Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) BERBANTUAN FLIPBOOK MAKER DAN
WONDERSHARE QUIZ CREATOR PADA MATERI
TEOREMA PYTHAGORAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
APRIL, 2016

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1


PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) BERBANTUAN FLIPBOOK MAKER DAN
WONDERSHARE QUIZ CREATOR PADA MATERI
TEOREMA PYTHAGORAS

Novrisya Kurniayu1), Jefri Marzal2), Rohati3)


1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
2) & 3) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
Email: novrisyakurniayu@yahoo.com

ABSTRAK
Salah satu penyebab rendahnya kualitas pemahaman siswa dalam matematika adalah
kurangnya penguasaan konsep, terbatasnya bahan ajar yang dapat memfasilitasi siswa dalam
memperkaya pengalaman, menumbuhkan motivasi belajar siswa serta menunjang kemampuan
pemecahan masalah. Pembelajaran dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang
berpengaruh saling mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maka diperlukan bahan
ajar yang tepat, salah satunya dengan menggunakan modul yang berbasis masalah. Dengan
menggunakan modul berbasis masalah siswa dituntut aktif dalam menemukan konsep
pembelajaran secara mandiri.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul matematika berbasis Problem
Based Learning (PBL) yang valid menurut ahli dan mengetahui efektivitas dari penggunaan
modul tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket penilaian ahli materi, desain, angket tanggapan
guru dan siswa, angket persepsi siswa dan tes hasil belajar siswa.
Setelah bahan ajar dibuat maka bahan ajar tersebut divalidasi oleh ahli. Validasi
dilakukan oleh satu ahli materi dan satu ahli desain media pembelajaran dengan nilai baik.
Untuk mengetahui keefektifan bahan ajar dilihat dari persepsi, hasil belajar, dan sikap siswa
selama mengikuti pembelajaran. Dari hasil analisis post-test diperoleh 82% nilai siswa
mencapai KKM, hasil analisis dari angket persepsi siswa menunjukkan respons positif, dan
siswa menunjukan antusias yang tinggi selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga
dapat dikatakan bahwa modul ini dikategorikan efektif digunakan dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: Pengembangan Modul Matematika, Problem Based Learning (PBL), Flipbook
Maker, Wondershare Quiz Creator, Teorema Pythagoras, Matematika.

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2


PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) BERBANTUAN FLIPBOOK MAKER DAN
WONDERSHARE QUIZ CREATOR PADA MATERI
TEOREMA PYTHAGORAS

Oleh:
Novrisya Kurniayu 1) Jefri 2), Rohati 3)
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
2) & 3) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
Email: novrisyakurniayu@yahoo.com

PENDAHULUAN otomatis dapat memicu terjadinya proses


Latar Belakang Masalah pembelajaran (Prastowo, 2014:18).
Seiring dengan perkembangan ilmu Pengembangan bahan ajar secara
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sudah berkelanjutan penting dilakukan oleh guru
sangat berkembang pesat. Perkembangan sebagai upaya untuk meningkatkan
teknologi tersebut membawa pengaruh kualitas pembelajaran. Salah satu bahan
terhadap dunia pendidikan, salah satunya ajar yang dapat meningkatkan kualitas
terhadap pengembangan bahan ajar pembelajaran adalah modul.
matematika. Bahan ajar merupakan Modul merupakan bahan ajar yang
komponen penting dalam kurikulum dan efektif digunakan dalam mencapai tujuan
menjadi salah satu faktor penentu pembelajaran. Menurut Daryanto (2013:9)
keberhasilan pencapaian tujuan kurikulum. modul adalah salah satu bentuk bahan ajar
Menurut Prastowo (2014:138) bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis,
adalah segala bahan (baik informasi, alat didalamnya memuat seperangkat
maupun teks) disusun secara sistematis pengalaman belajar yang terencana dan
yang menampilkan sosok utuh dari didesain untuk membantu peserta didik
kompetensi yang akan dikuasai peserta menguasai tujuan belajar yang spesifik.
didik dan digunakan dalam proses Modul juga berfungsi sebagai sarana
pembelajaran dengan tujuan untuk belajar yang besifat mandiri, sehingga
perencanaan dan penelaahan implementasi peserta didik dapat belajar secara mandiri
pembelajaran. sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Kedudukan materi bahan ajar yang Menurut Russel dalam Made Wena
penting sebagai salah satu komponen (2014:230), sistem pembelajaran modul
kurikulum mengharuskan pengembangan akan menjadikan pembelajaran lebih
bahan ajar secara berkelanjutan. efisien, efektif, dan relevan dibandingkan
Pengembangan bahan ajar merupakan dengan pembelajaran konvensional yang
suatu solusi untuk membantu siswa dan cenderung bersifat klasikal.
guru dalam pembelajaran matematika yang Keunggulan dan kelebihan modul
bertujuan meningkatkan kemampuan salah satunya ialah modul mempunyai self
berfikir kreatif siswa dalam pemecahan intsruction yang memungkinkan siswa
masalah yang kreatif. Kegiatan dapat belajar secara mandiri menggunakan
pembelajaran lebih efektif, efisien dan modul dan guru tidak lagi menjadi satu-
tidak melenceng dari kompetensi yang satunya sumber belajar bagi siswa.
akan dicapainya. Selain itu, kegiatan Pengembangan bahan ajar berbentuk
pembelajaran pun tidak membosankan dan modul akan memudahkan siswa untuk
tidak menjenuhkan. Dengan kondisi memahami materi pembelajaran. Tidak
pembelajaran yang menyenangkan, secara

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3


hanya itu saja, pertimbangan lain adalah (1993) dalam Sidhu (2010:24)
karakteristik siswa. pemanfaatan multimedia dalam
Berdasakan pengalaman penulis pembelajaran dapat meningkatkan hasil
selama melakukan pembelajaran didalam belajar 56% lebih besar, konsistensi dalam
kelas ketika melaksanakan Program belajar 50-60% lebih baik dan ketahanan
Pengajaran Lapangan (PPL), menunjukkan dalam memori 25-50% lebih tinggi.
bahwa setiap siswa memiliki perbedaan Sedangkan menurut Riyana (2007:6)
yang unik, mereka memiliki kekuatan, menyatakan bahwa multimedia interaktif
kelemahan, minat, dan perhatian yang dapat: 1) memperjelas dan mempermudah
berbeda-beda. Selain itu, terlihat juga penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
bahwa siswa belum difasilitasi belajar verbalistis, 2) mengatasi keterbatasan
sesuai dengan kecepatan yang dimiliki waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa
oleh siswa masing-masing. Untuk maupun guru, 3) dapat digunakan secara
memfasilitasi kecepatan belajar siswa yang tepat dan bervariasi, seperti meningkatkan
bervariasi tersebut, maka pembelajaran motivasi dan gairah belajar para siswa
dengan menggunakan modul adalah salah untuk menguasai materi pelajaran secara
satu opsi/pilihan yang dapat digunakan. utuh, mengembangkan kemampuan siswa
Dan diharapkan akan berpengaruh positif dalam berinteraksi langsung dengan
bagi hasil belajar siswa. lingkungan dan sumber belajar lainnya
Namun, modul yang beredar terutama bahan ajar yang berbasis ICT,
umumnya masih berbentuk cetak. Modul memungkinkan siswa untuk belajar secara
cetak kurang mampu untuk menyajikan mandiri sesuai kemampuan dan minatnya,
suatu materi yang memerlukan simulasi. dan memungkinkan para siswa untuk dapat
Sehingga siswa menjadi bosan dan mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
monoton karena masih disajikan dalam belajarnya.
format teks dan gambar diam saja. Modul Penelitian pengembangan modul ini
cetak membuat proses pembelajaran sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh
menjadi sedikit interaktif dan belum peneliti-peneliti terdahulu. Dari hasil
mampu menyampaikan pesan-pesan penelitian terdahulu yang relevan
historis melalui gambar bergerak (animasi) mengenai modul matematika antara lain
dan video. adalah penelitian yang dilakukan oleh
Untuk mengatasi kelemahan modul L.Hastiningrum, Supandi, dan A.Buchori
yang beredar, pengembangan modul (2014) tentang pengembangan modul
matematika yang memuat multimedia matematika SMA dengan pendekatan PBL
merupakan salah satu solusi yang dapat (Problem Based Learning) berbantuan
membuat proses pembelajaran lebih Flipbook Maker pada materi statistika.
menarik, lebih interaktif, mampu Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
mengembangkan indra auditif atau menunjukkan bahwa pelaksanaan
pendengaran siswa sehingga materi yang pembelajaran menggunakan modul
disampaikan lebih mudah dimengerti dan matematika mencapai indikator efektif,
membuat siswa lebih mengingat materi dengan terpenuhinya ketuntasan belajar
yang dipelajari lebih lama. Multimedia siswa dengan rata-rata 82,63 dari
yang baik mampu menghadirkan berbagai ketentuan KKM yaitu 70. Perbedaan
macam peristiwa-peristiwa yang dapat penelitian ini dengan penelitian terdahulu,
digunakan sebagai media pembelajaran dalam hal ini peneliti akan
layaknya persis dengan objek yang mengembangkan modul matematika pada
dihadirkan melalui berbagai manipulasi materi teorema Pyhagoras berbantuan
keadaan yang dapat disimulasikan. Flipbook Maker dan Wondershare Quiz
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Creator dengan menambahkan unsur
Mayer & McCarthy (1995) dan Walton multimedia didalamnya seperti

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4


penambahan video, animasi, dan kuis Perangkat lunak tersebut adalah Flipbook
interaktif yang dibuat menggunakan Maker dan Wondershare Quiz Creator.
software Wondershare Quiz Creator serta Flipbook Maker adalah software pembuat
memuat konsep pembelajaran Problem flipping book yang mudah digunakan
Based Learning (PBL). untuk mengubah file PDF ke flash flip
Modul matematika berbasis Problem book dengan efek lipatan halaman buku
Based Learning (PBL) berbantuan digital yang bisa dibolak-balik layaknya
Flipbook Maker dan Wondershare Quiz buku asli. Software ini biasa digunakan
Creator ini merupakan bahan ajar yang untuk menjadikan tampilan modul lebih
menghubungkan materi dengan kehidupan menarik dengan menambahkan ilustrasi,
sehari-hari dalam pemecahan masalah animasi, dan musik di dalamnya
yang mampu melibatkan siswa untuk aktif (Ramdania, 2013). Dan menurut Kuswari
dalam kegiatan pembelajaran. Menurut (2009) Wondershare Quiz Creator adalah
Arends (1997) dalam Trianto (2014:64), salah satu software yang berfungsi untuk
pengajaran berbasis masalah merupakan pembuatan soal, kuis atau tes secara online
suatu pendekatan pembelajaran dimana (berbasis web). Software ini dimanfaatkan
siswa mengerjakan permasalahan yang untuk pembuatan soal yang bersifat
autentik dengan maksud untuk menyusun interaktif pada akhir pertemuan sebagai
pengetahuan mereka sendiri, evaluasi dalam penggunaan modul agar
mengembangkan inkuiri dan keterampilan penyajian soal yang terkesan formatif
berpikir tingkat lebih tinggi, menjadi interaktif.
mengembangkan kemandirian dan percaya Modul matematika berbasis Problem
diri. Based Learning (PBL) berbantuan
Pada pembelajaran Problem Based software Flipbook Maker dan
Learning (PBL), siswa memperoleh Wondershare Quiz Creator diharapkan
pengetahuan pada saat memecahkan efektif digunakan oleh siswa dimana siswa
masalah melalui belajar mandiri. akan lebih mudah memahami konsep dan
Pembelajaran Problem Based Learning mau mencoba serta belajar mandiri
(PBL) dimulai dengan memberikan dirumah tanpa harus bergantung kepada
masalah kepada siswa yang erat kaitannya materi yang diajarkan guru disekolah.
dengan kehidupan sehari-hari. Karena Berdasarkan latar belakang di atas,
termotivasi oleh masalah yang menantang, maka penulis tertarik melakukan penelitian
maka siswa mengeksplorasi bekal yang berjudul “Pengembangan Modul
pengetahuannya dan mengembangkannya Matematika Berbasis Problem Based
sampai memperoleh solusi. Salah satu Learning (PBL) Berbantuan Flipbook
materi yang erat kaitannya dengan Maker dan Wondershare Quiz Creator
kehidupan sehari-hari adalah materi Pada Materi Teorema Pythagoras”.
teorema Pythagoras.
Dengan demikian, adanya modul METODE PENELITIAN
matematika berbasis Problem Based Metode yang digunakan dalam
Learning (PBL) pada materi teorema penelitian ini adalah model ADDIE
Pythagoras yang memuat unsur (Analysis, Design, Development,
multimedia diharapkan dapat Implementation, Evaluation) dengan
meningkatkan semangat dan motivasi langkah-langkah pada bagan berikut:
siswa dalam belajar matematika.
Pembuatan modul matematika ini
dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak/software yang bersifat open source
sehingga nantinya dapat menciptakan
suasana belajar aktif dan kondusif.

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5


Menurut Branch (2009:24) prosedur (Performance) diperoleh dari hasil
umum yang dilakukan pada tahap analisis observasi.
ialah memvalidasi kesenjangan kinerja Dalam penelitian pengembangan ini,
(Validate the performance gap), jenis data yang diambil yaitu data kalitatif
menentukan tujuan pengajaran (Determine dan data kuantitatif. Data kualitatif
Instructional Goals), analisis pembelajar diperoleh dari isian angket berupa saran
(Analyze learners), memeriksa sumber dalam perbaikan modul. Sedangkan data
yang dapat digunakan (Audit available kuantitatif diperoleh dari data hasil angket
resources) dan menyusun rencana kerja validasi ahli, tanggapan guru dan siswa
(Compose a project management plan). mengenai persepsi mereka tentang modul
Pada tahap desain ada 3 prosedur yang telah dibuat serta hasil post-test
umum yang dilakukan. Menurut Branch siswa.
(2009:60) prosedur umum yang dilakukan Instrumen penelitian adalah semua
pada tahap desain yaitu mengadakan atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
membuat hal yang dibutuhkan (Conduct a memeriksa, menyelidiki suatu masalah,
task inventory), menyusun evaluasi atau mengumpulkan, mengolah,
formatif, dan menghasilkan strategi menganalisa dan menyajikan data-data
pengujian (Generate Testing Strategies). secara sistematis serta objektif dengan
Menurut Branch (2009:83) Tujuan tujuan memecahkan suatu persoalan atau
dari tahap pengembangan pada model menguji suatu hipotesis (Setyosari,
ADDIE ialah menghasilkan dan 2013:200). Instrumen yang digunakan
memvalidasi sumber belajar yang telah di sebagai alat pengumpul data dalam
desain pada tahap sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah soal post-test dan
evaluasi formatif juga untuk melihat angket yang terdiri dari angket tertutup.
efektifitas dari bahan ajar yang dihasilkan
(Branch, 2009:122). Langkah yang umum HASIL PENGEMBANGAN
dilakukan pada tahap ini menurut Branch Hasil dari penelitian pengembangan
(2009:123) yaitu uji perorangan, uji coba ini berupa (1) sebuah modul matematika
kelompok kecil dan uji kelompok besar. berbasis Problem Based Learning (PBL)
Implementasi merupakan langkah berbantuan Flipbook Maker dan
keempat dari tahap pengembangan modul. Wondershare Quiz Creator pada materi
Menurut Branch (2009:133) tahap teorema Pythagoras kelas VIII SMP, (2)
implementasi merupakan tahap penarikan penilaian modul oleh ahli materi dan ahli
kesimpulan dari aktifitas pengembangan desain pembelajaran, (3) tanggapan guru
dan merupakan akhir dari evaluasi dan siswa terhadap penggunaan modul (4)
formatif. penilaian keterlaksanaan pembelajaran
Menurut Branch (2009:151) Tujuan disetiap pertemuan (5) hasil belajar siswa
dari tahap evaluasi adalah untuk setelah menggunakan modul matematika
menentukan kualitas produk dan proses berbasis Problem Based Learning (PBL)
pengajaran. Evaluasi di laksanakan baik berbantuan Flipbook Maker dan
sebelum maupun setelah tahap Wondershare Quiz Creator pada materi
implementasi, artinya setiap langkah teorema Pythagoras kelas VIII SMP
pengembangan dengan model ADDIE dengan memberikan post-test kepada
dilaksankan evaluasi guna untuk siswa kelas VIII-J SMP N 11 Kota Jambi.
menghasilkan sumber belajar yang efektif. Penelitian pengembangan ini
Menurut Branch (2009:154) ada 3 level menggunakan model ADDIE yang terdiri
evaluasi pada model ADDIE yaitu persepsi dari 5 tahap pengembangan yaitu analisis
(perception) yang datanya di peroleh dari (analyze), desain (design), pengembangan
angket persepsi, pengetahuan (Learning) (development), pelaksanaan
diperoleh dari hasil post test dan prestasi

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6


(implementation), dan evaluasi terhadap modul yang telah dibuat yang
(evaluation). terdiri dari validasi desain dan validasi
Pada tahap analisis peneliti materi.
melakukan analisis masalah, analisis Setelah modul didesain dan
tujuan, analisis peserta didik, analisis divalidasi maka dilakukan tahap penelitian
sumber daya, serta menganalisis rencana selanjutnya yaitu pengembangan
kerja. Dari hasil analisis masalah yang (development). Modul yang telah didesain
telah dilakukan diperoleh kesimpulan di uji coba terlebih dahulu. Tahap uji coba
bahwa motivasi belajar siswa khusus nya ini merupakan tahap evaluasi forrnatif
pada pelajaran matematika masih kurang. yang bertujuan untuk melihat keefektifan
Dari analisis masalah yang telah diperoleh modul.
maka ditetapkanlah tujuan penelitian yaitu Pada tahap ujicoba perorangan
mengembangkan sebuah modul yang peneliti meminta pendapat dari seorang
memuat multimedia untuk membantu guru. Subjek ujicoba perorangan
proses pembelajaran sehingga motivasi menunjukkan respon positif terhadap
belajar siswa yang tadi rendah dapat penggunaan dan tampilan modul untuk
ditingkatkan lagi dengan bantuan sebuah digunakan saat proses pembelajaran di
modul yang memuat multimedia. kelas. Selanjutnya pada tahap uji coba
Selanjutnya peneliti mengadakan analisis kelompok kecil peneliti dengan bantuan
pembelajar yaitu dengan cara pengamatan guru mata pelajaran matematika memilih 8
dan wawancara dengan beberapa siswa orang subjek uji coba yaitu siswa kelas
kelas VIII SMPN 11 Kota Jambi. VIIID yang memiliki kemampuan berbeda.
Tahap analisis selanjutnya yaitu Hasil angket respon yang diberikan pada
analisis sumber yang terdiri dari analisis subjek uji coba kelompok kecil yaitu
content, teknologi dan fasilitas pengajaran. terdapat satu aspek yang harus di perbaiki
Hasil dari analisis teknologi dan fasilitas oleh peneliti yaitu penggunaan audio
pengajaran yaitu berdasarkan hasil background pada modul yang tidak
observasi dan pengamatan diketahui sinkron dengan tampilan modul tersebut
bahwa SMPN 11 Kota Jambi memiliki dan agak sedikit membosankan bagi siswa.
fasilitas teknologi yang memadai untuk Pada tahap uji coba kelompok besar
proses pembelajaran berbasis ICT subjek uji cobanya yaitu siswa/i kelas
sedangkan hasil dari analisis content yaitu VIIIE SMPN 11 Kota Jambi. Pada tahap
diperolehnya informasi bahwa siswa kelas ini siswa diberikan angket persepsi siswa
VIII masih banyak yang tidak senang setelah melaksanakan pembelajaran
belajar matematika karena banyak siswa menggunakan modul yang telah
yang beranggapan bahwa pelajaran dikembangkan. Berdasarkan hasil angket
matematika itu sulit, mungkin ini persepsi yang diberikan kepada subjek uji
dikarenakan kemampuan siswa yang coba diperoleh aspek materi, bahasa dan
kurang dalam memahami hal-hal yang ketertaikan terhadap modul secara
abstrak. Pada tahap akhir analisis ini keseluruhan dinilai “sangat baik”.
dilaksanakan analisis rencana kerja. Sehingga dapat disimpulkan tanggapan 30
Dimana produk yang akan dihasilkan orang siswa pada uji coba kelompok besar
dalam pengembangan ini adalah bahan ajar terhadap modul matematika yang dibuat
multimedia untuk model pembelajaran memberikan respon sangat positif.
Problem Based Learning (PBL). Selain melihat persepsi dan
Setelah analisis selesai, dilanjutkan tanggapan siswa terhadap penggunaan
dengan mendesain modul. Pada tahap ini, modul matematika berbasis Problem
peneliti membuat modul berdasarkan Based Learning (PBL) berbantuan
storyboard yang telah dirancang terlebih Flipbook Maker dan Wondershare Quiz
dahulu. Selanjutnya dilakukan validasi Creator pada materi teorema Pythagoras

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7


dalam proses pembelajaran, peneliti juga dikembangkan berdasarkan model
melihat bagaimana hasil belajar siswa pengembangan ADDIE yang meliputi
setelah penggunaan modul dalam proses Analysis (Analisis), Design
pembelajaran dengan melaksanakan post- (Perancangan), Development
test. (Pengembangan), Implementation
Setelah tahap pengembangan selesai (Penerapan), dan Evaluation
dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan (Evaluasi). Dengan masing-masing
(implementasi). Tahap implementasi tahap meliputi langkah-langkah
dilaksanakan di kelas VIIIJ dengan jumlah sebagai berikut: (1) Tahap Analisis
siswa sebanyak 34 orang. Pada tahap (Analysis), peneliti mengidentifikasi
implementasi peneliti melaksanakan kesenjangan pelaksanaan dan
evaluasi pada 3 aspek yaitu persepsi, menentukan solusi atas kesenjangan
pengetahuan dan prestasi. tersebut dan dilanjutkan dengan
Ketiga aspek evaluasi yang membuat rancangan kerja; (2) Tahap
dilaksanakan oleh peneliti yaitu dengan Perancangan (Design), peneliti
menyebarkan angket tertutup untuk melakukan penyusunan garis besar isi
melihat persepsi siswa, melaksanakan modul, penyusunan desain isi modul,
post-test untuk mengetahui hasil belajar dan penyusunan instrument penilaian
siswa, serta melaksanakan observasi dan modul; (3) Tahap Pengembangan
mengamati sikap siswa selama proses (Development) meliputi pengumpulan
pembelajaran menggunakan modul dengan referansi, penulisan draf modul,
meminta bantuan dari serang guru penyuntingan dan validasi penilaian
matematika. Hasil dari angket persepsi modul; (4) Tahap Pelaksanaan
siswa pada tahap implementasi yaitu (Implementation) modul yang telah
diperoleh presentase aspek efektifitas dinyatakan valid dan layak oleh
penggunaan modul sebesar 83% dengan penilai selanjutnya diujicobakan
kategori positif. Hasil dari lembar dalam pembelajaran siswa kelas VIII-
keterlaksanaan pembelajaran diperoleh J SMP N 11 Kota Jambi pada materi
rerata persentase aktivitas 94% dengan teorema Pythagoras; (5) Tahap
kategori “sangat baik”. Adapun Evaluasi (Evaluation) meliputi
pelaksanaan post-test pada tahap penilaian yang dilakukan siswa
implementasi diperoleh hasil presentase melalui angket respon siswa untuk
siswa yang tuntas dengan KKM 75 adalah mengetahui tanggapan siswa terhadap
sebesar 82%. pembelajaran, post-test untuk melihat
ketercapaian belajar siswa, dan lembar
SIMPULAN DAN SARAN observasi siswa untuk melihat
Simpulan keterlaksanaan pembelajaran dengan
Berdasarkan penelitian mengenai menggunakan modul setelah uji coba
pengembangan modul matematika berbasis dalam pembelajaran menggunakan
Problem Based Learning (PBL) modul matematika berbasis Problem
berbantuan software Flipbook Maker dan Based Learning (PBL) berbantuan
Wondershare Quiz Creator pada materi software Flipbook Maker dan
teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Wondershare Quiz Creator pada
yang telah dilakukan dapat disimpulkan materi teorema Pythagoras.
sebagai berikut: 2. Modul yang dikembangkan dalam
1. Modul matematika berbasis Problem penelitian ini dikategorikan efektif
Based Learning (PBL) berbantuan tergambar dari persepsi siswa dan
software Flipbook Maker dan observasi aktifitas siswa yang
Wondershare Quiz Creator pada mengikuti pembelajaran dengan
materi teorema Pythagoras ini menggunakan modul matematika

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8


berbasis Problem Based Learning bahan ajar yang sesuai dengan
(PBL) berbantuan software Flipbook kebutuhan peserta didik seperti modul
Maker dan Wondershare Quiz Creator dan menggunakannya dalam kegiatan
pada materi teorema Pythagoras di pembelajaran. Pendidik dapat
kelas VIII SMP yang menunjukkan menggunakan modul ini karena
adanya respon positif dari siswa, hal didalam modul matematika ini
ini dapat dilihat dari angket yang memuat penanaman konsep yang
diberikan bahwa hasil respon siswa berdasarkan pada kehidupan sehari-
terhadap penggunaan modul hari. Dan telah terbukti efektif
matematika diperoleh persentase 83% digunakan dalam pembelajaran
dengan kategori “positif” atau dikelas yaitu dengan adanya aktivitas
mendapat respon positif oleh siswa. belajar siswa yang sangat baik,
Ini berarti menunjukkan bahwa modul pencapaian KKM siswa yang sangat
matematika yang dikembangkan baik, dan mendapat respon positif dari
menurut pandangan siswa sudah siswa.
sangat baik sehingga dapat menarik 2. Bagi pembaca yang tertarik dengan
minat dan motivasi siswa dalam penelitian ini atau penelitian sejenis
proses kegiatan pembelajaran. dapat mencari penilaian kualitas
Kemudian juga dilihat keterlaksanaan modul berdasarkan aspek-aspek
pembelajaran dengan menggunakan penilaian yang lebih lengkap dan
lembar observasi aktivitas siswa mendalam agar diperoleh hasil
berdasarkan hasil observasi aktivitas pengembangan modul yang
siswa diperoleh persentase penilaian mempunyai kualitas yang benar-benar
94% yang termasuk kategori “sangat bagus. Modul juga perlu diujicobakan
baik”, ini berarti bahwa modul pada beberapa kelas dari bermacam-
matematika yang dikembangkan macam sekolah sehingga keefektifan
sudah efektif untuk meningkatkan penggunaan modul akan lebih terlihat.
aktivitas belajar siswa. Selain dari 3. Pembaca atau peneliti lain juga dapat
persepsi dan observasi aktifitas siswa, mengembangkan modul dengan
hasil belajar siswa yang mengikuti pendekatan lain yang lebih relevan
pelajaran dengan menggunakan modul dengan tujuan pembelajaran seperti
matematika ini memperoleh Problem Based Learning (PBL).
persentase ketuntasan siswa adalah
82%. Dari hasil perhitungan DAFTAR RUJUKAN
persentase tersebut, dapat dilihat Branch, R. (2009). Instruction Design: The
bahwa pembelajaran dengan ADDIE Approach. New York:
menggunakan modul matematika ini Springer.
telah memenuhi standar ketuntasan Daryanto. (2013). Menyusun Modul.
kelas yaitu 80% siswa telah tuntas. Yogyakarta: Gava Media.
Berdasarkan analisis persepsi, Kunandar. (2013). Penilaian Autentik
observasi aktifitas siswa dan hasil (Penilaian Hasil Belajar Peserta
belajar siswa selama menggunakan Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).
modul matematika ini, maka Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.
dinyatakan bahwa modul matematika
L.Hastiningrum, S., A.Buchori. (2014).
ini telah memenuhi tiga kategori untuk
Pengembangan Modul Matematika
menentukan efektifitas sebuah bahan
SMA dengan Pendekatan PBL
ajar.
(Problem Based Learning) Berbantuan
Saran
Flipbook Maker Pada Materi
1. Pendidik sebaiknya selalu berkreasi
Statistika. Pendidikan Matematika
dan berinovasi untuk mengembangkan
Universitas PGRI Semarang.

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9


Nurrokhmah, F. (2014). Pengembangan
perangkat pembelajaran dengan
pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik pada materi Teorema
Pythagoras untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah
siswa SMP kelas VIII. UNY,
Yogyakarta.
Prastowo, A. (2014). Pengembangan
Bahan Ajar Tematik. Jakarta:
Prenandamedia.
Ramdania, D. R. (2013). Penggunaan
Media Flash Flip Book Dalam
Pembelajaran Teknologi Informasi
Dan Komunikasi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. UPI, Bandung.
Riyana, C. (2007). Pedoman
Pengembangan Modul Multimedia
Interaktif. Bandung: Program P3AI
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sidhu, M. S. (2010). Technology-Assisted
Problem Solving for Engineering
Education: Interactive Multimedia
Applications. New York: IGI Global.
Wena, M. (2014). Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.

Novrisya Kurniayu: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 10

Anda mungkin juga menyukai