Anda di halaman 1dari 15

Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................ii

Daftar Isi ................................................................................................................iii

BAB 1......................................................................................................................4

Pendahuluan 4 ii
1.Latar Belakang...............................................................................................4

2. Rumusan Masalah.........................................................................................5

BAB 2......................................................................................................................7

Pembahasan 7

BAB 3......................................................................................................................8

Penutup 8

Kesimpulan.......................................................................................................8

Saran.................................................................................................................9

Daftar Pustaka........................................................................................................11

iii
BAB 1
Pendahuluan

1.Latar Belakang
Pada hakekatnya pembangunan nasional dirumuskan sebagai
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dan seutuhnya dengan Pancasila
sebagai dasar,tujuan dan pedomannya. Dan bertujuan seutuhnya untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur dalam berbagai aspek.
Pembangunan ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam jangka
panjang hingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Sumpah pemuda merupakan salah satu bukti historis bahwa para pemuda
Indonesia telah mencoba melakukan sesuatu yang terbaik demi mewujudkan
kesatuan di negara ini yaitu Negara kesatuan Indonesia salah satunya seperti yang
telah disampaikan dalam sumpah pemuda tersebut.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat
penting digunakan. Karena bahasa merupakan simbol yang di hasilkan menjadi
alat ucap yang biasa digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-
hari hampir semua aktifitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan bahasa
secara lisan maupun secara tulisan dan bahasatubuh. Bahkan saat
Kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan bahasa. Berdiri sebagai
lambangkebanggaan dan sebagai lambangidentitas dari bangsa.
Bahasa juga dapat diartikan sebuah simbol ataulambangbunyi yang
berfungsisebagaialatkomunikasiantara individu.
Masyarakatberinteraksisatusamalain dan bersosialisasi. Oleh karenai
tupentinganyaperananbahsadalamkehidupanbermasyarkat.
Seiringperkembangannyabahasaterusberkembang dan
beradaptasidenganlingkungandibawaharusperkembanganpemakaianbahasa di
eraglobaliasi. Di lingkupkecil dan
keluargamasyarakatkitamenggunakanbahasadaerahuntukberkomunikasi dan
padalingkup yang luas dan
bersifatresmidigunakanBahasaIndonesiasebagaibahasapersatuan.
Dengan dicetuskannya Bahasa Melayu-Riau sebagai Bahasa Indonesia
pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 lalu, perkembangan bahasa terus
meningkat. Tentunya juga pada perkembangan bahasa Indonesia yang makin
berkembang dan beradaptasi, bahasa daerah pun tetap memiliki peranan dan
jabatan yang penting dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Bahasa daerah tetap di
jaga eksistensinya di balik arus permasalahan kebahasaan yang terjadi di
Indonesia, menilik pada pemakaian bahasa Indonesia yang terjadi di kalangan
masyarakat. Terjadi fenomena-fenomena negatif di tengah masyarakat kita,
misalnya banyak orang Indonesia yang dengan bangga memperlihatkan
kemahirannnya menggunakan bahasa Inggris walaupun mereka tidak mengusai
bahasa Indonesia dengan baik. Tak sedikit pula orang yang malu tidak bisa
berbahasa asing, oleh karena itu pentingnya perhatian dari masyarakat untuk tetap
mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yang penting. Bahasa
Indonesia berdiri sebagai lambang kebanggan dan sebagai lambang identitas diri
dari bangsa kita
Di sisi lain, perkembangan bahasa Indonesia terasa belum seimbang
dengan perkembangan ipteks dan zamannya. Pengalihan konsep-konsep ipteks
dari bahasa asing terutama bahasa Inggris belum seluruhnya dapat dicarikan
padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebagai akibatnya, kosakata dan istilah
asing itu mengalir deras ke dalam khasanah kosakata bahasa Indonesia. Dengan
demikian, peran strategis bahasa Indonesia sebagai bahasa peradaban modern
masih memerlukan pengembangan yang lebih serasi dan serius sesuai dengan
perkembangan ipteks.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia dalam pembangunan
bangsa?
2. Bagaimanakah bahasa Indonesia berperan dalam pembangunan bangsa?
3. Bagaimanakah peranan bahasa Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi pembangunan bangsa?
4. Bagaimanakah peranan bahasa indonesia dalam seni pembangunan
bangsa?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia dalam
pembangunan bangsa.
2. Untuk mengetahui peranan bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa.
3. Untuk mengetahui peranan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam
pembangunan bangsa.
4. Untuk mengetahui peranan seni dalam pembangunan bangsa.
BAB 2

Pembahasan

2.1 Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia


Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sudah dibekukan. Pembakuan
itu terjadi sejak dilaksanakannya Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia
dan Daerah di Jakarta tahun 1975. Berdasarkan hasil seminar itu disebutkan maka
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional secara resmi dimulai
tahun 1928, yaitu sejak Sumpah Pemuda. Sejak itulah bahasa Indonesia diakui
sebagai bahasa nasional oleh seluruh bangsa Indonesia.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
mempunyai empat fungsi, yaitu:
1. Sebagai lambang kebulatan semangat kebangsaan Indonesia;
2. Sebagai lambang identitas nasional;
3. Sebagai alat penyatuan berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
kabahasaan, kebudayaan, kesukuan, ke dalam satu masyarakat nasional, dan;
4. Sebagai alat perhubungan antarsuku antardaerah, dan antar budaya.

Selain sebagai bahasa nasional bahasa indonesia juga sebagai bahasa


negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara secara resmi dimulai tahun
1945. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara artinya bahasa indonesia harus
digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam situasi formal yang
berhubungan dengan masalah kenegaraan.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga mempunyai empat fungsi,
yaitu:
1. Sebagai bahasa resmi pemerintahan;
2. Sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan;
3.Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan;
4. Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah
memang sebagai ciri penanda bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan
sebagai bahasa negara.
Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi kenegaran ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan
maupun tulis.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan lembaga-lembaganya dituliskan di dalam bahasa Indonesia.
Pidato-pidato atas nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikan tugas
pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar
di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan
perguruan tinggi.

2.2 Peranan Bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa


Pernyataan sikap "bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu
bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia" dalam
Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan perwujudan politik bangsa
Indonesia yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia telah menyatukan berbagai lapisan masyarakat ke
dalam satu-kesatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mencapai puncak
perjuangan politik sejalan dengan perjuangan politik bangsa Indonesia dalam
mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini dibuktikan dengan
dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (pada pasal 36 UUD 1945,
dan juga hasil amandemen UUD, Agustus 2002).
Kedudukan dan peranan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara telah
menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni (ipteks). Ipteks berkembang terus sejalan dengan perkembangan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Perkembangan ipteks yang
didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (seperti
internet, e-mail, e-business, e-commerce, TV-edukasi, dan lain-lain) melaju
dengan pesat terutama memasuki abad ke-21 sekarang.
Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang belum
pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal
dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa
Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif,
berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara
dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan
kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah. Dengan demikian
bahasa Indoensia dan juga bahasa daerah memiliki peran penting di dalam
memajukan pembangunan masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan.
Peran bahasa Indoensia dan bahasa daerah semakin penting di dalam
era otonomi daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, akan mendorong dan
menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah. Hal ini tercermin dari
kewenangan-kewenangan yang telah diserahkan ke daerah dalam wujud otonomi
yang luas, nyata, dan tanggung jawab. Dengan prinsip tersebut diharapkan dapat
mengakselarasi pencapaian tujuan yang telah direncanakan dalam pembangunan
masyarakat.
Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999,
kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencakup semua kewenangan
pemerintahan, kecuali kewenangan bidang politik luar negeri, pertahanan dan
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain
yang bersifat lintas kabupaten/kota. Kewenangan kabupaten/kota meliputi bidang
pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan,
industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan,
koperasi dan tenaga kerja. Pengembangan Bahasa, termasuk sastra berhubungan
dengan kewenangan pemerintahan di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, baik
yang dimiliki pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Kewenangan pemerintah pusat berupa penyediaan standar, pedoman,
fasilitas dan bimbingan dalam rangka pengembangan bahasa dan sastra.
Sedangkan kewenangan untuk penyelenggaraan kajian sejarah dan nilai tradisionil
serta pengembangan bahasa dan budaya daerah merupakan bagian dari
kewenangan provinsi. Oleh karena bahasa dan sastra daerah pada dasarnya
berkembang dari masyarakat di desadesa, kampung-kampung serta kelompok
masyarakat tradisional yang secara kewilayahan berada dalam wilayah
kabupaten/kota, maka mulai di kabupaten/kota dilakukan kegiatan operasional
pengembangan bahasa dan sastra daerah.
Di tingkat nasional sudah ada Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional sebagai lembaga yang mendapat mandat dari pemerintah untuk
melakukan perencanaan bahasa. Pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota
dibentuk lembaga perpanjangan penyelenggaraan Pusat Bahasa berupa balai atau
kantor bahasa yang berfungsi untuk membina dan mengembangkan bahasa dan
sastra.
2.3 Peranan Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi sebagai alat
komunikasi. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang saling berpengaruh.
Apabila suatu masyarakat berkembang dengan baik, maka bahasa akan
berkembang dengan baik, Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa suatu bahasa
akan berkembang dengan baik apabila masyarakat pemakainya memberikan
perhatian positif. Sebaliknya, apabila masyarakat mengacuhkan atau melupakan
bahasa, maka bahasa itu akan musnah atau setidaknya bahasa itu sulit
berkembang.

Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai


wahana untuk menyampaikan imformasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya,
sehingga kita dapat menguasai ilmu tersebut.

Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masih
tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti negara-negara
di Eropa dan Amerika. Karena bahasa Inggris berkembang secara seimbang
dengan ilmu pengetahuannya, maka penggunaan bahasa pengantar pada buku-
buku yang dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun
banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik dengan
bahasa Indonesia yang perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan
budaya masyarakatnya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah
berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar
ilmu pengetahuan.

Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan,


salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena kata yang dipakai
umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif, ungkapan yang dipakai
sederhana dan tanpa basa-basi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan
urutan keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca,
yaitu :

1. Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan uraian


yang padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan
akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.

2. Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membiarkan


pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya,
yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan
khusus. Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-
lebihan haruslah ditinggalkan.

3. Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan


sintaksis yang tidak berbelit-belit.

4. Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis
antara bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik
dan logis tetap tampak.

5. Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di


dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan
menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis serta berdasarkan urutan
pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan makna
kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang mengikutinya.

6. Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mngkin


tanpa menggunakan implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa
lisan sehari-hari.

7. Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis,
sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para
pembaca.

8. Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan


pembaca.

9. Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan


pembaca.

10. Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri ini
kita temukan pula dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan
dengan kata. Ketelitian tidak hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal
yang kecil pun harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan
nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca.
Ketelitian dalam pemakaian lambang dan satuan.

Berdasarkan pemakaian kata ilmu pengetahuan sebagai padanan kata


science (s) dengan muatan makna natural science, maka unsur ip pada kata
ipteks itu merujuk pada ilmu pengetahuan alam. Dengan demikian, bahasa
Indonesia ragam ipteks itu adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi (science and technology).
Upaya pengembangan konsep ipteks modern dalam bahasa Indonesia itu
hanya mungkin dapat dilakukan dengan baik apabila istilah-istilah yang biasa
digunakan dalam bidang ipteks itu sudah ada padanannya dalam bahasa
Indonesia. Hal itu berarti, untuk dapat mengembangkan bahasa Indonesia
menjadi ragam ipteks, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyusun
peristilahannya.
Untuk keperluan itulah Pusat Bahasa yang ada sekarang, dengan bantuan
sejumlah pakar perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian di Indonesia telah
berhasil menyusun peristilahan untuk berbagai bidang ilmu, dengan memberikan
prioritas pada empat bidang ilmu dasar, yakni fisika, kimia, biologi, dan
matematika. Keempat bidang ilmu dasar itu masing-masing diberi judul
Glosarium Fisika, Glosarium Kimia, Glosarium Biologi, dan Glosarium
Matematika.
Di tengah perubahan sosial-politik dan teknologi informasi serta
komunikasi yang ada sekarang, apalagi menuju bahasa Indonesia menjadi
peradaban modern, para pakar dari berbagai disiplin ilmu harus bahu-membahu
menjadikan bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa asing lainnya, terutama
bahasa Inggris.
Kita ambil contoh kata valid yang dipungut dari bahasa Inggris. Orang
Inggris menyerap kata itu dari kata validus dari bahasa Latin. Dengan
menggunakan proses morfologis bahasa Inggris, terbentuklah kata-kata validity,
validate, validly, dan validness. Kata-kata itu dalam kamus bahasa Inggris ada
dalam satu lema (entry). Jika kita bandingkan kata-kata pungut dalam kamus
bahasa Inggris dengan kata pungut dalam kamus bahasa Indonesia, maka akan
terlihat adanya perbedaan yang mencolok.
Dalam rangka mengembangkan kosakata bahasanya, orang Inggris
mempertahankan sistem dan kaidah kebahasaannya secara ajeg (konsisten).
Sikap bahasa yang demikian itu tidak tampak dalam kamus-kamus bahasa
Indonesia, termasuk Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam edisi terbarunya.
Kata valid dan validitas diserap langsung dari bahasa Inggris tanpa mengalami
proses morfologis bahasa Indonesia, sehingga kedua kata tersebut merupakan
dua lema yang berbeda.
Untuk kata valid itu, para leksikograf Kamus Besar Bahasa Indonesia
tidak menurunkan kevalidan sebagai padanan kata validness. Bahkan akhir-akhir
ini kita sering mendengar dan membaca pemakaian kata validasi sebagai
padanan kata validation.
Penyerapan kata validate sangat sulit bahkan tidak mungkin dilakukan
tanpa proses morfologis bahasa Indonesia. Dengan menggunakan kaidah
morfologi bahasa Indonesia, dapat diturunkan kata memvalidkan. Dengan
menggunakan kaidah morfologi bahasa Indonesia, penyerapan itu sesungguhnya
dapat berlangsung lebih mudah dan ajeg. Dari kata valid dapat diturunkan kata-
kata kevalidan, memvalidkan, pemvalidan, dan secara valid, yang merupakan
sinonim kata keabsahan, mengabsahkan, pengabsahan, dan secara absah. Dari
uraian di atas dapat disenaraikan karakteristik bahasa Indonesia ragam ipteks
sebagai berikut. Pertama, kelugasan dan kecermatan yang menghindari segala
macam kesamaran dan ketaksaan (ambiguity). Kedua, keobjektifan yang sedapat
mungkin tidak menunjukkan selera perseorangan (impersonal). Ketiga,
pembedaan dengan teliti, nama, ciri, atau kategori yang mengacu ke objek
penelitian atau telaahnya agar tercapai kecermatan dan ketertiban bernalar.
Keempat, penjauhan emosi agar tidak mencampurkan perasaan sentimen dalam
tafsirannya. Kelima, kecenderungan membakukan makna kata dan ungkapannya
dan gaya pemeriannya berdasarkan perjanjian. Keenam, langgamnya tidak
bombastis atau dogmatis, dan, ketujuh, penggunaan kata dan kalimat dengan
ekonomis agar tidak lebih banyak daripada yang diperlukan.
Kini, 28 Oktober 2004 kita berada pada jarak 76 tahun dari para pendahulu
kita yang sangat peduli terhadap martabat bahasa Indonesia itu. Marilah kita
bersama-sama merefleksi kembali apakah keyakinan, kebulatan semangat
kebangsaan (nasionalisme) untuk mempersatukan berbagai kelompok masyarakat,
sehingga bahasa Indonesia sebagai sarana penghubung antarsuku, antardaerah,
anatarbudaya, dan sarana pengembangan ipteks modern itu digunakan dengan
sebaik-baiknya? Malu, rasanya aku jadi bangsa Indonesia (meminjam istilah
Taufiq Ismail), kita yang hidup di alam kemerdekaan dengan kecanggihan
teknologi komunikasi dan informasi sekarang tidak dapat memanfaatkan peluang
untuk mempersatukan seluruh komponen masyarakat dan bangsa ini.
Namun, ada satu harapan baru ketika para pemuda kita empat tahun lalu,
bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda 2000 telah mengikrarkan adanya
Sumpah Internet Pemuda, yang dapat diakses langsung dari seluruh pelosok tanah
air. Ini merupakan sebuah upaya nyata agar masyarakat dan bangsa kita di tengah
krisis multidimensional sekarang tidak terpecahpecah dan berakibat pada
disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, perlu dukungan dan tindak lanjut dari
berbagai kelompok masyarakat, seperti elite politik, pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, pers, para pemuda, dan mahasiswa agar Sumpah Internet Pemuda
tersebut dapat diimplementasikan menuju peradaban modern.
2.4 Peranan Bahasa Indonesia dalam Bidang Seni Pembangunan Bangsa
Bahasa Indonesia sangat berperan penting dalam seni, salah satunya sebgaai
bahasa yang digunakakn dalam membuat suatu seni baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan
BAB 3

Penutup

Kesimpulan
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia dalam pembangunan bangsa yakni
sebagai perisai pemersatu yang belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh
masyarakat pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku daerah.
Bahasa Indonesia berperan penting dalam pembagunan bangsa karena bahasa
indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan yang berperan penting dalam
memajukan pembagunan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan yang
akhirnya mendorong kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam
pembangunan bangsa.
Bahasa juga sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir, jugasarana
pendukung pertumbuhan dan perkembanganilmupengetahuandanteknologi. Tanpa
peranbahasa, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan,
dapat menghindarkan dari maknaganda / salahtafsirkarena kata yang dipakai
umumnya lebih bersifat denotative daripadak onotatif, ungkapan yang
dipakaisederhanadantanpabasa – basi.
Denganberkembangnyailmupengetahuandanteknologi yang
cepatdapatmembuatpergeseranpadabahasa Indonesia.Karenapadaumumnya,
teknologiinformasi yang ada.

Saran

Dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kata-kata yang masih belum
sempurna sesuai dengan EYD dan masih terdapat banyak kesalahan, untuk penulis
diharapkan lebih banyak mencari sumber atau referensi yang dapat membantu
dalam peulisan makalah ini.
Daftar Pustaka

Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa.

Kridalaksana, Harimurti. 1976. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa
Indah.

Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.

Muslich, Masnur. 2006. “Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi”.

Esten, Mursai. 2010. “Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa Dalam Proses

http://www.scribd.com/doc/58973357/Fungsi-Dan-Peran-Bahasa-Indonesia-
Dalam-Pembangunan-Bangsa.

http://nui-duniamahasiswa.blogspot.com/2012/05/peranan-bahasa-indonesia-
dalam.html.

Anda mungkin juga menyukai