gas biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid,
dapat berada dalam jaringan lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di
dalam rongga mulut selalu dibatasi oleh lapisan epitel dan dibagian luarnya
atau juga iatas permukaan tulang. Kista yang terletak pada tulang rahang
kemungkinan epitelnya berasal dari epitel odontogenik, misalnya dari sisa lamina
dental atau organ enamel. Adanya prliferasi dan degenerasi kistik dari epitel
menjelaskan setiap kista pada rahang dimana keratin terbentuk pada sebagian
lapisan berkeratin.2
Sekitar 60%, kista ini berasal dari pertumbuhan sisa – sisa dental lamina
atau sel – sel basal epitel rongga mulut atau 40% sisanya berasal dari
Kista ini lebih sering tumbuh pada mandibula daripada maksila, terutama
di posterior mandibula dan cenderung terjadi pada laki – laki dibandingkan pada
wanita. Kista ini merupakan jenis kista yang paling agresif dan mudah rekuren.
Prinstip teorinya yaitu enukleasi, namun dikerenakan tingkat rekuren yang tinggi
1
A. Definisi
dentigerous, radikuler, dan residual masuk dalam kategori keratokista, akan tetapi
dinding suatu kista radikuler atau residual, dinding kista tersebut sebenarnya tetap
B. Etiologi
Kista ini merupakan kista odontogenik non inflamasi yang muncul dari
sisa dental lamina, implantasi traumatik atau pertumbuhan lapisan bawah sel basal
dari permukaan epitel, berkurangnya epitel enamel dari folikel gigi. Tidak seperti
kista lainnya yang diperkirakan tumbuh oleh karena tekanan osmotik, kista ini
tumbuh karena memiliki potensi pertumbuhan bawaan, seperti pada tumor jinak.4
C. Epidemiologi
dibandingkan wanita. Regio yang sering terkena yaitu mandibula dimana dalam
2
Pada umumnya kista ini dapat ditemukan pada pasien dalam rentan usia
dari masa kanak – kanak sampai orang tua, tetapi dari semua kasus yang
didiagnosis dimasyarakat, sekitar 60% ditemukan pada pasien antara 10-40 tahun.
Kista ini paling sering dijumpai didaerah molar tiga bawah atau lebih ke belakang
Selain itu,juga sering tumbuh di sekitar gigi yang tidak erupsi. Kista ini
dapat tumbuh dengan ukuran besar dan mengakibatkan destruksi pada tulang
D. Patogenesis
belum sempurna, yaitu pada akhir tahap bell stage. Kista keratosis odontogenik
dapat berasal dari proliferasi sel basal dari epitel mulut. Terdapat akumulasi
dieksisi, terutama pada ramus asenden. Kadang-kadang pulau epitel itu terlihat
sebagai lapisan basal epitel mukosa mulut dan kista keratosis odontogenik
mencolok pada kista keratosis odontogenik yang diangkat dari pasien dengan
Dari hasil penelitian, juga terlihat bahwa ada dua sumber epitel tempat asal
kista keratosis odontogenik, yaitu pertama lamina dentis pada rahang atas maupun
rahang bawah atau sisa-sisanya sebelum pembentukan gigi sempurna dan kedua
3
adalah proliferasi sel basal dari epitel mukosa mulut menutupinya. Pada kasus
yang jarang, kista keratosis odontogenik dapat berasal dari sisa-sisa lamina dentis
pada gusi dan memberi gambaran menyerupai kista gingiva pada orang dewasa.4
E. Gambaran Klinis
gambaran radiografi saja, tidak tampak secara klinis. Pada kista primordial
Pasien akan mengeluh akan adanya rasa sakit, pembengkakan atau adanya
cairan. Kadangkala mereka juga mengeluhkan paraestesia pada bibir bawah atau
gigi – geligi. Beberapa diantara pasien tersebut tidak menyadari adanya lesi
keadaan, pasien dapat bebas dari gejala sampai akhirnya kista tersebut mencapai
ukuran yang besar, melibatkan sinus maksilari, dan seluruh ramus asendens,
biasanya dijumpai pada kista yang terletak di ramus asendens dan sudut
mandibula, juga didaerah molar tiga bawah atau lebih ke belakang pada tepi
4
Apabila terjadi pada ramus, bisa menyebabkan ketidaknyamanan
pergerakan sendi TMJ. Pada saat kista membesar, dapat menyebabkan malposisi
gigi, ekspansi tulang rahang dan resorpsi akar gigi serta pada kasus yang cukup
F. Gambaran Histopatologi
Secara mikroskopik, kista ini menunjukkan gambaran yang khas, yaitu : 1,2
b. Lapisan sel basal yang terdiri dari sel – sel berbentuk kolumnar atau kuboid
epitelium enamel dalam dan luar yang berubah menjadi epitel gepeng berlapis.
f. Gambaran lain yng mungkin dapat ditemukan adalah adanya sisa-sisa dental
5
Gambar 1: Keratoskista dengan squamous stratified epithelium parakeratinin.
6
G. Gambaran Radiografi
jelas yang merupakan gambaran tepi yang mengalami dekortikasi yang membatasi
gambaran radiolusen yang dapat berbentuk lesi soliter dengan tepi yang halus atau
scallop atau multiokuler, polikista. Pada kasus kista yang mengalami proses
radang batas jelas hilang. Gambaran radiologi suatu kista primordial mirip dengan
7
Gambar 4: Kista keratosis odontogenik yang berkembang di lokasi M3 RB
erupsi
8
Gambar 6: Kista keratosis odontogenik yang besar tampak berhubungan dengan
Gambar 7: Kista keratosis yang besar dan multiple yang melinatkan posterior
9
H. Perawatan
Kista keratosis odontogenik merupakan jenis kista yang paling agresif dan
mudah rekuren. Prinsip terapi kista keratosis odontogenik adalah enukleasi. Pada
kasus kista keratosis odontogenik yang berasal dari kista dentigerous dapat
tertanam akan mempunyai kesempatan untuk erupsi pada lengkung rahang. Pada
dilakukan apabila: 3
enukleasi
2. Bila pada lesi sedemikian besar dan pada tindakan kuretase dan enukleasi
selalu disertai dengan kuretase. Lesi ini mempunyai karakteristik yang mewakili
baik untuk suatu kista maupun tumor jinak. Pada kasus kista keratosis
odontogenik yang telah meluas, di mana telah terjadi perforasi pada tepi atau
dilakukan pada kurun 5 tahun pertama setelah operasi dan diikuti dengan
10
kecenderungan kambuh yang tinggi, kecuali jenis orthokeratinized mempunyai
11
Daftar Pustaka
12
13