Alterasi Mineralogi
Alterasi Mineralogi
113050006
ALTERASI MINERALOGI
Gambar 1. Perubahan komponen mineral dan komposisi kimia selama proses alterasi
Informasi dari penjelasan Alterasi
Type I adalah sifat mineral silica yang mendominasi formasi dan biasa disebut
“silicification“. Jenis ini sangat penting untuk explorasi Reservoir panas bumi karena
terbentuk dalam rekahan reservoir atau sepanjang aliran fluida. Dari empat subtipe, 1.a
adalah lebih unggul daripada yang lain, tetapi sering kesulitan untuk mengidentifikasi
yang tiga lainnya. Namun demikian, susunan mineral dari lingkungan batuan dapat
membantu untuk mengklasifikasikannya.
Kondisi pH dari tipe I berdasarkan kekuatan pengasaman alkalue dengan kondisi
pengasaman, konsentrasi silika dalam batuan pada elemen logam, kecuali untuk Si.
Kaitannya dengan lingkungan fluida ( leaching); dan dibawah beberapa kondisi pHsilica
ditambahkan dari fluida besuhu tinggi dengan aktifitas Si yang sangat tinggi. Hasilnya
tipe I adalah yang tersebar baik sepanjang rekahan dengan suhu tinggi atau fluida
pengasaman yang mengalir.
Sifat tipe II adalah tampak dengan sulfat segienam (hexagonal), kebanyakan pada
lapangan geothermal dengan bentuk alinate, jarosite, metanterise, dan halotrichite dengan
bentuk yang tipis. Tipe ini selalu bersama dengan alumunium silicate pada tipe III. Ttpi
jarang dengan aluminosra silicate pada tipe IV dan V.
Indikasi terdapatnya tipe II pada asam yang kuat. Jadi tipe ini pada zona air panas,
pada umumnya tidak bisa digunakan untuk pembangkit listrik karena bermasalah dengan
korosi pada casing. Contoh dari sumur produksi dengan air panas dan bersifat asam
terdapat pada : (1) Hatchobaru, beberapa sumur dangan air panas dan pH yng lebih kecil
dari 4 dimana digunakan untuk sumur injeksi. (2)onikobe, bagian utara Jepang, mereka
menambahkan fluida bersuhu tinggi ( mencapai 288C ).pada kedalaman 800 hingga 1200
m, karena pada daerah ini bersifat asam yang kuat denag pH 2,6 – 3,2. (3) sumur
explorasi lainnya di bor di tutun, dengan bentuk alunit dan sulfur karena lebih banyaknya
terdapat air asam, tapi aksplorasinya telah dihentikan.
Sifat tipe III adalah dri formasi alumunium silikat yang terdiri dari kaolinite,
pyrophylite, dan andalusite dengan banyak penambahan lainnya. Tipe mineral ini dapat
ditemui pada tipe II dan IV, tetapi tidak pada tipe V. Kebanyakan tampak dengan subtipe
III C dan III D.
Tipe ini juga mengindikasikan kondisi asam pada fluida, yang biasanya dengan
pH 3 – 5, sifat asamnya tidak begitu kuat, sehingga kita bisa menggunakan fluidanya
untuk pembangkit listrik yang ekonomis. Contohnya sumur pemboran di Hatchobaru
yang memproduksi air asam dengan pH 4 -5 dan digunakan untuk sumur produksi
sampai mereka menghentikan aliran.
Karena hilangnya permeabilitas, zona alterasi pada tipe III akan digunakan
sebagai batuan penutup dengan level yang rendah, bersamaan denagn ini adalah tipe IV,
yang mana kebanyakannya montmorillonite.
Sifat tipe IV ini adalah pada formasi Aluminosillicate mineral clay, terdiri dari
montmorillonit, chlorite, sericite dan mineral interstratified. Montmorilonite dominan
pada pembentukan zona alterasi pada permukaan dan level rendah. Mineral dengan
berbagai tingkatan pada chlorite-montmorillonite dan sericite-montmorillonit sering
dijumpai pada batuan alterasi dengan suhu sedang. Rasio penyabaran lapisan
(montmorillonite) meningkat dengan naiknya suhu alterasi. Pada daerah yang lebih dalam
dengan suhu 230-140 0 C, chlorite dan sericite banyak aluminosillicate. Keterangan
menyebutkan peningkatan perubahan pada mineral clay dapat digunakan untuk
menaksirkan suhu bawah tanah.
Tipe IV mengindikasikan kondisi asam yang lemah dengan pH 5-7. Persamaan
dengan tipe III, zona alterasi tipe IV dapat berfungsi sebagai cap-rock yang baik pada
level rendah, hingga benar-benar menjadi tidak permeable dengan tidak memperhatikan
porositasnya yang besar.
Sifat tipe V pada alkali atau alkalin dunia baru, alumino silicate, zeolities dan
feldspar. Selalu bersama dengan mineral clay pada tipe IV. Ca-zeolities terdiri atas
heulandite, laumonite, dan wairaklite. Berlangsung pada begian dengan suhu yang lebih
rendah , Na-feldspar cenderung muncul dengan meningkatnya suhu yang akhirnya K-
feldspar ditemukan pada bagian yang bersuhu paling tinggi. Tipe ini netral pada
kelemahan yang ada pada alkaline dan sangat banyak pada lapangan panas bumi dengan
produksi air asin netral.
Gambar 6. Peningkatan Alterasi Tipe V Pada Lapangan Otaka-Hatchobaru
Terbukti dari gambar dengan banyak membentuk lenticular pada tipe II yang
ditemukan pada sepanjang paralel yang dekat dengan rekahan Nw-trending. Zona
lingkungan tipe II, zona tipe III tersebar dengan baik pada lapangan Hatchobaru, dimana
dilapangan otaka zona tipe IV tidak begitu dominan.
Hasil perbedaan ini mungkin pada Hatchobaru terdiri dari dua jenis air dalam,
keasaman dan alkaline; dimana di otaka hanya terdiri dari alkaline air dalam
Zona tipe II ( alunite ) banyak sebagai lenticular body pada permuakaan dan level
yang rendah. Dibawah tipe II, zona bagian tipis alterasi (montmorillonite) teralaskan dari
lapisan tipis tipe III (kaolin) yang tampak pada semua sumur. Bagian-bagian zona alterasi
kelihatan sebagai cap-rick untuk reservoir dalamzona zeolitic. Pada level yang lebih
dalam, zona bagian alterasi diikuti oleh zona tipe V yang mengandung Ca-zeolities,
laumontite dan wairakite. Zona ini dipertimbangkan sebagai reservoir air panas yang
layak (hingga 200 0 C)
Nilai pH dari ”immersion solution” adalha air pemisahan dengan serbuk batuan
sebagai immersed dengan rasio 50 ml air dan 10 gram serbuk batuan. Nilai pH akan
menyerupai nilai air panas solution yang bereaksi dengan batuan haingga mengalami
alterasi.
Untuk percobaan, bentonite digunakan sebagai air lumpur pemboran harus
dilengkapi dari contoh. Karena bentonite menunjukkan sifat alkali hingga 10 dalam
immersion. pH cutting (serbuk bor) atau lumpur menunjukkan nilai yang lebih tinggi jika
dicampurkan dengan bentonite.
1. Masukkan 10 gram bubuk batuan kedalam 50 ml air destilasi
2. Campurkan dengan baik menggunakan tangkai gelas
3. Diamkan selama satu jam
4. Pisahkan bubuk dengan menggunakan centrifuge (tidak terlalu penting)
Gambar 13. Prosedur Percobaan Untuk Mendapatkan Nilai pH dari Immersion Solution
(Suspensi Batuan Alterasi)
Mineral Clay Yang Sangat Aktif Pada Lapangan Panas Bumi
Untuk menafsirkan suhu formasi dari mineral clay, data harus dari sumur dengan
index activity 100. cara lainnnya suhu formasi alterasi mineral lebih rendah dari suhu
yang sekarang ini.
Tabel 2. Jenis Mineral Clay Yang Sangat Aktif Pada Lapangan Panas Bumi
Ini harus disesuaikan dengan tekanan fluida dalam sistem panas bumi yang sangat
rendah perbandingannya dengan panas bumi tiruan. Yang membuat suhu formasi sangat
rendah pada section kurva batas phase dan saturasi air akan menunjukkan suhu formasi
yang paling rendah.
Gambar 14. Diagram Suhu-Tekanan
Gambar 15. Diagram Phase Sistematis Untuk Alterasi Mineral Yang Sangat Aktiv Pada
Lapangan Panas Bumi