2018
1
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Identitaspasien
Nama : Bp. N
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 74 thn
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Sleman
B. Keluhan utama
Pasien mengeluh ada benjolan di selangkangan kanan.
2
- Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit neoplasma.
- Keluarga pasien tidak memiliki riwayat DM, HT.
- Keluarga pasien tidak memiliki riwayat hernia
F. Riwayat Sosial :
- Pasien bekerja sebagai buruh yang cukup sering membawa barang/beban berat (angkat
junjung)
Vital Sign :
Suhu : 36,7oC
Nadi : 61 kali per menit
RR : 20 kali per menit
Tekanan darah : 136/81 mmHg
F. Pemeriksaan Fisik
- Status generalis
Kepala :
- Conjungtiva: tidak anemis.
- Sklera: ikterik (+)
Thorak :
- Inspeksi : kulit rata, tanpa jejas, ketertinggalan gerak (-), stem fremitus
normal
- Palpasi : nyeri tekan (-),
- Perkusi : pulmo sonor, batas jantung normal
- Auskultasi : cor s1 s2 reguler, pulmo vesikuler
Abdomen :
- Inspeksi : tak tampak adanya kelainan, distensi (-)
- Auskultasi : Presitaltik : +
- Perkusi : timpani
- Palpasi :
Nyeri tekan : -
3
Hepar dan lien tak teraba membesar
Ekstremitas :
- Superior : tidak tampak adanya kelainan
- Inferior : tidak tampak adanya kelainan
- Status Lokalis
- ingunalis
Inspeksi : Tampak benjolan berbentuk lonjong inguinal dextra, benjolan tersebut
sampai ke skrotum dextra sewarna dengan kulit sekitar. Terlihat gerakan
usus.
Auskultasi : bising usus +
Palpasi : benjolan lunak, teraba agak nyeri, gerakan usus (+).
Scrotalis
Inspeksi : tampak membesar terutama di sebelah kanan
Auskultasi : bising usus +
Palpasi : teraba nyeri, massa lunak
Transluminasi test (-)
G. Pemeriksaan penunjang
Hematologi
Hemoglobin : 14.5 (12.0-18.0)
Lekosit : 10.100 (4000-11000)
Hematocrit : 49 (37-54)
Trombosit : 346 (150-400)
4
PPT : 14,3 (11.0-17.0)
APTT : 36,8 (23-45)
GDS : 96 (70-140)
HbsAg non reaktif
H. Diagnosa kerja
I. Penatalaksanaan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo apeneurotik dinding perut.
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang
keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari
pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis.
Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang
melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa epigastrika inferior di daerah yang
dibatasi segitiga Hasselbach.
Hernia Skrotalis adalah hernia yang keluar dari rongga peritonium melalui anulus
inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia
masuk dari anulus ke dalam kanalis dan jika panjang menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternum dan sampai ke skrotum.
Hernia Umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah pusat. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari isi perut dalam rongga abnormal melalui
lubang yang kongenital ataupun didapat.
B. Klasifikasi
6
1. Bagian-bagian hernia
a) Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia
memiliki kantong, misalnya hernia insisional, hernia adipose, hernia intertitialis.
b) Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus,
ovarium dan jaringan penyangga usus (omentum).
c) Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.
d) Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
e) Locus minoris resistance (LMR)
2. Macam-macam hernia
a) Berdasarkan terjadinya :
Hernia bawaan atau kongenital
Hernia didapat atau akuisita
7
b) Berdasarkan tempatnya
Hernia inguinalis : adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha
(region inguinalis).
Hernia femoralis : adalah hernia isi perut yang tampak di daerah fossa
femoralis.
Hernia umbilikalis : adalah hernia isi perut yang tampak di daerah perut.
Hernia diafragmatik : adalah hernia yang masuk melalui lubang diafragma ke
dalam rongga dada.
Hernia nucleus pulposus
c) Berdasarkan sifatnya
Hernia reponible : yaitu isi hernia masih dapat dikembalikan ke cavum
abdomen lagi tanpa operasi
Hernia irreponible : yaitu isi hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga.
Hernia akreta : yaitu perlengketan isi kantong pada peritoneum kantong hernia
Hernia inkarserata :yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia.
d) Berdasarkan isinya
Hernia adipose : adalah hernia yang isinya terdiri dari jaringan lemak.
Hernia litter adalah hernia inkarserata atau strangulate yang sebagian dinding
ususnya saja yang terjepit di dalam cincin hernia.
Sliding hernia : adalah hernia yang isi herniany amenjadi sebagian dari
kantong hernia.
C. Etiologi
Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa
Pada orang tua karena degenerasi/atropi
Tekanan intra abdomen meningkat
Pekerjaan mengangkat benda-benda berat
Batuk kronik
Gangguan BAB, missal strukturani, feseskeras
Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis
Sering melahirkan: hernia femoralis
8
D. Manifestasi klinis
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan dilipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring.
Keluhan nyeri jarang dijumpai; kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau
paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu
segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual dan muntah
baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau
gangren.
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia pada inspeksi saat
pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di
regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang
kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus. Kalau kantong hernia berisi
organ, maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet)
atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking, pada anak dapat dicoba mendorong
isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat
ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Jika hernia dapat direposisi, pada
waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia
menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari yang
menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.
9
- Keluar melalui anulus inguinalis interna
E. Patofisiologi
Pada keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus intenus
turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis
berjalan lebih vertical. Sebaliknya jika otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis
berjalan lebih transversal dan annulus inguinalis tertutup sehingga mencegah masuknya
usus ke dalam kanalis inguinalis.Tetapi dalam keadaan prosesus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan didalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia
dapat membentuk pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar. Sehingga
10
dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Di samping itu diperlukan pula factor yang dapat
mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.
Bila cincin hernia sempit, kurang elastic atau lebih kaku maka akan terjadi jepitan
yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi
bendungan vena sehingga terjadi oedem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi
ke dalam kantong hernia. Timbulnya oedem menyebabkan jepitan pada cincin hernia
makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia
menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus
F. Penatalaksanaan
Konservatif
Terapi konservatif sambil menunggu penyembuhan melalui proses alami dapat
dilakukan pada hernia umbilikus sebelum anak berumur dua tahun. Terapi konservatif
berupa penggunaan alat penyangga dapat dipakai sementara, misalnya pemakaian korset.
Sedang pada hernia inguinalis pemakaiannya tidak dianjurkan karena selain tidak dapat
menyembuhkan, alat ini dapat melemahkan otot dinding perut.
Penanganan konservatif terhadap hernia ireponibel; dengan posisi Trendelenberg,
diharapkan dengan adanya gaya gravitasi isi hernia dapat masuk kembali, pemberian
muscle relation, diharapkan dapat mengurangi jepitn, pemberian obat penenang, sehingga
penderita berkurang kecemasannya dan mengurnagi/menenangkan tekanan intra
abdominal sehingga isi hernia dapat masuk kembali, dan pemberian kompres es untuk
11
merangsang musculus cremaster sehingga isi hernia dapat masuk kembali ke cavum
peritoneum.
Operatif
Management operatif pada hernia inguinalis terdapat dua metode umum, yaitu
Open Hernia Repair dan Laparoskopi. Open hernia Repair disebut juga herniorrhaphy
dengan melakukan incise lapisan kulit pada hernia. Open hernia repair dapat meliputi
Metode Marcy, Bassini, Shouldice, McVay, dan Lichtenstein. Sedangkan laparoskopi
merupakan terapi alternative dengan incisi kecil. Tujuan seluruh hernia repair adalah untuk
menutup defek myofacial di mana menjadi tempat keluarnya penonjolan organ. pada
umumnya, metode di atas merupakan diseksi anterior pada kanalis ingunal dan kantong
hernia (herniektomy), diikuti oleh myofacial repair, dan penutupan kanalis.
Umumnya terapi operatif merupakan terapi satu-satunya yang rasional. Usia lanjut
tidak merupakan kontraindikasi operasi elektif. Kalau pasien dengan hernia inkarserata
tidak menunjukkan gejala sistemik dapat dicoba melakukan reposisi postural. Jika usaha
reposisi berhasil, dapat dilakukan operasi herniorafi elektif setelah 2-3 hari sewaktu oedem
jaringan sudah hilang dan keadaan umum pasien sudah lebih baik.
Semua hernia inguinalis indirek maupun direk yang besar tak tergantung dari usia,
harus diperbaiki, kecuali ada indikasi yang kuat seperti penyakit pernafasan. Hernia
inkarserata maupun strangulasi harus dilakukan operasi segera. Bila isi hernia sudah
nekrosik dilakukan reseksi. Kalau sewaktu operasi daya pulih isi hernia diragukan,
diberikan kompres hangat dan setelah lima menit dievaluasi kembali warna, peristalik, dan
pulsasi pada a. arkuata pada usus. Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat,
yang memas terjadi pada hernia direk, sebaiknya digunakan marleks untuk menguatkan
dinding perut setempat.
Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis, maka dilakukan tindakan bedah elektif,
karena ditakutkan terjadi komplikasi. Pada hernia irreponibilis, diusahakan agar isi hernia
dapat dimasukkan kembali. Penderita istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diet
halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan lakukan secara berulang-ulang,
sehingga isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan bedah elektif dikemudian hari atau
menjadi inkarserasi. Maka harus dilakukan bedah darurat. Tindakan bedah pada hernia ini
disebut herniotomi yaitu memotong hernia dan herniorafi yaitu menjahit kantong hernia.
12
Pada bedah elektif, maka harus dibuka, isi hernia dimasukkan, kantong diikat dan
dilakukan “Bassini plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis, sedang
pada bedah darurat, prinsipnya seperti bedah elektif. Cincin hernia langsung dicari dan
dipotong. Usus dilihat apakah vital atau tidak. Bila vital dikembalikan ke rongga perut dan
bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomosis “end to end”.
Daftar pustaka
1. http://eprints.ums.ac.id/22022/16/naskah_publikasi.pdf
2. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-hevitarosi-6181-2-babii.pdf
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21384/4/Chapter%20II.pdf
13