Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KROMATOGRAFI

Nama : Silvi Pirdani


NIM/Kelas : 1617723/2C
kelompok :4
Tanggal : 07 Februari 2018

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KAFEIN DALAM SAMPEL TABLET OBAT


MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS KINERJA TINGGI

TUJUAN
1. Mampu mengoperasikan alat Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLTKT)
2. Menetapkan kadar kafein dalam sampel obat secara Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLTKT)
3. mengestimasi ketidakpastian pengukuran kafein dalam sampel obat secara Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi
(KLTKT)

PRINSIP
Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLTKT) merupakan alat pemisahan yang didasarkan pada perbedaan laju tiap
komponen yang disebabkan oleh perbedaan koefisien partisi antara 2 fase, yaitu fase gerak dan fase diam. Pada
penetapan kafein digunakan fase diam berupa plat silica gel dan fase gerak merupakan campuran kloroform, aseton, dan
ammonium hodroksida dengan perbandingan 8:2:0.1. sampel dispotkan pada fase diam dan dielusikan, maka komponen
dalam sampel akan terpisah dan dibandingkan dengan standar kafei. hasil elusi dilihat dibawah sinar UV dan diukur luas
areanya dan dapat ditetapkan kadarnya.

CARA KERJA :
a. Pembuatan Standar Induk Kafein 10000 ppm
Ditimbang 1000 mg Dimasukkan ke Labu takr Ditera dengan Kloroform dan
standar Kafein 100 mL Homogenkan

b. Pembuatan Deret Standar Kafein 500,1000,1500 ppm


Larutan standar induk 10000 ppm

1.25 mL 2.50 mL 3.75 mL


500 ppm 1000 ppm 1500 ppm

Dimasukkan ke Labu takar 25 mL

Ditera dengan Kloroform dan


homogenkan
c. Preparasi Sampel Obat
Ditimbang 10 tablet obat. Cari Ditimbang Dimasukkan ke LT 25
Digerus
bobot rata-rata 250 mg mL
3x ulangan Ditera dengan kloroform,
Disaring, filtrat disimpan homogenkan
di tabung ulir
d. Preparasi Fase Gerak
Dipipet 8 mL kloroform, 2 mL Dimasukkan ke salah
Ditampung di tabung ulir
aseton, dan 0.1 mL NH4OH satu sisi chamber
dengan pipet mohr
Simpan di tempat yg Ditutup dan diamkan 15
datar menit agar jenuh
e. Pengukuran
Batas atas 5 cm dan
Disiapkan plat silica gel 60 Dispoting standar dan sampel
batas bawah lebih tinggi
F254 ukuran sesuai kebutuhan. dengan syringe 2μL
dari eluen

Dikeringkan plat Ditunggu proses elusi Dimasukkan ke chamber dengan


silica gel hingga batas atas pinset

Hasil elusi diamati


dengan HPTLC
Scanner 3 Camaag

PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


a. Pengkondisian
1. Detektor : Sinar UV
2. Lampu : Deuterium (D2)
3. Fasa diam : Silica gel 60 F254
4. Fasa gerak : Kloroform:aseton:NH4OH (8:2:0.1)
5. Suhu : 28 0C

b. Pengukuran
1. Bobor rata-rata per tablet : 0.6872 g
2. Bobot sampel :(1) 0.2497 g
(2) 0.2502 g
(3) 0.2504 g
3. Bobot Etiket : 65mg/tablet
4. Panjang Gelombang Max : 275 nm

c. Data Pembacaan Alat


Track Vial Uraian A. Fraction Height Area Rf
1 1 Std 1 500.00 μg 358.44 8680.20 0.28
2 2 Std 2 1000.00 μg 387.60 10659.68 0.26
3 3 Std 3 1500.00 μg 524.54 14867.05 0.25
4 4 Sampel 1 - 404.14 10244.25 0.24
5 5 Sampel 2 - 390.39 9585.02 0.24
6 6 Sampel 3 - 474.81 13788.22 0.25

Regression Via
Height : y = 257.4 + 0.1661x Area : y = 5215 + 6.187x
r = 0.93644 r = 0.97906
sdv = 10.39 % sdv = 7.98 %

d. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen


Nama Bahan atau Pengamatan Fisik
No.
Reagen Warna Bau Wujud
1 Standar Kafein Putih Bau Khas Kafein Kristal
2 Sampel Obat Puth Bau Khas Obat Padatan Kaplet
3 Aseton Tidak Berwarna Bau Khas Aseton Cair
4 Kloroform Tidak Berwarna Bau Khas Kloroform Cair
5 NH4OH Tidak Berwarna Bau Khas Amoniak Cair
6 silica gel 60 F254 Putih Tidak Berbau Lembaran

struktur kafein struktur silica gel

e. Tabel Data Pembuatan Larutan Standar Induk Kafein


Volume Labu Takar Warna Perhitungan Konsentrasi Standar
Bobot Kafein (mg)
(mL) Larutan Induk Kafein (mg/L)
tidak
1000 100 10000
berwarna

f. Data Pembuatan Deret Standar Kafein


Volume Konsentrasi Konsentrasi Deret
Volume labu takar yang
No. standar induk yang Standar yang Dibuat Luas Area Yc Luas
dipergunakan (mL)
dipindahkan (mL) (mg/L) Area
1 1.25 25 500 8680.20 8308.885
2 2.50 25 1000 10659.68 11402.31
3 3.75 25 1500 14867.05 14495.735
Slope 6.1869
Intersep 5215.46
Koef. Korelasi 0.9791

KURVA KALIBRASI DERET STANDAR KAFEIN


20000

15000
f(x) = 6.18685x + 5215.46
LUAS AREA

10000 R² = 1
5000

0
400 600 800 1000 1200 1400 1600
KONSENTRASI (mg/L)
15000
f(x) = 6.18685x + 5215.46

LUAS AREA
10000 R² = 1
5000

0
400 600 800 1000 1200 1400 1600
KONSENTRASI (mg/L)

g. Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar Kafein Dalam Tablet Obat
Bobot Bobot Volume C sampel
C terukur C sampel
Tablet Sampel Sampel Luas Area (mg/tablet
(mg/L) (mg/kg)
(mg) (mg) (L) )
249.7 0.025 812.8191244 10244.25 81379.57 55.92
687.2 250.2 0.025 706.2657087 9585.02 70570.11 48.50
250.4 0.025 1385.642128 13788.22 138342.86 95.07

h. Fish Bone Sumber Ketidakpastian Pengukuran Kafein

mPM m reg

Kadar Kafein (mg/Kg)


mET
mkal mkal
mM mLT

i. Data Ketidakpastian asal Kurva Kalibrasi


Deret Xi (mg/L) Yi (area) Yc (Area) (Yi-Yc)2 (Xi-Xr) (Xi-Xr)2
Standar
1 500 8680.20 8308.89 137874.829225 -500 250000.00
2 1000 10659.68 11402.31 551499.316899999 0 0.00
3 1500 14867.05 14495.74 137874.829224999 500 250000.00
jumlah 3000 34206.93 827248.975349998 500000.00
rata-rata 1000 11402.31
Yo 11205.83
slope 6.1869
intercept 5215.46
RSD = Ö∑(yi-yc)2/(n-2) 909.532
(Yo-Yr)2 38604.3904
b2∑(Xi-Xr)2 19138556.4613
1+1/n 1.3333
1+1/n+(Yo-Yr)2/b2∑(Xi-Xr)2 1.3354
mreg 169.8815

j. Data Ketidakpastian Asal Faktor Presisi Metode


Kadar Kafein dalam
ulangan Luas Area C Kafein terukur (mg/L) keterangan
sampel (mg/Kg)
1 10244.25 812.8191 81379.57
2 9585.02 706.2657 70570.11
3 13788.22 1385.6421 138342.86
Syarat Keberterimaan
rerata 11205.83 968.2423 96764.18
PM adalah RSD<5%
SD 2260.5751 365.3838490872 36411.55
%RSD 37.63
µpm 36411.55

k. Data ketidakpastian asal labu takar


Volume μ kal (μ kal)2
u k
Kalibrasi LT (mL)
25 0.04 1.732050808 0.02309401 0.000533333

Efek Koefisien Variasi μ ef (μef)2


k
Temperat Muai Air Suhu (0C)
ur
0.00021 8 1.732050808 0.02424871 0.000588
mLT 0.0335

l. Data Ketidakpastian Asal Penimbangan


m k m kal (μ kal)2
Kalibrasi
0.0004 2 0.0002 0.00000004
mm 0.0002828

m. Kuantifikasi ketidakpastian gabungan penetapam kafein dalam tablet obat


sumber
Ketidak- nilai(Xi) satuan mXi µXi/Xi (µXi/Xi)2
pastian
µreg 968.2423 mg/L 169.8815 0.1755 3.08E-02
µPM 96764.18 mg/Kg 36411.55 0.3763 1.42E-01
µLT 25 mL 0.0335 0.0013 1.79E-06
µm 0.2501 gram 0.000283 0.0011 1.28E-06
∑ 1.72E-01
µCSx/CSx 0.4152
µCSx 40175.4827
ketidakpastian gabungan yang diperluas 80350.97
Pelaporan (mg/Kg) (96764.18±80350.97)
Pelaporan (%b/b) (9.68± 8.04)
KESIMPULAN
Nilai koefisien korelasi regresi standar ( r ) = 0.97906 ; tidak memenuhi syarat keberterimaan r > 0.995
% RSD presisi sampel = 37.63 %; tidak memenuhi syarat keberterimaan %RSD < 5%
Kadar kafein dalam sampel tablet obat panadol dan ketidakpastian gabungan = (9.68± 8.04) %(b/b)

Bogor, Rabu 07 Februari 2018


Mengetahui Analis/ Praktikan
Instruktur/Asisten

Silvi Pirdani

TES FORMATIF
1. Mengapa perlu dihitung nilai ketidakpastian pengukuran?
jawab: Untuk memastikan dan mengukur kesalahan pada pengukuran sehingga pengukuran akan lebih
tepat, juga mengurangi angka kesalahan pada suatu pengukuran.
2. Mengapa pengukuran kafein dapat dilakukan menggunakan panjang gelombang elektromagnetik ultra violet?
jawab:
Karena kafein merupakan senyawa organik yang memiliki banyak gugus fungsi yang menyerap
radiasi sinar ultra violet. panjang gelombang senyawaa kafein berada diantara panjang gelombang
200-300nm. pada panjang gelombang ini, yang mengebabkan kafein tidak berwarna

3. Apa saja aspek kritis yang mempengaruhi kelinearan kurva kalibrasi ?


jawab :

Pembuatan kurva kalibrasi atau kurva standar adalah untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan
respon alat. Aspek kritis dalam pembuatan kurva kalibrasi adalah saat pembuatan deret standar seperti
kebersihan labu takar, ketelitian dalam menurunkan larutan induk dari buret dan saat menera labu takar serta
kehomogenan deret standar. hal tersebut akan mempengaruhi respon alat terhadap konsentrasi.
4. apakah ketidakpastian asal kurva kalibrasi merupakan sumber ketidakpastian terbesar pengukuran estimasi
ketidakpastian kadar kafein ? Jelaskan ?
jawab :
iya, karena kurva kalibrasi menyumbangkan ketidakpastian yang terbesar diantara sumber lainnya, hal tersebut
terjadi karena hilangnya kelinearitasan dari hubungan antara konsentrasi dengan luas area yang didapatkan
dari alat, yang diakibatkan oleh kurang tepatnya dalam pembuatan deret standar dan menentukan panjang
track x,y start dan y end pada alat.

Anda mungkin juga menyukai