Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN AKTIVITAS

OLEH :

MUFIDATUN NISA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS B


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2017-2018
LAPORAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN AKTIVITAS DAN GANGGUAN
ISTIRAHAT TIDUR

OLEH :

MUFIDATUN NISA

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Bambang Wahyu R, S.Kep, Ners) (Yetty Kurnia Wati, S.Kep, Ners)


AKTIVITAS

I. KONSEP KEBUTUHAN

1.1. Definisi Aktivitas


Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas,
seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari
keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal.
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
muskuloskeletel.

1.2. Fisiologi Aktivitas


Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem muskuloskeletal dan
sistem persarafan.
Sistem skeletal berfungsi:
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tertentu seperti paru, hati, ginjal, otak
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan fosfat
e. Tempat produksi sel darah.

Ada 206 tulang dalam struktur tubuh manusia yang kemudian dikelompokkan
menjadi tulang panjang, tulang pendek, tulang keras, tulang ekstremitas dan tulang tak
beraturan. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dihubungkan dengan sendi
yang yang memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang dan sendi membentuk rangka,
sedangkan sistem otot berfungsi sebagai:

a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi
Sistem persarafan berfungsi sebagai:

a. Saraf afferent menerima rangsangan dari luar kemudian diteruskan ke susuna


saraf pusat
b. Sel saraf atau neuron membawa impuls dan kemudian memberikan respons
melalui saraf efferent
c. Saraf efferent menerima respond an diteruskan ke otot rangka.

Ada tiga faktor penting proses terjadinya pergerakan atau kontraksi yaitu:

a. Stimulasi saraf motorik


Kontraksi otot dimulai karena adanya stimulasi dari saraf motorik yang dikontrol
oleh korteks serebri, cerebellum, batang otak, dan bangsal ganglia.
Upper motor neuron merupakan saraf yang berjalan dari otak ke sinaps pada
bagian anterior horn medulla spinalis sedangkan lower motor neuron merupakan
saraf-saraf yang keluar dari medulla spinalis menuju ke otot rangka.
Signal listrik dan potensial aksi terjadi sepanjang mealin sepanjang akson saraf
motorik yang berjalan secara salutatory conduction. Impuls listrik berjalan dari
saraf motorik ke sel otot melalui sinaps dengan bantuan neurotransmitter
aserilkolin.
b. Transmisi neuromuscular
Aserilkolin dihasilkan dari vesikel pada akson terminal. Adanya depolarisasi dan
potensial aksi pada akson terminal merangsang ion kalsium dari cairan
ekstraseluler kemudian terjadi perpindahan ke membran akson terminal.
Bersamaan dengan itu, molekul asetilkolin masuk ke celah sinaps yang
selanjutnya akan ditangkap oleh reseptor maka terjadilah potensial aksi pada sel
otot dan terjadilah kontraksi. Setelah asetilkolin terpakai selanjutnya dipecah atau
dihidrolis oleh enzim asetilkolnesterase menjadi kolin yang kemudian ditranspor
kembali ke akson untuk bahan pembentukan asetilkolin.
c. Eksitasi-kontraksi coupling
Merupakan mekanisme molekuler peristiwa kontraksi. Adanya impuls di neuron
motorik menimbulkan ujung akson melepaskan asetilkolin dan menimbulkan
potensial aksi di serat otot. Potensial aksi menyebar ke seluruh serat otot sampai
ke sistem T.
keadaan ini mempengaruhi retikulum sarkoplasma melepaskan ion kalsium yang
kemudian diikat oleh troponin C, sehingga ikatan troponin I dengan aktin
terlepas. Lepasnya ikatan troponin I dengan aktin menimbulkan tropomiosin
bergeser dan terbukalah celah atau biding site aktin sehingga terjadi ikatan antara
aktin dan miosin serta kontraksi otot terjadi.

1.3 Energi Untuk Kontraksi


Energi untuk kontraksi diperoleh dari Adenosine Triphospat (ATP), sebelum
dapat digunakan ATP dipecah menjadi ADP dan ionorganik fosfat oleh enzim
adenosine triphospat yang terjadi pada miosin.
ATP+H2O ADP + H2PO4 + 1200 kal
Fosfokreatin + ADP kreatin + ATP
Asam lemak bebas + O2 CO2 + H2O + ATP
Hasil metabolisme anaerobpada otot setelah oksigen habis untuk kontraksi adalah
asam laktat yang mempunyai efek nyeri. Asam laktat akan terurai kembali setelah
suplai oksigen normal.

1.4 Tipe Kontraksi


a. Kontraksi isometrik terjadi saat otot membentuk daya atau tegangan tanpa
harus memendek untuk memindahkan suatu beban, misalnya gerakan
mendorong meja dengan tangan lurus, tegangan yang terbentuk dalam otot
untuk mempertahankan kepala dan tubuh untuk tetap tegak.
b. Kontraksi isotonik adalah kontraksi yang terjadi saat otot memendek untuk
mengangkat atau memindahkan suatu beban.
Masalah yang terjadi berhubungan dengan otot:
a. Atropi Otot merupakan keadaan dimana otot menjadi mengecil karena tidak
terpakai dan pada akhirnya serabut otot akan diinfiltrasi dan diganti dengan
jaringan fibrosa dan lemak.
b. Hipertropi otot merupakan pembesaran otot, terjadi akibat aktivitas otot yang
kuat dan berulang, jumlah serabut tidak bertambah tetapi ada peningkatan
diameter dan panjang serabut terkait dengan unsur-unsur filamen
c. Nekrosis (jaringan mati) terjadi akibat trauma atau iskemia dimana proses
regenerasi otot sangat minim.
1.5 Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah penggunaan organ secara efisien
dan efektif sesuai dengan fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada
posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan. Setiap aktivitas yang dilakukan
perawat harus memperhatikan body mechanic yang benar seperti kegiatan
mengangkat/memindahkan pasien.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh,
seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama
juga akan menurunkan tonus otot. Tonus adalah istilah yangmenggambarkan
kontraksi otot rangka. Pada keadaan bedrest yang lama kemungkinan terjadi
kontraktur sehingga body mechanic juga terganggu. Untuk mempermudah
penjelasan body mechanic maka perlu dipahami body alignment, keseimbangan
dan koordinasi pergerakan.
a. Body alignment atau postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara
benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda dan lain-
lain.
b. Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan
sentralnya adalah gravitasi.
c. Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.

1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan


a. Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuromuskuler dan tubuh
secara proporsional, postur, pergerakan dan reflek akan berfungsi secara
optimal.
b. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh, dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh.
c. Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas dapat
menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
d. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang.
Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang kemudian
dapat dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas.
e. Kelemahan neuromuskuler dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti skoliosis, lordosis, dan kiposis dapat
berpengaruh terhadap pergerakan.
f. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila
dibandingkan dengan petani atau buruh.

1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Pergerakan


a. Gangguan muskuloskeletal
1) Osteoporosis
2) Atropi
3) Kontraktur
4) Kekakuan dan sakit sendi
b. Gangguan kardiovaskuler
1) Postural hipotensi
2) Vasodilatasi vena
3) Peningkatan penggunaan valsava manuver
c. Gangguan sistem respirasi
1) Penurunan gerak pernapasan
2) Bertambahnya sekresi paru
3) Atelektasis
4) Hipostatis pneumonia.
II. ASUHAN KEPERAWATAN AKTIVITAS

2.1 Pengkajian
a. Tingkat aktivitas sehari-hari
1) Pola aktivitas sehari-hari
2) Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik
b. Tingkat kelelahan
1) Aktivitas yang membuat lelah
2) Riwayat sesak napas
c. Gangguan pergerakan
1) Penyebab gangguan pergerakan
2) Tanda dan gejala
3) Efek dari gangguan pergerakan
d. Pemeriksaan fisik
1) Tingkat kesadaran
2) Postur atau bentuk tubuh: skoliosis, kiposis, lordosis, cara berjalan
3) Ekstremitas:
a) Kelemahan
b) Gangguan sensorik
c) Tonus otot
d) Atropi
e) Tremor
f) Gerakan tak terkendali
g) Kekuatan otot
h) Kemampuan berjalan, duduk, berdiri
i) Nyeri sendi
j) Kekakuan sendi
2.2 Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN (Nursing outcome) (Nursing Intervention
Classication)
Intoleransi aktivitas tanda Setelah dilakukan tindakan ACTIVITY THERAPY
dan gejala keperawatan selama.....x 24 o Tentukan penyebab
o Melaporkan secara diharapkan aktivitas klien toleransi aktivitas
verbal adanya meningkat. (fisik,psikologi,atau
kelelahan atau Kriteria hasil: motivasional)
kelemahan Activity Tolerance o Berikan periode istirahat
o Respon abnormal Indikator IR ER selama beraktivitas
dan tekanan darah o Saturasi oksigen o Pantau respon kardio
atau nadi terhadap dalam rentang pulmonal sebelum dan
aktivitas yang diharapkan setelah melakukan
o Perubahan EKG saat beraktivitas aktivitas
yang menunjukkan o HR dalam o Minimalkan kerja
aritmia atau rentang yang kardiovaskuler dengan
iskemia diharapkan saat memberikan posisi dari
o Adanya dtspnea beraktivitas tidur ke posisi setengah
atau o RR dalam duduk
ketidaknyamanan rentang yang o Jika memungkinkan
saat beraktivitas diharapkan saat tingkatkan aktivitas secara
o Penurunan beraktivitas bertahap (dari
kekuatan otot o Tekanan darah duduk,jalan,aktivitas
o ADL dibantu sistole dalam maksimal)
rentang yang o Pastikan perubahan posisi
Berhubungan dengan: diharapkan saat klien secara perlahan dan
o Tirah baring beraktivitas monitor gejala dari
o Kelemahan umum o Tekanan darah intoleransi aktivitas
o Ketidakseimbanga diastole dalam o Koaborasi dengan
n antara suplai rentang yang diberikan terapi fisik untuk
oksigen dengan diharapkan saat membantu peningkatan
kebutuhan beraktivitas level aktivitas dari
o Imobilitas o EKG dalam kekakuan
o Gaya hidup yang batas normal o Monitor dan catat
dipertahankan o Warna kulit kemampuan untuk
o Upaya mentoleransi aktivitas
pernapasan pada o Monitor intake nutrisi
respon terhadap untuk memastikan
aktivitas kecukupan sumber energi
o Langkah o Ajarkan klien bagaimana
berjalan menggunakan tekhnik
o Jarak berjalan mengontrol pernafasan
o Saat menaiki ketika beraktivitas
tangga toleran Energi Management
o Kuat o Observasi adanya
o Laporan ADL pembatasan klien dalam
o Kemampuan melakukan aktivitas
bicara saat o Dorong klie untuk
latihan mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
Keterangan: o Kaji adanya faktor yang
1. Keluhan ekstrim menyebabkan kelelahan
2. Keluhan berat o Monitor nutrisi dan
3. Keluhan sedang sumber energi yang
4. Keluhan ringan adekuat
5. Tidak ada keluhan o Monitor klien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
o Monitor respon
kardiovaskuler terhadap
aktivitas
o Monitor pola tidur dan
lamanya tidur atau
istirahat pasien
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR

OLEH :

MUFIDATUN NISA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS B


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2017-2018
LAPORAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR

OLEH :

MUFIDATUN NISA

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Bambang Wahyu R, S.Kep, Ners) (Yetty Kurnia Wati, S.Kep, Ners)


LAPORAN PENDAHULUAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR

1.1 Definisi Istirahat Dan Tidur


Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan,
aktivitas maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan
tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya.
Istirahat adalah sesuatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar.
Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase
kegiatan otak dan badan yang berbeda.

1.2 Fisiologi Istirahat Dan Tidur


a. Irama Sirkardian
Irama siklus 24 jam siang-malam disebut irama sirkardian. Irama sirkardian
mempengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama seperti suhu tubuh, denyut
jantung, tekanan darah, sekresi hormone, kemampuan sensorik dan suasana hati.
Irama sirkardian dipengaruhi cahaya, suhu dan faktor eksternal (aktivitas social dan
rutinitas pekerjaan). Setiap individu memiliki jam biologis sendiri. Kecemasan,
kurang istirahat, mudah tersinggung, dan gangguan penilaian merupakan gejala
gangguan tidur.
SAR merupakan sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga.
Pengeluaran serotonin dari pons dan otak bagian tengah menimbulkan rasa kantuk
yang selanjutnya tidur. Terjaganya seseorang bergantung dari keseimbangan impuls,
reseptor sensori perifer dan sistem limbik.
b. Tahapan Tidur
Normalnya tidur dibagi menjadi dua, yaitu nonrapied eye movement (NREM) dan
rapied eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menadi empat
tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.
Sedangkan tahap REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur
berakhir.
Tahapan tidur NREM:
1) Tahap I NREM
Tingkat transisi, merespons cahaya, berlangsung beberapa menit, mudah
terbangun dengan rangsangan, aktivitas fisik menurun, tanda vital, dan
metabolisme menurun, bila terbangun terasa sedang bermimpi
2) Tahap II NREM
Periode suara tidur, mulai relaksasi otot, berlangsung 10-20 menit, fungsi tubuh
berlangsung lambat, Dapat dibangunkan dengan mudah
3) Tahap III NREM
Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, sulit dibangunkan, relaksasi otot
menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung 15-30 menit
4) Tahap IV NREM
Tidur nyenyak, Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif, UntUk restorasi
dan istirahat, tonus otot menurun, Sekresi lambung menurun, Gerak bola mata
cepat.
Tahapan tidur REM:
1) Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM.
2) Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya.
3) Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi
4) Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam
belajar, memori, dan adaptasi.
Karakteristik tidur REM yaitu :
mata (cepat tertutup dan terbuka), otot-otot (kejang otot kecil, otot besar imobilisasi),
pernapasan (tidak teratur, kadang dengan apnea), nadi (cepat dan ireguler), tekanan
darah (meningkat atau fluktuasi), sekresi gaster (meningkat), metabolisme
(meningkat, temperatur tubuh naik), gelombang otak (EEG aktif), siklus tidur
(sulit dibangunkan)

1.3 Pola Tidur Normal


a. Neonatus sampai dengan 3 bulan
Kira-kira membutuhkan 16jam/hari, mudah berespons terhadap stimulus, pada
minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM.
b. Bayi
Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam, usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-
kira tidur 14jam/hari, tahap Rem 20-30%.
c. Toddler
Tidur 10-12 jam/hari, tahap REM 25%.
d. Preschooler
Tidur 11 jam pada malam hari, tahap REM 20%.
e. Usia sekolah
Tidur 10 jam pada malam hari, tahap REM 18,5%.
f. Adolensia
Tidur 8,5 jam pada malam hari, Tahap REM 20%.
g. Dewasa muda.
Tidur 7-9jam/ hari, tahap REM 20-25%.
h. Usia dewasa pertengahan
Tidur ± 6jam /hari, tahap REM 20%.
i. Usia Tua
Tidur ± 6 jam/ hari, tahap REM 20-25%, Tahap IV NREM menurun dan kadang-
kadang absen, sering terbangun pada malam

1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Tidur


a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyama, kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaaan cemas seseorang mungkin maeningkatkan sasraf simpastissehingga
terjadi tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1) Diuretik: menyebabkan insomnia
2) Anti depresan: supresi REM
3) Kafein: meningkatkan saraf simpatis
4) Beta bloker: menimbulkan insomnia
5) Narkotika: mensupresi REM.

1.5 Gangguan Tidur


a. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitass tidur. Ada
3 macam insomnia yaitu initial Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur tidak
ada, Intermitet Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan
tidur sebab sering terbangun, dan Terminal Insomnia adalah bangun lebih awal tetapi
tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan fisik,
kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah jumlah banyak.
b. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh
depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme
c. Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidut anank seperti
samnohebalisme (tidur sambil berjalan).
d. Narcolepsy
Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginana yang tidak terkendali untuk
tidur.
Gelombang otak penderita pada saat tidur sama dengan orang yang tidur normal, juga
tidak terdapat gas darah atau edokrin.
e. Apnoe tidur dan mendengkur
Mendengkur bukan dianggap sebvagai gangguan tidur, namun bila disertai apnoe
maka bisa menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan
pengeluaran udara di hidung dan mulut, misalnya amandel, adenoid, otot-otot
dibelakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnoe berlangsung selama 10
detik sampai 3 menit.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
ASUHAN KEPERAWATAN

ISTIRAHAT DAN TIDUR

Pengkajian

a. Riwayat keperawatan
1) Kebiasaaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan: waktu tidur, jumlah jam
tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangunpada saat
tidur, apakah mengalami mimpi yang mnegancam.
2) Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun,
apa yang terjadi jika kurang tidur.
3) Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.
4) Gangguan tidur / faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan masalah itu
terjadi.
b. Pemeriksaan fisik
1) Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.
2) Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.
3) Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur
tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, memarik
diri, bingung, dan kurang koordinasi.
c. Pemeriksaan diagnostic
1) electroencephalogram (EEG).
2) electromiogram (EMG).
3) electrooculogram (EOG).
Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kritria hasil Intervensi Keperawatan


(Nursing Outcome) (Nursing Interventation
Classication)
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Peningkatan tidur
Tanda dan Gejala selama ...x 24 jam diharapkan  Tentukan efek samping
 Ketidakpuasan tidur kebutuhan tidur klien tercukupi. pengobatan pada pola
 Keluhan verbal Kriteria hasil : tidur pasien
tentang kesulitan- Sleep  Pantau pola tidur pasien
kesulitan tidur Indikator IR FR dan catat hubungan
 Insomnia  Observasi faktor-faktor fisik
 Total waktu tidur waktu tidur (misalnya :apneu saat
 Kurang dari usia  Pola tidur tidur, sumbatan jalan
yang normal  Kualitas tidur nafas, nyeri atau
 Bangun 3 kali atau  Efisiensi tidur ketidaknyamanan dan
lebih dimalam hari  Terjaga pada sering berkemih) atau
Berhubungan dengan saat tidur faktor-faktor psikologis
Psikologis:  Rutinitas tidur yang dapat membantu
 Perubahan tidur  Perasaan segar pola tidur pasien.
yang berhubungan setelah tidur  Jelaskan pentingnya
dengan proses  Tidur hanya tidur yang adekuat
penuaan sebentar selama sakit
 Ansietas  EEG (electro-  Ajarkan pasien dan
 Suhu tubuh encephalogram orang lain tentang
Lingkungan ) dalam rentang faktor-faktor yang dapat
 Suhu, kelembaban normal berpengaruh pada
yangberubah-ubah  EMG (electro- gangguan pola tidur
 Stimulasi yang myogram)  Hindari suara keras,
berlebihan dalam rentang berikan lingkungan
 Kegaduhan normal yang tenang, damai dan
 Pengobatan  EOG (electro- minimalkan gangguan.
Fisiologis oculogram)  Bantu pasien untuk
 Demam dalam rentang mengidentifikasi faktor-
 Refluks normal faktor yang mungkin
gastroenteritis  TTV dalam menyebabkan kurang
 Mual rentang normal tidur
 Posisi tubuh  Anjurkan tidur siang
 Nafas pendek Keterangan : jika diperlukan untuk
 Urgensi berkemih 1. Keluhan ekstrim memenuhi kebutuhan

2. Keluhan berat pola tidur.

3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
DAFTAR PUSTAKA

Saryono dan Anggriyana. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai