2. Etiologi
a. Luka bakar termal (cedera terbakar, kontak dan kobaran api).
b. Luka bakar listrik.
c. Luka bakar kimia.
d. Luka bakar radiasi.
c. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase
ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.
2) Sedang – moderate:
a) Tingkat II : 15 – 30%
b) Tingkat III : 1 – 10%
3) Ringan – minor:
a) Tingkat II : kurang 15%
b) Tingkat III : kurang 1%
5. Patofisiologi Luka Bakar
Eritrosit
Metabolisme anemia Perubahan nutrisi:kurang kebutuhan
Glukoneogenesis Glikogenolisis
Resiko infeksi
Kebutuhan O2
a. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area
yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b. Sirkulasi:
Tanda ( dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
c. Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
d. Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin
hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan
otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke
dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka
bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
e. Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f. Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam
(RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi
korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok
listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik
pada aliran saraf).
g. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu;
luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon
pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung
saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h. Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera
inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan
menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar
dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan
laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema
paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
i. Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jarinagn dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa
luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler
lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan
kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus;
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum
ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan
dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada
proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan
pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik
sehubungan dengan syok listrik).
j. Pemeriksaan diagnostik:
LED: mengkaji hemokonsentrasi.
Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini
terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24
jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti
jantung.
Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal,
khususnya pada cedera inhalasi asap.
BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan
otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka
bakar masif.
Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
2. Diagnosa Keperawatan ( Doengoes ; 2000)
a. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia ; luka
bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d. Kehilangan cairan
melalui rute abnormal; status hypermetabolik
c. Resiko kerusakan pertukaran gas b/d cedera inhalasi asap atau
sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari
dada atau leher.
d. Resiko infeksi b/d. Pertahanan primer tidak adequat; kerusakan
perlinduingan kulit; jaringan traumatik.
e. Nyeri b/d. Kerusakan kulit/jaringan; bentukam edem; manifulasi
jaringan cidera.
f. Resiko kerusakan perfusi jarinagn b/d luka bakar melingkari
ekstremitas atau luka bakar listrik dalam.
g. Gangguan citra tubuh (penampilan peran) b/d krisis situasi;
kecacatan ;nyeri.
h. Kerusakan integritas kulit b/d destruksi lapisan kulit
3. Rencana Intervensi dan Rasional
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Resiko tinggi bersihan jalan Bersihan jalan nafas tetap Awasi tanda vital, CVP. Perhatikan kapiler dan kekuatan Memberikan pedoman untuk
nafas tidak efektif b/d efektif. nadi perifer. penggantian cairan dan mengkaji
obstruksi trakheobronkhial; Kriteria Hasil : Bunyi nafas respon kardiovaskuler.
oedema mukosa; kompressi vesikuler, RR dalam batas Awasi pengeluaran urine dan berat jenisnya. Observasi
jalan nafas . normal, bebas dispnoe/cyanosis. warna urine dan hemates sesuai indikasi. Penggantian cairan dititrasi
untuk meyakinkan rata-2
pengeluaran urine 30-50 cc/jam
pada orang dewasa. Urine
Pantau drainase luka dan kejilangan yang tampak berwarna merah pada kerusakan
otot masif karena adanyadarah
dan keluarnya mioglobin.
Peningkatan permeabilitas
Timbang berat badan setiap hari kapiler, perpindahan protein,
proses inflamasi dan kehilangan
cairan melalui evaporasi
mempengaruhi volume sirkulasi
Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar tiap hari sesuai dan pengeluaran urine.
indikasi
- Antasida
Pertahankan balutan diatas area graft baru dan/atau sisi Kain nilon/membran silikon
donor sesuai indikasi. mengandung kolagen porcine
peptida yang melekat pada
Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci, dan minyaki permukaan luka sampai lepasnya
dengan krim, beberapa waktu dalam sehari, setelah atau mengelupas secara spontan
balutan dilepas dan penyembuhan selesai. kulit repitelisasi.
1. Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The
C.V Mosby Company St. Louis, USA.
2. Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
3. Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB.
Sauders Company, Philadelphia.
4. Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC,
Jakarta
5. Hudak & Gallo (1997), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Volume I, Penerbit Buku
Kedoketran EGC, Jakarta.
6. Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya (2001), Pendidikan Keperawatan
Berkelanjutan (PKB V) Tema: Asuhan Keperawatan Luka Bakar Secara Paripurna, Instalasi Rawat Inap
Bedah RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
7. Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta.
8. R. Sjamsuhidajat, Wim De Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
9. Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4 Buku 2, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN NY.SLF . DENGAN COMBUSTIO GR. II A-B 45 %
DGN CEDERA INHALASI POST BULECTOMY
DI RUANG BEDAH G, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 11 – 13 MARET 2002
PENGKAJIAN
A. PRA OPERASI
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2002 pada pukul 09.00 WIB.
1. Identitas
Nama : Ny.SLF Tgl MRS : 2 - 3 - 2002
Umur : 40 tahun Register : 10138088
Jenis kelamin : Perempuan Diagnose : Combustio gr II A-B 45%
dengan
Suku Bangsa : Jawa cedera inhalasi post bulectomy.
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : swasta
Pendidikan : SMA.
Alamat :.
Keluhan utama : Luka bakar kena ledakan kompor pada wajah, badan, punggung dan
kedua tangan.
sebelumnya :
Pada tanggal 2 Maret 2002 pukul 04.00, klien mengalami ledakan kompor minyak
tanah di rumah. Ledakan mengenai wajah, leher, badan, punggung dan kedua tangan.
Pasien merasakan nyeri serta panas pada sekujur area yang terbakar. Keluarga langsung
membawa pasien ke RS swasta di Jl. Diponegoro untuk mendapat penanganan lebih lanjut,
kemudian setelah menadpat pemeriksaan, pasien disarankan untuk dirujuk ke RSUD Dr.
Soetomo Surabaya untuk mendapat pengobatan dan perawatan yang lebih maksimal.
Pada hari itu juga pasien dilakukan bulectomy untuk mengangkat bula pada luka
bakar, dilakukan pemasangan infus (terapi baxter), CVP, kateter urine, pencucian luka di
IRD. Kemudian pasien dirawat di unit luka bakar di GBPT, hingga pada tanggal 7 Maret
pasien dipindahkan ke Ruang Bedah G untuk mendapat perawatan lanjutan.
II Riwayat Keperawatan
2.1 Riwayat penyakit sebelumnya: Dm dan riwayat HT disangkal, luka bakar
sebelumnya (-), epilepsi (-).
2.2 Riwayat penyakit sekarang : Pada saat pengkajian tanggal 11 Maret 2002
pukul 09.00 WIB, pasien dalam keadaan sadar baik (CM) GCS E4V5M6, keluhan nyeri dan
panas pada luka bakar, suara serak, sulit menelan (-), pasien mengeluh haus.
Total luas luka bakar:
K/L : gr II A-B : 6%
Th ant : gr II A-B : 16%
Post : gr II A-B : 10%
Ext sup S : gr II A-B : 8%
D : gr II A-B : 5%
Total : 45%
Dada :
- Bentuk : simetris, terdapat luka bakar gr II A-B 16%, punggung terdapat
luka bakar gr II A – B 10%, bula (-), luka sudah agak mengering, warna putih pucat merah muda.
- Gerakan : simetris, nyeri dada (-), retraksi (-).
Suara nafas dan lokasi : vesikuler +/+, massa (-), rh -/-, wh -/-
Jenis nafas : hidung
Batuk : --
Sputum : taa
Cyanosis : taa
Frekwensi nafas : 16 x/mnt.
3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada : taa
Pusing : taa.
Kram kaki : --.
Sakit kepala : --
Palpitasi : --
Clubing finger :--
Suara jantung : S1 S2 tunggal.
Edema : taa
Kapilari refill : 2 dtk.
Lainnya : --
3.3 Persarafan
Kesadaran : CM
GCS : E4V5M6
Kepala dan wajah : terdapat luka bakar gr II A-B 6%.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera puith bersih, pupil isokor, reflek
pupil baik, bulu mata hangus, bulu alis hangus, luka sudah agak mengering, warna merah muda
pucat, bula (-).
Mulut : Bibir mengalami luka bakar, sudah agak kering, mukosa bibir (+).
Leher : DVJ (-), pembesaran kelenjar limfe (-).
Reflek fisiologis : dbn
Reflek patologis : taa
Pendengaran : dbn
Penciuman : dbn
Pengecapan : Klien mengatakan tidak mengalmai penurunan rasa sensasi
pengecapan.
Penglihatan : dbn
Perabaan : Pasien mengatakan pada area luka bakar nyeri bila disentuh
(terutama saat merawat luka dan mandi), rasa kesemutan (-), refleks saraf III, IV, V, VI, VII, tidak
ada kelainan.
Lainnya : --
3.4 Perkemihan –Eliminasi Urine
Produksi urine : 600-800 cc per 24 jam.
Warna urine : kuning jernih
Gangguan saat kencing : taa.
. Lainnya : --
3.5 Pencernaan - Eliminasi Alvi
Mulut : bersih, gigi molar 1 kanan (-), mukosa bibir agak kering.
Tenggorokan : sakit menelan (-).
Abdomen : distensi (-), peristaltik usus baik.
Rectum : dbn
Bab : --
Obat pencahar : --
Lavement : --
Lain-lain : pasien mengatakan Bab setiap 2 hari sekali, konsistensi lembek warna
coklat.
3.6 Tulang – Otot – Integumen
Kemampuan pergerakan sendi: 555 555
555 555
Extremitas :
- Atas : pergerakan baik, kekuatan otot baik, terdapat luka bakar gr II A-B 5%
pada tangan kanan, 8% pada tnagn kiri, luka masih basah, warna merah kehitaman, bula (-).
- Bawah : pergerakan baik, kekuatan otot baik.
- Tulang belakang:dbn
Kulit:
- Warna kulit :sawo matang.
- Akral :hangat, oedem (--)
- Turgor : baik
3.7 Sistem Endokrin
Terapi hormon : --
Karakteristik seks sekunder: dbn
Riwayat pertumbuhan dan perkembnagan fisik: taa
3.8 Sistem Hematopoietik
Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: --
Type darah: O
3.9 Reproduksi
. Perempuan : perkembangan organ seks sekunder normal, menopause belum, anak
terkecil umur 5 bulan dari pernikahan kedua, menikah umur 20 tahun, menarche umur 15
tahun, nyeri haid (-), darah haid normal, siklus haid kadang maju kadang mundur lebih kurang
2-3 hari.
4.0 Psikososial
Konsep diri: --
Citra diri:
- Tanggapan tentang tubuh: taa
- Bagian tubuh yang disukai: taa
- Bagian tubuh yang tidak disukai: taa
- Persepsi thd kehilangan bagian tubuh: pasien bertanya kemungkinan cacat pada wajah
bekas luka bakar dan kemungkinan penyembuhannya.
- Lainnya, sebutkan: (-).
Identitas:
- Status klien dalam keluarga: istri, ibu rumah tangga
- Kepuasan klien thd status dan posisi dlm keluarga: puas
- Kepuasan klien thd jenis kelamin: puas
- Lainnya, sebutkan: taa
Peran:
- tanggapan klien thd perannya: cukup puas.
- Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup melaksanakan peran.
- Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/harapan:
- harapan klien thd:
= Tubuh: supaya cepat sembuh.
= Posisi (dlm pekerjaan): taa
= Status dlm keluarga: taa
= Tugas/pekerjaan:taa.
- Harapan klien thd lingkungan: taa
- Harapan klien thd penyakit yg diderita: penyakitnya dapat segera disembuhkan dan kondisi
fisiknya dapat kembali seperti sedia kala.
Harga diri:
- Tanggapan klien thd harga dirinya: pasien merasa malu dengan keadaan wajah dan
tubuhnya bekas luka bakar dan pasien harus memakai balutan pada wajah dan badan
sehingga tampak seperti mummy.
- Lainnya, sebutkan: taa
Sosial/interaksi:
- Hubungan dengan klien: tante.
- Dukungan keluarga: baik
- Dukungan kelompok/teman/masyarakat: baik
- Reaksi saat interaksi: kooperatif, komunikasi lancar dan jelas, suaraagak serak semenjak
kejadian luka bakar.
- Konflik yang terjadi terhadap: taa
3.11 Spiritual:
- Konsep tentang penguasa kehidupan: Tuhan.
- Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Tuhan, tenaga dokter dan perawat serta dukungan
keluarga.
- Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: dapat melaksanakan ibadah dengan baik.
- Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan saat
ini: taa
- Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: taa
- Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat
ini: sangat yakin Tuhan akan membantu kesembuhan.
- Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin.
- Persepsi thd penyebab penyakit: luka bakar karena ledakan kompor.
Pemeriksaan penunjang:
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
2- 03-2002 Darah lengkap Hb: 17,5 g/dl 11,4-15,1
Elektrolit Leuko: 16,2 x 1000/UL 4,3-11,3
AGD PLT: 486x 10 e9/L 150–350x10.e9/L
GDA PCV: 0,52% 0,38 – 0,42%
BUN: 13 mg/dl 10-20 mg/dl
SC: 0,76 mg/dl < 1,2 mg/dl
SGOT: 60 U/L < 38 U/L
K serum: 3,71 meq/L 3,8-5,5 meq/L
Na serum: 130 meq/L 136-144 meq/L
GDA: 143 mg/dl < 200 mg/dl
PH: 7,373 7,35-7,45
PCO2: 31,9 35-45
PO2: 91,4 80-104
HCO3: 18,1 21-25
BE: - 7,1, O2 saturasi 96,92. 13,3+1,2
Terapi:
Tanggal 11 Maret 2002, diet TKTP ekstra susu, Tarivid 2x400 mg, Mef Acid 3x500 mg, Sucralfat
3xCI, rawat luka tertutup dengan SSD 1% dan Gentamycin zalf 1% untuk wajah.
ANALISA DATA:
DATA ETIOLOGI PATOFISIOLOGI MASALAH
S: Pasien mengeluh nyeri Cedera luka Luka bakar Nyeri.
dan panas pada area bakar.
luka bakar. Terpajan sampai lapisan dermis
O: Pasien mengalami
luka bakar gr II A-B Rangsang saraf nosiseptor
45%, luka masih terputus
basah, pasien
meringis kesakitan Rangsang nyeri ke pusat saraf
saat luka dirawat, otak
skala nyeri 7-8, N: 92
x/mnt. Dimanifestasikan sebagai nyeri
S: Pasien mengeluh luka Kehilangan Luka bakar luas Resiko infeksi.
bakar terasa nyeri integritas kulit
dan panas. yang Terpajan sampai lapisan dermis
O: Area luka bakar masih disebabkan oleh
basah, pasien luka bakar. Folikel rambut dan lapisan
mengalami luka epidermis terkena
bakar gr II A-B 45%,
warna merah muda Epitel pelindung tidak ada
pucat, HB: 12 gr/dl,
LED: 70 mm/jam, Port de entry kuman infeksi
albumin: 33,3 gr/dl.
S: Pasien mengatakan Cedera luka Luka bakar luas Perubahan
malu dengan luka bakar luas pada harga diri.
bakar yang mengenai daerah wajah. Terpajan sampai lapisan dermis
wajah dan bertanya
apakah dapat Ketidakmampuan pasien
sembuh maksimal beradaptasi dengan kondisi
dan wajah dapat baru
kembali seperti
semula. Perubahan harga diri
O: Pasien mengalami
luka bakar gr II A-B Murung, cemas, depresi.
45%, luka bakar
pada wajah dan leher
6%, bulu mata, alis,
bulu hidung hangus.
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Nyeri b/d cedera luka bakar.
Data penunjang:
S: Pasien mengeluh nyeri dan panas pada area luka bakar.
O: Pasien mengalami luka bakar gr II A-B 45%, luka masih basah, pasien meringis
kesakitan saat luka dirawat, skala nyeri 7-8, N: 92 x/mnt.
2. Resiko infeksi b/d Kehilangan integritas kulit yang disebabkan oleh luka bakar.
Data penunjang:
S: Pasien mengeluh luka bakar terasa nyeri dan panas.
O: Area luka bakar masih basah, pasien mengalami luka bakar gr II A-B 45%, warna merah
muda pucat, HB: 12 gr/dl, LED: 70 mm/jam, albumin: 33,3 gr/dl.
3. Perubahan harga diri b/d Cedera luka bakar luas pada daerah wajah.
Data penunjang:
S: Pasien mengatakan malu dengan luka bakar yang mengenai wajah dan bertanya
apakah dapat sembuh maksimal dan wajah dapat kembali seperti semula.
O: Pasien mengalami luka bakar gr II A-B 45%, luka bakar pada wajah dan leher 6%, bulu
mata, alis, bulu hidung hangus.
RENCANA TINDAKAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI:
Resiko infeksi b/d Setelah diberikan Pantau: Mengidentifikasi indikasi-indikasi Tgl 11-3-2002
Kehilangan integritas asuhan keperatan - Penampilan luka kemajuan atau penyimapngan dari 08.30 Memandikan pasien, Luka pada ext atas masih
kulit yang disebabkan selama 3 hari, bakar (area luka bakar, sisi hasil yang diharapkan. merawat luka, melakukan basah.
oleh luka bakar. pasien bebas dari donor dan status balutan di nekrotomy, mencuci rambut
Data penunjang: infeksi. atas sisi tandur bial tandur pasien.
S: Pasien mengeluh Kriteria evaluasi: kulit dilakukan) setiap 8 09.30 Merawat luka pasien Serum pada luka wajah
luka bakar terasa tak ada demam, jam. dengan SSD dan bethadine mengerak dan sulit
nyeri dan panas. pembentukan - Suhu setiap 4 jam. dan Gentamycin zalf untuk dibersihkan.
O: Area luka bakar jaringan granulasi - Jumlah makanan yang luka pada wajah, menuutp Luka pada bagian tubuh
masih basah, pasien baik. dikonsumsi setiap kali luka denga gas steril. yang lain, bersih (+),
mengalami luka makan. Pembersihan dan pelepasan bula(-).
bakar gr II A-B 45%, Bersihakn area luka bakar jaringan nekrotik meningkatkan 11.00 memantau vital sign. TD: 100/60 mmHg, N: 92
warna merah muda setiap 4 hari dan lepaskan pembentukan granulasi. x/mnt; S: 370C.
pucat, HB: 12 gr/dl, jarinagn nekrotik (debridemen) 13.00 Membantu pasien Pasien makan ½ porsi,
LED: 70 mm/jam, sesuai pesanan. Berikan makan. minum 400 cc.
albumin: 33,3 gr/dl. mandi kolam sesuai pesanan, 13.30. Memberi penjelasan Pasien dan keluarga
implementasikan perawatan pada pasien dan penunggu mengatakan mengerti
yang ditentukan untuk sisi tentang: dengan penjelasan yang
donor, yang dapat ditutup - pentingnya pasien idberikan dan berjanji akan
dengan balutan vaseline atau menghabiskna makan mentaati petunjuk yang
op site. Antimikroba topikal membantu yang diberikan. diberikan.
Lepaskan krim lama dari luka mencegah infeksi. Mengikuti prinsip - Pentingnya minum banyak
sebelum pemberian krim baru. aseptik melindungi pasien dari 2-3 liter perhari.
Gunakan sarung tangan steril infeksi. Kulit yang gundul menjadi - Pentingnya pasien makan
dan beriakn krim antibiotika media yang baik untuk kultur protein tinggi (puith telur,
topikal yang diresepkan pada pertumbuhan baketri. daging, tahu, tempe, ikan,
area luka bakar dengan ujung hati) dan buah-buahan
jari. Berikan krim secara yang mengandung vit A,C
menyeluruh di atas luka. Temuan-temuan ini mennadakan dan E.
Beritahu dokter bila demam infeksi. Kultur membantu
drainase purulen atau bau mengidentifikasi patogen penyebab Tgl 12-3-2002
busuk dari area luka bakar, sehingga terapi antibiotika yang 08.00 Membantu pasien makan Pasien makan 1 porsi
sisi donor atau balutan sisi tepat dapat diresepkan. Karena pagi. habis, minum 400 cc.
tandur. Dapatkan kultur luka balutan siis tandur hanya diganti 08.30 Memberi obat oral: Obat oral sudah diminum.
dan berikan antibiotika IV setiap 5-10 hari, sisi ini memberiakn Tarivid 400 mg dan Zegavit
sesuai ketentuan. media kultur untuk pertumbuhan 1 tab.
bakteri. 09.00 Membersihkan tt dan Linen bersih, tt rapi.
Kulit adalah lapisan pertama tubuh menggnati linen penderita.
Tempatkan pasien pada untuk pertahanan terhadap infeksi. 09.30 Merawat luka pada Luka terdapat serum yang
ruangan khusus dan lakukan Teknik steril dan tindakan wajah denagn zalf mengerak, sulit dibersihkan.
kewaspadaan untuk luka perawatan perlindungan gentamycin. Kompres PZ sudah
bakar luas yang mengenai lainmelindungi pasien terhadap Memberi kompres PZ pada dipasang.
area luas tubuh. Gunakan infeksi. Kurangnya berbagai luka wajah. Susu 200 cc diminum
linen tempat tidur steril, rangsang ekstrenal dan kebebasan 10.00 Memberi ekstra susu. habis.
handuk dan skort untuk bergerak mencetuskan pasien pada Pasien makan 1 porsi
pasien. Gunakan skort steril, kebosanan. 13.00 memantau makan siang habis, minum 400 cc.
sarung tangan dan penutup pasien. Pasien mengatakan
kepala dengan masker bila 13.30 Memberi kompres PZ. nyaman.
memberikan perawatan pada
pasien. Tempatkan radio atau Tgl 13-3-2002 Pasien makan ½ porsi
televisis pada ruangan pasien 08.00 Membantu pasien makan habis, minum 400 cc.
untuk menghilangkan pagi Obat oral sudah diminum.
kebosanan. Melindungi terhadap tetanus. 08.30 Memberi obat oral:
Bial riwayat imunisasi tak Traivid 400 mg, Zegavit 1
adekuat, berikan globulin imun tab, Mef Acid 500 mg. Serum yang mnegerak
tetanus manusia (hyper-tet) 09.00 Merawat luka wajah pada bagian pipi sudah
sesuai pesanan. Ahli diet adalah spesialis nutrisi dengan Genatamycin zalf terkelupas, luka kering dan
Muali rujukan pada ahli diet, yang dapat mengevaluasi paling 1%. bersih.
beriakn protein tinggi, diet baik status nutrisi pasien dan Memberi kompres PZ pada
tinggi kalori. Berikan suplemen merencanakan diet untuk wajah. Susu 200 cc sudah
nutrisi seperti ensure atau emmenuhi kebuuthan nutrisi 10.30 Memberi ekstra susu. diminum.
sustacal dengan atau antara penderita. Nutrisi adekuat TD: 100/70 mmHg, N: 100
makan bila masukan makanan memabntu penyembuhan luka dan 11.00 Memantau vital sign. x/mnt; S: 37,40C.
kurang dari 50%. Anjurkan memenuhi kebutuhan energi. Pasien merasa nyaman.
NPT atau makanan enteral 12.00 Memberi posisi duduk. Pasien makan 1 porsi
bial pasien tak dapat makan 13.00 Membantu makan siang. habis, minum 400 cc.
per oral. Obat oral sudah diminum.
13.30 Memebri obat oral: Mef
Acid.
Perubahan harga diri Setelah diberikan Sediakan waktu untuk pasien Mengekspresikan perasaan Tgl 11-3-2002
b/d Cedera luka bakar asuhan dan orang terdekat untuk membantu memudahkan koping. 08.00 Menemani pasien makan Pasien tampak senang
luas pada daerah keperawatan mengekspresikan Pengetahuan akurat tentang hasil pagi. karena ditemani makan.
wajah. selama 3 hari, perasaannya. Beriakn yang diharapkan membantu 10.00 Memberikan hiburan Pasien ikut bernyanyi
Data penunjang: pasien informasi pada pasien tentang memudahkan transisi melalui radio pada pasien. dengan gembira.
S: Pasien mengatakan menunjukkan regimen pengobatan dan proses berduka. 11.00 Menemani pasien Pasien mengatakan senang
malu dengan luka perubahan harga perawatan yang dilakukan. bercakap-cakap tenatng bila ditemani oleh perawat
bakar yang diri yang adaptif. perasaanya setelah kejadian bercakap-cakap dan
mengenai wajah dan Kriteria hasil: Hindari pemberian informasi Interaksi terapi dapat membantu luka bakar. mengemukakan
bertanya apakah Pasien tidak bertubi-tubi pada pasien perubahan individu untuk keinginannya untuk dapat
dapat sembuh murung lagi, mau selama fase awal proses menerima. Informasi yang sembuh seperti sedia kala
maksimal dan wajah bercakap-cakap berduka. Jawab pertanyaan berlebihan dapat menambah tanpa cacat pada wajah.
dapat kembali dengan petugas dengan jelas. Masukkan ansietas yang menyebabkan 12.00 menganjurakn apsien Pasien mengatakan mau
seperti semula. dan pasien lain, informasi dan instruksi frustasi dan depresi. untuk aktif latihan ROM. berlatih secara kontinu.
O: Pasien mengalami kooperatif dalam tambahan jika pasien Melatih pasien latihan ROM Pasien mau mengikuti
luka bakar gr II A-B pengobatan dan menunjukkan kesiapan secraa sederhana. contoh gerakan yang
45%, luka bakar perawatan yang mempelajari tindakan diajarkan oleh perawat.
pada wajah dan diberikan, pasien perawatan diri. Tgl 12-3-2002
leher 6%, bulu dapat menerima 09.00 Melatih pasien ROM. Pasien aktif berlatih sesuai
mata, alis, bulu adaptasi situasi Bila pasien menyangkal, Pendekatan ini menunjukkan petunjuk yang diberikan.
hidung hangus. baru terhadap terima tanpa menguatkan penerimaan pasien dan membuka 10.00 melibatkan keluarga Keluarga mau mengikuti
perubahan pada penyangkalan. Hindari pintu untuk pasien merasakan dalam memberiakn kompres petunjuk yang diberikan.
wajahnya. berdebat dnegan pasien dan nyaman dalam ekspresi perasaan PZ pada luka wajah pasien.
membebani pasien dnegan jujur. Menerangkan pada keluarga
realita. perlunya memberikan
Beriakn penghargaan untuk Dukungan kontinu penting untuk kesempatan pada pasien
emngekspresikan perasaan. meningkatkan kemajuan ke arah utnuk melakukan AKS
Arahkan pasien pada penerimaan. seperti makan, minum, ke
kelompok pendukung sesuai kamar mandi secara
indikasi bila ada. mandiri.
13-3-2002 Perubahan harga diri b/d Cedera luka bakar luas pada daerah S: Pasien mengatakan sudah pasrah dnegan keadaan luka pada wajah
12.00 WIB wajah. dan tubuhnya, pasien berjanji akan mentaati semua petunjuk yang
Data penunjang: diberikan demi kesembuhan lukanya.
S: Pasien mengatakan malu dengan luka bakar yang mengenai O: Luka bakar pada area wajah sudah kering, luka bersih, pasien mau
wajah dan bertanya apakah dapat sembuh maksimal dan wajah diajak bercakap-cakap, pasien tidak menujukkan gejala murung,
dapat kembali seperti semula. menarik diri, pasien kooperatif terhadap semua perawatn yang
O: Pasien mengalami luka bakar gr II A-B 45%, luka bakar pada dilakukan, pasien mau melakuakn AKS (mandi, makan, minum, ke
wajah dan leher 6%, bulu mata, alis, bulu hidung hangus. kamar mandi) secara mandiri.
A: Masalah tidak terjadi.
P: Pertahankan keberhasilan yang dicapai.
LAPORAN KASUS
Oleh:
SUBHAN
NIM 010030170 B