Chapter II PDF
Chapter II PDF
LANDASAN TEORI
mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.
Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semi konduktor dengan kandungan transistor
yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi
secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah
memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat
bantu dan mainan yang lebih canggih serta dalam bidang pendidikan.
program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka, dan lain sebagainya),
mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan
lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer
disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antar muka
perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada
kontrol disimpan dalam ROM yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM
keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk
program itu sendiri terdapat beberapa set instruksi dan tiap instruksi itu dijalankan
berikut :
5. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi
internal)
6. Empat buah programable port I/O yang masing-masing terdiri dari delapan
frekuensi 12 MHz.
kristal serta catu daya 5 volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 kilo Ohm
dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini
AT89C4051 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan
Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
Random Access Memory (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai
Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan program yang sudah
baku dan diproduksi secara massal, program diisikan kedalam ROM pada saat IC
menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah
Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah flash
Memori data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 kilo byte meskipun
hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.
yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data
seri (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1. pada kaki nomor
2 dan 3, sehingga kalau sarana input/output bekerja menurut fungsi waktu. Clock
penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari osilator kristal atau clock yang
diumpan dari luar lewat T0 dan T1/T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5,
sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/output paralel kalau T0
dan T1 dipakai.
adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini
berhimpitan dangan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur
input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.
Port1 dan 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan yang
secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function Register
(SFR).
Suplai tegangan
Ground
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun
penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini
dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai
Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai
Pada saat flash progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat
verifikasi program.
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses
memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan
isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi
sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat
Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga
RST (pin 9)
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat
selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program (PROG)
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika
kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada
memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12
Volt.
2.2. Ultrasonik
Sensor ultrasonik terdiri dari dua bagian, yaitu transmitter dan receiver dengan
komponen yang sama yaitu piezoelectric transducer. Pada dasarnya, sensor ini
digunakan juga untuk uji kondisi dua keadaan, yaitu ” ada atau tidaknya ultrasonik”.
Dalam aplikasi, metode transmisi dan switching informasi terimanya juga bermacam –
macam. Namun, sebagian besar ’state’ atau keadaan yang dijadikan pedoman uji tetap
Sensor ultrasonik menggunakan prinsip time of flight (waktu suara untuk pergi
dan pulang.) untuk mengukur tinggi/jarak. Sensor ini terdiri atas sebuah transduser
40 kHz, dan sebuah transduser ultrasonik receiver yang berfungsi untuk menangkap
transmitter akan merubah gelombang kotak 40 kHz menjadi gelombang suara dengan
Pada saat gelombang pantul diterima oleh receiver, gelombang suara akan
diubah menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik ini sangat lemah sehingga tidak dapat
pengkondisi sinyal.
Pada proyek ini penulis memakai sensor ultrasonik ping))) buatan parallax.
sensor ultrasonik ping))) ini merupakan sensor jarak yang presisi. Dapat melakukan
sesaat dan menghasilkan pulsa output yang sesuai dengan waktu pantul sinyal
ultrasonik sesaat kembali menuju sensor. Dengan mengukur lebar pulsa pantulan
menampilkan angka 0 sampai 9 seperti yang diilustrasikan pada gambar dibawah ini.
Sejumlah karakter alphabet juga bisa disajikan menggunakan tampilan seven segment
ini.
Seven segment terdiri dari 2 konfigurasi, yaitu common anoda dan common
katoda. Pada seven segment tipe common anoda, anoda dari setiap LED dihubungkan
menjadi satu kemudian dihubungkan ke sumber tegangan positip dan katoda dari
masing-masing LED berfungsi sebagai input dari seven segment, seperti ditunjukkan
Sesuai dengan gambar di atas, maka untuk menyalakan salah satu segmen,
maka katodanya harus diberi tegangan 0 volt atau logika low. Misalnya jika segmen a
akan dinyalakan, maka katoda pada segmen a harus diberi tegangan 0 volt atau logika
low, dengan demikian maka segmen a akan menyala. Demikian juga untuk segmen
lainnya.
Pada seven segment tipe common katoda, katoda dari setiap LED dihubungkan
menjadi satu kemudian dihubungkan ke ground dan anoda dari masing-masing LED
berfungsi sebagai input dari seven segment, seperti ditunjukkan pada gambar berikut
ini :
Sesuai dengan gambar di atas, maka untuk menyalakan salah satu segmen,
maka anodanya harus diberi tegangan minimal 3 volt atau logika high. Misalnya jika
segmen a akan dinyalakan, maka anoda pada segmen a harus diberi tegangan minimal
3 volt atau logika high, dengan demikian maka segmen a akan menyala. Demikian
Tampilan seven segment mempunyai dua tipe : Light Emitting Diode (LED)
dan Liquid Crystal Display (LCD). Dimana disini kita akan membahas tentang
LED merupakan singkatan dari Light Emitting Diode. Dari sisi penggolongan, LED
mengalirkan arus dalam satu arah saja. Untuk menyalakan LED, cukup dengan
mengalirkan arus dari anoda ke katoda (forward bias) dengan beda potensial
minimum berkisar antara 1,5 hingga 2 volt dan arusnya berkisar di 20mA. Perlu
diperhatikan juga bahwa LED juga memiliki tegangan nyala maksimum, jika tegangan
Pada umumnya LED dikemas berkaki dua (katoda dan anoda) dengan
bermacam - macam warna nyala. Untuk membedakan kedua kaki tersebut, kaki anoda
biasanya dibuat lebih panjang daripada katoda. Harganya sangat terjangkau, berkisar
dari 250 rupiah hingga beberapa ribu rupiah. LED banyak digunakan untuk indikator
dan transmisi sinyal atau bahkan untuk penerangan. LED banyak digunakan karena
hemat daya, tahan lama dan ekonomis, maka wajar jika popularitas LED mengalahkan
LED dapat menyala pada arus searah (DC) maupun arus bolak - balik (AC), yang
Sedangkan pada arus AC, LED akan menyala secara tidak kontinyu (nyala - padam
secara periodik), menyala pada setengah gelombang pertama dan padam pada
setengah gelombang berikutnya, hal ini terjadi secara periodik pada frekuensi senilai
Hal ini terjadi karena LED hanya mengalirkan arus satu arah saja, sebagai
akibatnya LED hanya akan menyala pada fasa dimana LED mendapatkan forward
bias (hanya setengah gelombang). Mata manusia terkadang terlalu lambat untuk
merespon aktifitas nyala padam tersebut, pada frekuensi tertentu (biasanya 85Hz atau
lebih) LED akan terlihat tetap menyala meskipun faktanya berkedip - kedip. Prinsip
ini lebih lanjut digunakan untuk memultipleks LED maupun untuk penghematan daya.
DC. Karena LED memiliki tegangan maksimum dan tegangan minimum maka arus
dan dan tegangan LED harus diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam wilayah
yang dapat diterima oleh LED. Tugas ini umumnya dapat diimplementasikan dengan
pemasangan resistor dan LED secara seri. Masukannya adalah bagaimana memilih
nilai resistor supaya LED dapat menyala pada tegangan diatas level minimum dan
dibawah level maksimum pada tingkatan kecerahan yang dapat diterima. Pada
aplikasinya nilai resistor tidaklah sekritis teorinya, penyimpangan beberapa puluh ohm
masih dapat diterima. Nilai resistor tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut.
Keterangan :
resistor 330Ù hingga 470Ù. Pada aplikasinya, LED dapat dikendalikan dengan 2 cara.
rangkaian.
Pada cara pertama, LED akan menyala jika keluaran rangkaian berlogika 0
(terhubung ke ground). Sedangkan pada cara kedua LED akan menyala jika keluaran
disambungkan ke LED berupa keluaran mikrokontroler, port, TTL atau CMOS, maka
untuk menerima arus dan menyambungkan ke ground. Pada kenyataannya pun, cara
bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa