Anda di halaman 1dari 5

KASUS GANGGUAN BIPOLAR EPISODE KINI DEPRESIF

Identitas Pasien
 Nama : Nn. S
 Usia : 26 tahun
 Pekerjaan : Pegawai swasta (kasir di supermarket)
 Alamat : Kostan di Cibarengkok
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Suku : Jawa
 Status pernikahan : Belum menikah
 Anak ke- : Anak ke-2 dari 3 bersaudara

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan utama: Mengurung diri di kamar

Sejak 10 hari SMRS, pasien mengurung diri di kamar. Pasien mengaku tidak memiliki
semangat untuk melakukan apapun, merasa sangat sedih, malas bergerak, merasa sangat lelah,
malas makan, serta sulit tidur. Pasien juga tidak mau pergi ke kantor selama 10 hari belakangan
sehingga ia ditegur oleh atasannya. Di dalam kamar, pasien menangis dan terkadang terdiam
memandangi dinding, sambil kerap berteriak menyalahkan diri sendiri. Keluhan disertai dengan
nyeri kepala di kedua bagian kepala yang terasa seperti diikat. Pasien mengaku sudah tidak
mandi selama 3 hari. Pasien mengaku sempat muncul pikiran untuk bunuh diri, namun tidak jadi
karena ingat pesan ayahnya bahwa orang bunuh diri akan masuk neraka. Pasien datang ke poli
psikiatri RSHS karena dibujuk oleh teman kost pasien yang merasa prihatin dengan keadaan
pasien.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Keluhan ini sudah dikeluhkan sejak 2 tahun lalu, episode pertama terjadi pada tahun 2014.
Pada saat itu, pasien baru saja diputuskan oleh pacar pasien karena diselingkuhi. Pasien langsung
merasa malas berbuat apa-apa, merasa dirinya tidak berguna, sulit tidur, dan rasanya hanya ingin
malas-malasan di kamar. Namun, waktu itu pasien masih dapat pergi bekerja, walaupun setelah
pulang kerja pasien tidak akan keluar kamar lagi. Pasien juga merasa suasana hatinya selalu
buruk selama 3 minggu.
Pasien juga sempat mengalami fase di mana dirinya merasa sangat bersemangat,
menyelesaikan segala sesuatu yang diminta oleh atasan di tempat kerjanya dengan baik sampai ia
sempat dijadikan karyawan terbaik, merasa ada yang berkata (suara hatinya) bahwa dirinya
paling hebat. Pasien selalu mengajak teman-temannya untuk pergi ke luar untuk sekedar makan
atau pergi bersenang-senang. Pasien sempat mencoba minum-minuman beralkohol pada tahun
2015 namun pasien mengaku tidak ketagihan karena rasanya tidak enak. Pasien mengalami
kesulitan tidur pada malam hari. Fase ini berlangsung selama 1 minggu.
Kedua fase ini selalu datang bergantian, namun pasien mengaku sempat merasa normal
selama 1 bulan pada pertengahan tahun 2015, namun setelah itu muncul lagi fase sedih yang
diikuti dengan fase senang lagi. Pasien merasa belakangan ini pasien mulai jarang merasakan
fase normal tersebut dan durasi normalnya makin pendek.

RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Pasien tidak dekat dengan kedua orang
tuanya karena dua-duanya tipe yang otoriter dan kurang mendengarkan pendapat anak. Pasien
merasa orang tuanya lebih sayang dengan kakaknya dan adiknya, karena kakak perempuannya
tipe yang sangat berprestasi dan adiknya berjenis kelamin laki-laki, anak yang diidamkan oleh
kedua orang tuanya. Pasien merasa tidak dekat dengan kedua saudaranya.
Ayah pasien bekerja sebagai guru SMP di desa tempat dulu pasien tinggal (di Tegal). Ayah
pasien tipe yang otoriter, sangat tegas pada peraturan, suka memukul anaknya jika anak tidak
menuruti perintahnya, sangat relijius, tidak dapat menunjukkan kasih sayang, namun sangat
bertanggung jawab. Gaji ayah perbulannya 600 ribu.
Ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan usaha sampingan membuka warung di
rumah untuk membantu penghasilan keluarga. Ibu pasien tipe yang tegas, cerewet, cukup
penyayang, namun pilih kasih. Penghasilan ibu perbulannya 1 juta. Sekarang kedua orang tua
pasien masih tinggal di rumah lama mereka di Tegal bersama adik laki-laki pasien.
Kakak pasien adalah orang yang sangat rajin, patuh pada orang tua, diakui pasien parasnya
lebih cantik dari pasien, sering juara kelas, dan sekarang sudah menikah seorang pria pengusaha
tambang yang kaya raya di Kalimantan. Kakak pasien sudah memiliki seorang anak laki-laki
berusia 4 tahun. Kakak pasien tinggal di Kalimantan mengikuti jejak suaminya dan sering
mengirimkan uang bulanan yang banyak pada orang tuanya. Sejak dahulu, kepribadian kakaknya
cenderung cuek pada saudara-saudaranya.
Adik pasien adalah anak emas di keluarga pasien. Semua keinginannya dipenuhi oleh orang
tuanya. Adik pasien adalah orang yang malas dan manja, semaunya sendiri, serta sering
memanipulasi orang lain agar ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Adik pasien diketahui sering
mengonsumsi alkohol, namun orang tua pasien tidak mengetahuinya. Sekarang adik pasien
bekerja sebagai buruh pabrik di Tegal. Adik pasien belum menikah.
Di keluarga pasien, terdapat riwayat gejala yang sama, yaitu nenek dari pihak ibu pasien.
Gejalanya nenek pasien suka membeli barang-barang yang tidak perlu dan membagi-bagikan
uang pada orang lain. Keluarga nenek pasien adalah keluarga yang kaya raya karena memiliki
perusahaan, namun perusahaan tersebut bangkrut dan kebiasaan nenek pasien tetap ada sehingga
memperburuk keadaan keuangan keluarga nenek pasien. Saat sudah menikah dengan kakek
pasien, kebiasaannya ini juga membuat kakek pasien harus berhutang ke sana ke mari untuk
mengikuti kebiasaan neneknya. Sekarang kakek dan nenek pasien sudah meninggal dunia.

Riwayat bipolar (+)

59 th 54 th

29 th 26 th 25 th

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


 Masa Kanak Awal: Pasien anak yang mudah sakit, sering terkena penyakit paru. Dibawa
bolak-balik berobat oleh orang tua. Karena kondisi ekonomi berkecukupan, pasien dianggap
merepotkan oleh orang tua pasien. Perkembangan pasien cukup terlambat, baru bisa bicara
usia 2 tahun. Kehadiran pasien diinginkan.
 Masa Kanak Tengah: Pasien tergolong anak yang biasa-biasa saja di kelas. Pasien kurang
memiliki teman, cenderung pendiam. Pasien jarang disuruh bermain oleh orang tua pasien,
harus belajar terus menerus. Pasien sering tidak mengerjakan tugas sekolah karena malas.
 Masa Kanak Akhir:
Saat SMP, pasien masuk SMP yang diajar oleh ayahnya. Pasien tidak suka karena merasa
diperhatikan prestasinya oleh banyak orang. Banyak yang berkata bahwa prestasi pasien
tidak sesuai ekspektasi sebagai anak guru dan pasien tidak sepintar kakaknya. Alhasil ayah
pasien sering kecewa pada pasien.
Pasien sempat mencoba pacaran pada usia 15 tahun, namun putus karena ayah pasien
melarang pasien untuk berpacaran.
 Masa Dewasa:
Lulus SMA, pasien merantau dari Tegal menuju Bandung untuk membuktikan pada
orang tuanya bahwa ia bisa mandiri. Pasien membiayai seluruh kehidupannya dengan uang
sendiri dan sesekali mengirimi uang pada orang tuanya.
Pasien pernah bekerja sebagai pelayan di dealer mobil, pelayan di rumah makan, cleaning
service, dan beberapa pekerjaan lainnya, namun semuanya keluar karena pasien mengaku
cepat bosan. Pasien bekerja di supermarket sejak akhir tahun 2014 dan merasa nyaman
karena gajinya besar.
Pasien memiliki dua orang sahabat terdekat sekaligus teman satu kantor pasien yang
sering dimintai tolong dan mendengarkan keluh kesah pasien. Pasien jarang bercerita pada
kedua orang tua dan saudara pasien.
Pasien sempat berpacaran pada tahun 2013-2014 namun putus karena mantan pacar
pasien berselingkuh. Pasien sempat dekat dengan beberapa pria namun tidak pacaran karena
pasien menginginkan pacar yang kaya.

STATUS PSIKIATRIK
 Penampilan umum:
- Roman : Depresif
- Kontak : Adekuat
- Rapport : Adekuat
- Sikap terhadap pemeriksa : Cenderung tertutup
- Perilaku : Banyak diam, bahasa tubuh sedikit
- Decorum : Kesopanan baik, kebersihan dan kerapian kurang.
 Emosi: Mood depresif, afek luas, mood dan afek sesuai.
 Bicara: Tidak spontan, artikulasi dan verbalisasi jelas, produktivitas normal, intonasi
rendah, relevan.
 Pikiran:
- Bentuk : Realistik
- Kontinuitas : Koheren
- Produktivitas : Cukup
- Ide bunuh diri : Ada
- Preokupasi : Keluarga
- Gangguan isi pikiran : Waham tidak ada.
- Gangguan persepsi : Halusinasi dan ilusi tidak ada.
 Sensorium dan kognisi: Kesadaran CM, orientasi baik, daya ingat baik, perhatian tidak
mudah teralihkan, kalkulasi dan konsentrasi baik, berpikir abstrak baik.
 Penilaian sosial dan tilikan: Daya nilai social baik, tilikan derajat 5.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan Bipolar Episode Kini Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik (F31.4)
Aksis II : Tidak ada.
Aksis III : Tidak ada.
Aksis IV :Masalah keluarga (merasa tidak dianggap), masalah asmara (pernah diselingkuhi)
Aksis V : GAF score 70-61 saat pemeriksaan

RENCANA TERAPI
Farmakoterapi : Olanzapine-fluoxetine kombinasi (Symbyax) kapsul 6 mg/25 mg 0-0-1
Non-farmakoterapi : Farmakoterapi individu

PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai