2) Data Umum
1) D3 Kebidanan : 12 orang
2) D4 Kebidanan : 18 orang
1) Ners : 50 orang
diantaranya yaitu :
1) Apoteker : 20 orang
diantaranya yaitu :
1) Sanitasi : 2 orang
2) Entomolongi : 1 orang
c) Sarana Kesehatan
3) Ruang Kelas 1 : 14 TT
67
7) Ruang Perinatologi : 22 TT
2. Karakteristik responden
berdasarkan usia
7 responden
11 25% 3 thn
responden
39% 4 responden 4 thn
14%
6 responden 5 thn
22%
6 thn
12
responden 16
43% responden Laki-laki
57%
Perempuan
anak (57%).
sebelumnya
11
responden 17
39% responden ya
61%
tidak
69
Tingkat kecemasan
No. sebelum diterapi Frekuensi Prosentase
bermain lego
1. Ringan 10 36%
2. Sedang 12 43%
3. Berat 6 21%
4. Panik 0 0%
Jumlah 28 100%
70
diberi terapi bermain lego pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di
Tingkat kecemasan
No. setelah diterapi Frekuensi Prosentase
bermain lego
1. Ringan 22 79%
2. Sedang 4 14%
3. Berat 2 7%
4. Panik 0 0%
Jumlah 28 100%
3 Berat 6 21% 2 7%
4. Panik 0 0% 0 0%
responden (14%).
2017.
72
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
postest - pretest Negative Ranks 16 8,50 136,00
Positive Ranks 0b ,00 ,00
c
Ties 12
Total 28
a. postest < pretest
b. postest > pretest
c. postest = pretest
Test Statisticsa
postest -
pretest
Z -4,000b
Asymp. Sig. (2-
,000
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
diterima.
5.2 Pembahasan
trauma, dimana kondisi tersebut membuat anak pada semua usia dan
(Posted, 2009). Faktor – faktor yang menyebabkan stress bagi anak dan
ruang rawat, alat – alat, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan
dan sikap petugas kesehatan itu sendiri. Kondisi ini merupakan sumber
anak laki – laki (Stubbe, 2008). Namun pada hasil penelitian responden
laki-laki lebih besar daripada perempuan, hal ini dikarenakan dapat terjadi
rumah sakit mengenai suasana di rumah sakit, alat – alat medis di rumah
sakit dan para petugas kesehatan yang ada. Tingkat kecemasan pada anak
baru dan belum pernah dialami sebelumnya, yaitu anak berpisah dengan
penampilan yang serba putih. Hal ini membuat kondisi kejiwaannya tidak
sedih, nyeri, dan cemas. Dengan melakukan permainan anak akan terlepas
emosi. Lego sebagai salah satu permainan edukatif karena dapat berperan
anak , memberikan rasa senang, karena pada dasarnya anak sudah sangat
terhadap integritas fisik dan sistem diri. Ancaman ini akan menstimulasi
saraf otonom merupakan saraf yang bekerja tanpa disadari atau tanpa
Hal ini karena reaksi fisiologis dan psikologis kecemasan pada anak
hanya bisa dikurangi namun tidak bisa dihilangkan pada anak karena
respon kecemasan akan tetap terjadi saat anak menghadapi prosedur yang
menimbulkan stress sebagai akibat dari respon alamiah syaraf otonom pada
anak.
secara fisik memaksa orang tua untuk selalu bersamanya. Terapi bermain
77
diperoleh nilai Asymp sig 2 tailed 0,000, sedangkan nilai alpha sebesar 5%
(0,05). Jadi nilai Asymp sig 2 tailed < nilai alpha. Hal ini menunjukkan Ho
terfokus pada rasa cemas dan takut akibat sakitnya, kemudian konsentrasi
sangat penting bagi anak agar anak tidak selalu menunjukkan permusuhan
rumah sakit, anak lebih kooperatif dengan orangtua dan petugas kesehatan.
bermain lego yang diberikan tidak hanya menawarkan kesenangan tapi juga
terdapat unsur edukatif dan melatih kemampuan motorik halus. Hal lain
kesadaran anak dalam keadaan compos mentis/ kesadaran penuh, dan anak
lego yang dilakukan bersama dengan orang tuanya atau perawat akan
tua dan perawat mengetahui apa yang dirasakan anak. Terapi bermain lego