Anda di halaman 1dari 11

BAB II

Bahan tambal

2.2.1 Semen Glass Ionomer

Semen Glass Ionomer merupakan materi plastis yang terdiri dari glass aluminosilikat
dengan kandungan fluor yang tinggi, berinteraksi dengan asam polialkenoic. Semen glass
ionomer memberikan estetik yang baik, terutama sebagai restorasi pada gigi anterior.
Kelebihan dari semen glass ionomer adalah bersifat adhesif. Semen glass ionomer mampu
berikatan dengan enamel dan dentin secara kimia. Ikatan tersebut bersifat adhesif dan
memerlukan ikatan mekanik dengan kavitas yang telah dipreparasi sehingga menghasilkan
penutupan yang baik. Keunggulan lain dari semen glass ionomer adalah bersifat
antikariogenik, yaitu dapat mencegah terjadinya karies, disebabkan terjadinya pembebasan
flouride oleh semen. Demikian halnya dengan enamel yang berkontak dengan restorasi semen
tersebut, akan memperoleh flouride sehingga dapat meningkatkan daya tahan terhadap asam.
Kekurangan dari semen glass ionomer adalah ketahanan terhadap abrasi yang kurang. Semen
glass ionomer kurang kuat, tidak dapat menahan gaya mastikasi yang besar. Semen ini juga
tidak tahan terhadap keausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya,
seperti komposit dan keramik

nama penulis : Harald O.Heymann DDS MEd , Edward J. Swift Jr. DMD MS , Andre
V. Ritter DDS MS

judul buku/jurnal : Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry

edisi : 6th Edition

tahun: 2012

volume: -

penerbit (kalau buku): elsevier


Gambar (..) Powder dan Liquid Glass Ionomer Cement

a. Komposisi Semen Glass Ionomer

- Liquid (Larutan Poliakrilat) : asam poliakrilat,asam polimaleat.kopolimer asam


akrilat-asam itakonat, kopolimer asam maleat, kopolimer asam akrilat-asam2-
butendikarboksilat dan vinyl phosponic acid.

-Bubuk : calcium alumunium fluorosilicate glass

-Asam Tartarat (5-15%) : accelerator/ untuk mengontrol reaksi pengerasan

b. Reaksi Pengerasan Semen Glass Ionomer

1. Dissolution : terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari


partikel glass (kalsium,stronsium,alumunium) akibat serangan dari rantai polyacid
cement sol

2. Gelation/Hardening : ion kalsium/stronsium&alumunium terikat pada polianion


pada grup polikarboksilat

3. Hydration of Salt : terjadi proses hidrasi yang progresif dari garam


matriks,peningkatan sifat fisik GIC.

C. Klasifikasi GIC

Tipe 1-Lutting : untuk merekatkan crowns,bridges,inlay

Tipe 2-Restorasi : untuk restorasi estetik

Tipe 3-Lining or Base : line digunakan untuk perlindungan dibawah restorasi


amalgam/metal, base digunakan untuk dikombinasikan dengan resin komposit dalam
teknik laminasi
nama penulis : Graham J Mount

judul buku/jurnal : An Atlas of Glass-Ionomer Cements: A Clinician’s Guide

edisi : 3rd Edition

tahun: 2007

volume: -

penerbit (kalau buku): martin yunitz

2.2.2 Resin Komposit

Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi estetik yg banyak digunakan
saat ini. Terdiri dari empat komponen utama, yaitu matriks organik, filler anorganik, coupling
agent, dan sistem inisiatior-akselerator

nama penulis : Power JM. Sakaguchi RL. Craig

judul buku/jurnal : Restorative dental material

edisi : 12th Edition

tahun: 2006

volume: -

penerbit (kalau buku): Mosby

Ukuran dan filler bermacam-macam. Filler jenis hybrid muncul sekitar tahun 1980.
Ukuran partikel filler ratarata 0,5-1 µm dengan 75%-80% dari berat. Komposit ini kuat dan
mempunyai permukaan yang lebih halus dari microfill setelah pemolesan. Filler nanofill
terdiri dari zirkonia-silika, nanocluster dan partikel nano silika. Filler ini mempunyai ukuran
yang sangat kecil, yaitu kurang dari 20 nm atau berkisar antara 0,05-0,01µm, sehingga
komposit ini lebih mudah dipoles. Beberapa sifat bahan komposit resin diantaranya adalah
memiliki nilai estetik yang baik, koefisien ekspansi termal tiga kali lebih besar dibandingkan
struktur gigi, dan modulus elastisitas rendah, yaitu 2.000 lbs/in2

Kekurangan dari komposit adalah penyusutan yang terjadi selama polimerisasi.


Penyusutan ini mengakibatkan masalah dalam jangka waktu yang lama. Perkembangan
dental komposit resin menyebabkan restorasi ini menjadi bahan alternatif sebagai pengganti
dari dental amalgam untuk gigi posterior, yaitu dengan menggunakan komposit hight strength
untuk gigi posterior.

nama penulis : Kenneth M, Louis H Berhamm

judul buku/jurnal : Cohen’s Pathways of the pulp

edisi : 10th Edition

tahun: 2011

volume: -

penerbit (kalau buku): Elsevier

a. Komposisi Resin Komposit

- Matriks Resin

Resin adalah komponen aktif kimia dalam komposit. Bentuknya adalah


monomer cair. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis-GMA), Urethane
Dimethacrylate (UEDMA) dan Trietilen Glycol Dimethacrylate (TEGDMA)
merupakan Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit.gam Kegunaan
matriks resin ini adalah untuk membentuk ikatan silang polimer yang kuat pada bahan
komposit dan mengontrol konsistensi pada resin komposit. Matriks resin mengandung
monomer dengan viskositas tingga (kental) yaitu BISGMA yang disintesis melalui
reaksi antara bisphenol A dan glycidyl methacrylate oleh Bowen. Monomer dengan
viskositas rendah juga terkandung didalamnya yaitu TEGDMA dan UDMA. Matriks
resin memiliki kandungan ikatan ganda karbon reaktif yang dapat berpolimerisasi bila
terdapat radikal bebas.
-Partikel Bahan Pengisi (Filler)

Partikel bahan pengisi (filler) adalah material anorganik yang ditambahkan


pada matriks resin. Partikel bahan pengisi yang benar-benar berikatan dengan matriks
akan meningkatkan sifat bahan matriks, sifatnya seperti mengurangi pengerutan
ketika terjadi polimerisasi matriks resin, mengurangi penyerapan air dan ekspansi
koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan,
kekerasan, dan ketahanan abrasi atau pemakaian. Filler yang digunakan dalam resin
komposit adalah partikel silika anorganik.

-Bahan Coupling

Matriks resin dan partikel bahan pengisi yang saling berikatan memungkinkan
matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel pengisi yang
lebih kaku. Ikatan antara keduanya diperoleh dengan adanya bahan coupling yaitu
bahan interfasial yang menyatukan matriks resin dan filler, bahan ini berfungsi untuk
mengikat filler ke matriks dan juga sebagai bahan stress absorber yang akan
meneruskan tekanan dari matriks ke partikel pengisi. Adapun kegunaannya yaitu
untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin dan untuk menstabilkan hidrolitik
dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari
penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering digunakan adalah
organosilanes (3-metoksi-profil-trimetiksilane). Selain itu, zirconates dan titanates
juga sering digunakan.

B. Jenis-jenis Resin Komposit

Sejumlah sistem klasifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin.


Jenis-jenis resin komposit dapat dikasifikasikan berdasarkan ukuran partikel bahan
pengisi, polimerisasi, dan viskositas.

-Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Ukuran Partikel

a. Komposit tradisional (macrofiller) Komposit tradisional sudah digunakan


sejak akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Kemudian sudah mengalami
sedikit modifikasi selama bertahuntahun. Komposit tradisional disebut juga komposit
konvesional/ komposit berbahan pengisi makro/ ukuran partikel pengisi relatif besar.
Bahan pengisi yang sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz giling.
Resin komposit tradisional memiliki ukuran partikel relatif besar, sekitar 8-12 µm.
bahan ini mempunyai permukaan yang kasar dan cenderung berubah warna.

b. Komposit berbahan pengisi mikro (microfiller) Untuk mengatasi masalah


kekasaran permukaan pada resin komposit tradisional, dikembangkan suatu bahan
yang menggunakan partikel silika koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Partikel
individu berukuran 0,04-0,4 µm. Karena memiliki ukuran filler yang kecil komposit
ini memiliki ikatan yang lemah sehingga kekuatannya rendah, tetapi memiliki nilai
estetis yang bagus dan permukaan yang halus.

c. Komposit hibrid Komposit hibrid merupakan kombinasi dari dua komposit


dengan ukuran partikel yang berbeda. Ada dua jenis resin komposit. Komposit
mikrohibrid yaitu gabungan komposit tradisional dan mikro. Rata-rata ukuran partikel
komposit mikrohibrid adalah 0,4-,1 µm. Katagori bahan komposit ini dikembangkan
dalam rangka memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik daripada komposit
partikel kecil sehingga estetisnya setara dengan komposit berbahan mikro. Sifat-sifat
umum seperti sifat fisik dan mekanik dari komposit mikrohibrid berada diantara
bahan komposit tradisional dan bahan pengisi mikro, sehingga mikrohibrid lebih
unggul sifat-sifatnya dibandingkan dengan komposit berbahan mikro. Sedangkan,
komposit nanohibrid merupakan gabungan dari komposit microfiller dan komposit
nanofiller, rata-rata berukuran 0,2-3 µm. Komposit nanohibrid memiliki sifat fisik dan
mekanis yang baik serta mudah dipoles (permukaannya halus).

d. Komposit Nanofiller Komposit nanofiller memiliki filler yang tinggi,


memiliki estetis yang baik, serta kekuatan dan ketahanan yang hampir sama dengan
mikrofiller. Nanofiller memiliki partikel kecil dengan ukuran rata-rata 0,02-0,1
µm.18.
Gambar (keberapa) Jenis Filler Komposit sumber: http://www.dentistrytoday.com/

-Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Polimerisasi

a. Resin komposit diaktivasi kimia Resin ini disebut juga resin komposit self-
cured, yang terdiri dari dua pasta. Salah satu pasta berisi inisiator benzoyl peroxide
dan pasta lainnya berisi activator tertiary amine. Kedua bahan tersebut dicampur
sekitar 20-30 detik, maka amine akan bereaksi dengan benzoyl peroxide dan
membentuk radikal bebas sehingga mekanisme pengerasan dimulai.

b. Resin komposit diaktivasi oleh sinar Bahan resin komposit yang


dipolimerisasi dengan sinar dipasarkan dalam bentuk suatu pasta dalam sebuah tube.3
Resin ini merupakan tipe resin komposit paling sering digunakan pada praktek/ klinik
dokter gigi. Resin ini mudah dimanipulasi karena mengeras bila sudah diaplikasikan
sinar (working time dapat dikontrol). Blue light memiliki panjang gelombang sekitar
468 nanometer (nm) sebagai aktivasi setiap inisiator (camphoroquinone) dan akan
bereaksi dengan accelerator (amine organik). Bila tidak di curing dengan blue light,
maka kedua komponen ini tidak bereaksi.

c. Resin komposit dual-cured Resin ini merupakan sistem dua pasta, yang
mengandung inisiator dan aktivator cahaya dan kimia. Keuntungannya ketika dua
pasta dicampur dan ditempatkan, lalu di curing dengan light cure unit sebagai reaksi
pengerasan awal kemudian secara kimia akan melanjutkan reaksi pengerasan pada
bagian yang tidak terkena sinar sehingga pengerasan sempurna.

- Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas

a. Resin komposit packable Resin komposit ini memilik viskositas yang


tinggi. Resin ini memiliki filler 70% volume. Komposisi filler yang tinggi
menyebabkan peningkatan viskositas resin komposit sehingga resin komposit ini
menjadi kental dan sulit mengisi celah kavitas yang kecil. Sebaliknya, dengan
semakin besarnya komposisi filler akan dapat mengurangi pengerutan selama
polimerisasi.
b. Resin komposit Flowable Resin komposit flowable memiliki viskositas/
kekentalan yang rendah. Komposisi filler yang rendah dan kemampuan flow yang
tinggi sehingga dapat dengan mudah mengisi atau menutup kavitas kecil.

nama penulis : Wahdaniah Masdy

judul buku/jurnal : Pengaruh Metode Penyinaran Yang Berbeda


Terhadap Kekuatan Ikatan Komposit Mikrohibrid Dengan Base Berbasis Resin

edisi : -

tahun: 2014

volume: -

2.2.3 Bahan Tambal Lain

a. Dental Amalgam

Dental amalgam merupakan campuran beberapa logam (alloy) yang dikombinasikan


dengan merkuri menjadi satu kesatuan hingga membentuk massa yang plastis dan solid.
Campuran logam dan merkuri ini disebut dental amalgam. Hasil campuran ini memiliki
kekerasan dan kekuatan yang lebih besar dibandingkan bahan tambal lainnya Alloy yang
terdapat pada dental amalgam konvensional yaitu campuran dari silver, tin, cooper, zinc.
Silver meningkatkan kekuatan, setting expansion, dan resistensi terhadap tarnis, namun
menurunkan creep. Tin mengurangi kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap tarnis,
namun mengendalikan reaksi antara silver dan merkuri. Tanpa tin reaksi pengerasan akan
terlalu cepat terjadi.

nama penulis : Annusavice, Shen, Rawls

judul buku/jurnal : Phillips Science of Dental Materials

edisi : 11th Edition

tahun: 2003

volume: -

penerbit (kalau buku): Elsevier Saunders


Gambar (...). Alat dan Bahan dalam Restorasi Amalgam

Sifat penting dari amalgam diantaranya adalah koefisien ekspansi termal 2,5 kali lebih
besar dibandingkan struktur gigi. Kekuatan tekan amalgam sangatlah penting karena restorasi
amalgam harus dapat menahan daya kunyah dari gigi selama proses pengunyahan
berlangsung. Kurangnya kekuatan tekan 38 amalgam berpengaruh terhadap kerusakan
marginal dari restorasi ataupun terjadinya fraktur. Hal ini dapat meningkatkan resiko korosi,
terjadinya karies sekunder dan kegagalan klinis yang lain

nama penulis : Harald O.Heymann DDS MEd , Edward J. Swift Jr. DMD MS , Andre
V. Ritter DDS MS

judul buku/jurnal : Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry

edisi : 6th Edition

tahun: 2012

volume: -

penerbit (kalau buku): elsevier


B. Kompomer

Kompomer pada dasarnya ialah campuran antara glass ionomer semen dengan komposit,
dimana komponen resinnya polycarboxylic acid methacrylate ikatan silang antara gugus
methacrylate-komposit-karboksil yang berdasarkan reaksi asam-basa seperti glass-ionomer
Berisi pasta yaitu Ca, Al, F, Mengeras dengan polimerisasi C=C dari metakrilat (reaksi asam
basa yang tertunda di antara glass dan molekul asam). Berikatan dengan gigi melalui bahan
adhesif (memerlukan etsa asam) Sifat kompomer antara lain; kuat, biokomptabilitas,
kelarutan rendah dan lebih kuat terhadap keausan daripada resin komposit, juga pelepasan
Fluoride yang lebih rendah dari GIC. Pelepasan maksimal pada 24-48 jam pertama. Tetapi
dapat mengabsorbsi Fluoride pada pemberian aplikasi fluoride topikal disimpan untuk
cadangan pelepasan.

Gambar (..). Contoh Bahan Restorasi Kompomer

nama penulis : Irawati Utani Idrus

judul buku/jurnal : Penggunaan Bahan Tumpatan Resin Komposit Dengan Prosedur


Etsa Asam

edisi :

tahun: 2001

volume: -

penerbit (kalau buku):


C. Semen Silikat
Semen ini didasari oleh terbentuknya reaksi antara bubuk kaca silikat dengan
asam telah digunakan di kedokeran gigi sejak lebih dari 100 tahun yang lalu.
Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi
anterior. Akan tetapi, karena kekuatan tariknya kurang baik dan sangat getas,
maka bahan ini tidak dapat digunakan untuk restorasi pada sudut insisal dan
permukaan oklusal gigi posterior. Di samping itu, semen ini mudah larut
terhadap asam yang terbentuk dalam plak yang melekat di atasnya. Saat ini,
semen silikat oleh dokter gigi mulai jarang digunakan karena banyak
kekurangannya.

D. Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin

Semen ionomer kaca modifikasi resin (SIKMR) merupakan salah satu keberhasilan
pada modifikasi matriks organik yang terkandung dalam semen ionomer kaca. SIKMR adalah
semen hibrida yang mengeras melalui dua mekanisme, yaitu melalui reaksi asam-basa dan
sebagian melalui polimerisasi radikal bebas. SIKMR adalah semen ionomer kaca
konvensional yang ditambahkan resin. Resin pada SIKMR akan mengalami polimerisasi
dengan blue light curing unit. Komposisi dari semen ini berupa serbuk dan cairan. Perbedaan
SIK dengan SIKMR adalah pada ionomer kaca modifikasi resin mengandung monomer
hidrofilik (HEMA).

nama penulis : RIEZKY RHAMDANI

judul buku/jurnal : PENGARUH PENGHALUSAN DINDING AKSIAL


PREPARASI TERHADAP KEKUATAN TARIK SEMEN LUTING PADA LEMPENG
LOGAM

edisi :

tahun: 2011

volume: -

penerbit (kalau buku):

Anda mungkin juga menyukai