PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
II.3.1 Transthoracic Ekokardiografi
Dalam beberapa situasi, pandangan yang lebih jelas dari jantung diperlukan
dan bukannya menempatkan transduser di dinding dada, seorang ahli jantung akan
mengarahkan probe melalui mulut ke esofagus. Esofagus terletak tepat di sebelah
jantung di tengah dada dan gelombang suara dapat melakukan perjalanan ke jantung
tanpa gangguan tulang rusuk dan otot-otot dinding dada.3
Selain gelombang suara memantul dari struktur padat jantung, mereka juga
memantul dari sel darah merah saat mereka beredar melalui bilik jantung. Dengan
menggunakan teknologi Doppler, ekokardiogram dapat menilai kecepatan dan arah
aliran darah, membantu meningkatkan jumlah dan kualitas informasi yang tersedia
3
dari tes. Komputer dapat menambahkan warna untuk membantu dokter melihat
informasi itu.3
4
Ekokardiografi dilakukan di ruang dokter atau rumah sakit. Tes biasanya
membutuhkan waktu hingga satu jam untuk melakukannya.3
5
transduser 7,0 atau 7,5 MHz sering ideal. Transduser matriks-array khusus digunakan
untuk pencitraan tiga dimensi realtime. Berisi lebih dari 2.000 elemen, transduser ini
beroperasi frekuensi antara 1,0 dan 3,6 MHz.7
6
Gambar 2. Pasien pasien dimiringkan pada posisi dekubitus lateral kiri. 7
7
Gambar 3. Posisi pasien dekubitus lateral kanan dan transduser Pedoff diterapkan
untuk merekam aliran aorta naik. 7
8
Gambar 5. Untuk merekam aliran aorta dari takik suprasternal, seringkali perlu
untuk meningkatkan bahu menggunakan bantal untuk memiringkan kepala ke
belakang. 7
Penempatan Transduser
9
Tampilan Subcostal
Tampilan Suprasternal
10
Untuk tampilan parasternal kiri, subjek terletak pada posisi semirecumbent
di sisi kirinya. Lengan disisipkan di bawah kepala dan lengan kanan terletak di
sepanjang sisi kanan tubuh. Posisi transduser: tepi sternum kiri; ruang intercosta 2-4.
Posisi titik penanda: menunjuk ke arah bahu kanan. Struktur terlihat: aorta
ascendens, katup aorta, Atrium kiri, katup mitral, ventrikel kiri, Septum IV Dinding
posterior LV ventrikel kanan.8
Tampilan Apeks
Posisi transduser: apeks jantung. Posisi titik penanda: menunjuk ke arah bahu kiri 8
Struktur terlihat: ventrikel kanan dan kiri , atrium kanan dan kiri, katup mitral dan
trikuspid Septum IA dan septum IV , apeks ventrikel kiri , Dinding lateral LV. Posisi
titik penanda: menunjuk ke arah sisi kiri leher. Struktur terlihat: dinding anterior LV
Dinding inferior LV.8
11
Tabel 1. Diameter rongga diastolik LV (ventrikel kiri)9
12
Gambar 7. Pola
hipertrofi LV
(ventrikel kiri) 9
13
Tabel 5. Dimensi normal RV(ventrikel kanan)5
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang pasien
harus memiliki tampilan berupa: gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal
saat istrahat atau saat melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda
retensi cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti objektif
dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat.1
14
disfungsi jantung dengan pemeriksaan ekokardiografi adalah keharusan dan
dilakukan secepatnya pada pasien dengan dugaan gagal jantung.1
15
16
Gambar 8. A. (atas) TAPSE Normal: M-mode dan pengukuran empat-ruang jantung
dari bidang annulus sistolik tricuspid yang mewakili fungsi sistolik ventrikel kanan
(RV) (normal> 1,6 cm). B. (bawah) TAPSE abnormal: M-mode dan pengukuran
penampang empat-ruang jantung dari bidang annulus sistolik tricuspid yang mewakili
fungsi sistolik RV (abnormal <1,6 cm). 5
17
Gambar 9. A. Dimensi ventrikel kanan normal, B. Dimensi ventrikel kanan
abnormal5
18
19
Gambar 11. A. Menentukan RVEF dengan 3D echo, B. Normal RVEF pada
ekokardiografi 3D (normal> 44%), C. Abnormal RVEF pada ekokardiografi 3D
(abnormal <44%). RVEF, fraksi ejeksi ventrikel kanan.5
20
21
Gambar 12. A. Doppler jaringan berwarna yang menunjukkan S’ normal (> 10 cm /
detik), B. Doppler jaringan warna menunjukkan S’ abnormal(<10 cm / detik),
C.Abnormal S’ pada pasien dengan akut PE.5
22
23
Gambar 13. A. Diameter vena cava inferior normal, B. Dilatasi Diameter vena cava
inferior5
Diagnosis gagal jantung dengan fraksi ejeksi normal (HFPEF/ heart failure
with preserved ejection fraction). Pemeriksaan fungsi diastolik ventrikel kiri
merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap pemeriksaan ekokardiografi
rutin. Gangguan fungsi diastolik yang dinilai melalui pemeriksaan
24
ekokardiografi merupakan salah satu kriteria diagnosis gagal jantung dengan fraksi
ejeksi normal (heart failure with preserved ejection fraction, HFpEF).10
25
Pengukuran fungsi ventrikel untuk membedakan antara pasien disfungsi
sistolik dengan pasien dengan fungsi diastolik normal adalah fraksi ejeksi
ventrikel kiri (normal > 45 - 50%).1 Ekokardiografi mempunyai peran penting
dalam mendiagnosis gagal jantung dengan fraksi ejeksi normal. Diagnosis harus
memenuhi tiga kriteria:
Terdapat tanda dan/atau gejala gagal jantung
Fungsi sistolik ventrikel kiri normal atau hanya sedikit terganggu
(fraksi ejeksi > 45 - 50%)
Terdapat bukti disfungsi diastolik (relaksasi ventrikel kiri abnormal /
kekakuan diastolik)1
26
Algoritma 1. Diagnosis disfungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien dengan fungsi
fraksi ejeksi ventrikel kiri yang normal.10
Rekomendasi ini hanya berlaku pada pasien dengan fungsi sistolik ventrikel
kiri yang normal. Pasien dengan penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri dianggap
telah memiliki disfungsi diastolik pada derajat tertentu sehingga pada populasi ini
langsung dilakukan penentuan derajat disfungsi diastolik dan tekanan pengisian
LV. 10
27
Algoritma 2. Untuk menentukan tekanan pengisian LV dan derajat disfungsi diastolik
pada pasien dengan (a) penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri; dan (b) penyakit
miokard dengan fungsi sistolik ventrikel kiri yang normal. 10
28
BAB III
KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA
4. Pleister, et al. Ekokardiografi and Heart Failure: A Glimpse of the Right Heart.
Ekokardiografi 2014;00:1–13
7. Luthra, Atul. 2005. Echo made easy. New Delhi : Jaypee Brothers
30
31