Peraturan Menteri
Peraturan Menteri
2
(1) Quarantine is activity to prevent for pest and animal (5) The entry location is sea harbour, river harbour,
disease or plant disease organism which can enter in crossing harbour, air port, post office, borders post with
Indonesia. another country, or another.
(2) media which carrying pest and organism that make Chapter I
animal and plant disease is animal and its derivatives or General Requirement
plant and its parts, and another. BAB I
(3) Pemasukan is activity of transporting media wich can KETENTUAN UMUM
carries pest and organism that make plant and animal
disease from abroad to Indonesia Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tindakan Karantina adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah
Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan/atau Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina masuk ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
2. Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina atau Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina yang selanjutnya disebut sebagai Media
Pembawa adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan,
tumbuhan dan bagian-bagiannya dan/atau benda lain yang dapat
membawa hama dan penyakit hewan karantina, atau organisme
pengganggu tumbuhan karantina.
3. Pemasukan adalah kegiatan memasukkan media pembawa dari luar negeri
ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
4. Tempat Pemeriksaan Karantina yang selanjutnya disingkat TPK adalah
tempat untuk pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan yang
berada di dalam atau di luar Tempat Penimbunan Sementara.
5. Tempat Pemasukan adalah pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan
penyeberangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dengan negara
lain, dan tempat-tempat lain yang dianggap perlu, yang ditetapkan sebagai
tempat untuk memasukkan media pembawa hama dan penyakit hewan
atau organisme pengganggu tumbuhan.
6. Petugas Karantina Hewan dan Petugas Karantina Tumbuhan selanjutnya
disebut Petugas Karantina adalah pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
tugas untuk melakukan tindakan karantina berdasarkan Undang-Undang.
7. Penanggung Jawab Alat Angkut adalah orang atau badan hukum yang
bertanggung jawab atas kedatangan alat angkut.
8. Alat Angkut adalah alat angkutan dan sarana yang dipergunakan untuk
mengangkut yang langsung berhubungan dengan media pembawa.
9. Pemilik Media Pembawa yang selanjutnya disebut Pemilik/Kuasanya
adalah orang atau badan hukum yang memiliki media pembawa dan atau
yang bertanggung jawab atas pemasukan.
10. Indonesia National Single Window yang selanjutnya disebut INSW adalah
sistem nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu
penyampaian data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data
informasi secara tunggal dan sinkron, dan pembuatan keputusan secara
tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang.
11. Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat
angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan
sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai dasar pelaksanaan tindakan
karantina di TPK.
(1) This ministerial decree is intended as a reference for quarantine (animal and plant disease) at the location of quarantine inspection.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan kepastian pelayanan
tindakan karantina di TPK.
3
The scope of this ministerial decree is include requirement for Pasal 3
quarantine and the location of quarantine inspection in main harbour
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi Persyaratan TPK dan Tindakan
Karantina di pelabuhan utama.
BAB II Chapter II
PERSYARATAN TPK Requirement for the
location of quarantine
Pasal 4 inspection
Pasal 6
(1) Media pembawa yang tidak dilakukan tindakan karantina di TPK berupa:
a. kemasan kayu sebagai pembungkus produk bukan hasil pertanian;
b. media pembawa kategori risiko tinggi; atau
c. media pembawa dalam bentuk curah di palka kapal (in bulk) atau yang
diangkut tidak menggunakan peti kemas.
(2) Ketentuan media pembawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
4
Bagian Kedua Second Part
Keterangan Muatan Alat Angkut Description of load conveyance
Pasal 7
(1) Untuk mitigasi risiko Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan/atau
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) terhadap pemasukan
media pembawa dan percepatan tindakan karantina di TPK, diperlukan
keterangan muatan alat angkut.
(2) Keterangan muatan alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilaporkan oleh penanggung jawab alat angkut kepada Petugas
Karantina di tempat pemasukan paling lambat 2 (dua) hari sebelum
kedatangan alat angkut.
Pasal 8
(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dilakukan dengan
menyampaikan keterangan muatan alat angkut secara elektronik pada
aplikasi keterangan muatan alat angkut karantina (Quarantine Manifest
Information) melalui portal INSW.
(2) Keterangan muatan alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berisi paling kurang:
a. nama alat angkut;
b. kode Harmonized System (kode HS);
c. jenis dan jumlah media pembawa;
d. negara asal; dan
e. nomor peti kemas.
(3) Keterangan muatan alat angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dibuat sesuai Format-1.
Pasal 9
Pasal 10
5
(2) Tindakan Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan
kepada:
a. pemilik/kuasanya;
b. penanggung jawab alat angkut; dan
c. instansi terkait dengan diunggah dalam aplikasi keterangan muatan
alat angkut karantina (Quarantine Manifest Information) melalui portal
INSW.
(3) media which rejected is :
(3) Dalam hal media pembawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a. the media is on the topdikenakan tindakan penolakan:
of conveyance, prohibited
to be lowered from a. berada di atas alat angkut, dilarang diturunkan dari alat angkut; atau
conveyance, or b. telah diturunkan dari alat angkut, segera dikeluarkan dari wilayah
b. has been derived from
the conveyance Negara Republik Indonesia.
(4) Tata cara penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang karantina hewan
dan tumbuhan.
Pasal 11
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 2 (dua) hari
sebelum kedatangan media pembawa di tempat pemasukan, dengan
mengajukan permohonan secara elektronik melalui Permohonan
Pemeriksaan Karantina (PPK) online.
(3) Penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada saat
media pembawa tiba di tempat pemasukan dengan membuat pernyataan
penyerahan media pembawa sesuai Format-3.
Pasal 12
(2) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyatakan dokumen persyaratan lengkap, sah, dan benar, Petugas
Karantina melakukan tindakan karantina di TPK.
6
(4) Apabila setelah jangka waktu penahanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), pemilik atau kuasanya tidak memenuhi persyaratan, media
pembawa dilakukan penolakan.
Bagian Kelima
Pelaksanaan Tindakan Karantina di TPK
Pasal 13
(1) Pengelola TPK yang memiliki fasilitas dermaga harus menempatkan peti
kemas yang berisi media pembawa di area penumpukan peti kemas media
pembawa.
(2) Penempatan peti kemas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
mempercepat pelaksanaan Tindakan Karantina.
Pasal 14
(1) Tindakan karantina di TPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
berupa:
a. Pemeriksaan;
b. Perlakuan;
c. Penolakan;
d. Penahanan; dan/atau
e. Pembebasan.
(2) Dalam hal peti kemas media pembawa belum berada di TPK, Pengelola TPK
segera menempatkan peti kemas di TPK.
(3) Penempatan peti kemas oleh pengelola TPK sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan berdasarkan Surat Perintah Pemindahan Media
Pembawa (SPPMP) dari Kepala UPT Karantina Pertanian di tempat
pemasukan sesuai Format-4.
(4) SPPMP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berisi tata cara pemindahan
yang diterbitkan berdasarkan manajemen risiko HPHK/OPTK.
(5) SPPMP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditembuskan kepada Kepala
Kantor Bea dan Cukai, Pengelola Terminal Bongkar, dan Pengelola TPK
melalui sistem elektronik.
(6) Tata cara pemindahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan
menggunakan metode pengambilan.
(7) Metode pengambilan peti kemas sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
tercantum dalam Lampiran II dan Lampiran III yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 15
7
(2) Kesiapan peti kemas yang sudah diberitahukan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling lambat 1 (satu) jam terhitung sejak diberitahukan,
Petugas Karantina melakukan tindakan karantina.
(3) Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pemilik
atau Kuasanya tidak berada di TPK, Petugas Karantina dapat melakukan
tindakan karantina dengan disaksikan oleh pengelola TPK.
(1) The quarantine inspection is conducted to know that the requirement document
Pasal 16
whith physic of media is match or not.
(3) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan pada
seluruh media pembawa.
Pasal 17
(1) Media that have been quarantined and meet the requirement then allowed to enter in Indonesia
(1) Media pembawa yang telah dilakukan tindakan karantina dan memenuhi
persyaratan serta bebas HPHK/OPTK dilakukan tindakan pembebasan.
(2) The permission as mention in number (1) is conducted with publishing of certificate
(2) Tindakan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan penerbitan sertifikat pelepasan.
(3) The certificate as mention in number (2) is uploaded in INSW portal
(3) Sertifikat pelepasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diunggah
melalui portal INSW.
Bagian Keenam
Jangka Waktu Layanan
Pasal 18
(2) Jangka waktu layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
sejak petugas karantina melakukan pemeriksaan media pembawa di TPK.
8
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Maret 2015
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMRAN SULAIMAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 April 2015
ttd.
YASONNA H. LAOLY
9
ATTACHMENT 1 REQUIREMENT OF MINISTRY OF AGRICULTURE OF INDONESIA
NOMOR : 12/Permentan/OT.140/3/2015
TINGKAT
No Pos Tarif Uraian Barang Description K/L penanggung jawab SLA
RISIKO
1 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, Live horses, asses, mules and hinnies. wajib periksa KH
hidup.
9 01.02 Binatang jenis lembu, hidup. Live bovine animals. wajib periksa KH
SLA
Tingkat
No Pos Tarif Uraian Barang Description Maksimum
Risiko
(Hari)
1 06.01 Umbi, bonggol, akar berbonggol, batang dibawah tanah, Bulbs, tubers, tuberous roots, corms, crowns
tajuk dan akar tongkat, dorman, sedang tumbuh atau and rhizomes, dormant, in growth or in
berbunga, tanaman dan akar chicory selain akar dari flower; chicory plants and roots other than
pos 12.12. roots of heading 12.12.
2 0601.10.00.00 - Umbi, bonggol, akar berbonggol, batang dibawah tanah, - Bulbs, tubers, tuberous roots, corms, crowns Tinggi 21
tajuk dan akar tongkat, dorman and rhizomes, dormant
3 0601.20 - Umbi, bonggol, akar berbonggol, batang dibawah tanah, - Bulbs, tubers, tuberous roots, corms, crowns Tinggi 21
tajuk dan akar tongkat, sedang tumbuh atau berbunga; and rhizomes, in growth or in flower; chicory
tanaman dan akar chicory: plants and roots:
7 06.02 Tanaman hidup lainnya (termasuk akarnya), potongan Other live plants (including their roots),
dan cangkokan; sulur jamur. cuttings and slips; mushroom spawn.
8 0602.10 - Potongan dan cangkokan tanpa akar: - Unrooted cuttings and slips: Tinggi 21
48
Description Risk Level Maximum
588 12.08 Tepung halus dan tepung kasar dari biji atau moster. Flours and meals of oil seeds or oleaginous
fruits, other than those of mustard.
591 12.09 Biji, buah dan spora, dari jenis yang digunakan untuk Seeds, fruit and spores, of a kind used for
disemai. sowing.
593 - Biji dari tanaman makanan ternak: - Seeds of forage plants: Tinggi 21
595 1209.22.00.00 - - Biji semanggi (Trifolium spp.) - - Clover (Trifolium spp.) seeds Tinggi 21
597 1209.24.00.00 - - Biji rumput biru Kentucky (Poa pratensis L.) - - Kentucky blue grass (Poa pratensis L.) seeds Tinggi 21
598 1209.25.00.00 - - Biji gandum hitam (Lolium multiflorum Lam., Lolium - - Rye grass (Lolium multiflorum Lam., Lolium Tinggi 21
perenne L.) perenne L.) seeds.
603 1209.30.00.00 - Biji bijian dari tumbuhan rerumputan yang - Seeds of herbaceous plants cultivated Tinggi 21
dibudidayakan terutama untuk bunganya principally for their flowers
83
ATTACHMENT II MINISTRY OF AGRICULTURE OF INDONESIA
Contoh :
Data yang ada pada manipest sejumlah 10 kontainer, selanjutnya 2 kontainer
ditetapkan sebagai contoh, maka kontainer yang akan disampling secara
random dengan mengacak dan mengambil 2 nomor seri kontainer.
Nomor seri kontainer yang teracak dan telah terpilih, dikirim ke lokasi TPFT
untuk pemeriksaan detail dan pengambilan sampel media pembawa.
Sedangkan kontaier yang tidak diantarkan ke TPFT, dibuka secara umum,
bahwa isi kontainer sama dengan isi kontainer yang di bawah.
Contoh :
Data yang ada pada manifest sejumlah 10 kontainer, selanjutnya 2
kontainer ditetapkan sebagai contoh, maka kontainer yang akan disampling
secara random dengan mengacak dan mengambil 2 nomor seri kontainer.
Nomor seri kontainer yang teracak dan telah terpilih, dikirim ke lokasi TPFT
untuk pemeriksaan detail dan pengambilan sampel media pembawa.
Sedangkan kontaier yang tidak diantarkan ke TPFT, dibuka secara umum,
bahwa isi kontainer sama dengan isi kontainer yang di bawah.
115
2.1. Target pemeriksaan:
amount of containers that being sampled for media with high risk level
Tabel 3. Jumlah kontainer yang disampling pada media pembawa (benih)
berisiko tinggi.
Total amount of containers amount of containers that being sampled
116
Contoh:
Jika jumlah kontainer yang masuk sebanyak 7 kontainer, maka jumlah
kontainer yang dijadikan sampel sebanyak 6.
Jika jumlah kontainer yang masuk sebanyak 20 kontainer, maka jumlah
kontainer yang diambil sebanyak 7 kontainer.
Inspection target
3.1. Target pemeriksaan
Bakteri, virus, phytoplasma, mikoplasma, viroid bacteria, virus, phytoplasma, mycoplasma, viroid
117
4.1. Target pemeriksaan
Cemaran residu pestisida, logam berat, mikotoksin, mikrobiologi,
formalin.
4.3.1. Sampel primer diambil secara acak dari setiap kontainer yang
dipilih sebagai sampling.
4.3.2. Seluruh sampel primer yang diambil dari setiap kontainer
dicampur hingga homogen menjadi sampel campuran.
4.3.3. Sampel campuran dibagi menjadi sampel sekunder.
4.3.4. Sampel sekunder dibagi menjadi sampel kerja, sampel arsip,
dan sampel untuk pemilik.
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMRAN SULAIMAN
118
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 12/Permentan/OT.140/3/2015
TANGGAL : 25 Maret 2015
1. PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
119
8-9 2 3
10 - 19 3 4
20 - 29 5 8
30 - 49 8 11
50 13 19
120
2.5.2. Pemeriksaan fisik media pembawa:
a. dilakukan pemeriksaan secara organoleptik terhadap isi
kemasan terkecil untuk mengetahui kesesuaiannya
terhadap persyaratan teknis;
b. pemeriksaan suhu (untuk media pembawa yang
dipersyaratkan); dan
c. pemeriksaan terhadap cemaran fisik/benda asing.
3.1. Ketentuan:
a. pengambilan sampel laboratorium dilakukan apabila dalam kondisi
tertentu berdasarkan hasil pemeriksaan Fisik MP/Produk
sebagaimana point nomor 2 ditemukan perubahan sifat, rusak,
busuk, dan sebagainya sehingga memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut dan atau sesuai ketentuan persyaratan harus dilakukan uji
Laboratorium terlebih dahulu sebelum pembebasan.
b. dilakukan secara periodik untuk monitoring status keamanan
pangan.
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
AMRAN SULAIMAN
121
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 12/Permentan/OT.140/3/2015
TANGGAL : 25 Maret 2015
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMRAN SULAIMAN
122
Format-1
123
Format-2
Kepada Yth.
Kepala Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina Pertanian……..
di-
TEMPAT.
Bersama ini kami sampaikan rekomendasi hasil analisis muatan alat angkut
sebagai berikut :
Petugas Analis,
Nama Terang
NIP. ………………………………………
Salinan disampaikan Kepada :
1. Ka. Bid KH/KT/Ka. Sie KH/KT/Ka. Subsie Yanops;
2. Arsip.
* Coret yang tidak perlu
Isi salah satu
124
Format-3
Kepada Yth.
Petugas Karantina……………………..
di-
TEMPAT.
………………………..,……………………..
Pemilik/Kuasa Media Pembawa,
Nama Terang
125
Format-4
Kepada:
Pemilik/Kuasa Pemilik
di-
TEMPAT.
Catatan :
Petikemas yang dimaksud sudah ditarik ke TPK.
................, tgl...........................
(……………………….) (……………………….)
Tembusan:
1. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai;
2. Pengelola Terminal Bongkar;
3. Pengelola TPK ……………………….
126