seperti trem dan sebagainya. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan
pengendalian. Rel merupakan dua batang logam kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan
sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan
menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat pandrol).
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku
ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat "e" digunakan
untuk bantalan beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal
sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel
akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih
elastis ketimbang bantalan beton.
Bentuk rel didesain sedemikian rupa agar dapat menahan momen rel sehingga dibentuk
sebagai batang berbentuk profil I. Dibagi berdasarkan bentuknya, rel terdiri atas 3 macam, yaitu :
1. Kepala Rel (Head) yang dirancang sesuai dengan bentuk permukaan bandasi roda untuk
memperoleh kombinasi kualitas perjalanan yang baik dengan kontak minimum.
2. Badan Rel (Web) yang dirancang untuk menghasilkan kuat geser yang cukup untuk melindungi
kerusakan khususnya di sekitar lobang sambungan rel.
3. Kaki Rel (Foot) yang dirancang untuk memberi kestabilan akibat guling dan bidang untuk
penambat, dengan bidang dasar yang datar untuk distribusi beban yang merata ke bantalan.
Secara konstruksi, jalan rel dibagi dalam dua bentuk konstruksi, yaitu:
1. Jalan rel dalam konstruksi timbunan,
2. Jalan rel dalam konstruksi galian.
Jalan rel dalam konstruksi timbunan biasanya terdapat pada daerah persawahan atau daerah
rawa, sedangkan jalan rel pada konstruksi galian umumnya terdapat pada medan pegunungan.
Struktur jalan rel dibagi ke dalam dua bagian struktur yang terdiri dari kumpulan komponen-
komponen jalan rel yaitu:
1. Struktur bagian atas, atau dikenal sebagai superstructure yang terdiri dari komponen-
komponen seperti rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan (sleeper, tie).
2. Struktur bagian bawah, atau dikenali sebagai substructure, yang terdiri dari komponen
balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar (improve subgrade) dan tanah asli
(natural ground). Tanah dasar merupakan lapisan tanah di bawah subbalas yang berasal
dari tanah asli tempatan atau tanah yang didatangkan (jika kondisi tanah asli tidak baik),
dan telah mendapatkan perlakuan pemadatan (compaction) atau diberikan perlakuan
khusus (treatment). Pada kondisi tertentu, balas juga dapat disusun dalam dua lapisan,
yaitu : balas atas (top ballast) dan balas bawah (bottom ballast).
Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun komponen-
komponennya seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan fondasi serta tanah dasar secara
terpadu dan disusun dalam sistem konstruksi dan analisis tertentu untuk dapat dilalui kereta api
secara aman dan nyaman. Gambar di bawah ini menjelaskan bagian-bagian struktur atas dan
bawah konstruksi jalan rel dan secara skematik menjelaskan keterpaduan komponen-
komponennya dalam suatu sistem struktur.
3. Bantalan (Sleeper)
Bantalan memiliki beberpa fungsi yang penting, diantaranya menerima beban dari rel dan
mendistribusikannya kepada lapisan balas dengan tingkat tekanan yang kecil, mempertahankan
sistem penambat untuk mengikat rel pada kedudukannya, dan menahan pergerakan rel arah
longitudinal, lateral dan vertikal. Bantalan terbagi menurut bahan konstruksinya, seperti bantalan
besai, kayu maupun beton. Perancangan bantalan yang baik sangat diperlukan supaya fungsi
bantalan dapat optimal.
Masalah keruntuhan jalan rel akibat kantong balas dapat ditangani dengan beberapaalternative
(tergantung dari penyebabnya), yang dapat dikelompokkan pada dua hal, yaitu :
1. Penanganan pada perancangan
2. Penanganan pada tahap pemeliharaan jalan rel
Untuk mengatasi masalah-masalah pada balas seperti tersebut di atas, pada perancangan
balas jalan rel dapat diambil langkah sebagai berikut :
1. Tanah dasar harus benar-benar memenuhi persyaratan sebagai tanah dasar
2. Pembuatan fasilitas drainase melintang pada tempat-tempat yang memerlukan.
3. Penggunaan geosintetik
4. Penggunaan cara “eastern Region”