Formula Cauchy : n = Aλ + B

=n–B

Persamaan (10) :
λ=

Selanjutnya dengan menggunakna persamaan (10) diatas kita dapat menenetukan nilai
panjang gelombang masing-masing spektrum warna yang melewati prisma sesuai dengan
contoh perhitungan berikut ini.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks bias prisma sebelumnya diketahui bahwa
warna spektrum merah menghasilkan nilai indeks bias prisma sebesar 0.202617384. Jika
diketahui nilai konstanta A dan B adalah -0.0003 dan 2.2431. Maka panjang gelombang
spektrum merah lampu gas helium tersebut sebesar :

λ= = = 6801.608721 Å

Sehingga dengan memanfaatkan persamaan (10) serta nilai A dan B yang didapatkan
dari regresi linier sesuai dengan contoh perhitungan diatas akan kita dapatkan nilai
panjang gelombang masing-masing spektrum warna lampu gas hidrogen seperti yang
dipaparkan pada tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Data Hasil Perhitungan Nilai Panjang Gelombang


Cahaya Spektrum pada Lampu Gas Helium
Warna λ (Å)
Merah 6801.608721
Kuning 6158.386832
Hijau 5173.513738
Biru 4507.025879
Ungu 4151.489996

Setelah didapatkan nilai panjang gelombang spektrum warna perhitungan, selanjutnya


kita akan membandingkan nilai panjang gelombang spektrum warna yang telah
didapatkan dari perhitungan maupun melalui referensi seperti pada tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Perbandingan Nilai λ referensi dan λ perhitungan


berdasarkan warna spektrum pada lampu gas helium
λ referensi λ perhitungan
Warna
(Å) (Å)
Merah 7150 6801.608721
Kuning 5795 6158.386832
Hijau 5395 5173.513738
Biru 4920 4507.025879
Ungu 4220 4151.489996

Dari perbandingan nilai panjang gelombang perhitungan dan referensi pada tabel diatas,
dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih antara kedua nilai tersebut. Lamda referensi
cenderung memiliki nilai yang relatif lebih besar daripada nilai lamda yang didapatkan
dari proses perhitungan.
Sehingga dari selisih nilai kedua besaran tersebut kita dapat menentukan nilai error dari
praktikum pertama ini untuk masing-masing data yang didapatkan.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai error pada praktikum ini
antara lain.

Persamaan (11) :

Error = x 100%

Dengan menggunakan persamaan (11) kita dapat menentukan nilai error masing-masing
data pada praktikum ini sesuai dengan contoh perhitungan dibawah ini.
Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa cahaya spektrum merah memiliki nilai
panjang gelombang referensi sebesar 7150 Å dan nilai panjang gelombang dari hasil
perhitungan sebesar6801.608721 Å. Maka nilai error yang dimiliki oleh kedua data
tersebut adalah sebesar :

Error = x 100%
Error = x 100% = 4.872605307

Jika nilai error untuk masing-masing data pada praktikum ini dilakukan perhitungan
sesuai dengan contoh diatas, maka akan kita dapatkan nilai error masing-masing data
seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 10. Data Perhitungan Error pada Praktikum Spektrometer Lampu Gas Helium
λ referensi λ perhitungan
Warna Error (%)
(Å) (Å)
Merah 7150 6801.608721 4.872605
Kuning 5795 6158.386832 6.270696
Hijau 5395 5173.513738 4.105399
Biru 4920 4507.025879 8.393783
Ungu 4220 4151.489996 1.62346
Error Rata-rata 5.05318855

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada praktikum Spektrometer dengan
menggunakan lampu gas Helium kali ini memiliki nilai error rata-rata untuk semua data
yang didapatkan adalah sebesar 5.05318855%. Hal itu menunjukkan pada perhitungan
diatas masih terdapat kesalahan baik kesalahan yang disebabkan praktikan pada saat
praktikum, perhitungan, maupun berkurangnya keakuratan alat spektrometer dalam
menentukan nilai sudut deviasi spektrum cahaya lampu gas helium.
Akan tetapi, pada analisis nilai indeks bias sebelumnya telah saya (praktikan) jelaskan
bahwa ada keanehan pada data perhitungan nilai indeks bias prisma yang didapatkan.
Pada sudut deviasi yang bermacam-macam, ternyata menghasilkan indek bias yang
bermacam-macam, padahal prisma, kolimator, dan alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah sama, tanpa ada perubahan apapun. Sehingga walaupun sudut deviasi spektrum
cahaya yang didapatkan memiliki nilai yang berbeda namun seharusnya pada praktikum
ini nilai indeks bias prisma yang didapatkan untuk semua jenis warna spektrum adalah
sama karena alat dan prisma yang digunakan adalah sama bukannya justru berbeda dan
dicari nilai rata-rata indeks biasnya.

Anda mungkin juga menyukai