Anda di halaman 1dari 17

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA ANUGRAH

NOMOR : 001/SKep/DIR/AG–SKP/IV/2018

TENTANG

PENETAPAN KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

Menimbang: a. Bahwa dalam rangka melaksanakan proses pemenuhan Standar Pelayanan


Anastesi dan Bedah secara optimal, dipandang perlu untuk menetapkan kebijakan
Pelayanan Anastesi dan Bedah sesuai standar pada RSIA Anugrah

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a maka


Kebijakan Pelayanan Anastesi dan Bedah RSIA Anugrah perlu menetapkan
Keputusan Direktur RSIA Anugrah.

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004 tentang praktek


kedokteran (Lembaran Negara Repuplik Indonesia Tahun 2004 Nomor;

2. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentangKesehatan


(Lembaran Negara Repuplik Indonesia Tahun 2009 Nomor;144)

3. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


(Lembaran Negara Repuplik Indonesia Tahun 2009 Nomor; 153)

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2001 tentang Pedoman


Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia Nomor 4356/11993 tentang


Pedoman tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Pelayanan Medis di
seluruh Rumah Sakit.

6. Keputusan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia Nomor


512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan praktik
kedokteran.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia Nomor


269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medik.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia Nomor


290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 519/Menkes/Per/III/2011


1
tentang Pelayanan Anastesiologi Dan Terapi Intensif.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Penetapan Kebijakan Pelayanan Anastesi dan Bedah pada


RSIA Anugrah.

Kedua : Dalam melaksanakan kegiatan Pelayanan Anastesi dan Bedah


berpedoman pada kebijakan Pelayanan Anastesi dan Bedah
Rumah Sakit di RSIA Anugrah

Ketiga : Melayani anestesi yang adekuat, reguler dan nyaman untuk


memenuhi kebutuhan pasien (standar 1.2)

Keempat : Keputusan ini Mulai berlaku pada tanggal ditetatapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan,
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan diKubu Raya,


Pada tanggal : April 2018
Direktur RSIA Anugrah

dr. Hilmi K Riskawa Sp. A M. Kes


NIP.......

2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH Lampiran : Keputusan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah
Nomor : 001/SKep/DIR/AG–
SKP/IV/2018
Tanggal : April 2018

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH

DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

1. Pelayanan anastesi yang terintegrasi meliputi wewenang pelayanan sedasi di ruang


kamar bedah,Radiologi, HCU, dan kebidanan dibawah Staf Medik Fungsi Anastesi.
2. Pelayanan anestesi dan bedah harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional di
kamar operasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah
3. Pelayanan Anastesi dalam hal ini dipimpin oleh dokter anastesi.
4. Tanggung jawaban anestesi imeliputi:
a. Tanggung jawab pengembangan, implementasi dan memelihara / menegakan
kebijakan serta prosedur yang ditetapka dan dilaksanakan.
b. Tanggung jawab untuk memelihara / memepertahankan program pengendalian
mutu yang ditetapkan dan dilaksanakan .
c. Tanggung jawab dalam merekomendasikan sumber dari luar untuk pelayananan
anestesi (termasuk sedasi sedang dan dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan.
d. Tanggung jawab untuk memantau dan menelaah seluruh pelayananan anestesi
(termasuk sedasi sedang dan dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan.

5. Pelayananan anastesi :
A. Pelayananan anestesi untuk melayani sedasi sedang dan dalam
B. Pelayananan anestesi untuk kedaruratan.
C. Prosedur sedasi memuat:
a. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara populasi dewasa
dan anak atau pertimbangan kusus
b. Dokumentasi yang diperlukan tim pelayanan untuk dapat bekerja dan
berkomunikasi secara efektif.
c. Persyaratan persetujuan ( consent) khusus bila diperlukan
d. Frekuensi dan semua jenis monitoring pasien yang diperlukan
e. Kwalitas atau ketrampilan khusus para staf yang terlibat dalam proses sedasi
f. Ketersedian dan penggunaan peralatan spesifik
Hal lain yang juga penting adalah kwalifikasi para dokter, atau semua individu
yang kompeten yang bertanggung jawab atas pasien yang menerima moderat
dan dalam .setiap petugas harus kompeten dalam:
g. Tehnik berbagai modus sedasi
h. Monitoring tepat respon terhadap komplikasi
i. Penggunaan zat-zat reversal: dan sekurang-kurangnya bantuan hidup dasar

6 Asesment praanastesi yang dikerjakan pada setiap pasien.


7 Petugas anastesi yang kompeten untuk melakukan pembiusan.
8 Informet consent kepada pasien, keluarga dan pengambilan keputusan yang diberik
pendidikan tentang resiko, manfaat dan alternative anastesi.
9 Pengaturan frekuensi minimum dan tipe monitoring selama tindakan anastesi dan pola
yang sama dalam pemberian tindakan anastesi.
10 Monitoring pemulihan pasca anatesi.
11 Pelimpahan wewenang pembiusan oleh dokter anastesi kepada perawat anastesi.

3
12 Perencanaan pelaksanaan tindakan dan medokumentasikan yang dilakukan oleh dokter
bedah.
13 Asuhan bedah yang di rencanakan berdasarkan informasi assessment.
14 Inform consent pasien, dan pembuat keputusan di edukasi tentang resiko,
manfaat,komplikasi yang potensial serta alternative yang berhubungan dengan prosedur
bedah yang direncanakan.
15 Edukasi mencakup kebutuhan untuk, resiko dan manfaat, maupun alternative terhadap
darah dan prosedur darah yang digunakan.
16 Laporan tertulis tentang operasi atau catatan ringkasan operasi(diagnose pasca bedah ,
nama dokter bedah, asisten, nama prosedur tindakan, specimen bedah untuk
pemeriksaan , catatan spesifik mengenai komplikasi atau tidak selama operasi termasuk
jumlah kehilangan darah). Tanggal pembedaan waktu pembedaan dan tandatangan
dokter yang bertanggungjawab.
17 Status fisiologi Pasien dan monitoring pasien selama pembedahan.
18 Asuhan pasca bedah yang telah di rencanakan ,termasuk asuhan medis ,asuhan
keperawatan yang sesuai kebutuhan pasien.
19 Rencana pasca bedah dan didokumentasikan dalam rekam medik oleh dokter yang
bertanggung jawab.
20 Asuhan pasca bedah oleh pihak lain didokumentasikan dalam rekam medis pasien.

Ditetapkan diKubu Raya,


Pada tanggal : April 2018
Direktur RSIA Anugrah

dr. Hilmi K Riskawa Sp. A M. Kes


NIP.......

4
5
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA ANUGRAH

NOMOR : 001/SKep/DIR/AG–SKP/IV/2018

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI


INTENSIF DI RSIA ANUGRAH

Menimbang : 1. Bahwa pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di


rumah sakit merupakan salah satu bagian dari
pelayanan kesehatan yang saat ini peranannya
berkembang dengan cepat;
2. Bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
779/Menkes/SK/VIII/2008 tentang Standar Pelayanan
Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit tidak
sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b perlu
menetapkan Keputusan Direktur RSIA Anugrah tentang
Pedoman Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di
Rumah Sakit.
Mengingat : 10. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.
11. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
12. Kepmenkes RI No 1778/Menkes/XII/2010 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit
(ICU) di Rumah Sakit.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara 3637)
14. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431).
15. Keputusan Menteri Kesehatan No
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit.
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 519 / MENKES / PER
/ III / 2011 Tgl 3 maret 2011. ttg Pedoman Penyelenggaraan
6
Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Anestesiologi dan
Terapi Intensif Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah
Kedua : Melayani anastesi yang adekuat, reguler dan Nyaman

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


akan diadakan perbaikan/ perubahan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya

Ditetapkan di: Kubu Raya


Pada Tanggal: April 2018
Direktur RSIA Anugrah,

dr. Hilmi K Riskawa Sp. A M. Kes


NIP...

7
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA ANUGRAH

NOMOR : 001/SKep/DIR/AG–SKP/IV/2018

TENTANG
PELIMPAHAN TINDAKAN MEDIK BAGI PERAWAT ANASTHESIA PADA RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

Menimbang :
a. Bahwa ketentuan pasal 23 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang izin dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
disebutkan dapat memberikan pelimpahan suatu tindakan kedokteran atau dokter
gigi kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan tertentu lainnya secara tertulis
dalam melaksanakan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi.
b. bahwa tim pengelola pelayanan anastesiologi dan terapi intensif adalah tim yang
dipimpin oleh dokter spesialis anastesiologi dengan anggota dokter peserta program
pendidikan dokter spesialis anasthesiologi dan/atau dokter lain dan perawat
anastesia dan/atau perawat.
c. bahwa ketersediaan dokter spesialis anastesiologi pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Anugrah tidak sebanding dengan cakupan pelayanan anastesiologi oleh karena itu
diperlukan pelimpahan tindakan medik bagi perawat anastesia.
d. bahwa berdasarkan pada pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamk huruf a, b,
dan c diatas maka dipandang perlu menetapkan perlimpahan tindakan medik bagi
perawat anastesia dengan suatu Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/X/2011
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anastesiologi Dan Terapi Iontensif Di
Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011
Tentang Izin Praktik Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
6. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 31/menkes/per/III/2013
tentang penyelenggaraan pekerjaan perawat anastesi;

8
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Pelimpahan tindakan medik bagi perawat anastesia pada Rumah Sakit Ibu dan
Anak Anugrah.

KEDUA : Pelimpahan tindakan medik sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KESATU


keputusan ini dilakukan secara tertulis oleh dokter spesialis anastesiologi
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;

KETIGA : pelimpahan tindakan medik sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU


Keputusan ini wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana tertuang didalam
Pasal 23 Perarturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran dan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan terapi intensif di Rumah Sakit serta peraturan perundangan
lainnya berlaku;

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya jika dikemudian hari ditemukan adanya kekeliruan dalam
penetapan ini.

Ditetapkan di Kubu Raya,


Pada tanggal : April 2018
Direktur RSIA Anugrah

dr. Hilmi K Riskawa Sp. A M. Kes


NIP.......

9
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA ANUGRAH

NOMOR : 001/SKep/DIR/AG–SKP/IV/2018

TENTANG

KEBIJAKAN LAYANAN ANESTESI PADA KEDARURATAN


DILUAR JAM KERJA (1.3)

DIREKTUR RSIA ANUGRAH

Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar pelayanan


anestesi perlu adanya kebijakan mengenai layanan Anestesi
pada kedaruratan
Mengingat : 1. Undang-undang praktek kedokteran No. 29 Tahun 2004 pasal
51 tentang Layanan Kedaruratan
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek
Kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.519/MENKES/PER/III/2011
tanggal 3 maret 2011 tentang pedoman penyelenggaraan
pelayanan anestesiologi dan terapi intensive

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan kebijakan layanan Anestesi pada kedaruratan
diluar jam kerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah
Kedua : Layanan Anestesi pada kedaruratan diluar jam kerja di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Anugrah sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini

10
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak di tetapkannya dan akan di
adakan perbaikan / perubahan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya

Ditetapkan di: Kubu Raya


Pada Tanggal: April 2018
Direktur RSIA Anugrah,

dr. Hilmi K Riskawa Sp. A M. Kes


NIP........

11
12
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH Lampiran : Keputusan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah
Nomor : 001/SKep/DIR/AG–
SKP/IV/2018
Tanggal : April 2018
KEBIJAKAN LAYANAN ANESTESI PADA KEDARURATAN
DILUAR JAM KERJA
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

Kebijakan Umum

Pasien kegawatdaruratan harus mendapatkan prioritas utama dari layanan anestesi


serta layanan-layanan lain yang berhubungan dengan tindakan anestesi tersebut
dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa pasien sesuai dengan undang-undang
danPeraturan Menteri Kesehatan RI No.519/MENKES/PER/III/2011 tanggal 3 maret
2011 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan anestesiologi dan terapi
intensive

Kebijakan Khusus.

6. Layanan anestesi kedaruratan dilakukan oleh staf anestesi dari RSIA Anugrah
yang memiliki SIP di RSIA Anugrah
7. Pelayanan anestesi kedaruratan yang dilakukan oleh peserta didik harus berada
dibawah supervisi dokter ahli anestesiologi.
8. Layanan anestesi kedaruratan yang dilakukan oleh dokter ahli anestesiologi
harus dikomunikasikan dan diedukasikan kepasien dan atau keluarga pasien
baik sebelum, selama dan sesudah tindakan anestesi dilakukan, kecuali pada
keadaan darurat yang mengancam nyawa.
9. Setiap tindakan yang dilakukan harus didokumentasikan dalam status anestesi
pasien serta ditandatangani oleh dokter ahli anestesi yang menangani pasien.

Ditetapkan di: Kubu Raya


Pada Tanggal: April 2018
Direktur RSIA Anugrah,

dr. Hilmi K Riskawa Sp. A M. Kes


NIP......

13
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA ANUGRAH

NOMOR : 001/SKep/DIR/AG–SKP/IV/2018

TENTANG

KEBIJAKAN LAYANAN ANESTESI SUMBER DARI LUAR (1.4)


DIREKTUR RSIA ANUGRAH

Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar pelayanan


anestesi perlu adanya kebijakan mengenai layanan Anestesi
sumber dari luar
: 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek
Kedokteran
2. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.519/Menkes/PER/III/2011
tanggal 3 maret 2011 tentang pedoman penyelenggaraan
pelayanan anestesiologi dan terapi intensive
5. Surat ikatan kerjasama sebagai Rumah Sakit jejaring antara
Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah dengan RSU Daerah dr
Sudarso Pontianak

MEMUTUSKAN

:
: Memberlakukan kebijakan layanan anestesi sumber dari luar
: Layanan Anestesi yang bersumber dari luar Rumah Sakit Ibu dan
Anak Anugrah, sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini

14
: Keputusan ini berlaku sejak diterapkannya dan akan di adakan
perbaikan / perubahan apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapannya

Ditetapkan di: Kubu Raya


Pada Tanggal: April 2018
Direktur RSIA Anugrah,

dr. Hilmi K Riskawa Sp. A M. Kes


NIP........

15
16
KEBIJAKAN LAYANAN ANESTESI SUMBER DARI LUAR
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH

Kebijakan Umum
Pelayanan anestesi sumber dari luar sebagai tenaga konsultasi dan tenaga pengganti,
apabila dokter anestesi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah berhalangan, sesuai dengan
Ikatan Kerja Sama sebagai Rumah Sakit jejaring dengan RSU Daerah dr Soedarso dengan
tujuan untuk memberikan pelayanan anestesi yang profesional yang sesuai standar nasional
undang-undang dan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/MENKES/PER/III/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi
dan Terapi Intensif di Rumah Sakit)

Kebijakan Khusus

1. Layanan anestesi dilakukan oleh dokter anestesi sumber dari luar sebagai tenaga
pengganti dan konsultasi setelah melalui proses kredential di komite medik.
2. Layanan anestesi meliputi anestesi umum, regional, dan sedasi baik sedang maupun
dalam.
3. Layanan anestesi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan kepala rumah sakit dan
Standar Prosedur Operasional yang berlaku di Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah
4. Melaksanakan koordinasi secara lisan maupun tulisan serta memberikan laporan
mengenai kegiatan pengelolaan pasien yang di laksanakan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Anugrah.
5. Anestesiolog bertanggung jawab terhadap :
a. Pelayanan anestesi dan sedasi di rumah sakit baik operasi terencana maupun cito
operasi dari mulai perencanaan tindakan anestesi sampai dengan pasca anestesi.
b. Sebagai konsultasi anestesi
c. Melaksanakan diskusi dengan pasien (jika kondisi pasien memungkinkan / mengenai
resiko tindakan anestesi, keuntungan dan alternatif yang ada untuk memperoleh izin
persetujuan tindakan.
d. Setiap tindakan yang dilakukan harus di dokumentasikan dalam status anestesi
pasien dan ditanda tangani oleh dokter anestesi yang menangani pasien.
6. Memberikan pelayanan di ICU apabila diperlukan

Ditetapkan di: Kubu Raya


Pada Tanggal: April 2018
Direktur RSIA Anugrah,

dr. Hilmi K Riskawa Sp. A M. Kes


NIP....

17

Anda mungkin juga menyukai