Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RS PKU MUHAMMADIYAH
KUTOWINANGUN
2018
1
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH
KUTOWINANGUN
Nomor : ……………………
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN DI IGD RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIY AH
Pertama KUTOWINNGUN
Pedoman Pelayanan IGD dimaksud diktum pertama sebagaimana terlampir
Kedua dalam lampiran keputusan ini
Pedoman digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan di IGD RS
Ketiga PKU Muhammadiyah Kutowinangun
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal Kutowinangun
1 November 2015
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara clan meningkatkan kesehatan, mencegah clan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, clan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik clan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang
cepat clan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian
clan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat
ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat
darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama
perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan ke pasien pada umumnya clan pasien IGD RS PKU Muhammadiyah
Kutowinangun.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat
di IGD RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta harus berdasarkan standar pelayanan Gawat
Darurat, Sehingga diperlukan Pedoman Pelayanan IGD di RS PKU Muhammadiyah
Kutowinangun.
3
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Batasan Operasional
4
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan clan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat clankoreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei pnmer dengan mencari perubahan ~ perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah clan memperberat perubahan
fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancamjiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat clan
terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba ~ tiba tetapi tidak mengancam nyawa
clan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit, clan sebagainya
10. Kecelakaan (Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental clan sosial.
Kecelakaan clan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian:
• Kecelakaan lalu lintas
• Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
• Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
• Kecelakaan di sekolah
5
• Kecelakaan di tempat - tempat umum lain seperti halnya tempat rekreasi,
b. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
c. Waktu kejadian
11. Cidera
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam clanatau manusia
yang mengakibatkan korban clan penderitaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana clan prasarana umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat clan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan clan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu system I organ di bawah ini, yaitu:
a. Susunan saraf pusat
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f Pancreas
Kegagalan ( kerusakan) System I organ tersebut dapat disebabkan oleh :
a. Trauma I cedera
b. Infeksi
6
c. Keracunan ( poisoning )
d. Degerenerasi (failure)
e. Asfiksi
f. Kehilangan cairan clan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
g. Dan lain-lain.
E. Landasan Hukum
1. Undang - undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 I Menkes I SK I VI I 1993 tentang
berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 I Y ANMED I RSKS I GDE I VII I
1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
4. Undang - undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
5. Undang - undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
B. Distribusi Ketenagaan
8
Kategori:
1 orang Supervisor
5 orang Pelaksana
Kategori:
1 orang Koordinator Shift
5 orang Pelaksana
Kategori:
1 orang Koordinator Shift
4 orang Pelaksana
C. Pengatur
an Jaga
• Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat clan di pertanggung jawabkan oleh
Supervisor IGD clan disetujui oleh Kepala Instalasi IGD.
• Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan clan direalisasikan ke perawat
pelaksana IGD setiap satu bulan .
9
• U ntuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga
disetujui).
• Setiap tugas jaga I shift harus ada perawat koordinator shift ( ko Shift) dengan
syarat pendidikan minimal D III Keperawatan clan masa kerja minimal 2 tahun,
serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
• Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur
clan cuti.
• Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Supervisor IGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4
jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Supervisor
IGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti,
Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
Supervisor IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari
itu libur atau perawat IGD yang tinggal di asrama (perawat on call).
• Apabila ada tenaga perawat tiba - tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ), maka Supervisor IGD akan mencari perawat
pengganti yang hari itu libur atau perawat IGD yang tinggal di asrama (perawat
on call). Apabila perawat pengganti tidak didapatkan, maka perawat yang dinas
pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal
dinas perawat IGD sesuai SOP terlampir).
• Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Koordinator dokter
umum clan disetujui oleh Ka Instalasi Gawat Darurat .
• Jadwal dokter jaga IGD dibuat untukjangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan
ke unit terkait clan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di
mulai.
10
• Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
koordinator dokter jaga paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta
dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga pengganti.
sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak
jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang pada saat itu libur atau
dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak di
sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak
jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang pada saat itu libur atau
dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak di
11
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke
tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen
pengganti.
12
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien
Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung
seperti monitor clan defribrilator
13
6. Infos set I transfosi set ( 5 I 5 buah )
7. Brandcard fungsional cliatur posisi trenclelenberg, ada gantungan infos &
penghalang ( 1 buah)
8. Gunting besar (1 buah )
9. Defribrilator ( 1 buah )
10. Monitor EKG ( 1 buah)
11. Trolly Emergency yang berisi alat - alat untuk melakukan resusitasi ( 1 buah )
12. Papan resusitasi ( 1 buah)
13. Ambu bag ( 1 buah)
14. Stetoskop ( 1 buah)
15. Tensi meter ( 1 buah)
16. Thermometer ( 1 buah)
17. Tiang Infos ( 1 buah)
14
11. Stomach tube I NGT
- Nomer 12 ( 3 buah)
- Nomer 16 ( 3 buah)
- Nomer 18 (2buah)
12. Spekulum hidung ( 2 buah)
13. Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc ( 5 buah )
- 2. 5 cc ( 5 buah)
14. Infos set ( 1 buah)
15. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah)
- Nomer 18 ( 2 buah )
16. Emergency lamp ( 1 buah )
17. Stetoskop ( 1 buah)
18. Tensimeter ( 1 buah)
19. Thermometer ( 1 buah)
20. Elastis verban sesuai kebutuhan
- 6 inchi ( 1 buah )
- 4 inchi ( 2 buah )
- 3 inchi ( 1 buah )
21. Tiang infos ( 2 buah )
15
5. Mesin EKG ( 1 buah)
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV catheter semua nomer ( 1 set)
8. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2. 5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah)
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
9. Tensimeter ( 1 buah)
10. Stetoskop ( 1 buah)
11. Thermometer ( 1 buah )
12. Tiang infos ( 1 buah )
16
e. Alat - alat dalam trolly emergency
I. Obat Life saving ( terlampir pada standar obat IGD RS PKU Muh
Kutowinangun
II. Obat penunjang ( terlampir pada standar obat IGD RS PKU Muh
Kutowinangun
III. Alat - alat kesehatan
1. Ambu bag I Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah I 1 buah)
2. Oropharingeal airway
- Nomer 3 ( 2 buah )
- Nomer 4 ( 2 buah )
3. Laringoscope dewasa & anak ( 1 set)
4. Magyl forcep
5. Face mask ( 1 buah)
6. Urine bag non steril ( 5 buah )
7. Spuit semua ukuran
8. Infus set ( 1 set)
9. Endotracheal tube ( dewasa & anak )
- Namer 2.5 ( 1 buah)
- Namer 3 (1 buah)
- Namer 4 (1 buah)
- Namer 7 (1 buah)
- Namer 7.5 ( 1 buah)
- Nomer 8 ( 1 buah )
10. Slang oksigen sesuai kebutuhan
11. Stomach tube /NGT
- Namer 16 ( 2 buah)
- Namer 18 ( 2 buah)
- Namer 12 ( 3 buah)
f. Ambulance
Untuk menunJang pelayanan terhadap pas1en RS PKU
Muhammadiyah Kutowinangun saat ini memiliki 2 ( dua ) unit ambulance yang
kegiatannya berada dalam koordinasi IGD clan bagian umum.
18
Obat ~ obat untuk life saving
Cairan infos: RL, NaCL 0,9 % ( 5 I 10 kolf)
Senter ( 2 buah )
Stetoskop ( 3 buah )
Tensimeter ( 1 buah)
Piala ginjal ( 5 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 2 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah)
Reflex hummer ( 2 buah )
Infos set ( 1 buah )
N chateter ( Nomer 20, 18 : 2: 2)
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah)
19
10 Dicynone Ampul 5 Haemostatics
11 Dormicum Asmpul Hypnotics dan sedatives
20
b. Tablet
c. Cairan Infus
1. Asering Kolf 4
2. Dextrose 5 % 25 0 ml Kolf 2
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8
4 Dextrose 10 % 5 OOml Kolf 5
5. Dextrose In Saline 0,225 Kolf 2
6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3
7. Kaen 3 B Kolf 1
8. Kaen 3 A Kolf 1
9. Larutan 2 A Kolf 7
20
20
14. Ringer Dextrose Kolf 6
d. Suppositoria
No NamaObat Satuan Jumlah Jenis Obat
2. OBATPENUNJANG
a. Injeksi
No NamaObat Satuan Jumlah Jenis Obat
21
21
5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin
b. Obat tablet
No NamaObat Satuan Jumlah Jenis Obat
22
22
BAB IV
TATALAKSANAPELAYANAN
Perawat IGD
Petugas Admission
- Status Medis
1. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien I keluarga dibagian
admission.
2. Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan security/care giver
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan memberikan status
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan
23
23
B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD
Petugas Operator
Pesawat telpon
Hand phone
2. Antara IGD dengan dokter konsulen I rumah sakit lain I yang terkait dengan
dari IGD dengan menggunakan kode PIN yang dimiliki oleh dokter jaga atau
24
24
C. TATA LAKSANAPELAYANAN TRIASE
Perawat triase
II. PerangkatKerja
• Stetoscope
• Tensimeter
• Termometer
• Oximetri
• Status medis
penanganan.
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa I fungsi vital,
bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan clan pemindahan
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa,
25
25
D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT
Dokter jaga
Kerja
peraw
at.
Perawat
IGD Supir
Ambulan
Ambulan
Alat Tulis
30
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan RS PKU
ambulan (nama pasien ruang rawat inap, waktu penggunaan & tujuan
penggunaan
menyiapkan kendaraan
Petugas admission
Perawat triase
Stetoscope
Termometer
Oximetri
Tensi meter
Alat Tulis
31
4. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga I penanggung jawab
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep clan bisa langsung pulang
I. Petugas Penanggung
Jawab Petugas
Rekam Medis
Perawat triase
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang
32
H. TATA LAKSANAPELAYANAN DEATH ON ARRIVAL (DOA)
Perawat triase
Petugas Satpam
Senter
Stetoscope
EKG
Surat Kematian
1. Pasien dilakukan triase clan pemeriksaan oleh perawat triase clan dokter jaga IGD
33
I. TATA LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT
Perawat IGD
Ambulan
Hand phone
Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD & PJ Shift serta menyiapkan
hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari petugas
ambulan.
34
I. TATA LAKSANA SISTIM
RUJUKAN
I. Petugas Penanggung
Jawab
DokterIGD
PerawatIGD
Ambulan
Formulir rujukan
1. Alih Rawat
Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit
2. Pemeriksaan Diagnostik
3. Spesimen
kepetugas laboratorium
34
BABV
LOGISTIK
35
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi :
• Asesmen resiko
• Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
• Pelaporan dan analisis insiden
• Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
• Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
B. Tujuan
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
• Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
• Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KID) di rumah sakit
• Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan (KID)
36
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1. Hak pasi en
2. Mendidik pasien clan keluarga
3. Keselamatan pasien clan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metocla peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi clan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan clalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
37
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event:
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang senus; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata "sentinel" terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan clan prosedur yang berlaku.
C. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga IGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir " Pelaporan Insiden
Keselamatan"
38
38
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV I AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.
Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV I AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk rrugran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit: tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui "
Kewaspadaan Umum " atau "Universal Precaution" yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi "Petugas Kesehatan".
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
39
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas clan kewajibannya dapat
melinclungi diri sencliri,pasien clanmasyarakat dari penyebaran infeksi.
40
40
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
clan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu clan direktur pelayanan
41
41
BAB IX
PENUTUP
PKU Muhammadiyah Kutowinangun akan selalu ada di hati umat clan akan menjadi
42
42