Anda di halaman 1dari 50

`LOGO Disahkan Oleh:

BAGIAN Kepala Puskesmas Banjaran Kota


P2P DAN KESLING

KEBIJAKAN
FALSAFAH DAN H. Agus Kukuh Satiana, SKM
TUJUAN NIP. 196505111988041008
No. Terbit Ke- ……. Tanggal : ……………..2010
1. Ruang Lingkup
Bagian ini menjelaskan mengenai evaluasi dan pengendalian bidang pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan kesehatan lingkung (P2P dan Kesling) di puskesmas Banjaran
Kota.
2. Tanggung jawab
1. Kepala Puskesmas bertanggungjawab dalam merumuskan, menetapkan dan
mengesahkan falsafah dan tujuan bidang P2P dan Kesling.
2. Kepala Puskesmas bertanggungjawab dalam evaluasi pelaksanaan falsafah dan tujuan
bidang P2P dan Kesling. falsafah dan tujuan bidang P2P dan Kesling.
3. Koordinator UKM bertanggungjawab dalam pemantauan dan penilaian pelaksanaan
falsafah dan tujuan bagian P2P dan Kesling
4. Pengelola program bertanggungjawab dalam pelaksanaan falsafah dan tujuan bidang
P2P dan Kesling.
5. Seluruh staf Puskesmas bertanggungjawab dalam pelaksanaan falsafah dan tujuan
bidang P2P dan Kesling.
3. Kebijakan
1. Mempunyai falsafah dan tujuan upaya perbaikan bidang P2P dan Kesling yang tertulis
ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas disosialisasikan dan difahami serta dilaksanakan
oleh seluruh staf Puskesmas.
2. Adanya perbaikan dalam pelayanan yang sesuai dengan setándar (dalam dan luar
gedung) dan ada peningkatan pencapaian program bidang P2P dan Kesling yang
meliputi bagian Pemberantasan penyakit , imunisasi , kesehatan lingkungan dan
pengamatan penyakit serta ada perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan yang cepat,
tepat dan akurat di bidang P2P dan kesling..
3. Perencanaan Puskesmas dibuat berdasarkan laporan tahun lalu yang dianalisis dan
ditetapkan prioritas masalah sehingga tersusun Rencana Umum Kerja (RUK) dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
4. Tersusunnya rencana kerja kegiatan bulanan Puskesmas yang dianalisis dan dievaluasi
bersama seluruh staf.
5. Data Puskesmas direkapitulasi berdasarkan kegiatan dan dilaksanakan secara tepat
waktu oleh pemegang program.
4. Dokumen terkait
1. Buku pedoman manajemen Puskesmas
2. Buku pedoman perencanaan kesehatan terpadu (P2KT)
3. Buku pedoman akreditasi dan penilaian kinerja Puskesmas
4. Buku pedoman program P2P dan Kesling
5. Visi dan misi Puskesmas
6. Laporan Tahunan Puskesmas dan profil Puskesmas
7. Laporan staf meeting Puskesmas
8. Prosedur penyusunan falsafah dan tujuan bidang P2P dan Kesling
9. Prosedur sosialisai kegiatan bidang P2P dan Kesling
LOGO Disahkan Oleh:
BIDANG P2P DAN Kepala Puskesmas Banjaran Kota
KESLING

KEBIJAKAN
ADMINISTRASI DAN
PENGELOLAAN NIP. ……………………….
No. Terbit Ke- ……. Tanggal : ……………..2010
1. Ruang Lingkup
Bagian ini menjelaskan tentang sistem administrasi dan pengelolaan bidang P2P dan Kesling
di Puskesmas Banjaran.
2.Tangung Jawab
1. Kepala Puskesmas menetapkan dan mengsahkan sistem administrasi dan pengelolaan
bidang P2PL
2. Kepala Tata usaha bertanggungjawab dalam pembuatan surat tugas penanggungjawab
program bidang P2PL.
3. Koordinator UKM bertanggungjawab terhadap pemantauan dan pelaksanaan administrasi
dan pengelolaan di bidang P2PL termasuk bagian pemberantasan penyakit,
imunisasi,pengamatan penyakit dan kesehatan lingkungan dan sistem pencatatan dan
pelaporan , pengelolaan sarana dan prasarana serta sumber daya.
4. Pengelola program bertanggungjawab dalam pelaksanaan administrasi dan pengelolaan
program bidang P2PL.
5. Seluruh staf Puskesmas bertanggungjawab dalam pelaksanaan administrasi dan
pengelolaan di masing – masing bagian dan program bidang P2PL.
3. Kebijakan
1. Adanya uraian tugas dan fungsi serta kewajiban staf bidang P2PL yang tertulis dan
ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
2. Adanya sistem pemcatatan dan pelaporan, infentarisasi sarana dan prasarana dan laporan
keunagan bidang P2PL
3. Perencanaan Puskesmas disususn secara bersama-sama seluruh staf sesuai dengan
waktunya
4. Penyususnan penilaian keinerja Puskesmas yang sudah dianalitik.
4. Dokumen terkait
1. Buku pedoman manajemen Puskesmas
2. Buku pedoman program P2P dan Kesling
3. SK kepala Puskesmas tentang struktur organisasi bidang P2PL
4. SK Kepala Puskesmas tentang uraian Tupoksi staf bidang P2PL
5. Prosedur sosialisasi bidang kegiatan P2PL
6. Buku register kasus penyakit (DBD, ISPA Pnemonia, Diare, Campak, IMS), Buku
register pasien TBC, Buku register Kasus keracunan makanan, Buku register tersangka
kasus avian Influenza (A1), Buku register tersangka kasus acut placid paralysis (AFP),
Laporan permintaan pelaksanaan fooging,
7. Buku register imunisasi, laporan pemakaian vaksin, buku stock vaksin, buku imunisasi
posyandu, laporan pemakaian dan permintaan vaksin, laporan kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPPI), Grafik PWS Imunisasi
8. Buku Register kunjungan klinik sanitasi, laporan inpeksi sanitasi (IS, Tempat-tempat
Umum, depot air minum ulang, industry rumah tangga produksi, jasa boga, rumah
tangga, rumah makan).
9. Laporan penyelidikan epidemiologi(DBD, Avian Influenza, AFP dan keracunan
Makanan), Laporan mingguan penyakit (W1, W2 dan C1)
LOGO Disahkan Oleh:
BIDANG P2P DAN Kepala Puskesmas Banjaran Kota
KESLING

KEBIJAKAN
STAF DAN PIMPINAN
NIP. ……………………….

No. Terbit Ke- ……. Tanggal : ……………..2010


1. Ruang Lingkup
Bagian ini menjelaskan mengenai sistem staf dan Pimpinan bagian pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan kesehatan lingkung (P2P dan Kesling) di puskesmas Banjaran
Kota.
2. Tanggung jawab
1. Kepala UPF Puskesmas membuat struktur organisasi Puskesmas bagian P2P dan
Kesling. Dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung tentang struktur Organisasi
Tingkat Kabupaten (SOTK) dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pelayanan
Kesehatan Tingkat kecamatan
2. Kepala Puskesmas bertanggungjawab dalam penetapan Koordinator UKM dan
Pengelolaan program bidang P2P dan Kesling.
3. Kepala Puskesmas bertugas melakukan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan program
bidang P2P dan Kesling.
4. Kepala Bagian Tata Usaha bertanggungjawab dalam membuat SK penunjukan
koordinator UKM dan Pengelola program P2P dan Kesling.
5. Koordinator UKM bertanggungjawab dalam pengawasan pelaksanaan kegiatan dan
program bidang P2P dan kesling
6. Pengelola program bertanggungjawab dalam melakukan kegiatan pelayanan dan
pencapaian program bidang P2P dan Kesling
3. Kebijakan
1. Ada struktur organisasi bidang P2P dan Kesling yang ditetapkan dan disahkan oleh
Kepala Puskesmas
2. Penetapan dan pembagian tugas dilaksanakan sesuai dengan kualifikasi staf puskesmas
yang ada dan dilaksanakan oleh seluruh staf Puskesmas
3. Koordinator UKM dan Pengelola Program mempunyai tugas pokok dan pungsi serta
uraian tugas yang jelas dan tertulis yang ditetapkan oleh kepala Puskesmas
4. Perencanaan, pelaksanaan, análisis dan evaluasi program serta tindak lanjutnya
dilaksanakan bersama-sama dengan seluruh staf sesuai dengan waktunya.
5. Pengelola bidang P2P dan Kesling terdiri dari :
a. Pengelola program Pemberantasan Penyakit, yang bertugas mengisi buku register harian
penyakit (DBD, ISPA, Pnemonia, Diare, Campak, Infeksi menular Seksual) dan mengisi
buku Register Kasus Keracunan Makanan
b.Pengelola Program Imunisasi yang bertugas mengisi buku Register Imunisasi Puskesmas,
mengisi buku stok Vaksin, mengisi buku imunisasi Posyandu (buku kuning dan merah),
membuat laporan Pemakaian dan Permintaan Vaksin, mengisi dan membuat laporan Kasus
Kejadian Ikutan Pasca Immunisasi (KIPI) dan membuat Grafik PWS Imunisasi
c. Pengelola Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) yang bertugas mengisi buku Register
Kunjungan Klinik Sanitasi, membuat Laporan Inspeksi Sanitasi, membuat laporan
Pengelolaan Limbah Medis Tajam dan Limbah Medis Lainnya dan membuat Laporan
Jentik Berkala oleh kader
d.Pengelola Program Pengamatan Penyakit/ Surveilance yang bertugas membuat Laporan
penyelidikan Epidemiologi, membuat laporan Pelaksanaan Fogging dan mengisi Laporan
Penyakit Mingguan (W1, W2 dan C1)
4. Dokumen terkait
1. Buku pedoman manajemen Puskesmas
2. Buku pedoman bidang P2P dan Kesling.
3.SK kepala Puskesmas tentang struktur organisasi bidang P2PL
4.SK Kepala Puskesmas tentang uraian Tupoksi staf bidang P2PL
5. Prosedur sosialisai kegiatan bidang P2P dan Kesling

LOGO BAGIAN P2P Disahkan Oleh:


DAN KESLING Kepala Puskesmas Banjaran Kota
KEBIJAKAN
FASILITAS
DAN PERALATAN NIP. ……………………….
No. Terbit Ke- ……. Tanggal : ……………..2010
1. Ruang Lingkup
Bagian ini menjelaskan tentang pengelolaan fasilitas dan peralatan bagian pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan kesehatan lingkung (P2P dan Kesling) di puskesmas Banjaran
Kota.
2. Tanggung jawab
1.Kepala Puskesmas menetapkan kebijakan tentang pengelolaan Fasilitas dan peralatan P2P
dan Kesling.
2.Kepala Bagian Tata Usaha bertanggungjawab dalam membuat surat permohonan pengajuan
dan peralatan bagian P2P dan Kesling atas usulan dari hasil perencanaan yang terpadu.
3.Kepala Bagian Tata Usaha bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengusulan dan
monitoring penggunaan fasilitas dan peralatan bagian P2P dan Kesling.
4.Pengelola dan Seluruh staf Puskesmas bertanggungjawab atas pemeliharaan dan kelancaran
fungsi seluruh fasilitas dan peralatan untuk menunjang pelayanan bagian P2P dan Kesling.
3. Kebijakan
1. Perencanaan kebutuhan fasilitas dan peralatan ditulis dalam formulir yang sudah
tersedia dan dianalisa sesuai dengan kebutuhan
2. Adanya ruangan, fasilitas dan peralatan yang memadai untuk menunjang pelaksanaan
tugas dan pelayanan bagian P2P dan Kesling.
4. Dokumen terkait
1. Buku daftar inventaris Barang Puskesmas.
2. Format Perencanaan dan Pengajuan Kebutuhan Fasilitas dan Peralatan
3. Buku Register Barang Masuk dan Keluar (BBK)
4. Kartu Inventaris Ruangan
5. Buku Pedoman Penggunaan Alat
6. Intruksi Kerja Puskesmas

LOGO Disahkan Oleh:


BAGIAN P2P Kepala Puskesmas Banjaran Kota
DAN KESLING

KEBIJAKAN
PROSEDUR
NIP. ……………………….
No. Terbit Ke- ……. Tanggal : ……………..2010
1. Ruang Lingkup
Bagian ini menjelaskan tentang prosedur kerja bagian pencegahan dan pemberantasan
penyakit, dan kesehatan lingkung (P2P dan Kesling) di puskesmas Banjaran Kota.
2. Tanggung jawab
1.Kepala Puskesmas menetapkan kebijakan tentang prosedur kerja di bagian P2P dan Kesling.
2.Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas evaluasi pelaksanaan prosedur kerja di bagian
P2P dan Kesling
3.Kepala Bagian Tata Usaha bertanggungjawab dalam membuat SK tentang kebijakan dan
prosedur di bagian P2P dan Kesling.
4.Koordinator UKM bertanggung jawab atas monitoring pelaksanaan prosedur kerja bagian
P2P dan Kesling.
5.Seluruh staf Puskesmas wajib mentaati dan bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku di
bagian P2P dan Kesling.
3. Kebijakan
1. Adanya prosedur kerja yang jelas dan tertulis dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
2. Prosedur kerja disusun oleh Pengelola Program diusulkan kepada Koordinator UKM,
diajukan kepada kepala Bagian Tata Usaha dan ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
3. Seluruh Staf Puskesmas wajib mentaati dan bekerja sesuai dengan prosedur yang
berlaku di bagian P2P dan Kesling.
4. Dokumen terkait
1. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Tertulis bagian P2P dan Kesling
2. Prosedur Penatalaksanaan Kasus Penyakit (ISPA Pneumonia, TBC, Diare, DBD,
Campak, Infeksi Menular seksual), Prosedur Penatalaksanaan kasus tersangka Avian
Influenza dan acute Flacyd Paralyse (AFP), Prosedure Pelaksanaan Fooging.
3. Prosedur pencatatan dan Pelaporan Pemakaian Vaksin, prosedur pengisian Buku stok
Vaksin, Prosedur Pengisian buku Imunisasi Posyandu, prosedur Permintaan Vaksin,
Prosedur Pengelolaan Vaksin di Puskesmas dan Posyandu, Prosedur pelayanan Imunisasi di
Posyandu, Prosedur Imunisasi (BCG, DPT, HB, Polio, Campak, HB Uniject, Tetanus
Toxoid), Prosedur Penatalaksanaan Kasus Ikutan pasca Imunisasi (KIPI)
4. Prosedur pelayanan Klinik Sanitasi, Prosedur Inspeksi sanitasi, (TTU, DAMIU, IRTP,
Jasa Boga, Rumah Tangga, Rumah Makan), Prosedur Penanganan Limbah medis Tajam dan
Limbah medis Lainnya, Prosedur Pemeriksaan Jentik Berkala Oleh Kader (Jumantik)
5. Prosedur Penyelidikan Epidemiologi Kasus DBD, Prosedur Penyelidikan
Epidemiologi Tersangka Kasus Avian Influenza (AI) dan tersangka Kasus Acute
Flacyd Paralyse (AFP), Prosedur Penyelidikan Epidemiologi Kasus Keracunan
makanan

LOGO Disahkan Oleh:


BAGIAN P2P Kepala Puskesmas Banjaran Kota
DAN KESLING

KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
STAF NIP. ……………………….
No. Terbit Ke- ……. Tanggal : ……………..2010
1. Ruang Lingkup
Bagian ini menjelaskan tentang pengembangan staf bagian pencegahan dan pemberantasan
penyakit, dan kesehatan lingkung (P2P dan Kesling) di puskesmas Banjaran Kota.
2. Tanggung jawab
1.Kepala Puskesmas bertanggungjawab terhadap program pengembangan staf di bagian P2P
dan Kesling.
2.Kepala Bagian Tata Usaha bertanggungjawab atas pengajuan dan perencanaan program
pengembangan staf dan pendidikan di bagian P2P dan Kesling
3.Kepala Bagian Tata Usaha bertanggungjawab dalam membuat surat tugas bagi staf yang
akan mengikuti program pendidikan dan pelatihan di bagian P2P dan Kesling.
4.Seluruh staf Puskesmas bertanggungjawab bertanggungjawab atas pengembangan
pengetahuan, keterampilan dan pendidikan sesuai dengan kualifikasi dan profesi di bagian
P2P dan Kesling.
3. Kebijakan
1. Adanya program pendidikan dan pelatihan yang jelas untuk menuju profesionalisme
kerja sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pelayanan Puskesmas
2. Rencana pengembangan staf disususn berdasarkan analisa kebutuhan dan kualifikasi staf
untuk menunjang pelayanan Puskesmas.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pengembangan dan pendidikan staf dilakukan oleh
kepala Puskesmas.
4. Dokumen terkait
1. Laporan Pendidikan dan Pelatihan bagian P2P dan Kesling
2. Rencana Program Pendidikan dan pengembangan Staf bagian P2P dan Kesling
3. Surat Tugas bagi Staf yang menjalani program pendidikan dan pelatihan
4. Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan

LOGO Disahkan Oleh:


BAGIAN P2P Kepala Puskesmas Banjaran Kota
DAN KESLING

KEBIJAKAN
EVALUASI DAN
PENGENDALIAN NIP. ……………………….
MUTU
No. Terbit Ke- ……. Tanggal : ……………..2010
1. Ruang Lingkup
Bagian ini menjelaskan tentang evaluasi dan pengendalian mutu bagian pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan kesehatan lingkung (P2P dan Kesling) di puskesmas Banjaran
Kota.
2. Tanggung jawab
1.Kepala Puskesmas bertanggungjawab terhadap evaluasi dan pengendalian mutu di bagian
P2P dan Kesling.
2.Kepala Bagian Tata Usaha bertanggungjawab dalam menyusun laporan hasil penilaian
kinerja staf, hasil pencapaian program dan pelayanan di bagian P2P dan Kesling
3.Seluruh staf Puskesmas wajib mentaati peraturan dan kesepakatan bersama di bagian P2P
dan Kesling.
3. Kebijakan
1. Adanya pertemuan berkala oleh seluruh staf untuk membahas hasil kinerja dan
pencapaian program Puskesmas dan evaluasi hasil masing-masing kegiatan serta disusunnya
perencanaan untuk peningkatan mutu pelayanan Puskesmas di bidang P2P dan Kesling
2. Rencana tindak lanjut untuk peningkatan dan pengendalian mutu disusun secara
bersama-sama, disosialisasikan, dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh staf Puskesmas .
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pengendalian mutu pelayanan dilakukan oleh
kepala Puskesmas secara berkesinambungan.
4. Dokumen terkait
1. Laporan Tahunan Puskesmas
2. Rencana Kerja program Peningkatan Mutu bidang P2P dan Kesling
3. Laporan hasil Lokakarya Mini
4. Buku Notulen staf meeting Puskesmas

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
Protap
Penatalaksanaan Kasus Tanggal Terbit
TBC
. .........................
NIP..........................
Suatu keadaan infeksi paru-paru dan atau organ tubuh lain oleh
Pengertian
kuman Mycobacterium tuberculosis
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus TBC
2.Menurunkan angka kejadian TBC
3.Meningkatkan penemuan kasus baru TBC, Angka kesembuhan,
dan menurunkan angka DO
Kebijakan Setiap hari rabu jam 08.00 - 12.00
Petugas Dokter, perawat bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan Stetoskop, tensimeter, termometer, timbangan badan, reagen,
slide glass, pot dahak
Prosedur 1.Pemeriksa memanggil pasien sesuai dengan nomor urut
pendaftaran .
Pemeriksa 2.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
memanggil untuk menentukan diagnosa TBC meliputi :
pasien
 Batuk Produktif / berdahak > 2 minggu
 Batuk disertai Darah (hemaptoe)
 Demam tanpa sebab
ANAMNESA DAN  Keringat malam
PEMERIKSAAN FISIK  Penurunan nafsu makan dan berat badan
3.Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien dapat
dirujuk ke poliklinik lain, klinik konsultasi, labolatorium untuk
pemeriksaan dahak atau rumah sakit untuk pemeriksaan Rotgen
DIAGNOS Thorax (apabila menolak dirujuk pasien atau keluarga pasien
A harus menandatangani blangko penolakan)
4.Pasien diberikan terapi sesuai dengan penyakitnya termasuk
pemberian antibiotik (bila perlu) sambil menunggu hasil
pemeriksaan dahak dan pemeriksaan penunjang lain.
TERAPI PASIEN 5.Apabila hasil pemeriksaan fisik, laboratorium dan atau rotgen
DIRUJUK
(BILA PERLU) mendukung penyakit TBC maka pasien diberikan pengobatan
Obat Anti Tuberculosis (OAT) sesuai dengan katagorinya
(terlampir)
6.Data pasien dicatat dalam buku register TBC (TB- 01, TB-02,
dan TB-05)
PENCATATAN

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Nasional penanggulangan TBC – Depkes RI


tahun 2004
2.Buku Register pasien TBC
3.Kartu Pasien TBC (TB 01 sd TB 13)
4.Blangko Penolakan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
Penatalaksanaan kasus
Tanggal Terbit
Infeksi Saluran Nafas
Akut (ISPA) . .........................
NIP..........................
Suatu keadaan infeksi saluran nafas yang bersifat akut meliputi
Pengertian saluran nafas atas dan bawah ditandai dengan adanya batuk, panas
badan, nafas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus ISPA Pneumonia
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit ISPA
Pneumonia
Kebijakan Setiap hari jam 08.00 - 12.00 di Puskesmas
Petugas Dokter, perawat bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Stetoskop
2.Termometer
3.Tonguespatel
4.Penlight/Senter
5.Sound timer
Prosedur 1.Pemeriksa memanggil pasien sesuai dengan nomor urut
pendaftaran .
Pemeriksa 2.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
memanggil untuk menentukan diagnosa ISPA Pneunoni meliputi :
pasien
 Batuk pilek
 Panas badan ≥ 38°C
 Nafas Cepat dengan patokan :
ANAMNESA DAN >60x/menit untuk pasien 0-2 bulan
PEMERIKSAAN FISIK >50x/menit untuk pasien 2 bulan – 1 tahun
>40x/menit untuk pasien usia 1- 5 tahun
>30x/menit untuk pasien usia > 5 tahun
 Stridor/ Ronkhi/wheezing
DIAGNOS  Retraksi/tarikan dinding dada ke dalam (TDDK) atau
A pernafasan cuping hidung (PCH)
Klasifikasi Bukan Pneumonia Pneumonia
Pneumonia Berat
Batuk pilek + + +
TERAPI PASIEN Panas Badan + + +
DIRUJUK Nafas Cepat - + +
(BILA PERLU) Stridor/Ronkhi - + +
Retraksi/PCH - +/- +
3.Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
4.Pasien diberikan terapi sesuai dengan penyakitnya termasuk
pemberian antibiotik (bila perlu).
PENCATATAN
5.Data pasien dicatat dalam buku register ISPA

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Penatalaksanaan Kasus ISPA-Pneumonia


2.Buku Register Harian ISPA-Pneumonia
3.Blangko Rujukan dan Penolakan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
Protap
Tanggal Terbit
Pengambilan Obat TBC
. .........................
NIP..........................
Proses Pengambilan obat Oral Anti Tuberculosis (OAT) secara
Pengertian
rutin bagi penderita TBC
Tujuan Sebagai acuan untuk proses pelayanan pengambilan obat OAT
bagi penderita TBC di Puskesmas Banjaran Kota
Kebijakan 1.Obat Oral Anti Tuberculosis di Puskesmas adalah gratis
2.Hanya diberikan pada pasien TBC yang berdomisili di wilayah
kerja Puskesmas
3.Pelayanan Setiap hari rabu jam 08.00 - 12.00
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Ruang khusus Klinik TBC
2.Obat Oral Anti Tuberculosis (OAT), Kombipak dan FDC
Prosedur 1.Pasien mengambil nomor urut pendaftaran dan mendaftar di
Pasien bagian pendaftaran
mengambil 2.Petugas pendaftaran mencatat data pasien dan nomor urut
nomor dan pendaftaran pada karcis dan buku Register pendaftaran sesuai
mendaftar katagori pasien (Umum, ASKES, JAMKESMAS, GAKINDA)
3.Pasien menuju Poliklinik TBC dan menunggu di ruang tunggu
4.Pasien dipanggil sesuai dengan nomor urut yang tertera pada
PENCATATAN DATA PASIEN karcis
5.Petugas pemeriksa melakukan konsultasi mengenai proses
pengobatan, perkembangan kesehatan atau keluhan pasien
PASIEN MENUNGGU DI
RUANG TUNGGU selama pengobatan dan melakukan pemeriksaan fisik serta
POLIKLINIK TBC memberikan penyuluhan (bila perlu)
6.Bila ditemukan kelainan atau penyakit penyerta selama proses
pengobatan dan diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut
PETUG MEMANGGIL PASIEN pasien dapat dirujuk kembali ke poliklinik yang merujuk,
laboratorium atau Rumah Sakit. (apabila menolak dirujuk
KONSULTASI pasien dan atau keluarga pasien harus menandatangani
PEMERIKSAAN FISIK blangko penolakan)
DAN PENYULUHAN 7.Petugas memberikan obat pada pasien dan dicatat pada kartu
TB 01 dan TB-02
PASIEN DIRUJUK
8.Data pasien dicatat pada buku Register Kunjungan Poliklinik
(BILA PERLU) TBC

PEMBERIAN OBAT

PENCATATAN

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Nasional penanggulangan TBC – Depkes RI


tahun 2004
2.Buku Register pasien TBC
3.Kartu Pasien TBC (TB 01 sd TB 13)
4.Blangko Rujukan dan Penolakan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
Protap
Penatalaksanaan kasus Tanggal Terbit
Diare
. .........................
NIP..........................
Suatu keadaan timbulnya perubahan frekwensi (>3x/hari) dan
Pengertian
konsistensi (lembek/cair) dari buang air besar
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus diare
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
diare
Kebijakan Pelayanan Setiap hari jam 08.00 - 12.00 di Puskesmas
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Stetoscope
2.Tensimeter
3.Termometer
4.Timbangan badan
Prosedur 1.Pasien dipanggil sesuai dengan nomor urut yang tertera pada
karcis
PEMERIKSA 2.Petugas pemeriksa melakukan anamnesa dan pemeriksaan
MEMANGGI fisik pasien dan menentukan diagnosa pasien.Diagnosa dan
L PASIEN
klasifikasi pasien ditegakkan dengan :
Klasifikasi Diare Dehidrasi ringan Dehidrasi
tanpa dehidrasi sedang Berat
ANAMNESA DAN KU Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, letargis/
PEMERIKSAAN FISIK tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Tidak haus, Haus, minum Malas
DIAGNOS minum biasa dengan lahap minum,tidak
A bisa minum
Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat

3.Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien


TERAPI PASIEN dapat dirujuk kembali ke poliklinik lain, klinik konsultasi,
DIRUJUK
(BILA PERLU) laboratorium atau Rumah Sakit. (apabila menolak dirujuk
pasien dan atau keluarga pasien harus menandatangani
blangko penolakan)
PENCATATAN 4.Pasien diberikan terapi sesuai dengan penyakitnya termasuk
pemberian Oralit, Zinc dan antibiotik (bila perlu)
5.Data pasien dicatat pada buku Register Diare

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Penatalaksanaan Diare – Depkes RI


2.Buku Register Harian Diare
3.Blangko Rujukan dan Penolakan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
Protap
Tanggal Terbit
IMUNISASI CAMPAK . .........................
NIP..........................
Tindakan pemberian vaksin untuk upaya pencegahan penyakit
Pengertian
Campak
Tujuan 1.Sebagai acuan untuk upaya pencegahan penyakit campak pada
balita
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
campak pada balita
Kebijakan Pelayanan Setiap hari rabu jam 08.00 - 12.00 di Puskesmas dan
setiap pelaksanaan posyandu
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Disposable syringe 0,5 ml (Soloshot) dan 5 ml
2.Vaksin Campak
3.Pelarut vaksin campak (NaCl 0,9%)
4.Kapas
5.Air hangat
6.Syock anafilaktik kit
7.Termos Vaksin
8.Coolpack
9.Safety box
10.Obat penurun panas
Prosedur 1.Petugas menerima Pasien bayi berusia minimal 9 bulan
2.Petugas pemeriksa melakukan anamnesa dan pemeriksaan
PETUGAS fisik pasien.
MEMANGGI 3.Orang tua bayi diberikan penerangan yang lengkap mengenai
L PASIEN
vaksinasi campak (Informed Consent)
4.Orang tua pasien menandatangani blangko informed consent
5.Teknis pelaksanaan :
ANAMNESA DAN  Vaksin dilarutkan dengan pelarut sebanyak 5 ml
PEMERIKSAAN FISIK
menggunakan dissposable syringe 5 ml
 Petugas imunisasi menetapkan lokasi penyuntikan dilengan
INFORMED atas pasien
CONSENT  Ambil vaksin Campak sebanyak 0,5 ml menggunakan
dissposable syringe 5 ml (soloshot)
IMUNISASI  Lokasi penyuntikan dibersihkan dengan air hangat dan
biarkan mengering
 Vaksin disuntikan secara subcutan pada lengan atas pasien di
OBAT PENURUN daerah m.deltoideus
PANAS
 Lokasi bekas suntikan ditutup dengan kapas
6.Dissposable syringe habis pakai dimasukan ke dalam safety
box
PENCATATAN 7.Pasien dibekali obat penurun panas (Paracetamol)
8.Data balita dan hasil vaksinasi dicatat dalam buku register
imunisasi atau buku imunisasi posyandu dan KMS Balita

Unit Terkait 1.Modul Pelatihan Tenaga Imunisasi Puskesmas, Depkes RI


2006
2.Buku Register imunisasi
3.KMS Balita
4.Blangko Informed Consent
Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
IMUNISASI HEPATITIS Tanggal Terbit
B (UNIJECT) . .........................
NIP..........................
Tindakan pemberian vaksin untuk upaya pencegahan penyakit
Pengertian
Hepatitis B
Tujuan 1.Sebagai acuan untuk upaya pencegahan penyakit Hepatitis B
pada balita
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
Hepatitis B pada balita
Kebijakan Pelayanan Setiap hari rabu jam 08.00 - 12.00 di Puskesmas dan
setiap pelaksanaan posyandu
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Vaksin Hepatitis B (Uniject)
2.Kapas
3.Air hangat
4.Syock anafilaktik kit
5.Termos Vaksin
6.Coolpack
7.Safety box
Prosedur 1.Petugas menerima Pasien bayi berusia minimal 7 hari
2.Petugas pemeriksa melakukan anamnesa dan pemeriksaan
PETUGAS fisik pasien.
MEMANGGI 3.Orang tua bayi diberikan penerangan yang lengkap mengenai
L PASIEN
vaksinasi campak (Informed Consent)
4.Orang tua pasien menandatangani blangko informed consent
5.Teknis pelaksanaan :
ANAMNESA DAN  Petugas imunisasi menetapkan lokasi penyuntikan paha atas
PEMERIKSAAN FISIK
pasien
 Lokasi penyuntikan dibersihkan dengan air hangat dan
INFORMED biarkan mengering
CONSENT  Buka kemasan vaksin Uniject dan tekan penutup jarum
sampai menempel pada plakon yang berisi vaksin
IMUNISASI  Vaksin disuntikan secara intramusculer pada paha pasien di
daerah m.vastus lateral
 Lokasi bekas suntikan ditutup dengan kapas
6.Dissposable syringe uniject habis pakai dimasukan ke dalam
PENCATATAN safety box
7.Pasien dibekali obat penurun panas (Paracetamol)
8.Data balita dan hasil vaksinasi dicatat dalam buku register
imunisasi atau buku imunisasi posyandu dan KMS Balita

Unit Terkait 1.Modul Pelatihan Tenaga Imunisasi Puskesmas, Depkes RI


2006
2.Buku Register imunisasi
3. Buku register posyandu
4.KMS Balita
5.Blangko Informed Consent

Logo SOP
P2P DAN KESLING
No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
IMUNISASI TETANUS Tanggal Terbit
TOXOID . .........................
NIP..........................
Tindakan pemberian vaksin untuk upaya pencegahan penyakit
Pengertian
Tetanus
Tujuan 1.Sebagai acuan untuk upaya pencegahan penyakit Tetanus
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
Tetanus
Kebijakan 1.Pelayanan Setiap hari kamis jam 08.00 - 12.00 di Puskesmas
dan setiap pelaksanaan posyandu
2.Ibu hamil dengan usia kehamilan minimal 4 bulan (diberikan 2
kali dengan interval 1 bulan) dan wanita usia subur sebelum
menikah (diberikan 1 kali)
3.Pasien lain yang membutuhkan vaksinasi
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Vaksin Tetanus toxoid
2.Dissposable syringe 0,5 ml (soloshot)
3.Kapas
4.Air hangat
5.Syock anafilaktik kit
6.Termos Vaksin
7.Coolpack
8.Safety box
Prosedur 1.Petugas menerima Pasien ibu hamil dengan usia kehamilan
minimal 4 bulan atau wanita subur yang hendak menikah atau
PETUGAS pasien lain yang membutuhkan
MEMANGGI 2.Petugas pemeriksa melakukan anamnesa dan pemeriksaan
L PASIEN
fisik pasien.
3.Pasien diberikan penerangan yang lengkap mengenai vaksinasi
Tetanus Toxoid (Informed Consent)
ANAMNESA DAN 4.Pasien menandatangani blangko informed consent
PEMERIKSAAN FISIK 5.Teknis pelaksanaan :
 Petugas imunisasi menetapkan lokasi penyuntikan lengan
INFORMED atas pasien
CONSENT  Lokasi penyuntikan dibersihkan dengan air hangat dan
biarkan mengering
IMUNISASI  Vaksin disuntikan secara intramusculer pada paha pasien di
daerah m.deltoideus
 Lokasi bekas suntikan ditutup dengan kapas
6.Dissposable syringe uniject habis pakai dimasukan ke dalam
PENCATATAN safety box
7.Data balita dan hasil vaksinasi dicatat dalam buku register
imunisasi atau buku imunisasi posyandu dan KMS Balita

Unit Terkait 1.Modul Pelatihan Tenaga Imunisasi Puskesmas, Depkes RI


2006
2.Buku Register imunisasi
3. Buku register posyandu
4.Blangko Informed Consent

Logo SOP
P2P DAN KESLING
No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
Protap DISETUJUI KEPALA UPTD
PENATALAKSANAAN PUSKESMAS BANJARAN KOTA
KEJADIAN IKUTAN Tanggal Terbit
PASCA IMUNISASI . .........................
NIP..........................
(KIPI)
Semua kejadian sakit dan atau kematian yang terjadi dalam
Pengertian
masa 1 bulan setelah imunisasi
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus KIPI
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena kasus KIPI
Kebijakan Dilaksanakan dalam kurun wakru 1x24 jam setelah laporan
diterima
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Stetoscope
2.Tensimeter
3.Termometer
4.Tonguespatel
5.Penlight/senter
Prosedur 1.Petugas menerima laporan tentang adanya kasus KIPI
LAPORAN 2.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
KASUS KIPI surat tugas.
3.Petugas mendatangi lokasi pasien
4.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
PERSIAPAN ALAT DAN serta mencari reaksi dan gejala KIPI, antara lain :
BAHAN SERTA SURAT TUGAS - Lokal : Abses pada tempat suntikan, limfadenitis, seluitis
- Susunan Saraf Pusat: Kelumpuhan akut, Ensefalofati,
ANAMNESA DAN
Ensefalitis, meningitis, Kejang
PEMERIKSAAN FISIK - Lain-lain : Reaksi alergi (uritacaria, dermatitis, oedema),
Reaksi Anafilaktik, syok anafilaktik, atralgia, Demam tinggi
>38,5°C, Episode hipotensif-hiporesponsif,osteomilitis,
DIAGNOS menangis lama (>3 jam), sydrom syok septik
A 5.Petugas menetapkan diagnosa pasien sesuai dengan gejala
yang didapatkan
TERAPI PASIEN 6.Petugas memberikan terapi yang sesuai dengan gejala klinis
DIRUJUK KIPI
(BILA PERLU)
7.Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien
dapat dirujuk ke rumah sakit (apabila menolak dirujuk pasien
PENGISIAN FORMULIR dan atau keluarga pasien harus menandatangani blangko
penolakan)
LAPORAN KE DINAS 8.Petugas membuat laporan pada Formulir KIPI
9.Laporan diserahkan ke Dinas Kesehatan.
PENCATATAN 10. Data pasien dicatat dalam buku register KIPI
11. Petugas melakukan monitoring keadaan klinis pasien KIPI
Unit Terkait
MONITORING 1.Buku Pedoman Tatalaksana Medik KIPI- Depkes RI tahun
2002
2.Buku Register KIPI
3.Formulir laporan KIPI

Logo SOP
P2P DAN KESLING
No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
PELAYANAN KLINIK Tanggal Terbit
SANITASI . .........................
NIP..........................
Klinik Konsultasi bagi pasien yang menderita penyakit berbasis
Pengertian lingkungan yang dirujuk dari BP Umum, Poliklinik MTBS,
Poliklinik KIA, Poliklinik TBC dan klien Umum
Tujuan 1.Sebagai acuan untuk melaksanakan konsultasi sanitasi di
Puskesmas
2.Mengetahui Faktor penyebab Penyakit berbasis masyarakat
pada pasien
3. Meningkatkan derajat kesehatan pasien
Kebijakan Setiap hari selasa dan Jumat jam 08.00 – 11.00
Petugas Petugas Sanitarian
Peralatan 1.Ruang Klinik Sanitasi
2.Lembar wawancara
3.Media Penyuluhan (Lembar Balik, poster, leaflet, brosur, dan
maket atau model sanitasi)
Prosedur 1.Petugas menerima pasien yang diduga menderita penyakit
berbasis lingkungan yang dirujuk dari BP Umum, Poliklinik
PASIEN
MTBS, Poliklinik KIA, Poliklinik TBC dan klien Umum
RUJUKAN
2.Petugas mengisi data umum pasien termasuk alamat lengkap.
3.Petugas melakukan wawancara untuk mencari faktor penyebab
WAWANCARA penyakit pasien
4.Mengetahui dan menetapkan faktor-faktor penyebab penyakit
5.Bila ditemukan kelainan atau penyakit penyerta dan diperlukan
PENYULUHAN tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien dapat dirujuk
PASIEN
kembali ke poliklinik yang merujuk, laboratorium atau Rumah
DIRUJUK sakit (Apabila menolak dirujuk pasien dan atau keluarga
(BILA PERLU) pasien harus menandatangani Blangko penolakan)
6.Petugas memberikan penyuluhan terkait faktor sanitasi
KUNJUNGAN lingkungan yang menjadi kemungkinan penyebab penyakit
RUMAH pasien dengan metode Konsultasi, Informasi dan Edukasi
(BILA PERLU) (KIE)
7.Memberikan brosur kesehatan Lingkungan terkait penyakit
pasien (bila Perlu)
8.Petugas bersama pasien menetapkan jadwal kunjungan rumah.
PENCATATAN 9. Identitas pasien dicatat dalam Buku Register Kunjungan
Klinik Sanitasi
10.Laporan Kunjungan Klinik sanitasi dilaporkan secara rutin ke
MONITORING
Dinas Kesehatan
Unit Terkait 1.Buku Pedoman Klinik Sanitasi
2.Buku Register Kunjungan Klinik Sanitasi
3.Laporan Kunjungan Klinik Sanitasi
4.Blangko Rujukan da Penolakan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
Protap DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
INSPEKSI SANITASI
Tanggal Terbit
TEMPAT-TEMPAT . .........................
UMUM (TTU) NIP..........................
Kegiatan pemeriksaan setempat sanitasi di tempat-tempat umum
Pengertian
Tujuan 1.Sebagai acuan pemeriksaan sanitasi di tempat-tempat umum
2.Agar tercipta tempat-tempat umum yang memenuhi syarat-
syarat kesehatan lingkungan
Kebijakan 1.Minimal setahun sekali
2. Tempat-tempat umum meliputi : pasar, terminal, stasiun,
sekolah dan tempat ibadah
Petugas Petugas Sanitarian
Peralatan 1.Alat Pemeriksaan Sanitasi (Termometer, Luxmeter, pH meter,
Sound Levelmeter, Senter)
2.Lembar wawancara
3.Formulir pemeriksaan
4.ATK
Prosedur 1.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
surat tugas
PERSIAPAN ALAT 2.Petugas mendatangi tempat-tempat umum dan meminta ijin
DAN BAHAN kepada pemilik / pengelola.
SURAT TUGAS
3.Petugas melakukan wawancara untuk mencari faktor penyebab
penyakit pasien
4.Petugas melaksanakan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan isi
MEMINTA IJIN formulir pemeriksaan
PEMILIK 5.Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik
6.Petugas memberikan penyuluhan kepada pemilik (bila perlu)
7.Hasil dilaporkan ke Dinas Kesehatan secara rutin
PEMERIKSAAN
SANITASI

ISI FORMULIR

PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

PENYULUHAN (BILA PERLU)

LAPORAN KE
DINAS
KESEHATAN
Unit Terkait 1.Buku Pedoman Tempat-Tempat Umum yang memenuhi syarat
Kesehatan
2.Surat Tugas
3.Formulir Pemeriksaan Sanitasi

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
Protap DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
INSPEKSI SANITASI
Tanggal Terbit
DEPOT AIR MINUM . .........................
(DAMIU) NIP..........................
Kegiatan pemeriksaan setempat sanitasi di tempat isi ulang air
Pengertian
minum
Tujuan 1.Sebagai acuan pemeriksaan sanitasi di tempat isi ulang air
minum
2.Agar tercipta tempat isi ulang air minum yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan lingkungan
Kebijakan Minimal setahun sekali
Petugas Petugas Sanitarian
Peralatan 1.Alat Pemeriksaan Sanitasi (Termometer, Luxmeter, pH meter,
Sound Levelmeter, Senter)
2.Lembar wawancara
3.Formulir pemeriksaan
4.ATK
Prosedur 1.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
surat tugas
PERSIAPAN ALAT 2.Petugas mendatangi tempat isi ulang air minum dan meminta
DAN BAHAN ijin kepada pemilik / pengelola.
SURAT TUGAS
3.Petugas melaksanakan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan isi
formulir pemeriksaan
4.Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik
MEMINTA IJIN 5.Petugas memberikan penyuluhan kepada pemilik (bila perlu)
PEMILIK 6.Hasil dilaporkan ke Dinas Kesehatan secara rutin

PEMERIKSAAN
SANITASI

ISI FORMULIR

PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

PENYULUHAN (BILA PERLU)

LAPORAN KE
DINAS
KESEHATAN
Unit Terkait 1.Buku Pedoman Depot Air Minum Isi Ulang yang memenuhi
syarat Kesehatan
2.Surat Tugas
3.Formulir Pemeriksaan Sanitasi

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
Protap DISETUJUI KEPALA UPTD
INSPEKSI SANITASI PUSKESMAS BANJARAN KOTA
INDUSTRI RUMAH Tanggal Terbit
TANGGA PRODUKSI . .........................
NIP..........................
(IRTP)
Kegiatan pemeriksaan setempat sanitasi di tempat industri rumah
Pengertian
tangga produksi
Tujuan 1.Sebagai acuan pemeriksaan sanitasi di tempat tempat industri
rumah tangga produksi
2.Agar tercipta tempat tempat industri rumah tangga produksi
yang memenuhi syarat-syarat kesehatan lingkungan
Kebijakan Minimal setahun sekali
Petugas Petugas Sanitarian
Peralatan 1.Alat Pemeriksaan Sanitasi (Termometer, Luxmeter, pH meter,
Sound Levelmeter, Senter)
2.Lembar wawancara
3.Formulir pemeriksaan
4.ATK
Prosedur 1.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
surat tugas
PERSIAPAN ALAT 2.Petugas mendatangi tempat isi ulang air minum dan meminta
DAN BAHAN ijin kepada pemilik / pengelola.
SURAT TUGAS
3.Petugas melaksanakan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan isi
formulir pemeriksaan
4.Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik
MEMINTA IJIN 5.Petugas memberikan penyuluhan kepada pemilik (bila perlu)
PEMILIK 6.Hasil dilaporkan ke Dinas Kesehatan secara rutin

PEMERIKSAAN
SANITASI

ISI FORMULIR

PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

PENYULUHAN (BILA PERLU)

LAPORAN KE
DINAS
KESEHATAN
Unit Terkait 1.Buku Pedoman Industri Rumah Tangga Produksi yang
memenuhi syarat Kesehatan
2.Surat Tugas
3.Formulir Pemeriksaan Sanitasi

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
INSPEKSI SANITASI Tanggal Terbit
JASA BOGA . .........................
NIP..........................
Kegiatan pemeriksaan setempat sanitasi di tempat jasa boga
Pengertian
Tujuan 1.Sebagai acuan pemeriksaan sanitasi di tempat jasa boga
2.Agar tercipta tempat jasa boga yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan lingkungan
Kebijakan Minimal setahun sekali
Petugas Petugas Sanitarian
Peralatan 1.Alat Pemeriksaan Sanitasi (Termometer, Luxmeter, pH meter,
Sound Levelmeter, Senter)
2.Lembar wawancara
3.Formulir pemeriksaan
4.ATK
Prosedur 1.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
surat tugas
PERSIAPAN ALAT 2.Petugas mendatangi tempat isi ulang air minum dan meminta
DAN BAHAN ijin kepada pemilik / pengelola.
SURAT TUGAS
3.Petugas melaksanakan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan isi
formulir pemeriksaan
4.Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik
MEMINTA IJIN 5.Petugas memberikan penyuluhan kepada pemilik (bila perlu)
PEMILIK 6.Hasil dilaporkan ke Dinas Kesehatan secara rutin

PEMERIKSAAN
SANITASI

ISI FORMULIR

PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

PENYULUHAN (BILA PERLU)

LAPORAN KE
DINAS
KESEHATAN
Unit Terkait 1.Buku Pedoman Jasa Boga yang memenuhi syarat Kesehatan
2.Surat Tugas
3.Formulir Pemeriksaan Sanitasi

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
INSPEKSI SANITASI Tanggal Terbit
RUMAH TANGGA . .........................
NIP..........................
Kegiatan pemeriksaan setempat sanitasi di rumah tangga
Pengertian
Tujuan 1.Sebagai acuan pemeriksaan sanitasi di rumah tangga
2.Agar tercipta rumah tangga yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan lingkungan
Kebijakan Minimal setahun sekali
Petugas Petugas Sanitarian
Peralatan 1.Alat Pemeriksaan Sanitasi (Termometer, Luxmeter, pH meter,
Sound Levelmeter, Senter)
2.Lembar wawancara
3.Formulir pemeriksaan
4.ATK
Prosedur 1.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
surat tugas
PERSIAPAN ALAT 2.Petugas mendatangi tempat isi ulang air minum dan meminta
DAN BAHAN ijin kepada pemilik / pengelola.
SURAT TUGAS
3.Petugas melaksanakan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan isi
formulir pemeriksaan
4.Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik
MEMINTA IJIN 5.Petugas memberikan penyuluhan kepada pemilik (bila perlu)
PEMILIK 6.Hasil dilaporkan ke Dinas Kesehatan secara rutin

PEMERIKSAAN
SANITASI

ISI FORMULIR

PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

PENYULUHAN (BILA PERLU)

LAPORAN KE
DINAS
KESEHATAN
Unit Terkait 1.Buku Pedoman Rumah Tangga Sehat
2.Surat Tugas
3.Formulir Pemeriksaan Sanitasi

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
INSPEKSI SANITASI Tanggal Terbit
RUMAH MAKAN . .........................
NIP..........................
Kegiatan pemeriksaan setempat sanitasi di rumah makan
Pengertian
Tujuan 1.Sebagai acuan pemeriksaan sanitasi di rumah makan
2.Agar tercipta rumah makan yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan lingkungan
Kebijakan Minimal setahun sekali
Petugas Petugas Sanitarian
Peralatan 1.Alat Pemeriksaan Sanitasi (Termometer, Luxmeter, pH meter,
Sound Levelmeter, Senter)
2.Lembar wawancara
3.Formulir pemeriksaan
4.ATK
Prosedur 1.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
surat tugas
PERSIAPAN ALAT 2.Petugas mendatangi tempat isi ulang air minum dan meminta
DAN BAHAN ijin kepada pemilik / pengelola.
SURAT TUGAS
3.Petugas melaksanakan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan isi
formulir pemeriksaan
4.Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik
MEMINTA IJIN 5.Petugas memberikan penyuluhan kepada pemilik (bila perlu)
PEMILIK 6.Hasil dilaporkan ke Dinas Kesehatan secara rutin

PEMERIKSAAN
SANITASI

ISI FORMULIR

PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

PENYULUHAN (BILA PERLU)

LAPORAN KE
DINAS
KESEHATAN
Unit Terkait 1.Buku Pedoman Rumah Makan Sehat
2.Surat Tugas
3.Formulir Pemeriksaan Sanitasi

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
Protap
PENANGANAN DAN DISETUJUI KEPALA UPTD
PEMBUANGAN LIMBAH PUSKESMAS BANJARAN KOTA
MEDIS HABIS PAKAI Tanggal Terbit
TAJAM DAN LIMBAH . .........................
MEDIS HABIS PAKAI NIP..........................
LAINNYA
Kegiatan penanganan dan pembuangan limbah medis habis pakai
Pengertian tajam dan limbah medis habis pakai lainnya yang benar dan
aman
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam pengelolaan limbah medis habis pakai
tajam dan limbah medis habis pakai lainnya yang benar dan
aman
2.Menghindari bahaya infeksi bagi petugas dan pasien serta
mengurangi dampak pencemaran lingkungan
Kebijakan Dilakukan setelah tindakan invasif
Petugas Dokter, dokter gigi, bidan dan perawat atau perawat gigi yang
dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Alat Perlindungan Diri (APD)
2.Alat medis tajam bekas pakai (Scalpel, Syringe, Lancet)
3.Safty Box
4.Tempat Sampah medis
Prosedur 1.Petugas menggenakan Alat Perlindungan Diri (APD)
seperlunya dengan baik dan benar sebelum menangani limbah
PETUGAS medis
MENGENAKAN 2.Pengelolaan alat medis habis pakai tajam :
APD
 Spuit dan alat medis tajam bekas pakai dimasukan ke dalam
safety box
 Setelah isi dari safety box sudah mencapai ¾ penuh tutup
ALAT MEDIS safety box
HABIS PAKAI  Safety box yang sudah tertutup simpan ditempat yang aman
TAJAM sementara menunggu pengambilan dari perusahaan
pengelola limbah yang sudah ditunjuk
3.Alat medis habis pakai lainnya, Alat Perlindungan Diri (APD)
habis pakai dan sampah medis lainnya dibuang kedalam
tempat sampah medis untuk kemudian dibakar dalam tempat
penampungan sampah sementara
ALAT MEDIS
HABIS PAKAI
LAINNYA DAN
APD HABIS
PAKAI SERTA
SAMPAH MEDIS
DIBUANG KE
DALAM
MEDISTEMPAT
SAMPAH

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Pelaksanaan Universal Precaution

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
Protap DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
PEMERIKSAAN
Tanggal Terbit
JENTIK BERKALA . .........................
(PJB) OLEH KADER NIP..........................
Kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala (PJB) di rumah-
Pengertian
rumah penduduk oleh kader
Tujuan 1. Sebagai acuan pemeriksaan jentik oleh kader
2. Agar tercipta gambaran angaka bebas jentik (ABJ) yang baik
(<95%) di lingkungan perumahan penduduk di wilayah kerja
puskesmas
Kebijakan Dilakukan setiap triwulan
Petugas 1. Petugas sanitarian
2. Kader PJB
Peralatan 1. Alat pemeriksaan jentik (senter, pipet plastik, botol sampel)
2. Formulir pemeriksaan
3. ATK
Prosedur 1.Petugas menyiapkan alat-alat pemeriksaan jentik dan surat
tugas bagi kader PJB
PERSIAPAN ALAT 2.Petugas memberikan alat-alat pemeriksaan jentik dan surat
DAN SURAT tugas kepada kader PJB
TUGAS
3.Kader PJB melaksanakan pemeriksaan jentik di rumah-rumah
penduduk setelah meminta ijin kepada pemilik dan
MEMINTAS IJIN PEMILIK
menunjukkan surat tugas
RUMAH 4.Kader PJB menuliskan hasi-l pemeriksaan pada formulir PJB
5.Kader PJB memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik
rumah
PEMERIKSAAN 6.Petugas pemeriksa menempelkan stiker bebas jentik dan kartu
JENTIK
status jentik di rumah penduduk yang diperiksa
7.Kader PJB melakukan larvasidasi (bila perlu)
ISI FORMULIR 8.Kader PJB melakukan penyuluhan kepada pimilik rumah (bila
PEMERIKSAAN
perlu)
9.Formulir PJB diserahkan kepada petugas sanitasi puskesmas
PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

LARVASIDA DAN
PENYULUHAN (bila perlu)

HASIL
DISERAHKAN
KEPADA PETUGAS

Unit Terkait 1. Buku pedoman pemeriksaan jentik berkala


2. Surat tugas
3. Kartu status dan stiker bebas jentik
4. Formulir pemeriksaan jentik

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
25
Puskesmas .........
Protap DISETUJUI KEPALA UPTD
PENYELIDIKAN PUSKESMAS BANJARAN KOTA
EPIDEMIOLOGI Tanggal Terbit
DEMAM BERDARAH . .........................
NIP..........................
DENGUE (DBD)
Suatu penyakit mennular yang disebabkan oleh infeksi virus
Pengertian
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Agypti
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam pelacakan kasus DBD
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
DBD
Kebijakan Dilakukan dalam kurun waktu 1x24 jam setelah laporan diterima
Petugas Pengelola surveilans atau petugas lain yang sudah diberi
wewenang
Peralatan Stetoskop, tensimeter, thermometer, senter, botol sampel,
larvasida, torniquiet, ovitrap
Prosedur 1.Petugas menerima laporan dari pelapor tentang adanya kasus
DBD
LAPORAN KASUS
DBD
2.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
surat tugas
3.Petugas mendatangi lokasi penderita
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI 4.Petugas melalukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita
bila perlu dilakukan Rumple leed
5.Petugas memeriksa jentik dan kasus panas lain di rumah
ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN penderita dan pada 20 rumah sekitar rumah penderita dengan
FISIK PENDERITA
radius 100 meter serta melakukan larvasidasi (bila perlu)
6.Petugas mengisi formulir penyelidikan epidemiologi DBD,
formulir W1 dan W2
PEMERIKSAAN JENTIK DAN 7.Petugas melapor ke Dinas Kesehatan dengan menyertakan
KASUS PANAS LAIN DAN
LARVAASIDA (bila perlu) formulir PE DBD, formulir W1 dan W2 serta hasil
pemeriksaan laboratorium darah penderita (bila ada)
8.Pasien kasus panas lain dirujuk ke puskesmas dan atau rumah
PENGISIAN FORMULIR PE & W1 sakit untuk penanggulangan lebih lanjut
9.Petugas melakukan koordinasi lintas sektor untuk rencana
LAPORAN KE DINKES tindak lanjut penanganan kasus DBD
10.Rencana tindak lanjut dapat berupa penyuluhan, PSN, dan
atau pengasapan/fogging
PASIEN DIRUJUK KE
PUSKESMAS DAN ATAU RS
11.Data pasien dicatat dalam register DBD

KOORDINASI
LINTAS SEKTOR

Unit Terkait 1. Buku pedoman penatalaksanaan kasus DBD


2. Surat tugas
3. Formulir PE DBD
4. Formulir W1 dan W2
5. Buku register DBD

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
Protap DISETUJUI KEPALA UPTD
PENYELIDIKAN PUSKESMAS BANJARAN KOTA
EPIDEMIOLOGI Tanggal Terbit
KASUS ACUTE PLACID . .........................
NIP..........................
PARALYSIS (AFP)
Suatu keadaan lumpuh layuh yang terjadi secara tiba-tiba pada
Pengertian usia < 15 tahun yang disebabkan bukan karena trauma atau ruda
paksa
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam pelacakan tersangka lumpuh layuh akut
(AFP) di puskesmas
2.Mengurangi kejadian, kecacatan, dan kematian karena kasus
lumpuh layuh akut (AFP)
Kebijakan Dilakukan dalam kurun waktu 1x24 jam setelah laporan diterima
Petugas Pengelola surveilans atau petugas lain yang sudah diberi
wewenang
Peralatan Kantung sampel, sampel berupa faeces penderita, container
sampel, cool pad, sarung tangan
Prosedur 1.Petugas menerima laporan dari pelapor tentang adanya kasus
AFP
LAPORAN KASUS
AFP 2.Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk
surat tugas
3.Petugas mendatangi lokasi penderita
PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT 4.Petugas melalukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita
SERTA SURAT TUGAS
5.Petugas mengambil sampel faeces penderita sebanyak 10cc
yang kemudian ditempatkan dalam botol sampel dan
PENYE.LIDIKAN EPIDEMIOLOGI dimasukkan ke dalam container yang berisi cool pad
6.Petugas mengisi formulir PE, AFP, W1 dan W2
7.Petugas melaporkan ke Dinas Kesehatan dengan menyertakan
PENGAMBILAN SAMPEL FAECES formulir PE, AFP, W1 dan W2
8.Sampel faeces dikirim ke laboratorium kesehatan daerah
9.Pasien dirujuk ke RS untuk penanganan lebih lanjut
PENGISIAN FORMULIR PE AFP 10.Data pasien dicatat dalam buku register AFP
& W1, w2

LAPORAN KE DINKES

PENGIRIMAN SAMPEL KE
LABKESDA

PASIEN DIRUJUK
KE RS
Unit Terkait 1.Buku pedoman penatalaksanaan kasus AFP
2.Surat tugas
3.Formulir PE AFP
4.Formulir W1 dan W2
5.Buku register AFP

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
Protap DISETUJUI KEPALA UPTD
PENYELIDIKAN PUSKESMAS BANJARAN KOTA
EPIDEMIOLOGI Tanggal Terbit
TERSANGKA KASUS AVIAN . .........................
INFULENZA (AI) NIP..........................
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus
Pengertian Avian Influenza (AI) strain H5N1 yang ditularkan dari unggas
kepada manusia (zoonosis)
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam pelacakan tersangka kasus Avian
Influenza di wilayah kerja puskesmas
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
Avian Influenza
Kebijakan Dilakukan dalam kurun waktu 1x24 jam setelah laporan diterima
Petugas Pengelola surveilans atau petugas lain yang sudah diberi
wewenang
Peralatan Disposible syringe 5 ml, botol sampel berisi antikoagulan, alat
perlkindungan seperti wearpeck, masker, google, sepatu boot,
sarung tangan karet, penutup kepala
Prosedur 1.Petugas menerima laporan dari pelapor tentang adanya dugaan
kasus avian influenza
LAPORAN KASUS
AFP 2.Surveilans menyiapkan alat dan bahan, surat dan alat
pelindung diri
3.Petugas surveilans melakukan PE
PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT 4.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita
SERTA SURAT TUGAS
5.Petugas mengambil sampel darah penderita sebanyak 5 ml dan
dimasukkan ke dalam botol yang berisi antikoagulant
PENYE.LIDIKAN EPIDEMIOLOGI 6.Penderita tersangka AI dirujuk ke RS rujukan untuk
penanganan lebih lanjut
7.Sampel darah penderita dikirim ke laboratorium kesehatan
PENGAMBILAN SAMPEL FAECES daerah (labkesda)
8.Petugas mengisi formulir PE Ai, W1 dan W2
9.Petugas melapor ke dinas kesehatan dengan melampirkan
PENGISIAN FORMULIR PE AFP formulir PE AI, W1 dan W2
& W1, w2
10.Dinas kesehatan melakukan analisa laporan dan melakukan
tindak lanjut
LAPORAN KE DINKES 11.Puskesmas mengadakan koordinasi dengan dinas kesehatan,
dinas perekonomian dan koperasi, kelurahn, RT, RW setempat
PENGIRIMAN SAMPEL KE
untuk rencana tindak lanjut
LABKESDA 12.Data pasien dicatat dalam buku register

PASIEN DIRUJUK
Unit Terkait KE RS 1.Buku pedoman penatalaksanaan kasus AI
2.Surat tugas
3.Formulir PE AI
4.Formulir W1 dan W2
5.Buku register AI

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI KASUS Tanggal Terbit
. .........................
KERACUNAN MAKANAN
NIP..........................
Suatu keadaan dimana terdapat mikroorganisme dan atau bahan
Pengertian berbahaya lainnya dalam tubuh pasien akibat mengkonsumsi
makanan
Tujuan 1.Sebagai acuan penatalaksanaan kasus keracunan makanan
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena keracunan
makanan
Kebijakan Dilakukan dalam kurun waktu 1x24 jam setelah laporan diterima
Petugas 1.Petugas surveilans
2.Dokter atau perawat yang dilimpahi wewenang
Peralatan Disposible syringe 5 ml, wadah sampel, sarung tangan karet
Prosedur 1.Petugas surveilans menerima laporan dari pelapor tentang
adanya dugaan kasus keracunan makanan
LAPORAN KASUS
AFP 2.Petugas Surveilans menyiapkan alat dan bahan, surat dan alat
pelindung diri (APD)
3.Petugas surveilans melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE)
PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT 4.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita
SERTA SURAT TUGAS
5.Petugas mengambil sampel berupa sisa makanan dan
dimasukkan ke dalam botol sample
PENYE.LIDIKAN EPIDEMIOLOGI 6.Penderita dirujuk ke RS rujukan untuk penanganan lebih lanjut
7.Sampel sisa makanan dikirim ke laboratorium kesehatan
daerah (labkesda)
PENGAMBILAN SAMPEL FAECES 8.Petugas mengisi formulir PE keracunan makanan, W1 dan W2
9.Petugas melapor ke dinas kesehatan dengan melampirkan
formulir PE keracunan makanan, W1 dan W2
PENGISIAN FORMULIR PE AFP 10.Dinas kesehatan melakukan analisa laporan dan melakukan
& W1, w2
tindak lanjut
11.Puskesmas mengadakan koordinasi dengan dinas kesehatan,
LAPORAN KE DINKES dinas perekonomian dan koperasi, kelurahn, RT, RW setempat
untuk rencana tindak lanjut
PENGIRIMAN SAMPEL KE
12.Data pasien dicatat dalam buku register
LABKESDA

PASIEN DIRUJUK
Unit Terkait KE RS 1.Buku pedoman penatalaksanaan kasus Keracunan Makanan
2.Surat tugas
3.Formulir PE Keracunan makanan
4.Formulir W1 dan W2
5.Buku register

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
PENATALAKSANAAN Tanggal Terbit
KASUS SUSFEK HIV/AIDS . .........................
NIP..........................
Suatu kumpulan gejala (syndrom) yang bersifat kronis yang
disebabkan oleh virus HIV yang ditandai oleh TB Paru yang
Pengertian
tidak sembuh-sembuh, diare kronis, Dermatitis, BB menurun,
Demam berulang
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam penjaringan tersangka kasus susfek
HIV/AIDS di wilayah kerja puskesmas
2.Mencegah penyebarluasan kasus HIV/AIDS
Kebijakan Setiap hari jam 08.00 – 11.00 di Puskesmas
Petugas Dokter, perawat yang dilimpahi wewenang
Peralatan Stetoscope, Termometer, Tonguespatel, senter, Timbangan Badan
Prosedur 1.Pemeriksa memanggil pasien sesuai nomor urut pendaftaran
2.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita
PEMERIKSA
MEMANGGIL gejala untuk menentukan diagnosa susfek HIV/AIDS :
PASIEN  Demam berulang
 TB yang tidak sembuh-sembuh setelah pengobatan DOTS
ANAMNESA DAN
PEMERIKSAAN FISIK
 Diare kronis
 Stomatitis Kronis
 Bercak-bercak (nodul) pada kulit
DIAGNOS
 Berat badan menurun drastis
A  Ada riwayat kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS
3.Penderita tersangka susfek HIV/AIDS dirujuk ke RS rujukan
untuk penanganan lebih lanjut
4.Data pasien dicatat dalam buku register

PASIEN PENCATATAN
DIRUJU
K KE RS

Unit Terkait 1.Buku pedoman penatalaksanaan HIV/AIDS


2.Buku register
3.Blangko Rujukan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS BANJARAN KOTA
PENATALAKSANAAN Tanggal Terbit
KASUS BARU FILARIASIS . .........................
NIP..........................
Pengertian Suatu penyakit menular menahun dapat menyerang semua umur,
sex dan strata yang dapat mengakibatkan Kecacatan menetap
pada manusia yang disebabkan oleh cacing mikrofilaria.

Tujuan 1.Sebagai acuan dalam penjaringan tersangka kasus Filariasis di


wilayah kerja puskesmas
2.Mencegah penyebarluasan kasus Filariasis
Kebijakan Setiap hari jam 08.00 – 11.00 di Puskesmas
Petugas Dokter, perawat yang dilimpahi wewenang
Peralatan Stetoscope, Termometer, Tonguespatel, senter, Timbangan
Badan, Obat DEC, Albendazol
Prosedur 1.Pemeriksa memanggil pasien sesuai nomor urut pendaftaran
2.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita
PEMERIKSA
MEMANGGIL gejala untuk menentukan diagnosa Filariasis :
PASIEN 1.Tahap Awal (Akut)
 Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5
ANAMNESA DAN hari, terutama bila bekerja berat. Demam dapat sembuh
PEMERIKSAAN FISIK
sendiri tanpa diobati
 Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau
ketiak tanpa adanya luka badan
DIAGNOS
A
 Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan
sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke
KONFIRMASI KE DINAS
arah ujung kaki atau tangan
KESEHATAN 2. Tahap Lanjut (Kronis)
 Awalnya pembesaran hilang timbul pada kaki, tangan,
kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan
PENGOBATAN lama kelamaan menjadi cacat menetap
3.Penderita tersangka Filariasis dikonfirmasi ke Dinas kesehatan
untuk penanganan lebih lanjut
PENYULUHAN
4.Konfirmasi Positif dilakukan pengobatan
5.Petugas melakukan penyuluhan untuk perawatan penderita di
rumah kepada penderita, keluarga penderita dan kader
PENCATATAN kesehatan
6.Data Pasien dicatat dalam buku register pengobatan Filariasis

Unit Terkait 1.Buku pedoman penatalaksanaan Filariasis


2.Buku register
3.Blangko Rujukan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN MASAL Tanggal Terbit
. .........................
FILARIASIS
NIP..........................
Proses pengobatan penyakit filariasis secara massal untuk
seluruh penduduk yang berusia 2 sd. 65 tahun, kecuali ibu hamil,
Pengertian ibu menyusui, orang dengan penyakit berat, dilaksanakan satu
tahun satu kali selama lima tahun berturut turut padasetiap bulan
November di kabupaten bandung
Tujuan 1.Sebagai acuan dalam pelaksanaan pengobatan masal Filariasis
di wilayah kerja puskesmas
2.Menurunkan angka kesakitan filariasis (mikrofilaria rate <1%)
Kebijakan Satu tahun satu kali selama 5 tahun berturut turut
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan Stetoscope, Tensimeter, obat DEC, albendazol, Paracetamol dan
obat efek samping, plastik obat dan ATK
Prosedur 1.Petugas melakukan pendataan sasaran yang akan mengikuti
pengobatan masal filariaris di wilayahhan kerja Puskesmas
PENDATAAN
SASARAN
2.Petugas melaksanakan persiapan untuk melaksanakan
pengobatan masal filariasis yang meliputi, obat-obatan, plastik
obat, bahan sosialisasi, bahan pelatihan kader, tensimeter,
PERSIAPAN tenaga pelaksana, jadwal pelaksanaan
3.Petugas melaksanakan sosialisasi pengobatan masal filariasis
SOSIALISASI
di wilayah kerja puskesmas
4.Petugas melaksanakan pelatihan kader TPE unruk membantu
dalam pelaksanaan pengobatan masal filariasis
PELATIHAN KADER 5.Petugas melakukan pengobatan masal filariasis sesuai dengan
TPE jadwal yang sudah dibuat dan di pos yang sudah ditentukan
dengan melaksanakan pememeriksaan kepada masyarakat
yang datang ke pos sebelum minum obat dan mengawasi
PELAKSANAAN POMP masyarakat minum obat langsung ditempat
6.Petugas melaksanakan sweeping kepada masyarakat yang
belum minum obat filariasis, yang dilaksanakan 3 hari setelah
SWEEPING
pelaksanaan pengobatan masal filariaris
7.Hasil kegiatan dilaporkan ke dinas kesehatan

PENCATATAN
DAN
PELAPORAN
KE DINAS

Unit Terkait 1.Buku pedoman Pengobatan masal filariasis


2.Format Pendataan
3.Format Laporan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN
KOTA
Protap Penatalaksanaan
Tanggal Terbit
Kasus DBD
. .........................
NIP..........................
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Pengertian virus dengue yang ditulatkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Agypti
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus DBD
2.Menurunkan angka kejadian DBD
3.Menurunkan angka kematian akibat DBD

Kebijakan Setiap hari


Petugas Dokter, perawat, bidan, surveillance, kesling
Peralatan Stetoskop, tensimeter, termometer, timbangan badan
Prosedur 1.Pemeriksa memanggil pasien sesuai dengan nomor urut
pendaftaran .
Pemeriksa 2.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
memanggil untuk menentukan diagnosa DBD meliputi :
pasien
-Demam 2-7 hari
-nyeri ulu hati, mual, muntah
-Bintik-bintik merah di kulit
ANAMNESA DAN -Perdarahan di hidung, gusi, saluran pencernaan
PEMERIKSAAN FISIK 3.Pemeriksaan fisik:
-Suhu >37,5 0 C
-Rumple leed positif
4.Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOS Laboratorium :
A -Sediaan darah tepi: Trombositopania
5.Diberikan terapi simptomatik
-Saran banyak minum, istirahat
6.Jika ada tanda kegawatdaruratan atau gejala bertambah berat
TERAPI PASIEN dirujuk ke rumah sakit
DIRUJUK
(BILA PERLU)

PENCATATAN

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Penyelidikan dan penanggulangan KLB –


Kementrian Kesehatan Tahun 2010
2.Buku register pasien

Logo JUDUL SOP


Puskesmas SOP P2P DAN KESLING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR PEMERIKSAAN
JENTIK BERKALA (PJB)

Ka. Puskesmas
1. Pengertian Kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala [PJB] di rumah- rumah penduduk
oleh kader.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan pemeriksaan jentik secara berkala oleh kader.
2. Adanya Angka Bebas Jentik di wilayah kerja puskesmas.
3. Kebijakan Tiap triwulan
4. Petugas 1. Petugas Sanitarian
2. Kader PJB
5. Peralatan 1. Alat pemeriksaan jentik [ senter, pipet plastic, botol sampel]
2. Formulir pemeriksaan.
3. ATK
6. Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat – alat pemeriksaan jentik dan surat tugas.
2. Melaksanakan pemeriksaan jentik di rumah – rumah penduduk dengan
PERSIAPAN meminta ijin kepada penghuni rumah terlebih dahulu dan menunjukkan
ALAT DAN surat tugas.
SURAT TUGAS 3. Menuliskan hasil pemeriksaan pada Formulir PJB.
4. Memaparkan hasil pemeriksaan kepada penghuni rumah.
MEMINTA IJIN
5. Melakukan larvasidasi, bila perlu.
PENGHUNI RUMAH 6. Penyuluhan kepada penghuni rumah, bila perlu.

PEMERIKSAAN JENTIK

ISI FORMULIR
PEMERIKSAAN

PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

LARVASIDASI DAN
PENYULUHAN
(BILA PERLU)

HASIL
PEMERIKSAAN

7. Dokumen terkait 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Jentik Berkala


2. Surat Tugas
3. Formulir Pemeriksaan Jenitk Berkala

Logo JUDUL SOP


Puskesmas SOP P2P DAN KESLING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR PENYELIDIKAN Tanggal Terbit Ditetapkan


EPIDEMIOLOGI TERSANGKA
KASUS AVIAN INFLUENZA
( AI )
Ka. Puskesmas
7. Pengertian Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Avian Influenza
( AI ) strain H5N1 yang ditularkan oleh unggas kepada manusia (zoonosis)
8. Tujuan Sebagai acuan pelacakan tersangka kasus Avian Influenza di wilayah kerja
puskesmas.
9. Kebijakan Dilaksanakan dalam kurun waktu 24 jam setelah laporan diterima.
10. Petugas Pengelola Surveilance atau petugas lain yang dilimpahi wewenang.
11. Peralatan 4. Dissposable syring 5 ml
5. Botol sample berisi antikoagulan.
6. Alat Perlindungan Diri ( APD ) seperti wearpack, masker, goggle, sepatu
boot, sarung tangan karet, penutup kepala.
12. Prosedur 8. Petugas Surveilance menerima laporan adanya dugaan kasus Avian
Influenza ( AI 0
9. Petugas Surveylance menyiapkan alat dan bahan , surat tugas, dan alat
LAPORAN
prlindungan diri ( APD )
KASUS AI
10. Petugas melakukan Penyelidikan Epidemiologi ( PE ).
11. Petugas melakukan anamneses dan pemeriksaan fisik pasien,
PERSIAPAN APD SERTA 12. Petugas mengambil sampel darah pasien sebanyak 5 ml dan dimasukkan
SURAT TUGAS ke dalam botol yang berisi antikoagulan.
13. Pasien tersangka kasus AI dirujuk ke Rumah Sakit rujukan untuk
penenganan lebih lanjut.
PENYELIDIKAN 14. Sampel darah pasien dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah.
EPIDEMIOLOGI (Labkesda )
15. Petugas mengisi Formulir Penyelidikan Epidemiologi AI, Formulir W 1
dan W2.
PENGISIAN 16. Kepala Puskesmas melapor ke Dinas Kesehatan dengan menyertakan
FORMULIR PE.
W1 Formulir Penyelidikan AI , Formulir W1 dan W2/
17. Dinas Kesehatan melakaukan analisa laporan dan menentukan rencana
tindak lanjut,
LAPORAN KE 18. Puskesmas mengadakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas
DINKES
Peternakan, RT, RW, Desa/ Kelurahan, Kecamatan setempat untuk
membuat rencana tindak lanjut,
19. Data pasien dicatat dalam Buku Register kasus AI.
PASIEN DIBERIKAN
TERAPI DAN
DIRUJUK KE
RUMAH SAKIT

PENGIRIMAN
SAMPEL KE
LABKESDA

KOORDINASI LINTAS
SEKTOR TINDAK LANJUT
KASUS AI

PENCATATAN

20. Dokumen terkait 4. Buku Pedoman Penatalaksanaan Kasus AI


5. Formulir Penyelidikan Epidemiologi kasus AI
6. Formulir W1 dan W2
7. Buku Register Avian Influenza
8. Surat Tugas

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN
KOTA
Protap Penatalaksanaan
Tanggal Terbit
Kasus Avian Influensa
. .........................
NIP..........................
Pengertian Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus H5N1
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus Avian influensa
2.Menurunkan angka kejadian Avian Influensa
3.Menurunkan angka kematian akibat Avian Influensa

Kebijakan Setiap hari


Petugas Dokter, perawat, bidan, surveillance, kesling
Peralatan Stetoskop, tensimeter, termometer, timbangan badan
Prosedur 1.Pemeriksa memanggil pasien sesuai dengan nomor urut
pendaftaran .
Pemeriksa 2.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
memanggil untuk menentukan diagnosa DBD meliputi :
pasien
Demam >38 0 C, disertai gejala :
-batuk
-sakit tenggorokan
ANAMNESA DAN -pilek
PEMERIKSAAN FISIK -sesak nafas
Dan disertai salahsatu atau lebih dari pajanan dibawah ini
dalam 7 hari sebelum mulai gejala :
-tepajan ayam, unggas liar, bangkai unggas di lingkungan
DIAGNOS tercemar kotoran unggas yang terinfeksi H5N1
A -mengkonsumsi produk unggas mentah/tidak dimasak
sempurna di wilayah yang dicuriagai
-kontak erat (< 1 meter) merawat, berbicara, dengan pasien
suspek/probable/kasus terkonfirmasi
TERAPI PASIEN -kontak erat dengan binatang lain kucing/babi yang telah
DIRUJUK dikonfirmasi terinfeksi H5N1
(BILA PERLU) -memegang/menangani sampel(hewan/manusia) dicurigai
mengandung virus H5N1 dalam suatu laboratotium
3.Semua kasus suspek,probable, maupun terkonfirmasi diberi
Oseltamivir dengan dosis:
Usia >13 tahun (BB>40 kg): 2x 75 mg
PENCATATAN Usia<13 tahun BB<15 kg : 2x 30 mg
BB 16-23 kg : 2x45 mg
BB 24 – 40 kg : 2x60 mg
Kemudian pasien segera dirujuk ke RS dengan didampingi
petugas kesehatan dengan menggunakan Alat Pelindung Diri,
sambil diberi infus dan oksigen

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Penyelidikan dan penanggulangan KLB –


Kementrian Kesehatan Tahun 2010
2.Buku register pasien
3.Buku register rujukan
4.Rujukan balik

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS .....
SOP Pengelolaan Vaksin
di Puskesmas Tanggal Terbit
. .........................
NIP..........................
Pengertian Suatu rangkaian kegiatan dalam pengelolaan vakin mulai
dari dropping dari Dinas Kesehatan sampai distribusi ke
posyandu, pustu, polindes dan bidan praktek swasta
Tujs uan 1. Sebagai acuan dalam pengelolaan vaksin di puskesmas
2.Mempertahankan cold chain vaksin

Kebijakan Setiap hari


Petugas Petugas Imunisasi , bidan
Peralatan Lemari es, termometer suhu, vaccine carrier, termos
Prosedur 1. Vaksin didrop dari Dinas Kesehatan Kabupaten dengan
menggunakan vaccine carrier sebulan sekali.
Dropping 2.Vaksin disimpan di lemari es sesuai dengan jenis antigen dan
vaksin dari diurutkan sesuai susunan sebagai berikut :
Dinkes
Kesehatan
- Vaksin Polio di bagian freezer suhu -25 s/d -150C
memanggil - Vaksin DPT, DT, TT, BCG, Campak, Hepatitis B vial, DPT-
pasien HB disimpan pada suhu +2 s/d +8 0C
Penyimpanan vaksin di 3. Pengukuran suhu lemari es dilakukan 1X sehari pagi hari.
Puskesmas 4. Pengambilan vaksin dilakukan untuk Posyandu dilakukan
pada pagi hari dengan menggunakan termos.
5.pencatatan dan laporan

Pendistribusian Vaksin ke
tempt pelayanan

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, 2005.
2. Kartu suhu harian Puskesmas.
3.Buku stok vaksin Puskesmas.

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS .....
Protap Pengelolaan
Vaksin di Posyandu Tanggal Terbit
. .........................
NIP..........................
Pengertian Suatu rangkaian kegiatan dalam pengelolaan vakin mulai
pengambilan di Puskesmas sampai dengan achir pelayanan
di Posyandu
Tujs uan 1. Sebagai acuan dalam pengelolaan vaksin di posyandu
2.Mempertahankan cold chain vaksin dari pengambilan sampai
Pengembalian ke Puskesmas
3.Pengembalian vaksin sisa dari posyandu ke puskesmas

Kebijakan Setiap hari


Petugas Petugas Imunisasi , bidan
Peralatan Lemari es, termometer suhu, vaccine carrier, termos
Prosedur 1. Vaksin didrop dari Dinas Kesehatan Kabupaten dengan
menggunakan vaccine carrier sebulan sekali.
Dropping 2.Vaksin disimpan di lemari es sesuai dengan jenis antigen dan
vaksin dari diurutkan sesuai susunan sebagai berikut :
Dinkes
Kesehatan
- Vaksin Polio di bagian freezer suhu -25 s/d -150C
memanggil - Vaksin DPT, DT, TT, BCG, Campak, Hepatitis B vial, DPT-HB
pasien disimpan pada suhu +2 s/d +8 0C
Penyimpanan vaksin di 3. Pengukuran suhu lemari es dilakukan 1X sehari pagi hari.
Puskesmas 4. Pengambilan vaksin dilakukan untuk Posyandu dilakukan pada
pagi hari dengan menggunakan termos.

Pendistribusian Vaksin ke
tempt pelayanan

Unit Terkait 1.Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, 2005.
2. Kartu suhu harian Puskesmas.
3.Buku stok vaksin Puskesmas.

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
Protap
Tanggal Terbit
IMUNISASI BCG . .........................
NIP..........................
Tindakan pemberian vaksin untuk upaya pencegahan penyakit
Pengertian
TBC
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette –
Guerin (BCG ) agar anak mempunyai daya tahan terhadap
penyakit Tuberkulosis (TBC)
2.Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
TBC
Kebijakan 1. Pelayanan Setiap hari .......... jam 08.00 - 12.00 di
Puskesmas dan setiap pelaksanaan posyandu
2. Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit
pelayanan KIA pada anak berumur 0 - 11 bln
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Vaksin BCG
2.Jarum dan semprit disposibel 1 ml
3.Disposibel 5 cc untuk melarutkan
4.Kapas
5.Kartu imunisasi
Prosedur 1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan
PETUGAS 3. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4
MEMANGGI cc )
L PASIEN
4. Pastikan anak belum pernah di BCG dengan
menanyakan pada orang tua anak tersebut
ANAMNESA DAN
5. Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi
PEMERIKSAAN FISIK 6. Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air
bersih, jangan menggunakan alkohol / desinfektan sebab
akan merusak vaksin tersebut
INFORMED
CONSENT
7. Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan
atas (tepatnya pada insertio musculus deltoideus) secara
intrakutan (ic) / dibawah kulit
IMUNISASI
8. Rapikan alat-alat
9. Petugas mencuci tangan
10. Mencatat dalam buku
PENCATATAN

Unit Terkait 1. Modul Pelatihan Tenaga Imunisasi Puskesmas, Depkes RI


2006
2. Kohor bayi
3. Status bayi
4. Kartu KMS
5. Buku Register imunisasi
6. Buku register posyandu
7. Blangko Informed Consent

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
Protap
Tanggal Terbit
IMUNISASI POLIO . .........................
NIP..........................
Tindakan pemberian vaksin untuk upaya pencegahan penyakit
Pengertian
Polio
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak
mempunyai daya tahan terhadap penyakit polio.
2. Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
Polio
Kebijakan 1. Pelayanan Setiap hari .......... jam 08.00 - 12.00 di
Puskesmas dan setiap pelaksanaan posyandu
2. Semua pasien yang akan melakukan imunisasi polio di unit
pelayanan KIA pada anak berumur 0 - 11 bln
3. Imunisasi polio diberikan pada bayi mulai umur 0 – 11
bulan dalam ruang lingkup KIA dan 0 – 59 bulan untuk
kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
4. Imunisasi polio di Puskesmas diberikan sampai 4 kali
dengan selang waktu 1 bulan
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Pinset / gunting kecil
2.Vaksin Polio
3.Pippet Polio
Prosedur 1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan
PETUGAS nomor , kadaluarsa dan vvm / vaksin vial monitor)
MEMANGGI 3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset /
L PASIEN
gunting kecil
4. Pasang pipet diatas botol vaksin
ANAMNESA DAN
5. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
PEMERIKSAAN FISIK 6. Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2
tetes
7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak
INFORMED
CONSENT
yang di imunisasi
8. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi
lagi penetesannya
IMUNISASI
9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap
dalam kondisi steril
10. Rapikan alat
PENCATATAN 11. Petugas mencuci tangan

Unit Terkait 1. Modul Pelatihan Tenaga Imunisasi Puskesmas, Depkes RI


2006
2. Kohor bayi
3. Status bayi
4. Kartu KMS
5. Buku Register imunisasi
6. Buku register posyandu
7. Blangko Informed Consent

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
Protap PUSKESMAS ......
Tanggal Terbit . .........................
IMUNISASI DPT
NIP..........................
Tindakan pemberian vaksin untuk upaya pencegahan penyakit
Pengertian
penyakit Dipteri ( batuk rejan ).
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi DPT agar anak
mempunyai daya tahan terhadap penyakit Dipteri ( batuk
rejan ).
2. Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
penyakit Dipteri ( batuk rejan ).
Kebijakan 1. Pelayanan Setiap hari .......... jam 08.00 - 12.00 di Puskesmas
dan setiap pelaksanaan posyandu
2. Semua pasien yang akan melakukan imunisasi DPT di
unit pelayanan KIA pada anak berumur 0 - 11bln
Petugas Dokter, perawat, bidan yang dilimpahi wewenang
Peralatan 1.Vaksin DPT
2.Jarum dan semprit disposibel
3.Kapas
2.Bersih
Prosedur 1. Petugas mencuci tangan
PETUGAS 2. Pastikan vaksin yang akan di gunakan
MEMANGGI 3. Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11
L PASIEN
bulan) jumlah suntikan 3x untuk imunisasi DPT ini
4. Ambil 0,5 cc vaksin DPT
ANAMNESA DAN
PEMERIKSAAN FISIK 5. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas yang telah
di basahi air bersih
INFORMED 6. Suntikan secara intra muskuler (im) atau sub kutan (sc)
CONSENT
7. Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas
IMUNISASI akibat DPT, berikan obat penurun panas / antipiretik
kepada ibu anak tersebut bila anak panas tinggi (lebih
dari 39 0c)
PENCATATAN 8. Rapikan alat-alat
9. Petugas mencuci tangan
10. Mencatat dalam buku

Unit Terkait 1. Modul Pelatihan Tenaga Imunisasi Puskesmas, Depkes RI


2006
2. Kohor bayi
3. Status bayi
4. Kartu KMS
5. Buku Register imunisasi
6. Buku register posyandu
7. Blangko Informed Consent

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN
KOTA
Protap Penatalaksanaan
Tanggal Terbit
Kasus Campak
. .........................
NIP..........................
Pengertian Penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk
makulopapular selama 3 hari atau lebih yang sebelumnya
didahului panas badan 38 0 C atau lebih yang disertai oleh salah
satu gejala batuk pilek atau mata merah yang disebabkan oleh
virus golongan Paramyxoviridae.

Tujuan 1. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus Campak


2.Menurunkan angka kematian akibat campak

Kebijakan Penemuan kasus dilaksanakan setiap hari


Petugas Dokter, perawat, bidan, surveillance, kesling
Peralatan Stetoskop, tensimeter, termometer, timbangan badan
Prosedur 1.Pemeriksa memanggil pasien sesuai dengan nomor urut
pendaftaran .
Pemeriksa 2.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
memanggil untuk menentukan diagnosa Campak meliputi :
pasien
- panas badan >38 0C
- koplik spoot
- ruam kulit
ANAMNESA DAN - batuk pilek
PEMERIKSAAN FISIK - mata merah
3. Diberikan terapi untuk mempertinggi daya tahan tubuh yaitu
dengan istirahat, cukup makan dan minum, pemberian
roborantia serta terapi untuk mengatasi komplikasi seperti
DIAGNOS conjunctivitis dan bronchopneumonia.
A 4.Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien
dapat dirujuk ke rumah sakit.
5.Dilakukan pencatatan dalam form W1 dan W2
TERAPI PASIEN
DIRUJUK
(BILA PERLU)

PENCATATAN

Unit Terkait 1.Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Penyakit


Menular dan Keracunan
2.Form W1
3.Form W2

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN
Protap Penatalaksanaan KOTA
Kasus Keracunan Tanggal Terbit
Makanan
. .........................
NIP..........................
Pengertian Penyakit yang disebabkan oleh pangan dengan gejala
tergantung dari jenis etiologinya dapat berupa mual, muntah,
diare, sakit tenggorokan dan gangguan pernafasan, gangguan
penglihatan, perasaan melayang, paralysis, gejala infeksi
umum,atau gejala alergik.
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus keracunan
makanan
2. Menurunkan angka kematian akibat keracunan makanan

Kebijakan Dilaksanakan sesuai laporan


Petugas Dokter, perawat, bidan, surveillance, kesling
Peralatan Stetoskop, tensimeter, termometer, timbangan badan
Prosedur 1.Menetapkan etiologi dari keracunan makanan dengan
langkah:
- wawancara dan pemeriksaan fisik terhadap kasus yang
dicurigai
- distribusi gejala dan tanda kasus yang dicurigai
- gambaran epidemiologi menurut ciri waktu, tempat dan orang
- pemeriksaan pendukung termasuk laboratorium
- penarikan kesimpulan
2. Identifikasi sumber keracunan
3.Mengisi formulir penyelidikan keracunan makanan.
Unit Terkait 1.Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Penyakit
Menular dan KeracunanBuku
2.Form W1
3.Form W2
4.Formulir Penyelidikan Keracunan Makanan

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN
Protap Pelaksanaan KOTA
Fogging Tanggal Terbit

. .........................
NIP..........................
Pengasapan dengan insektisida pada 200 rumah di sekitar
Pengertian
lokasi dimana terdapat penderita DBD.
Tujuan
Mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat DBD
Kebijakan Fogging dilaksanakan apabila telah dipenuhi langkah-langkah :
1.Bukti Keterangan Dari RS (KDRS)
2.Penyelidikan Epidemiologi
3.Penyuluhan
4.Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Petugas Dokter, perawat, bidan, surveillance, kesling


Peralatan Mesin Fogging, Insektisida, Solar, Premium
Prosedur
1.Puskesmas menerima laporan kasus DBD berupa KDRS
KDRS,PE,
PENYULUH
2.Puskesmas melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi
AN,PSN pada 20 rumah sekitar rumah penderita DBD.
 jika diketemukan 1 atau lebih penderita panas
tanpa sebab yang jelas, atau
 ditemukan jentik nyamuk A.aegypti, atau
SUDAH MEMENUHI
KRITERIA  adanya kasus meninggal akibat DBD
3.Puskesmas melaksanakan penyuluhan tentang DBD di
daerah di mana terdapat penderita DBD.
4.Masyarakat melakukan Gerakan PSN
LAPOR 5.Aparat Desa membuat permohonan pelaksanaan fogging
DINAS ke Dinkes Kab Bandung
6.Petugas surveilans membawa bukti KDRS, hasil PE dan
surat permohonan foggingdari Desa.

FOGGING

Logo SOP
P2P DAN KESLING

No. Dokumen
No. Revisi Halaman

Puskesmas .........
DISETUJUI KEPALA UPTD
PUSKESMAS BANJARAN KOTA
Protap Penatalaksanaan
Kasus Infeksi Menular Tanggal Terbit
Seksual
. .........................
NIP..........................
Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, seperti
Pengertian Gonnorhoe, syphillis, bubo, jengger ayam, jamur, herpes,genital,
hepatitis, HIV/AIDS
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus IMS
2. Menurunkan angka kesakitan
3. Menurunkan risiko penularan
4.Menurunkan transmisi HIV melalui jalur seksual

Kebijakan Penemuan kasus dilaksanakan setiap hari


Petugas Dokter, perawat, bidan,
Peralatan Stetoskop, tensimeter, termometer, lampu sorot, meja ginekologi,
gynekologi set
Prosedur 1.Pemeriksa memanggil pasien sesuai dengan nomor urut
pendaftaran .
Pemeriksa 2.Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
memanggil untuk menentukan diagnosa IMS meliputi :
pasien
- adanya duh tubuh urethra,atau
- adanya duh tubuh vagina,atau
- adanya ulkus genital, atau
ANAMNESA DAN - adanya nyeri perut bagian bawah
PEMERIKSAAN FISIK 3. Diberikan terapi sesuai penyebab penyakit
4.Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien dapat
dirujuk ke rumah sakit.
5.Dilakukan pencatatan
DIAGNOS
A

TERAPI PASIEN
DIRUJUK
(BILA PERLU)

PENCATATAN

Unit Terkait 1.Pedoman Penatalaksanaan Penderita PMS dengan Pendekatan


Sindrom
2.LB1

DISAHKAN OLEH
P2P DAN KESLING Kepala Puskesmas

PROSEDUR
IMUNISASI
TETANUS TOXOID
No : Terbit ke : Tanggal :
1. Pengertian Tindakan pemberian vaksin Tetanus untuk upaya pencegahan
penyakit Tetanus
2. Tujuan 1. Sebagai acuan untuk upaya pencegahan penyakit Tetanus
2. Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
Tetanus
3. Kebijakan 1. Setiap hari Selasa dan Rabu jam 08.00 - 13.00 di Puskesmas
dan di setiap pelaksanaan Posyandu
2. Ibu hamil dengan usia kehamilan minimal 4 bulan (diberikan 2
kali dengan interval 1 bulan)
3. Pasien lain yang membutuhkan vaksinasi
4. Petugas 1. Dokter, bidan dan perawat yang dilimpahi wewenang
2. Petugas yang melaksanakan pelayanan Posyandu
5. Peralatan 1. Vaksin Tetanus Toxoid
2. Dissposable Syringe 0,5 ml (Soloshot®)
3. Kapas
4. Desinfektan kulit (Alcohol 70%)
5. Syok Anafilaktit Kit
6. Vaksin carrier atau termos vaksin
7. Coolpack
8. Safety box
6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien ibu hamil dengan usia kehamilan
minimal 4 bulan atau wanita usia subur yang hendak menikah
atau pasien lain yang membutuhkan
PASIE 2. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
N 3. Pasien diberikan penerangan yang lengkap mengenai
vaksinasi Tetanus Toxoid (Informed Consent)
ANAMNESIA DAN 4. Pasien menandatangani Blangko Informed Consent
PEMERIKSAAN 5. Teknis pelaksanaan :
FISIK  Petugas imunisasi menetapkan lokasi penyuntikan di
lengan atas pasien
 Ambil vaksin Tetanus Toxoid sebanyak 0,5 ml
INFORMED menggunakan disposable syringe 0,5 ml (Soloshot®)
CONSENT  Lokasi penyuntikan dibersihkan dengan disinfektan kulit
dan biarkan mengering
 Vaksin disuntikan secara intramuskuler pada lengan atas
IMUNISASI pasien di daerah m. deltoideus
 Lokasi bekas suntikan ditutup dengan kapas
6. Dissposable syringe habis pakai dimasukan ke dalam safety
box
PENCATAT 7. Data pasien dan hasil vaksinasi dicatat dalam Buku Register
AN Imunisasi atau Buku Imunisasi Posyandu (buku merah)
7. Dokumen terkait 1. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas
Depkes RI Tahun 2006
2. Buku Register Imunisasi
3. Buku Imunisasi Posyandu (buku merah)
4. Blangko Informend Consent

Logo JUDUL SOP


Puskesmas SOP P2P DAN KESLING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR PENYELIDIKAN Tanggal Terbit Ditetapkan


EPIDEMIOLOGI TERSANGKA
KASUS AVIAN INFLUENZA
( AI )
Ka. Puskesmas
13. Pengertian Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Avian Influenza ( AI ) strain
H5N1 yang ditularkan oleh unggas kepada manusia (zoonosis)
14. Tujuan Sebagai acuan pelacakan tersangka kasus Avian Influenza di wilayah kerja puskesmas.
15. Kebijakan Dilaksanakan dalam kurun waktu 24 jam setelah laporan diterima.
16. Petugas Pengelola Surveilance atau petugas lain yang dilimpahi wewenang.
17. Peralatan 7. Dissposable syring 5 ml
8. Botol sample berisi antikoagulan.
9. Alat Perlindungan Diri ( APD ) seperti wearpack, masker, goggle, sepatu boot, sarung
tangan karet, penutup kepala.
18. Prosedur 21. Petugas Surveilance menerima laporan adanya dugaan kasus Avian Influenza ( AI 0
22. Petugas Surveylance menyiapkan alat dan bahan , surat tugas, dan alat prlindungan diri
( APD )
LAPORAN
23. Petugas melakukan Penyelidikan Epidemiologi ( PE ).
KASUS AI
24. Petugas melakukan anamneses dan pemeriksaan fisik pasien,
25. Petugas mengambil sampel darah pasien sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam
PERSIAPAN APD SERTA botol yang berisi antikoagulan.
SURAT TUGAS 26. Pasien tersangka kasus AI dirujuk ke Rumah Sakit rujukan untuk penenganan lebih
lanjut.
27. Sampel darah pasien dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah. (Labkesda )
PENYELIDIKAN 28. Petugas mengisi Formulir Penyelidikan Epidemiologi AI, Formulir W 1 dan W2.
EPIDEMIOLOGI 29. Kepala Puskesmas melapor ke Dinas Kesehatan dengan menyertakan Formulir
Penyelidikan AI , Formulir W1 dan W2/
30. Dinas Kesehatan melakaukan analisa laporan dan menentukan rencana tindak lanjut,
PENGISIAN 31. Puskesmas mengadakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, RT,
FORMULIR PE.
W1 RW, Desa/ Kelurahan, Kecamatan setempat untuk membuat rencana tindak lanjut,
32. Data pasien dicatat dalam Buku Register kasus AI.
LAPORAN KE
DINKES

PASIEN DIBERIKAN
TERAPI DAN
DIRUJUK KE
RUMAH SAKIT

PENGIRIMAN
SAMPEL KE
LABKESDA

KOORDINASI LINTAS
SEKTOR TINDAK LANJUT
KASUS AI

PENCATATAN

33. Dokumen terkait 9. Buku Pedoman Penatalaksanaan Kasus AI


10. Formulir Penyelidikan Epidemiologi kasus AI
11. Formulir W1 dan W2
12. Buku Register Avian Influenza
13. Surat Tugas

Logo JUDUL SOP


Puskesmas SOP P2P DAN KESLING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR PEMERIKSAAN JENTIK
BERKALA (PJB)

Ka. Puskesmas
19. Pengertian Kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala [PJB] di rumah- rumah penduduk oleh
kader.
20. Tujuan 3. Sebagai acuan pemeriksaan jentik secara berkala oleh kader.
4. Adanya Angka Bebas Jentik di wilayah kerja puskesmas.
21. Kebijakan Tiap triwulan
22. Petugas 3. Petugas Sanitarian
4. Kader PJB
23. Peralatan 10. Alat pemeriksaan jentik [ senter, pipet plastic, botol sampel]
11. Formulir pemeriksaan.
12. ATK
24. Prosedur 34. Petugas menyiapkan alat – alat pemeriksaan jentik dan surat tugas.
35. Melaksanakan pemeriksaan jentik di rumah – rumah penduduk dengan meminta
PERSIAPAN ijin kepada penghuni rumah terlebih dahulu dan menunjukkan surat tugas.
ALAT DAN 36. Menuliskan hasil pemeriksaan pada Formulir PJB.
SURAT TUGAS 37. Memaparkan hasil pemeriksaan kepada penghuni rumah.
38. Melakukan larvasidasi, bila perlu.
MEMINTA IJIN
39. Penyuluhan kepada penghuni rumah, bila perlu.
PENGHUNI RUMAH

PEMERIKSAAN JENTIK

ISI FORMULIR
PEMERIKSAAN

PEMAPARAN HASIL
PEMERIKSAAN

LARVASIDASI DAN
PENYULUHAN
(BILA PERLU)

HASIL
PEMERIKSAAN

40. Dokumen terkait 14. Buku Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Jentik Berkala
15. Surat Tugas
16. Formulir Pemeriksaan Jenitk Berkala

DISAHKAN OLEH
P2P DAN KESLING Kepala Puskesmas

PROSEDUR
IMUNISASI HEPATITIS B
(UNIJECT)
No : Terbit ke : Tanggal :
8. Pengertian Tindakan pemberian vaksin Tetanus untuk upaya pencegahan
penyakit Hepatitis B
9. Tujuan 3. Sebagai acuan untuk upaya pencegahan penyakit Hepatitis B
pada balita
4. Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
Hepatitis B pada balita
10. Kebijakan 4. Setiap hari Selasa dan Rabu jam 08.00 - 13.00 di Puskesmas
dan di setiap pelaksanaan Posyandu
5. Pasien bayi berusia minimal 7 hari
11.Petugas 3. Dokter, bidan dan perawat yang dilimpahi wewenang
4. Petugas yang melaksanakan pelayanan Posyandu
12. Peralatan
9. Vaksin Hepatitis B (Uniject®)
10. Kapas
11.Desinfektan kulit (Alcohol 70%)
12. Syok Anafilaktit Kit
13. Termos vaksin
14. Coolpack
15. Safety box
13. Prosedur
8. Petugas menerima pasien bayi berumur minimal 7 hari
PASIE 9. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
10. Orang tua bayi diberikan penerangan yang lengkap
N
mengenai vaksinasi Hepatitis B (Informed Consent)
ANAMNESIA DAN 11.Orang tua pasien menandatangani Blangko Informed Consent
12. Teknis pelaksanaan :
PEMERIKSAAN  Petugas imunisasi menetapkan lokasi penyuntikan di paha
FISIK atas pasien
 Lokasi penyuntikan dibersihkan dengan disinfektan kulit
INFORMED
dan biarkan mengering
CONSENT  Buka kemasan vaksin Uniject dan tekan penutup jarum
sampai menempel pada flaxon yang berisi vaksin
 Vaksin disuntikan secara intramuskuler pada lengan atas
IMUNISASI pasien di daerah m. vastus lateral
 Lokasi bekas suntikan ditutup dengan kapas
13. Dissposable syringe uniject habis pakai dimasukan ke
PENCATAT dalam safety box
AN 14. Data balita dan hasil vaksinasi dicatat dalam Buku
Register Imunisasi atau Buku Imunisasi Posyandu dan KMS
balita

14. Dokumen terkait 5. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas


Depkes RI Tahun 2006
6. Buku Register Imunisasi
7. Buku Imunisasi Posyandu (buku merah)
8. Blangko Informend Consent

DISAHKAN OLEH
P2P DAN KESLING Kepala Puskesmas

PROSEDUR
IMUNISASI
CAMPAK
No : Terbit ke : Tanggal :
15. Pengertian Tindakan pemberian vaksin Tetanus untuk upaya pencegahan
penyakit Campak
16. Tujuan 5. Sebagai acuan untuk upaya pencegahan penyakit Campak
pada balita
6. Menurunkan angka kejadian dan kematian karena penyakit
Campak pada balita
17. Kebijakan 6. Setiap hari Selasa dan Rabu jam 08.00 - 13.00 di Puskesmas
dan di setiap pelaksanaan Posyandu
7. Pasien bayi berusia minimal 7 hari
18. Petugas 5. Dokter, bidan dan perawat yang dilimpahi wewenang
6. Petugas yang melaksanakan pelayanan Posyandu
19. Peralatan 16. Dissposable syringe 0,5 ml (Soloshot®) dan 5 ml Vaksin
Campak
17. Pelarut Vaksin Campak (NaCl 0,9%)
18. Kapas
19. Air hangat dan wadah
20. Syok Anafilaktit Kit
21. Termos vaksin
22. Coolpack
23. Safety box
24. Obat penurun panas (Paracetamol)
20. Prosedur 15. Petugas menerima pasien bayi berumur minimal 9
bulan
PASIE 16. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
N pasien
17. Pasien diberikan penerangan yang lengkap mengenai
ANAMNESIA DAN vaksinasi Campak (Informed Consent)
PEMERIKSAAN 18. Orang tua pasien menandatangani Blangko Informed
FISIK Consent
19. Teknis pelaksanaan :
INFORMED  Vaksin deilarutkan dengan pelarut sebanyak 5 ml
CONSENT menggunakan disposable syringe 5 ml
 Petugas Imunisasi menetapkan lokasi penyuntikan di
lengan atas pasien
 Ambil vaksin Campak sebanyak 0,5 ml menggunakan
IMUNISASI
disposable syringe 0,5 ml (Soloshot®)
 Lokasi penyuntikan dibersihkan dengan air hangat dan
biarkan mengering
 Vaksin disuntikan secara subcutan pada lengan atas
PENCATAT pasien di daerah m. deltoideus
AN  Lokasi bekas suntikan ditutup dengan kapas
20. Dissposable syringe uniject habis pakai dimasukan ke
dalam safety box
21. Pasien dibekali obat penurun panas (Paracetamol)
22. Data balita dan hasil vaksinasi dicatat dalam Buku
Register Imunisasi atau Buku Imunisasi Posyandu dan KMS
balita
21. Dokumen terkait 9. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas
Depkes RI Tahun 2006
10. Buku Register Imunisasi
11.Buku Imunisasi Posyandu (buku merah)
12. Blangko Informend Consent

SOP P2P & KESLING

A. SOP YANG ADA


1. BAGIAN P2P DAN KESLING KEBIJAKAN FALSAFAH DAN TUJUAN
2. BIDANG P2P DAN KESLING KEBIJAKAN ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN
3. BIDANG P2P DAN KESLING KEBIJAKAN STAF DAN PIMPINAN
4. BAGIAN P2P DAN KESLING KEBIJAKAN FASILITAS DAN PERALATAN
5. BAGIAN P2P DAN KESLING KEBIJAKAN PROSEDUR
6. BAGIAN P2P DAN KESLING KEBIJAKAN PENGEMBANGAN STAF
7. BAGIAN P2P DAN KESLING KEBIJAKAN EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
8. PROTAP PENATALAKSANAAN KASUS TBC
9. PROTAP PENATALAKSANAAN KASUS INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA)
10. PROTAP PENGAMBILAN OBAT TBC
11. PROTAP PENATALAKSANAAN KASUS DIARE
12. PROTAP IMUNISASI CAMPAK
13. PROTAP IMUNISASI HEPATITIS B (UNIJECT)
14. PROTAP IMUNISASI TETANUS TOXOID
15. PROTAP PENATALAKSANAAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)
16. PROTAP PELAYANAN KLINIK SANITASI
17. PROTAP INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)
18. PROTAP INSPEKSI SANITASI DEPOT AIR MINUM (DAMIU)
19. PROTAP INSPEKSI SANITASI INDUSTRI RUMAH TANGGA PRODUKSI (IRTP)
20. PROTAP INSPEKSI SANITASI JASA BOGA
21. PROTAP INSPEKSI SANITASI RUMAH TANGGA
22. PROTAP INSPEKSI SANITASI RUMAH MAKAN
23. PROTAP PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH MEDIS HABIS PAKAI TAJAM
DAN LIMBAH MEDIS HABIS PAKAI LAINNYA
24. PROTAP PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA (PJB) OLEH KADER
25. PROTAP PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
26. PROTAP PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS ACUTE PLACID PARALYSIS (AFP)
27. PROTAP PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI TERSANGKA KASUS AVIAN INFULENZA (AI)
28. PROTAP PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS KERACUNAN MAKANAN
29. PROTAP PENATALAKSANAAN KASUS SUSFEK HIV/AIDS
30. PROTAP PENATALAKSANAAN KASUS BARU FILARIASIS
31. PROTAP PENATALAKSANAAN PENGOBATAN MASAL FILARIASIS
32. SOP PROSEDUR PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA (PJB)
33. PROSEDUR PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI TERSANGKA KASUS AVIAN INFLUENZA
( AI )
34. PROSEDUR IMUNISASI TETANUS TOXOID
35. P2P DAN KESLING PROSEDUR IMUNISASI CAMPAK
36. P2P DAN KESLING PROSEDUR IMUNISASI HEPATITIS B (UNIJECT)

B. SOP YANG TIDAK ADA


1. PROSEDUR PENATALAKASANAAN DBD
2. PROSEDUR PENATALAKSANAAN CAMPAK
3. PROSEDUR PENATALAKSANAAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL
4. PROSEDUR PENATALAKSANAAN KERACUNAN MAKANAN
5. PROSEDUR PENATALAKSANAAAN AVIAN INFLUENZA
6. PROSEDUR PENATALAKSANAAN ACUTE FLACYD PARALYSIS
7. PROSEDUR PELAKSANAAN FOOGING
8. PROSEDUR PENCATATAN DAN PEMAKAIAN VAKSIN
9. PEOSEDUR PENGISIAN BUKU STOK VAKSIN
10. PROSEDUR PENGISIAN BUKU IMUNISASI POSYANDU
11. PROSEDUR PERMINTAAN VAKSIN KE DINAS KESEHATAN
12. PROSEDUR PENGELOLAAN VAKSIN DI PUSKESMAS
13. PROSEDUR PENGELOLAAN VAKSIN DI POSYANDU
14. PROSEDUR PELAYANAN IMUNISASI DI POSYANDU
15. PROSEDUR IMUNISASI BCG
16. PROSEDUR DPT - HB – COMBO
17. PROSEDUR IMUNISASI POLIO

Anda mungkin juga menyukai