Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran wajib
yang harus diempu oleh siswa madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan
Aliyah di Indonesia. Selain itu, bahasa Arab juga menjadi mata kuliah
yang harus diempu oleh sebagian mahasiswa yang ada di Perguruan
Tinggi.
Dalam melaksanakan proses pembelajarannya, pendidik haruslah
mengajarkan apa yang harus diterima oleh peserta didik agar tercapai
tujuan pembelajaran. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bahan
ajar.
Saat membuat bahan ajar, harus diperhatikan asas-asas atau prinsip
dasar dalam mengembangkan bahan ajar yang telah disusun oleh
pemerintah sebelumnya dalam bentuk kurikulum.
Pada kesempatan kali ini, pemakalah ingin menjelaskan apa saja
bentuk asas atau prinsip dasar dalam mengembangkan bahan ajar agar
dalam pengembangannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik .
Sehingga dengan mengetahui asas-asas ini, kita sebagai calon
pendidik dapat dengan mudahnya menerapkan cara melaksanakan kegiatan
dalam mengembangkan bahan ajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan urgensi bahan ajar?
2. Apa saja sumber bahan ajar?
3. Bagaimana dasar-dasar mengembangkan bahan ajar?
4. Apa saja materi dasar untuk bahan ajar?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan urgensi bahan ajar?
2. Untuk mengetahui apa saja sumber bahan ajar?
3. Untuk mengetahui dasar-dasar dalam mengembangkan bahan ajar?
4. Untuk mengetahui apa saja materi dasar untuk bahan ajar ?
BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Pengertian dan Urgensi Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap
peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik
harus benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi itu setelah
mempelajarinya (Zulhannan, 2014: 139). Abdul Majid mengungkapkan
bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan ajar tertulis maupun bahan ajar
tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara
utuh dan terpadu (2008: 173). Dengan demikian, bahan ajar Bahasa Arab
adalah seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik dan segala
bentuk bahan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Arab.
Sedangkan pentingnya bahan ajar dalam proses belajar mengajar
sudah dipastikan sangat penting, Bahan ajar menduduki posisi yang sangat
penting dalam proses pembelajaran baik bagi guru maupun bagi siswa.
Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektifitas
pembelajaran tanpa adanya bahan ajar. Begitu pula halnya siswa, tanpa
bahan ajar akan menemui hambatan untuk menyesuaikan diri dalam
pembelajaran, apalagi jika guru menyampaikan dan mengemukakan materi
dengan cepat dan kurang jelas. Murid akan kehilangan arah dan jejak,
sehingga tidak mampu mencerna dan menyelusuri kembali apa yang telah
diajarkan oleh guru. Oleh karena itu, bahan ajar merupakan bahan yang
dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh guru maupun siswa sebagai salah
satu usaha untuk membenahi dan memperbaiki mutu pembelajaran.
Bahan ajar sebagai media dan sumber informasi dalam pembelajaran
sangat penting artinya dalam menambah dan meningkatkan efektifitas
pembelajaran. Bermanfaat tidaknya suatu bahan ajar dalam proses
pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam

2
mengembangkan dan memanfaatkanya, sehingga langkah-langkah
pengembangan bahan ajar yang baik dan memenuhi syarat perlu dikuasai.
Selain itu, guru juga dituntut untuk mengetahui dan menguasai macam-
macam bahan ajar, dan mengorganisasikan bahan ajar (Abdul Majid, 2008:
173).
Jika dipelajari lebih dalam mengenai materi ajar maka kita akan
dapat melihat adanya berbagai aspek yang antara lain: konsep, fakta,
proses, nilai keterampilan, bahkan juga terdapat sejumlah masalah-
masalah yang ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Istilah-istilah tersebut pada garis besarnya ialah:
1. Konsep adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian
(definisi) yang umum, misalnya hukum adalah peraturan yang
harus dipatuhi, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa denda
pidana.
2. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk
berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat
melaksanakan sesuatu. Contoh: prinsip tentang ketertiban lalu
lintas, prinsip tentang kesejahteraan sosial dan lain sebagainya.
3. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah
dikerjakan atau dialami. Mungkin berupa hal, objek atau
keadaan. Jadi bukan sesuatu yang diinginkan atau pendapat
atau teori. Contoh: Proklamasi Kemerdekaan RI adalah pada
tanggal 17 Agustus 1945.
4. Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau
model. Umumnya nilai bertalian dengan pengakuan atau
kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk,
misalnya: hukum jual beli, hukum koperasi unit desa dan
sebagainya(Harjanto, 2005: 220).
5. Prosedur adalah materi yang berupa langkah-langkah
mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya: cara-cara

3
pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik dan
lain sebagainya.
6. Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan
tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi
informasi. Contoh: keterampilan menyusun program kegiatan,
keterampilan membuat perencanaan dan lain sebagainya
(Zainal Arifin, 2011: 210).
Sehingga dengan demikian, aspek-aspek tersebut perlu menjadi
dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar dan rinciannya. Sesuatu
satuan yang telah ditentukan perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsep
apa yang terkandung dalam topik tersebut.
B. Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar yang dapat dimanfaatkan untuk proses
pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Tempat atau lingkungan
Lingkungan merupakan sumber pembelajaran yang sangat
kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk
lingkungan belajar, yaitu:
a. Lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk belajar
siswa seperti laboratorium, perpustakaan, ruang internet dan
lain sebagainya.
b. Lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran
akan tetapi keberadaannya dapat dimanfaatkan, misalnya
halaman sekolah, taman sekolah, kantin, dan lain sebagainya
(Wina Sanjaya, 2011: 147).
2. Orang atau narasumber
Untuk mempelajari konsep-konsep baru seperti peraturan
dan undang-undang baru mengenai sesuatu, penemuan-penemuan
baru dalam berbagai ilmu pengetahuan mutakhir, contohnya
muncul berbagai jenis penyakit, munculnya berbagai fenomena
alam dan lain sebagainya. Guru dapat menggunakan orang-orang

4
yang lebih menguasai persoalan misalnya dengan mengundang
dokter, polisi dan lain sebagainya sebagai narasumber bahan
pembelajaran, karena tidak mungkin semua itu dapat dipahami
oleh guru.
3. Objek
Mempelajari bahan pembelajaran dari benda bukan
hanya dapat menghindari kesalahan persepsi tentang isi
pembelajaran akan tetapi juga dapat membuat pembelajaran lebih
akurat di samping motivasi belajar siswa akan lebih baik.
4. Bahan cetak dan non cetak
Bahan cetak adalah berbagai informasi sebagai materi
pembelajaran yang disimpan dalam berbagai bentuk tercetak
seperti buku, majalah, koran dan lain sebagainya. Bahan non
cetak adalah informasi sebagai materi pembelajaran yang
disimpan dalam berbagai bentuk alat komunikasi elektronik yang
biasanya berfungsi sebagai media pembelajaran misalnya dalam
bentuk kaset, video, komputer, CD, dan lain sebagainya (Wina
Sanjaya, 2011: 148-149).
C. Dasar-Dasar Mengembangkan Bahan Ajar
Seorang guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar untuk
digunakan dalam proses belajar mengajar. Tetapi sebelum melakukan
pengembangan ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan, agar buku ajar
membantunya mempersiapkan secara praktis dan memenuhi kriteria buku
ajar yang baik yang tidak hanya memuat pendapat pribadi dan persepsi
diri. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
buku ajar bahasa Arab:
1. Isi buku ajar
Isi buku ajar berhubungan dengan validitas atau kesahihan isi
atau kebenaran isi berdasarkan sistem nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat atau bangsa. dengan validasi isi, maka isi bahan ajar
bahasa arab yang dikembangkan seyogyanya berdasarkan konsep

5
dan teori pembelajaran bahasa Arab, perkembangan mutakhir, dan
hasil penelitian empiris yang dilakukan dalam bidang ilmu bahasa
arab.
Adapun dalam keselarasan isi, isi bahan ajar bahasa Arab
disesuaikan dengan system nilai dan falsafah hidup yang berlaku
dalam Negara dan masyarakat dilingkungan tempat sekolah berada.
Misalnya saja, untuk pembelajaran bahasa arab di Indonesia maka
tema dan judul teks yang dijadikan bahan tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia.
2. Ketepatan cakupan
Ketepatan cakupan berkaitan dengan isi bahan ajar dari sisi
keluasan dan kedalaman isi materi, serta keutuhan konsep
berdasarkan bidang ilmu bahasa Arab. Kedalaman dan keluasan isi
bahan ajar sangat menentukan kadar bahan ajar yang akan
dikembangkan bagi siswa sesuai dengan kemampuan dan tingkat
pendidikan yang sedang ditempuh. Adapun acuan utama dalam
penentuan kedalaman dan keluasan isi bahan ajar adalah kurikulum
dan silabus (Abdul Hamid, 2008: 103).
Sebagai contoh, jika siswa diharapkan mampu memahami
teks yang didengar, maka bahan ajar yang tepat adalah berupa teks
yang didengarkan baik dari kaset, CD atau dari guru sendiri yang
membacakanya. Demikian seterusnya pada materi yang lain seperti
qira’ah, kitabah, mufrodat dan lain-lainya. Yang jelas bahwa
materi harus tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
tercantum dalam kurikulum dan silabus.
3. Ketercernaan materi
Kecermatan bahan ajar berkenaan dengan kemudahan bahan
ajar tersebut dipahami dan dimengerti oleh siswa sebagai
pengguna. Sedikitnya terdapat enam hal yang mendukung tingkat
ketercernaan bahan ajar sebagaimana dikemukakan berikut ini:
(a)Pemaparan yang logis; (b) Penyajian materi yang runtut; (c) Ada

6
contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman; (d) Alat bantu
yang memudahkan; (e) Format yang tertib dan konsisten; dan (f)
Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar (Abdul
Hamid, 2008: 104).
4. Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar
berkaitan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata,
penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraph yang
bermakna. Bahasa arab yang digunakan dalam bahan ajar adalah
bahasa arab fushah atau bahasa komunikatif yang lugas dan luwes.
Sementara itu pemilihan kata dalam bahan ajar hendaknya
jenis kata yang lugas dan singkat bukan kata atau istilah yang asing
atau tidak banyak dikenal siswa. Adapun penggunaan kalimat
efektif dalam bahan ajar menekankan penggunaan kalimat positif
dan aktif dalam menyampaikan informasi dan sebaliknya
menghindarkan penggunaan kalimat negatif dan pasif. Hal ini
dikarenakan penggunaan kalimat positif dan aktif bisa memberikan
dorongan dan motivasi kepada siswa untuk mempelajari bahan ajar
tersebut dan mengerjakan tugas-tugas yang telah ditentukan (Abdul
Hamid, 2008: 107).
5. Perwajahan atau pengemasan
Perwajahan dan pengemasan dalam bahan ajar berhubungan
dengan penataan letak informasi dalam satu halaman cetak dan
pengemasan dalam paket bahan ajar multimedia.
6. lustrasi
Ilustrasi dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar menarik,
memotivasi, membantu retensi dan pemahaman siswa terhadap isi
pesan. Dalam hal ini ilustrasi dapat dilakukan dengan
menggunakan table, diagram, grafik, kartun, foto, gambar, sketsa,
symbol, dan skema (Abdul Hamid, 2008: 108).
D. Materi Dasar dalam Bahan Ajar

7
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi
pelajaran dalam bahan ajar, yaitu:
1. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan kurikulum sehingga dapat
menunjang tercapainya tujuan intruksional.
2. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan
perkembangan peserta didik pada umumnya.
3. Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan
berkesinambungan.
4. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual
maupun konseptual. Materi dan bahan pengajaran ditetapkan dengan
merujuk pada tujuan-tujuan intruksional yang ingin dicapai. Materi
yang diberikan bermakna bagi peserta didik, dan merupakan bahan
yang betul-betul penting, baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai
maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya
(Iskandarwassid, 2011: 219-220).
Pengajaran dapat didekati dengan pendekatan sistem. Dengan
penekatan ini, input ditetapkan berdasarkan tujuan. Melalui bahan
pelajaran, metode, teknik dan alat pelajaran yang digunakan, maka input
mengalami proses. Pada akhirnya diperoleh output, yaitu peserta didik
memiliki karakteristik sesuai tujuan. Untuk mengetahui kadar pencapaian
pengajaran tujuan diperlukan sebuah evaluasi. Hasil evaluasi ini dapat
digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan (Iskandarwassid, 2011:
220).
Jadi, pengajaran mempunyai sejumlah komponen yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komponen sistem pengajaran meliputi
bahan pelajaran, metode, alat dan evaluasi. Keseluruhan komponen itu
saling berinteraksi, berkoherensi, berhubungan dan bersinergi untuk
mencapai tujuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

8
1. bahan ajar bahasa Arab adalah seperangkat informasi yang harus
diserap peserta didik dan segala bentuk bahan yang disusun secara
sistematis sehingga dapat digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran bahasa Arab.
2. Sumber materi ajar yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran
antara lain: tempat atau lingkungan, orang atau narasumber, objek, dan
bahan cetak dan non cetak.
3. Dasar-dasar yang dieprhatikan dalam mengembangkan bahan ajar
antara lain: isi bahan ajar, ketepatan cakupan, ketercenaan materi dan
penggunaan bahasa.
4. Materi dasar dalam buku ajar antara lain: sesuai dengan kurikulum,
tingkat pendidikan dan perkembangan peserta didik, terorganisasi serta
mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal
mungkin. Namun kami sadari masih banyaknya kekurangan. Oleh karena
itu kami membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun.

Anda mungkin juga menyukai