Anda di halaman 1dari 10

Nama : Imron rusydi S

Nim :15130009

Pada tanggal 27 September 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),


mendeklarasikan suatu rencana pembangunan global yang terkenal dengan nama TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN alias SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALs (SDGs).
Deklarasi itu menandai dimulainya suatu masa pembangunan baru yang berjangka waktu 15
tahun, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2016. Namun demikian banyak kalangan di dunia
belum tahu, apa dan mengapa SDGs, dll. Oleh karena itu diskursus/diskusi terfokus ini
menjadi ajang bagi peserta diskusi untuk berkenalan dengan SDGs dan mengetahui
relevansinya bagi pembangunan di tingkat lokal, di tempat di mana para peserta diskusi
berada. Harapannya, sesudah berkenalan dengan SDGs, para peserta dapat melibatkan diri
secara aktif dalam berbagai tahapan pembangunan: perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring dan evaluasi.

II. SDGs: Proposal Pembangunan Bangsa-Bangsa

SDGs adalah sebuah proposal pembangunan bangsa-bangsa yang merupakan kelanjutan


dan penyempurnaan dari proposal pembangunan terdahulu yang terkenal dengan nama
Milenium Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Milienium. Proposal itu berisi
tujuan-tujuan pembangunan dan target-target yang hendak dicapai, dalam mana tujuan-
tujuan dan target-target itu merupakan tanggapan terhadap isu-isu krusial atau persoalan-
persoalan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia, seperti isu kemiskinan, kematian ibu
dan bayi, air dan kebersiahan, dll.

 Pentingnya memiliki Tujuan Pembangunan (Berkelanjutan)

Setelah melihat sejumlah contoh kemajuan dalam upaya pengentasan kemiskinan,


pengendalian penyakit dan peningkatan akses kepada sekolah dan infrastruktur di negara-
negara termiskin di dunia, khususnya Afrika, yang merupakan hasil dari MDGs, Jeffrey D
Sachs, menyatakan bahwa tujuan global telah membangkitkan upaya global. Pentingnya
tujuan itu mengingatkan Jeffrey, dan tentu siapa saja yang sependapat, apa yang disampaikan
oleh Presiden Amerika Serikat, John F, Kennedy, pada tahun 1963 , “Saat kita bisa
mendefinisikan tujuan dengan lebih jelas, menjadikannya lebih mudah diatur dan diterapkan,
kita akan membuatnya terlihat nyata bagi semua orang sehingga mereka mampu merajut
harapan dan melangkah menuju pencapaian tanpa halangan apapun.” Lebih lanjut Jeffrrey D
Sachs, memberikan empat (4) alasan utama mengenai pentingnya memiliki Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan.
Pertama, Tujuan Penting untuk Mobilisasi Sosial.

Dalam dunia yang hiruk pikuk dewasa ini, kesepakatan mengenai suatu tujuan global
bersama akan membantu individu, lembaga, dan pemerintah di seluruh dunia untuk
menyepakati arah pembangunan– pada intinya, berfokus pada hal-hal yang betul-betul
bermanfaat bagi masa depan kita. Adanya tujuan bersama membantu mengarahkan semua
pihak untuk fokus pada hal yang sama, memobilisasi semua daya dan menjadikannya lebih
mudah diatur dan diterapkan sehingga semua pihak dapat melangkah bersama menuju
pencapaian yang mereka harapkan.

Kedua, Tujuan bersama memberikan kekuatan menekan yang bersahabat. Dengan memiliki
tujuan bersama setiap kebijakan dan langkah-langkah pembangunan yang diambil oleh setiap
pemimpin bangsa akan selalu diuji oleh publik, baik dengan mempertanyakannya secara
terbuka di depan umum, maupun mempertanyakannya di ruang-ruang pertemuan tertutup.
Artinya, tujuan bersama memberikan kesempatan bersama kepada semua elemen
masyarakat untuk mengontrol seluruh proses pembangunan, agar tetap setia pada jalan
menuju pencapaian bersama.

Ketiga, tujuan bersama memacu kekuatan komunitas epistemik atau komunitas ilmu
pengetahun. Artinya tujuan bersama mendorong pengerahan semua jaringan keahlian,
pengetahun dan praktek untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan.

Keempat, tujuan bersama memobilisasi semua jaringan pemangku kepentingan. Pemimpin


masyarakat, politisi, kementerian, komunitas ilmiah, lembaga swadaya masyarakat yang
terkemuka, kelompok agama, lembaga internasional, lembaga donor, dan yayasan semuanya
akan terdorong untuk bergabung ke dalam tujuan bersama. Proses multi-stakeholder ini
sangat penting untuk mengatasi tantanga-tantangan kompleks dalam pembangunan
berkelanjutan dan upaya melawan kemiskinan, kelaparan, dan penyakit.

Alasan-alasan serupa juga telah disampaikan oleh Kelompok Kerja yang merumuskan draft
prinsip-prinsip yang memberi kerangka dari Tujuan, Target dan indikator-indikator dari
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menjadi alat
gabungan dari Hukum Internasional seperti untuk perjanjian-perjanjian dan atau konvensi-
konvensi internasional melalui penyediaan sebuah syering kerangka normatif dari kerjasama
lintas negara; memobilisasi semua pemangku kepentingan; dan menginspirasi tindakan.

Satu atau lebih tujuan bersama yang kita miliki merupakan kekuatan besar untuk mencapai
hasil yang berskala besar. Tujuan bersama membantu semua pihak untuk menetapkan
rencana aksi yang tepat, merumuskan kebijakan pembangunan yang baik, mengalokasikan
pendanaan yang memadai, membantu para pengawas pembangunan untuk mengarahkan
pembangunan kepada tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan bersama membuat hasil-hasil
yang dicapai dapat diukur, strategi-strategi terus dipikirkan ulang dan diterapkan sesuai
situasi dan kondisi. Semuanya diarahkan dan didorong untuk mencapai tujuan bersama dalam
jangka waktu ditentukan.
Bdk. Working Draft May 22,2014

Setelah menyelesaikan 15 tahun pembangunan global dengan tujuan-tujuan yang


ditetapkan dalam “Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), bangsa-bangsa di dunia yang
tergabung dalam PBB, menyadari bahwa banyak hal yang telah dicapai selama 15 tahun,
namun masih banyak hal yang belum dicapai karena berbagai kesulitan dan tantangan.
Karena itu para pemimpin bangsa sepakat untuk melanjutkan pembangunan global yang
sedang dilaksanakan untuk mempertahankan hasil-hasil yang sudah dicapai dan
menyempurnakan serta melengkapi tujuan-tujuan pembangunan global yang harus dicapai.
Kesepakatan mengenai hal itu tertuang dalam dokumen SDGs. Jika dalam MDGs hanya 8
tujuan pembngunan global, maka dalam SDGs terdapat 17 tujuan dan 167 target
pembangunan global yang perlu dicapai selama 15 tahun ke depan, terhitung dari tahun 2016
sampai tahun 2030.

Ke-17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dimaksud adalah:

1. Mengakhiri kemiskinan dalam bentuk; Tujuan ini memiliki 7 target yang harus dicapai
sampai dengan tahun 2030. Isu pokok dalam tujuan ini adalah kemiskinan dan
penolakan terhadap kehidupan yang bermartabat.
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi serta
memajukan pertanian berkelanjutan; Tujuan ini juga memiliki 8 target yang harus
dicapai, yang semuanya merupakan tanggapan terhadap isu kelaparan dan ketahanan
pangan.
3. Memastikan hidup sehat dan memajukan kesejahteraan bagi semua pada segala usia;
ada 13 target yang harus dicapai untuk menjawabi masalah kesehatan dan hidup yang
lebih baik bagi semua usia.
4. Memastikan pendidikan inklusif dan kualitas yang sederajad dan mempromosikan
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua; pendidikan dan kesempatan belajar
yang sama bagi semua individu merupakan isu utama, yang dapat diatasi dengan
merealisasikan 10 target yang harus dicapai.
5. Menghasilkan kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak-
anak gadis; dengan mengusung kesetaraan gender, perempuan dan anak sebagai isu
pokok, SDGs mau merealisasikan 9 target pembangunan yang harus dicapai.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan berkelanjutan dari air dan sanitasi
(kebersihan dan kesehatan) bagi semua; 8 target
7. Memastikan akses terhadap energi modern yang terjangkau, berkecukupan dan
berkelanjutan bagi semua; Tujuan ini akan dicapai melalui pemenuhan terhadap 5
target utama;
8. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan
menciptakan lapangan kerja dan pekerjaan yang layak semua; Tujuan ini memiliki 10
target yang harus dicapai selama 12 tahun ke depan.
9. Membangun infrastruktur yang berdaya tahan, memajukan industrialisasi yang
inklusif dan berkelanjutan dan mengupayakan inovasi; memiliki 8 target yang harus
dicapai.
10. Mengurangi kesenjangan dalam antar Negara; ada 10 target yang harus dicapai.
11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, berdaya tahan dan
berkelanjutan; memiliki 10 target yang harus dicapai.
12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan; mempunyai 11 target.
13. Mengambil tindakan penting dan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim dan
dampak-dampaknya; hanya 5 target yang harus dicapai.
14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya-sumber daya
samudra, laut dan perairan untuk pembangunan berkelanjutan; memiliki 10 target
yang harus dicapai.
15. melindungi, memulihkan dan memajukan penggunaan ekosistem bumi, mengelola
hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi dan menghentikan kepunahan
keanekaragaman hayati; mempunyai 12 target yang harus dicapai.
16. Memajukan masyarakat yang damai dan inklusif bagi pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses bagi keadilan dan membangunan institusi yang efektif, akuntabel
dan iklusi pada semua tingkatan; memiliki 12 target yang harus dicapai.
17. Memperkuat sarana implementasi dan revitalisasi kemitraan global bagi
pembangunan berkelanjutan; memiliki 19 target yang harus dicapai.

Ada 8 Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs): (1)Memberantas kemiskinan dan kelaparan


ekstrim; (2)Mencapai pendidikan dasar universal; (3)Memajukan kesetaraan jender dan
memberdayakan perempuan; (4)Mengurangi kematian anak; (5)Memperbaiki kesehatan ibu;
(6)Membasmi HIV/AIDS, Malaria dan berbagai penyakit lainnya; (7)Memastikan
keberlanjutan lingkungan; (8)Mengembangkan Kemitraan global untuk pembangunan.

Tujuan dan target Pembangunan Berkelanjutan tersebut bersasaran utama untuk


mengalihrupakan wajah dunia kita, yang terlihat dalam lima ruang lingkup berikut: (1)
Kesejahteraan (meningkatnya kesejahteraan umat manusia), (2) Keadilan (ditegakkannya
keadilan sosial), (3) Bumi (dirawat dan dijaganya bumi agar tetap mampu menghidupi
manusia dan ciptaan lain), (4)Manusia (selalu diluhurkannya martabat manusia, dan
dijaminnya hak-hak asasi manusia), dan (5) Kerjasama (tujuan dan target pembangunan dan
keempat bidang terdahulu, direalisasikan melalui kerjasama global yang setara di antara
bangsa-bangsa di dunia).

III. Relevansi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terhadap Pembangunan Indonesia dan


Lokal

Tujuan dan target pembangunan berkelanjutan tersebut merupakan hasil kesepakatan para
pemimpin bangsa-bangsa dunia, termasuk Indonesia. Artinya, Tujuan dan target
pembangunan tersebut memiliki relevansi dengan pembangunan di Indonesia. Artinya,
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia juga sedang dihadapi oleh
bangsa Indonesia. Karena itu Indonesia, bersama bangsa-bangsa lain di dunia
bertanggungjawab menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi dunia dewasa ini,
seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan ibu dan anak, kesetaraan gender, air dan
kebersihan, energi, ketersediaan infrastruktur, ekosistem dan keberagaman hayati, laut,
kesenjangan pembangunan di kota dan di desa, dll. Indonesia, mempunyai kewajiban untuk
menerapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam seluruh proses pembangunan di
Negara Indonesia.

Secara sederhana, kewajiban tersebut pertama-tama harus terlihat dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang, Jangka Menengah dan Jangka Pendek. Artinya, pemerintah
Indonesia dalam segala tingkatannya, sedapat mungkin menerapkan target-target Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan itu dalam seluruh Rencana Pembangunannya, sesuai dengan
prioritas-prioritas yang dipilihnya. Harapannya, prioritas-prioritas tersebut mencakup kelima
ruang lingkup yang telah mendasar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Kesejahteraan,
Keadilan, Bumi, Manusia dan Kerjasama/kemitraan.

IV. Partisipasi Masyarakat Sipil pada berbagai tingkatan

Keberhasilan penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan tanggungjawab


semua stakeholder pembangunan: Pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat sipil. Karena
itu, kelompok masyarakat sipil pada tingkat manapun harus mengetahui dan terlibat secara
aktif dalam seluruh proses perwjudan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang sejak semula
memang diarahkan bagi kesejahteraan mareka juga.

Secara umum, masyarakat sipil harus terlibat secara aktif dalam 3 tahap pembangunan
berikuta:

Pertama, tahap perencanaan. Masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam perumusan


masalah dan pembuatan kebijakan pembangunan. Sebagaimana dokumen Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan adalah hasil pemikiran dari berbagai kelompok kerja
Pemerintah dan Masyarakat Sipil dan Pelaku Usaha, maka dalam dokumen mengenai
kebijakan pembangunan pada level nasional dan lokal harus merupakan hasil kerja dari semua
kelompok kerja. Dalam kaitan dengan itu, Musyawarah pembangunan desa, kecamatan dan
kabupaten (Musrembang) harus merupakan musyawarah yang melibatkan semua kelompok
kepentingan dalam masyarakat. Musrembang tidak boleh menjadi suatu kegiatan rutin tanpa
makna, yang hanya untuk menghabiskan dana-dana yang tersedia di Pemerintah. Dalam
Musrembang, kelompok masyarakat sipil terlibat secara aktif merumuskan masalah dan
menentukan prioritas-prioritas pembangunan yang harus dilaksanakan. Artinya tujuan dan
target-target pembangunan dirumuskan bersama-sama untuk memenjawabi persoalan yang
sedang dihadapi bersama. Musrembang menjadi kesempatan yang baik bagi semua kelompok
kepentingan untuk menemukan tujuan dan target dari SDGs yang relevan dengan persoalan
yang sedang dihadapi oleh kelompok dan menjadikannya sebagai tujuan dan target
pembangunan mereka.
Kedua, tahap pelaksanaan. Pembangunan yang dilaksanakan harus dilaksanakan
sesuai kesepakatan bersama yang dihasilkan sebagaimana yang tercantum dalam RPJP/M/P,
dan yang secara aktual tertuang dalam APBN/D/Des. Untuk mencapai maksud tersebut dan
tujuan pembangunan yang direncanakan, masyarakat perlu melibatkan diri secara aktif.
Artinya tiap anggota masyarakat melibatkan diri dalam pembangunan, entah baik diminta
maupun tidak diminta. Selain itu, masyarakat juga melibatkan secara aktif untuk mengawasi
jalannya pelaksanaan pembangunan tersebut, apakah suatu kegiatan pembangunan itu
sesuai dengan kesepakatan bersama atau tidak, pembangunan yang dilaksanakan itu adil atau
tidak? Dll.

Ketiga, tahap akhir/evaluasi. Masyarakat berpartisipasi dalam membuat evaluasi bersama.


Bersama semua kelompok kepentingan, masyarakat entah diminta atau tidak diminta ikut
mengevaluasi dan menilai apakah suatu pembangunan telah berjalan sesuai kesepakatan
bersama, sesuai tujuan, berhasil atau tidak dll. Dalam konteks ini, sikap kritis masyarakat
bukanlah sebuah perlawanan dan provokasi. (lihat juga bahan Pendidikan Civic).

Baik SDGs maupun Laudato Si, keduanya berbicara tentang masalah-masalah yang sedang
dihadapi bangsa manusia dewasa ini dan strategi menanganinya, agar semua bangsa manusia
dapat hidup sejahtera secara berkelanjutan dengan memanfaatkan sumberdaya yang sangat
terbatas untuk semua manusia. SDGs sendiri adalah Rencana Pembangunan 15 tahun ke
depan, yang merupakan kelanjutan dari 15 tahun Pembangunan sebelumnya yang dikenal
dengan nama Tujuan Pembangunan Milinium (Milenium Development Goals/MDGs).
Disadari sungguh bahwa selama 15 tahun pembangunan Milenium, sudah banyak hal yang
sudah dicapai, namun juga banyak hal yang masih perlu disempurnakan dan dilaksanakan
agar Kesejahteraan bangsa manusia yang berkelanjutan benar-benar terwujud, dalam mana
martabat manusia benar-benar diluhurkan yang ditandai dengan penghargaan, perlindungan
dan pemenuhan hak-hak asasinya

Sustainable Development Goals (SDGs) diusulkan untuk menawarkan perbaikan besar pada
Millenium Development Goals (MDGs). Mereka berusaha untuk membangun Millenium
Development Goals dan menyelesaikan apa yang belum dicapai. Mereka berusaha untuk
mewujudkan hak asasi manusia dan untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan
semua perempuan dan anak perempuan. Ini terintegrasi, tak terpisahkan dan seimbang
dengan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan: ekonomi, sosial dan lingkungan. PBB
mengumumkan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan dan 169 target yang menunjukkan
skala dan ambisi agenda secara universal. Tujuan dan target tersebut akan dilaksanakan
selama lima belas (15) tahun ke depan di daerah-daerah penting untuk kemanusiaan dan
planet.17 tujuan pembangunan berkelanjutan antara lain:
• Mengakhiri kemiskinan disemua tempat dalam bentuk apapun
• Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi dan
mempromosikan pertanian berkelanjutan
• Memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan berkeadilan dan mempromosikan
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua
• Pencapaian kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan perempuan
• Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan bagi semua
• Memastikan akses energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan, dan modern untuk
• Mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif dan keberkelanjutan ekonomi,
tenaga yang produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua
• Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi yang inklusif and
berkelanjutan dan membantu pengembangan inovasi
• Mengurangi ketidaksetaraan dalam dan antar negara
• Membuat kota dan pemukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan
• Memastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
• Tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya *
• Melestarikan penggunaan sumber daya laut untuk pembangunan berkelanjutan
• Melindungi, memulihkan, dan mempromosikan pemanfaatan berkelanjutan dari
ekosistem, pengelolaan hutan, memerangi degradasi, dan menghentikan degradasi lahan
dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
• Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
memberikan akses keadilan bagi semua dan membangun institusi akuntabel dan inklusif
yang efektif
• Memperkuat sarana implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan

Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu melestarikan
lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi


dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak
merusak lingkungan.
c. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang
bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun
waktu yang berbeda secara berkesinambungan.
d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok,
melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara
berkesinambungan.
e. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan
kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa
yang akan datang.

Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990), menggariskan kebijakan lingkungan


dalam kaitannya dengan pembangunan yang berkelanjutan sebagai berikut.

a. Menggiatkan kembali pertumbuhan. Pertumbuhan yang dimaksud adalah


pertumbuhan ekonomi, yang mempunyai kaitan langsung dengan kesejahteraan
masyarakat. Indikator untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat dapat dilihat
dari pendapatan per kapitanya. Negara yang sedang berkembang pertumbuhan
minimum dari pendapatan nasional adalah 5 % per tahun.
b. Mengubah kualitas pertumbuhan yang berhubungan dengan tindakan pelestarian
sumber daya alam, perbaikan pemerataan pendapatan, dan ketahanan terhadap
berbagai krisis ekonomi.
c. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, antara lain pangan, papan, sandang, energi,
air, dan sanitasi harus dapat memenuhi standar minimum bagi golongan ekonomi
lemah.
d. Memastikan tercapainya jumlah penduduk yang berkelanjutan. Jumlah penduduk
yang mampu mendukung pembangunan berkelanjutan adalah penduduk yang stabil
dan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi (> 2% per tahun), seperti yang terjadi di negara-negara sedang berkembang
perlu ada penurunan penduduk menuju tingkat pertumbuhan 0% (zero population
growth).
e. Menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya dengan penciptaan dan
perluasan lapangan kerja, pelestarian, dan penggunaan energi secara efisien,
pencegahan pencemaran (air dan udara) sedini mungkin.
f. Berorientasi pada teknologi dalam pengelolaan resiko, antara lain penciptaan inovasi
teknologi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
g. Menggabungkan kepentingan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan
keputusan. Misalnya, kebijakan efisiensi penggunaan energi dengan biaya produksi
yang minimal dapat menggunakan energi semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Bunga, Rampai. 2005. Pembangunan Kota Indonesia Dalam Abad 21, Konsep dan Pedekatan
Pembangunan Perkotaan di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan hidup dan Pembangunan. Djambatan : Jakarta
Sugandhy, Aca dan Hakim, Rustam. 2007. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan
Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Bumi Aksara.
Tato, Syahriar. 2009. Hambatan Dalam Sistem Pembangunan Perkotaan Yang Berkelanjutan
http://syahriartato.wordpress.com/2009/12/28/hambatan-dalam-sistem-pembangunan-
perkotaan-yang-berkelanjutan/
Wicaksono, Sonny Ilham. 2012. Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya

Anda mungkin juga menyukai