TINJAUAN PUSTAKA
bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian
lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat
udara, naik turun penumpang dan/ atau bongkar muat kargo dan/ atau pos serta
keamanan maka jumlah pelayanan akan dibatasi. Agar perencanaan Bandar udara
dapat berhasil dengan baik maka wajib mengikuti aturan-aturan atau pedoman yang
7
Indonesia sebagai salah satu anggota Organisasi Penerbangan Sipil
jaringan prasarana dimaksud terdiri dari bandara sebagai simpul dan ruang udara
Ditinjau dari pembagian wilayah operasi maka sistem Bandar udara dapat
dikelompokkan dalam 2 komponen besar yaitu sisi udara (airdside) yang bersifat
non publik dimana pesawat biasanya beroperasi, dan sisi darat (Landside) wilayah
penumpang baik yang bepergian maupun tidak bepergian memiliki akses terbatas.
Secara umum sisi darat terdiri dari runway, taxiway dan apron. Sedangkan sisi
udara terdiri dari bangunan terminal, tempat parkir dan sirkulasi kendaraan, serta
jalan akses dari dan menuju bandara. (Sakti Adji Adisasmita, 2011).
8
Setiap bidang utama bandar udara (sisi udara dan sisi darat) memiliki
penumpang dan barang atau Terminal Area (TA), dan terminal kontrol lalu lintas
9
a. Pergerakan Pendaratan atau Landing Movement (LM)
1) Landas pacu (runway) adalah fasilitas yang berupa satu perkerasan yang
Elemen dasar runway meliputi perkerasan yang secara struktural cukup untuk
pacu dan arah kemiringan landas pacu tersebut. Bagian berikutnya adalah
dimensi landas pacu yang meliputi panjang dan lebar landas pacu.
2) Penghubung landas pacu (taxiway) adalah bagian dari fasilitas sisi udara yang
dibangun untuk jalan keluar masuk pesawat dari landas pacu maupun sebagai
taxiline, apron taxiway, dan rapid exit taxiway. Exit Taxiway perlu dirancang
yang mendarat. Rapid end taxiway yang terletak dibagian ujung landas pacu
dirancang dengan sudut kemiringan 25o hingga 45o dari sudut landas pacu
10
3) Pelataran parkir pesawat udara (apron) adalah fasilitas sisi udara yang
dan menurunkan penumpang, muatan pos dan kargo dari pesawat, pengisian
bahan bakar, parkir dan perawatan pesawat. Apron adalah bagian bandar
Sumber: Google
Terminal area merupakan penghubung antara sisi udara dan sisi darat bandar
bandara.
11
1) Terminal Penumpang adalah bangunan yang disediakan untuk melayani
kegiatan bongkar muat barang (kargo) udara yang dilayani oleh bandar udara
12
c. Terminal Kontrol Lalu Lintas Udara atau Terminal Traffic Control (TTC)
dengan berbagai peralatan seperti sistem radar dan navigasi. Fasilitas ini sangat
13
2.1.3 Pergerakan Pesawat di Bandar Udara
bulanan berbentuk Notice of Airport Capacity (NAC) oleh pengelola bandar udara.
14
2.2 Waktu Puncak (Peak Time)
dimaksudkan untuk menganalisis kapasitas suatu bandara pada suatu waktu untuk
memastikan landasan dan fasilitas lainnya sudah memadai. Peak time terdiri atas
tiga yakni bulan puncak (peak month), hari puncak (peak day), dan jam puncak
(peak hours).
Bulan puncak atau peak month atau adalah banyaknya penerbangan dalam
satu bulan pada suatu tahun dari data tahunan yang diamati pada waktu puncak.
Hari puncak atau peak day adalah banyaknya penerbangan dalam satu hari
pada suatu bulan dari data penerbangan bulanan yang diamati pada waktu puncak.
Jam puncak atau peak hours adalah banyaknya penerbangan dalam satu jam
pada suatu hari dari data harian yang diamati pada waktu puncak.
(departure) yang disusun oleh Koordinator (Air Traffic Flow Management) untuk
pergerakan pesawat pada waktu yang ditetapkan, yang disesuaikan dengan fasilitas
bandara yang ada atau jadwal menggunakan fasilitas tersebut. Slot time merupakan
15
salah satu sarana dalam melaksanakan strategic air traffic flow management.
dioptimalkan.
Alokasi slot yang telah disusun diberikan kepada airlines untuk perhitungan
mereka dalam mempersiapkan penerbangan sehingga dapat tepat waktu dengan slot
keberangkatan atau kedatangan yang diberikan. Dengan adanya slot time tersebut
maka pergerakan akan lancar karena tidak ada pesawat yang menggunakan runway
secara bersamaan.
Menurut IATA WSG, pengaturan slot time di tiap bandara dibagi menjadi 3
level, yaitu:
Udara telah membentuk Indonesian Slot Coordinator (IDSC) untuk mengatur slot
time bandar udara yang termasuk dalam kategori bandara level 3.Tugas utama slot
coordinator adalah:
16
1. Untuk memeriksa dan memantau efektifitas slot di runway dan fasilitas
bandara
airlines dalam hal ketepatan waktu dengan pemanfaatan slot time di runway.
3. Untuk menangani keluhan dari airlines mengenai permintaan slot time secara
seasonal.
Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP.401 tahun 2011 tentang Prosedur Operasi
Pengaturan Slot Time. Dasar persetujuan slot time kepada perusahaan angkutan
udara adalah Notice of Airport Capacity (NAC) yang memuat informasi mengenai
kapasitas runway, apron dan terminal. Pemberian persetujuan slot time diutamakan
17