BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III penulis akan memaparkan tentang metodologi penelitian yang
penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan konsep-konsep dari ilmu Seni,
ilmu Sosiologi, dan ilmu Antropologi. Konsep-konsep tersebut terdiri dari konsep
Metode berarti suatu prosedur, cara, atau teknik untuk mencapai atau
menggarap sesuatu secara efektif atau efisien. Metode merupakan salah satu ciri
kerja ilmiah. Berbeda dengan metodologi yang lebih mengarah kepada kerangka
referensi, maka metode lebih bersifat praktis. Yaitu memberikan petunjuk mengenai
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode historis dengan pendekatan
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
47
multidisipliner yang menggunakan bantuan ilmu sosial lainnya seperti disiplin ilmu
proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa
lampau dan menuliskan hasilnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh yang
pertimbangan bahwa data-data yang digunakan berasal dari masa lampau, sehingga
perlu dianalisis terhadap tingkat kebenarannya agar kondisi pada masa lampau dapat
digambarkan dengan baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian sejarah,
metode historis merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengkaji suatu
peristiwa atau permasalahan pada masa lampau secara deskriptif dan analitis. Oleh
karena itu, penulis menggunakan metode ini karena data dan fakta yang dibutuhkan
sebagai sumber penelitian skripsi ini berasal dari masa lampau. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode historis sangat sesuai dengan data
dan fakta yang diperlukan yang berasal dari masa lampau khususnya mengenai asal-
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
48
Dalam penelitian ini, topik tentang Kesenian Tanjidor dipilih peneliti karena
3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
49
Jawa Barat.
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
50
yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan
sebelumnya.
sejelas mungkin.
sejarah yang relevan dengan pembahasan. Pada tahap ini akan dilakukan
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
51
Pemerintah setempat. Pada tahap ini pula akan dilakukan pencarian sumber
umumnya.
historis yang otentik. Ada dua macam kritik yang dilakukan pada tahap ini
yaitu kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal yaitu meneliti dari sumber
maupun lisan yang telah melaului fase kritik. Penulis menganalisis dan
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
52
Tanjidor ini mengacu pada tahapan penelitian yang diungkapkan oleh Sjamsuddin.
Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode historis
seperti disiplin ilmu sosiologi dan antropologi. Pada tahap pengusutan evidensi,
penulis mengumpulkan data-data yang terkait dengan kesenian Tanjidor hal ini juga
disebutkan oleh Ismaun dalam tahapan heuristik. Begitu juga dengan tahapan kritik
dan interpretasi, evaluasi semua evidensi dihimpun penulis untuk memperoleh data
yang relevan.
teknik penelitian merupakan upaya mengumpulkan data dan informasi yang harus
diperoleh dalam penulisan karya ilmiah. Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk
Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah cara-cara atau usaha yang
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
53
kepustakaan (literatur), dan studi dokumentasi yang akan dijelaskan pada uraian
berikut:
keinginan dan lain-lain dari individu atau responden oleh peneliti. Pada tahapan
usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang
diwawancara.
dalam bentuk tulisan atau sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan
mendukung permasalahan dari kajian ini. Setelah literatur terkumpul, serta fakta
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
54
yang telah ditemukan dianggap memadai untuk penulisan ini, maka akan lebih
yang akan dikaji. Khususnya studi literatur tentang sosial budaya dan
pendidikan karena penelitian ini dikaji dari sudut pandang sosial budaya dan
pendidikan.
suara, tulisan atau lain-lain. Studi dokumentasi ini mempunyai kelebihan, yaitu
apabila terdapat kekeliruan, sumber datanya masih tetap dan belum berubah. Hal
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang ditentukan oleh penulis sebelum
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
55
pusat dari adanya Kesenian Tanjidor yang berada di Kabupaten Bekasi. Desa
Kertarahayu dan Segarajaya dipilih, menjadi lokasi penelitian utama, karena tempat
tersebut adalah tempat dimana grup Tanjidor Sinar Pusaka dan Pusaka Grup berada
dan narasumber pangkal yang diwawancarai peneliti adalah pemimpin grup dari
kesenian Tanjidor tersebut. Jarak dari pusat Kabupaten Bekasi ke lokasi penelitian
kurang lebih 35 km. Rute perjalanan menuju lokasi penelitian ditempuh sekitar 2
sumber yang dijadikan informasi yang dipilih secara selektif dan bertalian dengan
permasalahan yang dikaji. Subjek yang akan dijadikan sumber dipilih langsung
oleh penulis. Subjek penelitian ini dibagi atas tiga unsur, yaitu: Pertama, katagori
tokoh-tokoh atau pelaku utama dari kesenian Tanjidor. Kedua, masyarakat sebagai
saksi sejarah terhadap eksistensi Kesenian Tanjidor. Ketiga, lembaga terkait seperti
Dalam proses persiapan penelitian, ada beberapa hal atau langkah yang
harus dilakukan oleh penulis sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Langkah-
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
56
Tahap ini merupakan tahap awal dari kegiatan penelitian yaitu menentukan
tema. Tema yang dipilih yaitu sejarah lokal mengenai kehidupan sosial budaya dan
Tanjidor. Sebelumnya, peneliti tertarik untuk menulis mengenai Pertamina yang ada
tersebut dan banyak warga masyarakat yang mengeluh terhadap dampak dari
pencemaran limbah atau polusi yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Selain itu,
jalan banyak yang rusak akibat sering dilalui truk-truk besar yang mengangkut
minyak mentah.
Setelah konsultasi dengan Bapak Drs. Ayi Budi Santosa M.Si. memberikan
kesenian tersebut yang merupakan warisan kebudayaan lokal. Setelah melalui tahap
demi tahap, penulis memutuskan untuk mengajukan judul baru dan meminta
pendapat dari Bapak Ayi Budi Santosa yang sekaligus sebagai sekretaris TPPS (Tim
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
57
yang baik, mengingat kesenian yang akan peneliti tulis belum pernah ditulis di
Jurusan Pendidikan Sejarah. Atas saran dan masukan tersebut peneliti memilih judul
rancangan penelitian.
Pada tahap ini, penulis mulai melakukan pengumpulan berbagai data dan
fakta dari tema yang akan dikaji. Hal yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan
data dan fakta tersebut dengan cara melakukan wawancara kepada pemimpin
sumber tertulis mengenai masalah yang akan dibahas. Setelah memperoleh data dan
fakta yang sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji, rancangan penelitian ini
kemudian dijabarkan dalam bentuk proposal skripsi yang memuat judul penelitian,
disetujui setelah ada perbaikan-perbaikan dalam hal judul maupun isi dari proposal
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
58
yaitu kepada Bapak Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si dan pembimbing II yaitu kepada
memungkinkan data dan fakta yang terkait dengan masalah yang dikaji. Perijinan
Kecamatan Setu dan Tarumajaya, Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bekasi,
BPKS Kabupaten Bekasi, dan Pimpinan grup kesenian tradisional Tanjidor Sinar
yang akan dibutuhkan dalam penelitian. Hal pertama yang dilakukan oleh penulis
adalah membuat surat perijinan penelitian guna memperlancar penelitian yang akan
2. Instrumen wawancara
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
59
4. Catatan lapangan
selama penyusunan skripsi. Proses bimbingan ini dapat membantu penulis dalam
menentukan langkah yang tepat dari setiap kegiatan penelitian yang dilakukan. Pada
proses ini, penulis juga mendapat masukan dan arahan baik itu berupa komentar
atau perbaikan dari Pembimbing I dan Pembimbing II. Selama proses penyusunan
Pembimbing II sesuai dengan waktu dan teknik bimbingan yang telah disepakati
3. 3 Pelaksanaan Penelitian
3. 3. 1 Heuristik
Langkah awal yang dilakukan oleh penulis pada tahap ini yaitu melakukan
proses pencarian dan pengumpulan sumber sejarah yang relevan dan berhubungan
dengan permasalahan penelitian baik yang berbentuk sumber tertulis, sumber lisan
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
60
penulis mencarinya dari berbagai sumber-sumber sejarah yang dapat dibagi atas tiga
golongan besar, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda (artefak) agar
tujuan untuk memudahkan analisis dalam penulisan ini (Gottschalk, 1985: 35-36).
permasalahan yang akan dikaji. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan di bawah ini:
permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti dalam mengerjakan skripsi. Terutama
Perpustakaan UPI dilakukan secara rutin. Peneliti menemukan beberapa buku yang
berkaitan dengan kebudayaan, sistem sosial, perubahan sosial dan budaya. Buku-
buku tersebut antara lain adalah Mosaik Budaya karya dari Kusman K. Mahmud,
Filsafat Seni karya Jacob Sumardjo, dan buku karya Kuntowijoyo yang berjudul
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
61
tradisional dan seni pertunjukan antara lain buku karya R.M Soedarsono yang
berjudul Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi dan O.A Yoeti yang
umum yang sesuai dengan kebutuhan dalam penyusunan skripsi ini. Pencarian
sumber tertulis di perpustakaan tersebut dilakukan sebanyak dua kali dalam sebulan.
tersebut di antaranya adalah Jangan Tangisi Tradisi karya Johanes Mardimin, buku
saat ini sudah sangat memprihatinkan karena sudah mulai jarang ditampilkan. Di
Umar Kayam dan Pertumbuhan Seni Pertunjukan karya Edi Sedyawati. Buku-buku
tersebut membantu penulis dalam menganalisa beberapa seni budaya yang bersifat
umum yang sesuai dengan kebutuhan dalam penyusunan skripsi ini. Pencarian
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
62
Kesenian Tanjidor yaitu buku karya Fabricius yang berjudul Mayor Jantje: Cerita
Tuan Tanah Batavia Abad ke-19, karya Paramita R. Abdurrahchman yang berjudul
Kabupaten bekasi.
Sumber tertulis yang diperoleh dari BPKS Kabupaten Bekasi yaitu data-data
mengenai kondisi fisik Kabupaten Bekasi meliputi kuantitas jumlah penduduk, mata
April 2012.
Sumber yang diperoleh dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bekasi
Bekasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan informasi agar dapat
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
63
menyikapi peristiwa masa lalu, fungsinya sebagai sumber tentu menjadikan sumber
lisan sangat memberikan kontribusi yang luas dalam mencari data dan fakta yang
ini narasumber dikatagorikan menjadi dua, yaitu pelaku dan saksi. Sebutan bagi
pelaku adalah mereka yang benar-benar mengalami peristiwa atau kejadian yang
menjadi bahan kajian seperti para pelaksana Kesenian Tanjidor dan budayawan
yang bisa disebutkan sebagai pelaku sejarah yang mengikuti jalannya Kesenian
Tanjidor dari waktu ke waktu. Saksi sejarah adalah mereka yang melihat dan
mengetahui bagaimana peristiwa itu terjadi, dalam hal ini adalah masyarakat
sebagai saksi serta instansi pemerintah sebagai lembaga terkait. Hal lain yang harus
menjadi perhatian bahwa narasumber yang bisa diwawancarai adalah mereka yang
dengan nyata dapat memberikan kesaksian peristiwa yang terjadi dengan melihat
secara lisan dari narasumber sebagai pelengkap dari sumber tertulis (Kuntowijoyo,
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
64
2003: 23). Kedudukan sejarah lisan semakin menjadi penting, untuk mengetahui
teknik wawancara tersebut. Hal ini digunakan agar informasi yang penulis dapatkan
bisa lebih lengkap dan mudah diolah. Selain itu, dengan penggabungan dua teknik
wawancara tersebut, penulis menjadi tidak kaku dalam bertanya dan narasumber
disampaikannya.
kurang jelas, maka penulis mengajukan kembali pertanyaan yang masih terdapat
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
65
Narasumber yang diwawancarai adalah mereka yang mengetahui keadaan pada saat
itu dan terlibat langsung maupun tidak langsung dengan peristiwa sejarah yang
terjadi, mereka berasal dari berbagai kalangan, baik seniman Tanjidor, pengamat
setempat. Adapun narasumber yang pertama kali penulis wawancara adalah Bapak
Ir. Iswandi Ichsan (40 tahun), seorang pengusaha yang juga sebagai tokoh
Bekasi.
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
66
Narasumber selanjutnya yang penulis wawancara adalah ibu Tety Jumati (35
melakukan wawancara terhadap Ibu Tety adalah sebagai perwakilan dari instansi
penulis mendapatkan informasi tentang siapa saja yang selanjutnya harus penulis
Bekasi.
melakukan wawancara dengan pihak seniman Tanjidor yaitu Bapak Enjin (75
alat-alat musik apa saja yang digunakan dalam pertunjukan, prestasi apa saja yang
pernah diraih, upaya yang dilakukan untuk mempertahankan Kesenian Tanjidor dari
arus globalisasi selama pimpinannya sebagai pemimpin dari Kesenian Tanjidor ini.
Wawancara dengan beliau dilakukan 2 kali, yaitu setelah waktu Dzuhur, dari Bapak
Enjin penulis mendapat banyak masukan mengenai Kesenian Tanjidor dan siapa
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
67
dengan Bapak Bekong (81 tahun), beliau adalah pelaku Kesenian Tanjidor. Alasan
penulis memilih beliau sebagai narasumber selain karena pelaku Tanjidor, beliau
juga merupakan pemain Tanjidor Kombinasi yaitu Kesenian Tanjidor yang sudah
dimodifikasi dengan alat musik gesek sebagai tambahan yaitu berupa biola dan
rebab yang disebut Tanji Godot. Hal ini yang membedakan kelompok Tanjidor
sebelum tahun kajian dan bagaimana bentuk pertunjukannya, pertanyaan yang sama
juga diajukan dengan Bapak Enjin yaitu upaya yang dilakukan untuk
Samsudin (38 tahun), Bapak H. Karnata (48 tahun), dan Ibu Selvia Erviliani (31
tahun). Sebagai perwakilan dari generasi muda yang tidak begitu mengetahui
Muhamad Badrudin (16 tahun), dan Siti Noor Hakimah (17 tahun). Alasan penulis
mewawancarai dua generasi yang berbeda adalah agar penulis bisa mengetahui
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
68
Tanjidor.
bentuk tulisan untuk memudahkan peneliti dalam proses pengkajian yang akan
dibahas pada bagian selanjutnya. Setelah semua sumber yang berkenaan dengan
candi, patung, potret, film dan lukisan. Sumber benda yang diperoleh penulis
didapatkan dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bekasi berupa foto-foto
dan video rekaman Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi. Selain itu juga sumber
benda lainnya adalah alat-alat musik Tanjidor yang rata-rata sudah berumur sangat
tua yaitu sekitar 60 tahun. Penulis melihatnya langsung di rumah salah satu
Kabupaten Bekasi.
3. 3. 2. Kritik Sumber
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
69
lantas menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber
primer, agar terjaring fakta yang menjadi pilihannya. Langkah-langkah inilah yang
disebut sebagai kritik sumber, baik terhadap bahan materi sumber maupun terhadap
isi sumber. Dalam tahap ini data-data yang telah dibuat berupa hasil tertulis maupun
sumber lisan, disaring dan dipilih untuk dinilai dan diselidiki kesesuain sumber,
lisan. Informasi berupa data atau fakta dari sumber tertulis disesuaikan dengan
memperhatikan beberapa hal seperti faktor usia, prilaku dalam arti apakah
banding terhadap data lisan dari beberapa narasumber. Dalam metode sejarah
Sjamsuddin :
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
70
agar diperoleh sumber yang benar-benar asli dan bukan tiruan. Sumber yang asli
otentitas suatu sumber mengacu kepada masalah sumber primer dan sumber
terdapat tiga kemungkinan otentitas (keaslian) suatu sumber, yaitu sepenuhnya asli,
sebagian asli, dan tidak asli. Dalam hubungan ini, dapat diinterpretasikan bahwa
sumber primer adalah sumber yang sepenuhnya asli, sedangkan sumber sekunder
memiliki derajat keaslian tertentu. Sumber kritik eksternal harus menerangkan fakta
1. Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang itu atau pada waktu itu
2. Kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan,
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
71
pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Selain itu dijelaskan juga
bahwa sebelum sumber-sumber dapat digunakan dengan aman, setidaknya ada lima
b. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah?
d. Apakah yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata yang kompeten;
memperhatikan aspek akademis dari penulis buku yaitu dengan melihat latar
aspek tahun penerbitan buku, penerbit buku, serta tempat buku diterbitkan.
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
72
yang diperoleh itu layak atau tidak untuk digunakan sebagai bahan referensi dan
Buku-buku yang menjadi sumber tertulis sebagian besar ditulis dari tahun
1990 sampai 2000-an, sehingga tampilan bukunya masih baik dan mudah dibaca.
Adapun buku yang didapatkan penulis sebelum tahun 1990-an yaitu buku karya
Ondel-ondel, Sebuah Dongengan Sejarah tahun 1977 salah satu buku utama yang
dijadikan bahan referensi oleh penulis ini dinilai cukup berkompeten hal ini dilihat
dari riwayat hidup penulis yang secara langsung pernah berkecimpung di dunia
kesenian dan sejarah, buku karya Paramita R. Abdurrahchman ini diterbitkan oleh
sebagai sejarawan. Namun satu kelemahan dari buku itu adalah ejaan yang
digunakan adalah ejaan yang lama. sehingga penulis agak kesulitan dalam
memahaminya selain itu, sistematika dan editornya dinilai masih kurang baik
karena penulis banyak menemukan kata-kata yang kurang tepat dalam penulisannya
terhadap sumber lisan, penulis lakukan dengan cara melihat usia narasumber,
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
73
rata-rata memiliki usia yang tidak terlalu muda namun juga tidak terlalu tua,
sehingga daya ingatnya masih cukup baik. Contohnya Bapak Bekong dan Bapak
diwawancarai walaupun secara umur mereka sudah tua akan tetapi ingatan mereka
masih baik dan secara jasmani mereka juga masih terlihat sehat. Dari kedua
3. 3. 2. 2. Kritik Internal
dan melakukan cross check di antara sumber yang diperoleh. Kritik internal
bertujuan untuk mengetahui kelayakan sumber yang telah diperoleh peneliti dari
terhadap aspek-aspek dalam dari setiap sumber. Kritik internal dilakukan untuk
mengetahui isi sumber sejarah tersebut atau tingkat kredibilitas isi informasi dari
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
74
menentukan sumber relevan dan akurat dengan permasalahan yang dikaji. Setelah
penulis melakukan kaji banding, pendapat narasumber yang satu dan lainnya
Kritik internal untuk sumber lisan penulis melakukan kaji banding terhadap
hasil wawancara narasumber yang satu dengan yang lainnya karena tidak semua
hasil wawancara antara bapak Enjin dengan Bapak Bekong yang merupakan
seniman yang menjaga dan melestarikan Kesenian Tanjidor, penulis melakukan kaji
dikatakan narasumber adalah benar. Hal ini untuk mencari kecocokan diantara
pada wawancara berikutnya penulis juga melakukan kaji banding antara narasumber
yang satu dengan yang lainnya dan mendapatkan jawaban yang berbeda isinya yaitu
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
75
antara Ibu Tety Jumiati dari instansi pemerintah dan Bapak Iswandi Ichsan
berbeda yaitu pertama, mengenai ada berapa grup Kesenian Tanjidor yang ada di
grup Kesenian Tanjidor yang masih ada, sedangkan dari pihak DKB yang di wakili
oleh Bapak Iswandi Ichsan mengatakan hanya ada 5 grup Tanjidor yang masih ada.
berbagai usaha untuk melestarikan Kesenian Tanjidor salah satunya dengan selalu
hal ini bisa dilihat dengan banyaknya grup Kesenian Tanjidor yang gulung tikar dan
narasumber antara Ibu Tety dan Bapak Iswandi maka penulis menyimpulkan bahwa
tidak semua orang memiliki pandangan yang sama terhadap suatu permasalahan.
Oleh karena itu, untuk membuktikan kebenarannya maka penulis mencoba mencari
faktanya di lapangan yaitu; Pertama, penulis mencari grup Tanjidor yang masih ada
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
76
Tanjidor mengenai upaya pemerintah terhadap kesenian Tanjidor dan para seniman
dirasa masih kurang. Maka setelah penulis melakukan kaji banding, antara pendapat
narasumber yang satu dan lainnya, akhirnya penulis bisa menyimpulkan jawaban
dan memperoleh kebenaran fakta-fakta yang didapat dari sumber lisan yang
diperoleh baik dari sumber tulisan maupun sumber lisan. Fakta-fakta tersebut
kemudian dihubungkan satu dengan yang lainnya, sehingga setiap fakta tidak
berdiri sendiri dan menjadi rangkaian peristiwa yang saling berhubungan. Penelitian
dalam tahap ini berusaha memilih dan menafsirkan setiap fakta yang dianggap
sesuai dengan bahasan dalam penelitian, setiap fakta-fakta yang diperoleh penulis
fakta lain yang diperoleh baik dari sumber tulisan maupun sumber lisan. Hal ini
fakta lainnya maka rangkaian fakta tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
77
1970-1995.
bantuan disiplin ilmu lain (ilmu sosial) dalam mempertajam analisa kajian. Selain
sosial serta yang lainnya. Secara metodologis pendekatan Sosiologi dalam kajian
sejarah, seperti yang dikemukakan oleh Weber (Abdurrahman, 2007: 23) adalah
sebagai berikut:
perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Kabupaten Bekasi dan bertujuan
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
78
untuk memahami sejauh mana pengaruh perubahan sosial budaya pada masyarakat
sosial dan strukturnya, baik yang berwujud perilaku individu maupun dalam
perilaku sosial atau kelompok. Hal utama yang membedakan antropologi dan
kehidupan manusia dan masyarakat pada masa lampau, maka gambaran itu
antara bidang sejarah dan antropologi budaya. Oleh karena itu, sebagaimana halnya
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
79
selalu berfungsi dalam pengkajian sejarah. Terutama dalam mengkaji latar belakang
antropologi.
Konsep dalam ilmu antropologi yang dikaji dalam penelitian ini adalah
konsep mengenai religi dan kebudayaan masyarakat Betawi pada umumnya dan
masyarakat sekitar objek penelitian pada khususnya untuk mengetahui sejauh mana
berbagai konsep disiplin ilmu sosial lain ini memungkinkan suatu masalah dapat
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
80
dilihat dari berbagai dimensi sehingga pemahaman tentang masalah yang akan
dan mengkritik sumber yang diperoleh dan kemudian dihasilkan sintesis dari
kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi: suatu tinjauan sosial budaya tahun 1970-
gaya bahasa sederhana, ilmiah dan menggunakan cara-cara penulis sesuai dengan
mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah tahun 2011 yang dikeluarkan
oleh UPI. Adapun tujuan laporan hasil penelitian ini adalah selain untuk memenuhi
kebutuhan studi akademis tingkat serjana pada jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS
UPI juga bertujuan untuk mengkombinasikan hasil temuan atau penelitian kepada
umum sehingga temuan yang diperoleh dari hasil penelitian tidak saja memperkaya
wawasan sendiri.
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
81
disesuaikan dengan buku pedoman karya tulis UPI, sehingga dalam penyusunannya
dilakukan secara sistematis atau bertahap yaitu terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan
Dalam penyusunan laporan penelitian ini setiap bab memiliki fungsi dan kaitan
dengan bab lainnya, maka sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
tidak dilakukan, serta fokus penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian guna
diantaranya yaitu kandungan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam kesenian
tradisi. Sebagai salah satu kesenian tradisional, Tanjidor adalah salah satu asset
masyarakat saat ini dan dapat dijadikan sebagai salah satu media pendidikan yang
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
82
(1962: 336), bahwa pendidikan kesenian itu menuju pada pendidikan intelektual dan
akhirnya sampai pada pendidikan watak, yaitu pendidikan moril atau budi pekerti.
Dalam bab II mengenai Kajian Pustaka, dalam bab ini peneliti akan
anggap memiliki keterkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji, didukung
dengan sumber tertulis seperti buku dan dokumen yang relevan. Dalam kajian
masalah yang sedang diteliti. Hal ini dimaksudkan agar adanya keterkaitan antara
keduanya bisa saling mendukung, dimana dari teori yang sedang dikaji dengan
permasalahan yang diteliti bisa berkaitan. Sedangkan fungsi dari Kajian Pustaka
Penelitian. Dalam bab ini membahas metode dan teknik penelitian yang digunakan
prosedur dalam penelitian akan dibahas dalam bab ini. Prosedur yang dimaksud
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
83
menganai masalah yang diajukan untuk mendapatkan serta menganalisis data yang
selama ini peneliti kaji serta memaparkan dan menjelaskan tentang data-data yang
peneliti peroleh baik dari buku-buku sumber, internet wawancara, dan sumber
lainnya yang mendukung judul karya ilmiah ini. Sehingga pada bab keempat ini
peneliti akan berusaha untuk mendeskripsikan hasil penelitian dan mencoba untuk
Adapun pembahasan yang akan peneliti utarakan dalam bab ini dibagi ke
dalam tujuh subbab. Pada subbab pertama akan memaparkan mengenai gambaran
umum Kabupaten Bekasi. Pada subbab ini terdiri dari beberapa subbab yang
sosial dan budaya masyarakat Kabupaten Bekasi. Subbab kedua akan memaparkan
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
84
subbab lagi yaitu: persiapan perlengkapan kesenian Tanjidor, pemain dan tempat
musik) kesenian Tanjidor dan yang terakhir lagu-lagu yang disajikan kesenian
Tanjidor.
peneliti memfokuskan kajian dari tahun 1970-1995 yang dibagi ke dalam tiga
periode. Alasan pembagian kurun waktu dari tahun 1970-1995 ke dalam tiga
periode yaitu terdapatnya karekteristik yang hampir sama dan menonjol dari tiap
kurun waktu yang peneliti tetapkan. Pertama, kurun waktu dari tahun 1970 sampai
tahun 1980 yang merupakan fase awal berkembangnya kesenian Tanjidor. Pada
prase ini, baru muncul sebuah grup kesenian Tanjidor yang sudah mulai
kesenian Tanjidor dan bisa dikatakan merupakan masa keemasan dari keberadaan
kesenian ini. Peneliti berpendapat masa ini sebagai masa keemasan kesenian
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
85
pagelaran seni. Selain itu, pada masa ini, kesenian Tanjidor tidak hanya dimainkan
oleh golongan tua saja tetapi didominasi pula oleh golongan muda. Ketiga, kurun
waktu dari tahun 1990-1995 bisa dikatakan sebagai prase mundurnya kesenian
Tanjidor. Pada fase ini kesenian Tanjidor bisa dikatakan mati segan hidup pun tak
mau dan kesenian Tanjidor jarang lagi dipentaskan oleh masyarakat di Kabupaten
Tanjidor bagi masyarakat Kabupaten Bekasi. Pada subbab ini terdiri dari beberapa
subbab lagi yaitu: fungsi seni Tanjidor sebagai hiburan, fungsi seni Tanjidor sebagai
media silaturahmi dan komunikasi, fungsi seni Tanjidor sebagai mata pencaharian,
fungsi seni Tanjidor sebagai media pendidikan, dan fungsi seni Tanjidor sebagai
peneliti gunakan dalam penelitian ini untuk lebih menguatkan penelitian yang
teori sosiologi dan antropologi yang menjadi ilmu bantu dalam penelitian mengenai
kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi. Pada subbab ini terdiri dari beberapa
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
86
subbab lagi yaitu: faktor pendorong keberlangsungan kesenian Tanjidor dan faktor
Pada subbab ketujuh atau yang terakhir, peneliti akan menjelaskan upaya
Pada subbab ini terdiri dari beberapa subbab lagi yaitu: pelestarian kesenian
Tanjidor oleh seniman dan pelestarian kesenian Tanjidor oleh pemerintah daerah
Kabupaten Bekasi. Pada subbab ini juga didukung oleh teori-teori yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini untuk lebih menguatkan penelitian yang dilakukan.
sosiologi dan antropologi yang menjadi ilmu bantu dalam penelitian mengenai
Bab V merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian ini,
yang diajukan dan merupakan inti dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta
mengambil makna dari kajian yang telah peneliti bahas dalam bab sebelumnya.
Dalam bab ini pula peneliti menyampaikan saran dan kritik penulis atas penelitian
yang telah dilakukan sebagai bahan masukan agar penelitian yang akan datang bisa
Munzizen, 2013
Dinamika Kesenian Tanjidor Di Kabupaten Bekasi: Suatu Tinjauan Sosial Budaya Tahun 1970-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu