Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM PENGAPIAN DAN STARTER

DISUSUN OLEH :
APRILIYANTO
KELAS : XI. B TSM

SMK NEGERI 1 MANGGAR


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikanrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
kelistrikan. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai Sstem Pengapian dan
Sistem Listrik Starter yang di dalamnya berisi pembahasan tentang pengertian, prinsip
kerja, Komponen dan lain lain

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik
dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan
hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat
penulis harapkan. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi mengalami kemajuan pesat terutama pada bidang
teknologi elektronik. Hal ini mempengaruhi teknologi disegala bidang. Begitupun pada
bidang otomotif dimana banyak sekali rangkaian elektronik pada sepeda motor, baik itu
rangkaian lampu, fuel injection maupun sistem pengapian.
Pada sistem pengapian konvensional energi untuk menyalakan bahan bakar
mempunyai batas-batas tertentu, loncatan bunga api yang dihasilkan dari busi besar
kecilnya tergantung dari besar kecilnya tegangan listrik dan kondisi kontak platina.
Sedangkan rangkaian dari sistem elektronik dikemas khusus sehingga tidak
mudah untuk ditiru. Jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen maka sistem
pengapian akan rusak.

B. RUMUSAN MASALAH
Berawal dari latar belakang tersebut, Kami mencoba menyampaikan
permasalahan antara lain:
1. Bagaimana sistem pengapian konvensional itu ?
2. Bagaimana sistem pengapian semi elektronik itu ?
3. Bagaimana sistem pengapian induktif ?
4. Bagaimana sistem pengapian hall itu ?
5. Bagaimana sistem starter itu ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. SISTEM PENGAPIAN
A. Sistem pengapian konvensional pada motor bakar (sistem platina).
Pengapian jenis ini adalah yang
pertama kali diterapkan dalam kendaraan
bermotor yang ada. Komponen platina ini
berfungsi untuk mengatur dan memicu
terjadinya pengapian yang kemudian akan
tersalurkan ke koil agar busi mampu
memercikan api untuk membakar BBM dengan
sempurna sesuai putaran mesin.

Saat platina bekerja, arus akan mengalir


dan menuju kumparan primer koil, sehingga menciptakan arus listrik dari medan
magnet di sekitar kumparan sekunder. Begitu pula bila platina tidak bekerja, arus
listrik secara otomatis akan terputus. Piranti platina memiliki kelemahan utama
pada titik kontak atau contact point. Ini karena pemutus arus mekanis yang akan
aus, bergantung lamanya pemakaian.
Jadi platina dalam sistem pengapian standar kendaraan adalah kontak poin
(contact point) yang berfungsi sebagai penyulut (trigger) koil, Sehingga mesin
dapat menyala dengan baik dengan tenaga yang maksimal.
Kelemahan utama terdapat pada kontak pemutus, dimana pada motor
dengan silinder yang bayak dan berputar cepat maka frekuensi pemutusan kontak
pemutus tinggi sehingga waktu penutupan pendek yang akan berakibat pada
kemampuan pengapian yang kurang karena arus primer tidak mencapai maksimal

B. Sistem Pengapian Elektronik Pada Motor Bakar


Digunakan karena kemampuannya yang mampu mengatasi kelemahan
yang terdapat pada sistem pengapian baterai yaitu kemampuan pengapian yang
kurang. System pengapian ini biasanya digunakan untuk memodifikasi pengapian
konvensional. Maksudanya adalah hanya dengan mengganti koil pengapian dan
menambah kontrol unit sudah terpasang sistem pengapian elektronik dengan
kontak pemutus. Mulai diperkenalkan atau hadir pada awal tahun 1970.

Gambar rangkaian sistem pengapian elektronik.


1. Bagian-bagian sistem pengapian elektronik:
a) Baterai.
berfungsi sebagai sumber arus listrik.
b) Kunci kontak
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari
baterai ke sirkuit primer
c) Koil.
berfungsi untuk mentransfoemasikan tegangan baetrai menjadi
tegangan tinggi (5000-25.000 volt)
d) Kontak pemutus.
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer agar
terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian
dan informasi ini diteruskan ke kontrol unit elektronik
e) Kontrol unit elektronik (ECU).
terintegrasi dengan koil dan berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan arus primer.
f) Distributor.
berfungsi untuk membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke
setiap busi sesuai dengan urutan pengapian
g) Busi.
berfungsi untuk meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda
busi didalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai.

2. Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik:


Pada dasarnya sama dengan cara keraja dari sistem pengapian
secara konvensional (baterai) hanya saja pada sistem ini waktu pengapian
dikontrol oleh kontrol unit elektronik dengan cara memutus dan
menghubungkan arus primer.
3. Sistem Pengapian Digital Elektronik.
a) Modul sistem digital elektronik dapat dirancang dengan capacitive
discharge ignition (CDI) atau induktive discharge ignition(IDI)
b) CDI tersusun atas transformer kecil (koil), charging sirkuit, trigerrimg
sirkuit dan kapasitor.
c) CDI berfungsi untuk menyimpan arus yang digunakan untuk spark
(didalam kapasitor yang terdapat didalam modul) yang dilepaskan
kedalam busi kapan saja didalam mesin yang diatur oleh microprocecor
melalui control sinyal.

Gambar contoh konstruksi alat penyala magnet silinder tunggal dengan


CDI
4. Cara kerja alat penyala magnet (CDI) motor bensin 1 silinder:
Ketika roda gaya magnet berputar maka arus diinduksikan dalam
koil yang stasioner dan kemudian mengisi kapasitor. Bila kapasitor telah
diisi maka sebuah isyarat tegangan untuk mengontrol timbulnya
penyalaan dalam kumparan sensor dengan menggunakan pintu G dari
SCR (Silicon Controlled Rectifier) untuk mengalirkan arus dari A ke
K. Listrik yang dikumpulkan dalam kapasitor selanjutnya disalurkan
pada suatu saat melalui SCR dalam kumparan primer. Arus ini
membangkitkan tegangan yang lebih tinggi dalam kumparan sekunder
sehingga menimbulkan loncatan bungan api listrik pada busi.

C. Sistem Pengapian Hall


Hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan
efek ini pada tahun 1879. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis
(pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya.
Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan
magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan
muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis.
Tegangan ini disebut “Tegangan Hall”. Saat magnet dijauhkan tegangan hall
akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan
medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk
membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka
tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.

Gambar : tidak ada magnet tidak ada efek hall

Gambar 15 Kemagnetan 90’ tegangan hall muncul


Bentuk gelombang output sensor Hall disebut gelombang digital sebab
perubahan magnet terhadap bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90°
akan di mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran adalah “Ada atau Tidak
Ada”.

Gambar : prinsip kerja sensor kecepatan dan sinyal keluarannya


Sensor, yang ditempatkan pada distributor, digunakan untuk menetukan
putaran engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor
memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi tentang posisi poros
distributor.

Gambar 17: Konstruksi/Tempat Sensor Penghimpun pengapian.


Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall.
Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar
efek Hall berada di bagaian dasar distributor.

Gambar : Tutup sudu berputar, Sakelar efek Hall.


Tutup sudu berputar dan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa
sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila
tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya
tegangan hall.
Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian
sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekwensi (kecepatan)
tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu.
Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkol optik
menggunakan piringan yang secara langsung dihubungkan dengan poros
pemutar. Sebagai pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubang-lubang
yang posisinya berhubungan dengan derajat perputaran.
Contoh :
1) 90° untuk engine 4 silinder.
2) 60° untuk engine 6 silinder.
3) 45° untuk engine V 8 silinder.
Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros 360°.
Gambar 19: Sensor Posisi Poros engkol Optik.
Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light Emitting
Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada piringan memungkinkan cahaya
dari LED mencapai phototransistor, digunakan sebagai sensor. Output
phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan ke ECU.

2. SISTEM STARTER
A. Pengertian Sistem Starter
Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran
awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel,
engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran
dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.

B. Fungsi Sistem Starter


Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak
tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem
stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin
dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai
penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.

C. Jenis Sistem Starter


1. Starter Mekanik
Adalah starter yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter
kaki), slenger (starter untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)

2. Starter Elektrik
Adalah starter yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak
digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.

3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai
pada mesin-mesin kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter
jenis ini.

D. Komponen Sistem Starter


1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay starter

b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor starter
c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar

Gambar II.1. Motor Stater


d. Batterai
Berfungsi sebagai sumber arus listrik

2. Komponen Motor Starter


a. Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga yang dililitkan pada core motor starter berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet, akan tetapi pada beberapa jenis sepeda motor biasanya
pada motor starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen jadi tidak diperlukan
field coil (kumparan medan) untuk membangkitkan medan magnet.

b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar
atau sebagai penghasil momen putar.
Pada armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush yang
berfungsi sebagai terminal kumparan armature (jalan masuknya arus dari brush).

Gambar II.2. Armature


c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke
terbuat dari logam yang berbentuk silinder.
Sedangkan pole core berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan
magnet yang ditimbulkan field coil.

Gambar II.3.Yoke, Pole Core, dan Field coil


d. Brush (Sikat)
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari
field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter
memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
· Dua buah disebut dengan brush positif.
· Dua buah disebut dengan brush negative.
Gambar II.4. Brush

e. Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus,
sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari armature
coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear

Gambar II.5. Starter Clutch


f. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari
roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor starter
melalui teminal utama.

Gambar II.6. Sakelar Magnet


g. Armetur Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari
perkaitan dengan roda penerus.

Gambar II.7. Armetur Brake


h. Driver Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan
roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.

Gambar II.8. Driver Lever

E. Type Motor Starter


Motor Starter Pada Kendaraan Terbagi Menjadi beberapa type, antara lain :
1. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)

Gambar II.9. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)


2. Reduction Type Starter Motor

Gambar II.10. Reduction Type Starter Motor

3. Planetary Type Starter Motor

Gambar II.11. Planetary Type Starter Motor

F. Prinsip Kerja Sistem Starter


1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di
muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat
membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling kawat.

Gambar II.12. Medan Elektromagnetik

2. Kaidah Tangan Kiri Fleming


a. Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b. Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c. Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik

Gambar II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming


3. Prinsip Kerja Motor Stater
Sesuai dengan kaidah tangan kiri fleming. Jika di tengah tengah medan magnet
dialirkan arus listrik maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping ,
medan magnet dari kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan
magnet diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya
elektromagnetik yang menyebabkan konduktor bisa berputar.

Gambar II.14. Prinsip Kerja Motor starter

G. Cara Kerja Sistem Starter


1. Pada Saat Motor Switch On (ST)
Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)

Arus listrik mengalir :

a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga : Ada
kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)

b. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan pull coil -----> terminal C ---
--> Kumparan Medan -----> anker -----> massaSehingga:

1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif


2) Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung

2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh


Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan -----> massa
b. Baterai -----> terminal B -----> terminal C -----> Kumparan medan -----> kumparan
angker -----> MassaSehingga:
Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari battery
langsung lewat main switch ke motor).

3. Pada Saat Starter Switch OFF


a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan pull
coil -----> Hold coil -----> Massa
b. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan
medan angker -----> Massa

Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan
bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus

H. Sistem Listrik Starter Pada Mobil


Sistem Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup (start)
dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk
memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara
yang sudah ada pada saat ini, mobil pada umumnya menggunakan siatu motor listrik,
digabungkan dengan magnetic switch (solenoid) yang memindahkan gigi pinion yang
berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel (roda gila),
sehingga ketika ring gear dapat berputar maka secara otomatis poros engkol pun juga
ikut berputar. Suatu motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari
tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai atau aki

Gambar II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil

Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk
memberikan putaran awal untuk engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya.
Dengan memutar fly wheel, dan poros engkol dapat berputar, sehingga engine
mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan
sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.

a. Komponen Sistem Starter Pada Mobil


1) Kunci Kontak / Sarting Switch
Fungsi starting switch atau yang dikenal juga dengan istilah kunci kontak berfungsi
untuk memutuskan dan menghubungkan baterai dengan komponen- komponen dalam
sistem starter dan komponen kelistrikan lainnya.

2) Baterai (Aki)
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk
energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem
starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya

3) Motor Starter
Motor Starter berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak (mekanik),
yang digunakan untuk memutar engine (melalui poros engkol) pertama kali, untuk
membatu engine tersebut hidup.

4) Sekering (Fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi
kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem
kelistrikan.

5) Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung komponen – komponen sistem kelistrikan pada
mobil. Untuk penghubung pada sistem starter biasanya digunakan kabel yang cukup
besar karena kabel tersebut juga dilewati arus yang cukup besar.Pada sistem pengapian
yang dilengkapi dengan balast resistor, biasanya sistem starter juga dilengkapi dengan
dioda atau dengan relay, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition
coil tanpa melalui balast resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar arus tidak
kembali ke motor starter setelah mesin hidup (posisi IG).

b. Cara kerja sistem starter pada mobil

1) Pada saat Kunci Kontak ON


Pada saat kunci kontak ON listrik dari terminal positif baterai akan mengalir menuju ke
terminal B pada switch magnet dari motor starter. Listrik akan dialirkan ke hold in coil
pada switch magnet sehingga akan timbul kemagnetan pada hold in coil. Kemagnetan
pada hold in coil ini akan membuat kontak plate akan tertarik dan terdorong maju
karena gaya magnet dari hold in coil tersebut dan membuat Terminal C dan terminal B
pada switch magnet akan saling terhubung. Dengan terhubungnya terminal C dan
terminal B oleh kontak plate , maka aliran listrik dari postif aki akan mengalir juga
menuju terminal B. Sementara di saat kontak plate maju tertarik , kontak plate juga
akan menarik drive lever yang mengakibatkan starter clutch terdorong dan mendorong
pinion gear untuk berhubungan dengan fly whell. Aliran listrik di terminal B akan
diteruskan ke field coil, sehingga field coil akan menjadi magnet. Aliran listrik juga
akan diteruskan ke armature , sehingga armature pun ikut menjadi magnet. Kemagnetan
antara field in coil dan armature ini akan membuat armature coil berputar , sehingga
pinion gear pun akan ikut berputar. Dengan berputarnya pinion gear ini akan membuat
flywheel pun ikut berputar.

2) Pada Saat Kunci Kontak OFF


Pada saat kunci kontak off, maka aliran listrik ke terminal B pada switch magnet dari
motor starter pun akan terputus yang mengakibatkan kemagnetan pada hold in coil
hilang. Dengan hilangnya kemagnetan pada field in coil maka kontak plate akan
tertarik kembali ke posisi semula oleh karena tekanan dari per yang ada pada switch
magnet. Kembalinya kontak plate pada posisi semula ini akan membuat drive lever
akan kembali ke posisi semula yang berakibat starter clutch dan pinion gear kembali ke
posisi semula dan memutuskan hubungan dengan flywheell. Sehingga flywheel yang
berputar karena hasil tenaga dari pembakaran pada ruang bakar , tidak akan membuat
motor starter berputar , yang dapat membuat motor starter menjadi rusak.

I. Sistem Listrik Starter Pada Motor

c. Komponen Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor

1) Baterai
Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik
tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem
pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik
dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem
yang memerlukannya.

2) Kunci Kontak,
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian
kelistrikan sepeda motor.

3) Relay Starter (Magnetic Switch)


Sebagai relay utama system starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan
yang disalurkan dari baterai ke motor starter.

4) Saklar Starter (Starter Switch),


Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON.

5) Motor Starter,
Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk mengubah
tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol
untuk menghidupkan mesin.

Gambar II.19. Komponen utama Sistem Stater Elektrik pada Sepeda Motor

d. Prinsip KerjaSistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor


1) Saat Kunci Kontak Off
Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus
yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.
2) Saat Kunci Kontak On
a. Kunci kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak ditekan. Tombol starter tidak
ditekan (posisi OFF) menyebabkan arus dari sumber tegangan (baterai) belum mengalir
ke sistem starter sehingga sistem starter belum bekerja

b. Kunci kontak posisi ON dan tombol starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan
(posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai
bekerja dan arus akan mengalir :Baterai ⇒Sekering ⇒Kunci Kontak (ON) ⇒Kumparan
RelayStarter ⇒Tombol Starter (START) ⇒massa.Kondisi ini akan menyebabkan
terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga menghubungkan arus
utama starter dari baterai menuju ke motor starter. Motor starter mengubah arus listrik
dari baterai menjadi tenaga gerak putar, kemudian memutarkan poros engkol mesin
untuk menghidupkan mesin.

Gambar II.20. Rangkaian system stater sepeda motor Supra


Cara kerjannya adalah :
Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :

BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY STATER –


SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan
relay stater, maka relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan
menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor stater,
sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR STATER –
MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan
mesin.

e. Mekanisme Penggerak / Penghubung Sistem Starter


Motor starter tidak terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan
dihubungkan melalui mekanisme penggerak/ penghubung. Tujuan mekanisme
penghubung ini antara lain :
1. Meningkatkan momen putar motor starter melalui perbandingan/reduksi roda gigi
perantara, dan
2. Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu arah yang akan melepaskan
hubungan putaran motor starter dengan poros engkol setelah mesin hidup.

Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada sepeda motor,
yaitu:
1. Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai penggerak.
2. Mekanisme penghubung menggunakan roda gigi (gear).

f. Mekanisme Kopling Satu Arah


Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan
rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar
pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menguraikan beberapa pembahasan diatas, maka sampailah kita pada tahap
kesimpulan. Dengan adanya berbagai pembahasan, maka dapat penulis simpulkan
bahwa :
1) Platina dalam sistem pengapian standar kendaraan adalah kontak poin (contact point)
yang berfungsi sebagai penyulut (trigger) koil, Sehingga mesin dapat menyala
dengan baik dengan tenaga yang maksimal. Kelemahan utama terdapat pada kontak
pemutus, dimana pada motor dengan silinder yang bayak dan berputar cepat maka
frekuensi pemutusan kontak pemutus tinggi sehingga waktu penutupan pendek yang
akan berakibat pada kemampuan pengapian yang kurang karena arus primer tidak
mencapai maksimal.
2) Sistem pengapian elektronik digunakan karena kemampuannya yang mampu
mengatasi kelemahan yang terdapat pada sistem pengapian baterai yaitu kemampuan
pengapian yang kurang. System pengapian ini biasanya digunakan untuk
memodifikasi pengapian konvensional.
3) Keuntungan yang paling signifikan dari sistem pengapian induktif adalah bahwa
kumparan induktif umumnya lebih efisien daripada kumparan debit kapasitif
karenamereka dapat memberikan durasi percikan lagi yang dapat menjamin
perbaikan sempurna, terutama pada luka bakar ramping dan mesin turbo
dibebankan.
4) Motor Starter, itu merupakan jenis rangkaian yang sangat berperan penting dalam
proses menghidupkan mesin kendaraan, berbagai komponen rangkaian dalam Motor
Starter tersebut masing – masing memiliki kinerja yang saling berkaitan satu dengan
komponen – komponen kendaraan.
5) Sistem starter berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja dengan
cara memutar poros engkol untuk melakukan kompresi awal.
6) Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang
menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu
sama lain untuk menghidupkan starter.

B. Saran
Dari pembahasan dan simpulan diatas dapat dituiskan saran – saran sebagai berikut :
Dalam mempelajari Sistem pengapian dan listrik Stater harus di pahami penuh, agar
dapat mengertahui hal hal yang terkecil, jika apabila ada masalah dalam sistem
kelistrikan dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat

DAFTAR PUSTAKA

http://id.hicow.com/busi/insulated-gate-transistor-bipolar/laser-2504817.html
http://otospider.com/cara-kerja-pengapian-induktif.html
HTTP://OLDSITE.SITUSOTOMOTIF.COM/TIPS-PERAWATAN-PLUS/PENGETAHUAN-
UMUM/PENGAPIAN-MOBIL/
http://pedabuntung.blogspot.com/2013/11/kelebihan-dan-kekurangn-motor-starter.html.
http://adf.ly/3185334/banner/http://twinwap.blogspot.com/2013/02/makalah-sistem-
starter.html.
http://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2013/02/sistem-starter-sepeda-
motor.html.
http://icrixs.wordpress.com/pend-otomotif/kelistrikan/sepeda-motor/starter/.
http://ki-tapunya.blogspot.com/2014/02/sistem-starter-mobil.html.

Anda mungkin juga menyukai