Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI JANTAN RUMINANSIA

Disusun Oleh :
Kelas : C
Kelompok: 1

Desi Ratna Sari 200110157001


Gunawan Jun Yizreel Manihuruk 200110170046
Prayoga Layung Izzati 200110170057
Inqitha Zatu Khinzi 200110170067
Ayi Liani Putri 200110170084

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Reproduksi Ternak ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah Reproduksi Ternak yang telah
memberikan tugas makalah ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Reproduksi Ternak. Selain itu, kami sangat
menyadari bahwa pada makalah ini terdapat banyak kekurangan dan pastinya jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca
agar ,akalah yang kami buat ke depannya mwnjadi lebuh baik, karena tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat dipahami dan dimengerti bagi para
pembaca. Semoga laporan yang telah kami susun ini dapat berguna khususnya bagi
kami sendiri maupun bagi para pembaca. Tidak lupa juga kami meminta maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Jatinangor, 13 september 2018

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan Identifikasi Masalah ......................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


2.1 Anatomi dan Fungsional Organ Reproduksi Jantan ..................... 3
2.2 Pengertian Fertilisasi .................................................................... 5
2.2 Proses Fertilisasi ........................................................................... 5
2.2.1 Pertemuan Sel Telur dan Sperma ........................................ 6
2.2.2 Penyatuan Gamet ................................................................ 7
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reproduksi ternak merupakan suatu proses perkembang biakan pada ternak yang
diawali dengan melebur dan bersatunya sel telur pada betina dengan sel sperma pada
jantan sehingga terbentuk zigot kemudian berkembang menjadi embrio hingga menjadi
fetus dan diakhiri dengan apa yang disebut dengan kelahiran.
Secara umum, proses reproduksi pada ternak juga tidak jauh berbeda dengan
manusia yaitu melibatkan dua hal yakni sel telur atau yang biasa disebut dengan ovum
dan sel sperma. Ovum sendiri dihasilkan oleh ternak betina melalui proses yang
dinamakan ovulasi setelah melalui beberapa tahap perkembangan folikel (secara umum
disebut dengan proses oogenesis yakni proses pembentukan sel telur atau ovum),
sedangkan untuk sperma sendiri sudah pasti diproduksi oleh ternak jantan dengan
melalui proses yang dinamakan spermatogenesis (proses pembentukansel gamet jantan
atau sperma yang terjadi di dalam testis tepatnya pada tubulusseminiferus).
Selain itu, terdapat beberapa hal yang juga mempunyai peranan penting dalam
terjadinya suatu proses reproduksi yang baik. Hal tersebut adalah organ reproduksi pada
ternak jantan dan betina itu sendiri, karena hal inilahyang nantinya dapat mempengaruhi
produksi ovum dan sperma. Selain itu, ada juga prosesestrus atau masa keinginan
kawin, ovulasi, dan fertilisasi atau proses bertemunya sel gamet jantan dan sel gamet
betina yang sangat berperan dalam proses reproduksi.
1.2 Identifikasi Masalah

1. Apa fungsi dari organ reproduksi jantan


2. Apa yang dimaksud dengan fertilisasi
3. Bagaimana proses terjadinya fertilisasi
4. Apa hasil dari proses fertilisasi

1
1.3 Tujuan Identifikasi Masalah

1. Mengetahui Anatomi Fungsional Organ Reproduksi Jantan Mengetahui


pengertian fertilisasi
2. Memahami proses fertilisasi yang diawali dengan perkawinan alam
3. Mengetahui hasil dari proses fertilisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fungsional Organ Reproduksi Jantan

2.1.1 Testis
Testes berfungsi untuk menghasilkan sel-sel kelamin jantan (spermatozoa) dan
menghasilkan hormon –hormon kelamin jantan (androgrn). Testes dibungkus oleh
scrotum. Didalam testes terdapat tubulus seminiferus (saluran yang berkelok-kelok)
yang berfungsi untuk proses spermatognesis. Sel sertoli dalam testes berfungsi untuk
pemberi nutrisi pada spermatozoa.

Gambar 1, Testes

3
2.1.2. Epididymis
Epididymis adalah bagian yang menempel pada testes epididimis terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
1. Caput (kepala) epididymis, terletak pada bagian ujung testes.
2. Corpus (badan) epididymis, terletak diluar testes.
3. Cauda (ekor) epididymis, terletak pada bagian ujung bawah testes.
Epididymis mempunyai fungsi yaitu sebagai transfortasi, konsentrasi,
maturasi/pendewasaan dan sebagai penyimpan sperma.

2.1.3. Duktus deferens dan ampulla


Duktus deferens adalah saluran penghubung antara testes dengan alat kopulasi dan
ampulla adalah ductus deferens yang membesar. Ductus deferens berfungsi untuk
mengangkut sperma dari cauda epididymis ke uretra. Didalamnya terdapat proses
kastrasi (memotong ductus deferens disertai pengeluaran testes dari tubuh sampai
hewan jantan steril) dan proses vasectomi (pengikatan dan pemotongan ductus
deferens).

2.1.5. Kelenjar-Kelenjar Aksesoris


• Kelenjar vesicularis, terdapat sepasang berada di dalam lipatan urugenital lateral
dari ampulla, kelenjar ini terdapat 50% sel sperma.
 Kelenjar prostate, kelenjar ini mengelilingi uretra pelvis dan tertutup oleh otot
uretra. Sekresi kedua ini berjalan melalui saluran-saluran kecil dan bermuara di
uretra.
 Kelenjar cowper, terdapat sepasang dan terletak diatas uretra dekat jalan keluar
dari cavum pelvis.

2.1.5. Penis
Penis berfungsi untuk pengeluaran urin dan peletakan semen kedalam
saluran reproduksi brtina pada saat kawin alami. Penis terdiri dari dua bagian:
 Fibroellastic, terdapat pada sapi, domba, babi.
 Fibrovascular, terdapat pada kuda, primata.

4
2.2 Pengertian Fertilisasi

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dari jantan dan
dapat masuk membuahi ovum di ampula tuba fallopii. Sebanyak 300 juta spermatozoa
diejakulasikan ke dalam saluran genital wanita. Sekitar 1 juta yang dapat berenang
melalui serviks, ratusan yang dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1 yang dapat
membuahi sel telur. Sel spermatozoa mempunyai rentang hidup sekitar 48 jam
(Cambridge, 1998).

Fertilisasi adalah suatu proses ganda yang melibatkan dua aspek, yaitu
(Soeparna dan N. Solihati, 2014) :

1. Aspek Embriologik

 Keterlibatan sperma mengaktifkan sel telur


 Tanpa stimulus fertilisasi, sel telur tidak mungkin secara normal membelah
dirisehingga tidak mungkin terjadi perkembangan embrional.

2. Aspek Genetik

 Terjadi introduksi materi herediter dari sel jantan (sperma) terhadap sel telur.
Melalui cara tersebut memungkinkan terjadinya penurunan sifat/karakter
yangmenguntungkan kepada generasi berikutnya
 Berguna untuk seleksi alam/buatan.
 Materi herediter yang essensial.

2.3 Proses Fertilisasi

Sebelum membuahi sel telur, dalam perjalanannya spermatozoa harus melewati


tahap kapasitasi yang akan menyebabkan sel sperma berubah dan terjadimya reaksi
akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu masa penyesuaian di dalam
saluran reproduksi wanita, dan berlangsung sekitar 7 jam. Selama itu suatu selubung
glikoprotein dari plasma semen dibuang dari selaput plasma yang membungkus daerah
akrosom spermatozoa. Sedangkan reaksi akrosom terjadi setelah penempelan
spermatozoa ke zona pelusida. Reaksi tersebut membuat pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zona pelusida yang terdapat pada akrosom (Sadler, 1996).

5
2.3.1 Pertemuan Sel Telur dan Sel Sperma

Proses fertilisasi pada mamalia memerlukan tiga kejadian kritis yaitu (Soeparna
dan N. Solihati, 2014) :

1. Sel sperma harus menembus diantara sel-sel cumulus (bila ada).

Enzim hyaluronidase yang terdapat pada akrosom sperma diperlukan unuk


melakukan penetrasi cumulus oophorus.

2. Sel sperma harus menyentuh dan menembus lapisan membaran vitelin, zona
pellusida.

Penetrasi zona pellusida oleh sperma terjadi 5-15 menit setelah sentuhan sperma
pada dinding zona. Reaksi akrosom terjadi sebelum atau setelah sentuhan kepala
sperma pada reseptor glikoprotein yang terdapat pada dinding zona. Reaksi akrosom
ditandai dengan pengeluaran zona lisin oleh sperma guna menembus zona pellusida
untuk mencapai membrane vitelin. Terdapat pula reaksi zona dan blolade vitelin.
Reaksi zona yaitu perubahan yang diadakan pada zona pellusida sesudah masuknya
sperma yang pertama dan menghalangi masuknya sperma yang kedua, sedangkan
blockade vitelin (vitelin block) yaitu blockade terhadap polispermia.

3. Penyatuan sperma dengan membrane plasma sel telur.

6
2.3.2 Penyatuan Gamet

Pada waktu sel sperma menembus sel telur, sel tubuh sperma termasuk kepala,
dan ekor masuk kedalam sitoplasma sel telur, sedangkan membrane plasma menjadi
pembungkus sperma lebur menjadi satu dengan membrane vitelin. Akibatnya terjadi
penciutan volume dan pembelahan inti sel ovum. Hasil penciutan volume adalah
dikeluarkannya cairan ke dalam ruang antara vitelin dan zona pellusida dan pembelahan
inti sel ovum menghasilkan polar body yang juga dikeluarkan ke dalam ruang tersebut.

Selanjutnya kepala sperma yang telah putus dengan ekornya menggembung sehingga
bentuk kepala menjadi tidak jelas dan nucleoli menjadi jelas. Peristiwa ini diikuti
dengan terurainya kromosom dari kedua inti berpasangan dan membentuk inti baru.

2.2.3 Cleavage

(a) Tahapan Fertilisasi (b) tahapan cleavage

7
Cleavage adalah proses pembelahan sel tanpa pertumbuhan. Sesudah terjadi
fertilisasi dan penyatuan inti sel telur dan sperma (singami), selama beberapa hari ovum
yang telah dibuahi disebut zygot atau embrio, hidup bebas didalam tuba falopii atau
uterus induk. Sel tunggal ini kemudian membagi diri beberapa kali tanpa pertambahan
volume sitoplasma (cleavage), mulai dari 2 sel, 4 sel, 8 sel, hingga menjadi morula yaitu
32 sel dalam zona pellusida. Cairan mulai terlihat diantara beberapa sel dan terbentuk
suatu rongga nagian dalam yang disebut blastokul, dan embrio yang disebut blastosis.
Tubuh embrio seakan-akan terbagi dua karena ada bagian sel yang tumbuh membentuk
sel-sel tipis di bagian permukaan, yang menyelubungi bagian permukaan yaitu
tropoblas, dan yang diselubungi disebut inner mass cell. Tropoblas dalam pertumbuhan
selanjutnya akan menjadi plasenta, sedangkan inner mass cell akan menjadi makhluk
baru yang lahir.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Organ reproduksi jantan terdiri dari testis, vas deferens, epididymis, urethra,
scrotum, preputium dan penis. Testis berfungsi sebagai organ kelamin
primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan spermatozoa atau sel
kelamin jantan, dan menyekresikan hormon kelamin jantan yaitu testosteron.
Vas deferens berfungsi untuk menyalurkan semen dari epididymis menuju
ke ampula pada saat terjadi ejakulasi. Epididymis berfungsi untuk
menampung sperma yang telah dihasilkan oleh testis dan menyimpannya
hingga tercapai maturasi. Urethra berfungsi sebagai saluran ekskretoris baik
urin maupun semen. Scrotum berfungsi untuk melindungi testis serta
mempertahankan suhu testis sehingga dapat memproduksi spermatozoa.
Preputium berfungsi untuk membungkus atau menutup ujung penis. Penis
merupakan organ kopulasi yang berfungsi untuk menyemprotkan semen ke
dalam alat reproduksi betina serta sebagai tempat keluarnya urine.
2. Fertilisasi merupakan suatu proses esensial yang terdiri dari fusi dua sel
gamet (jantan dan betina) dan pembentukan sel tunggal (zygot).
3. Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat
membuahi ovum di ampula tuba fallopii.
4. Hasil dari proses fertilisasi bersatunya antara sel telur dan sperma bersatu
menjadi satu sel yaitu zygot.

9
DAFTAR PUSTAKA

Cambridde, 1998. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Sistem Reproduksi.


EGC:Jakarta.

Sadler, T.W, 1996. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta :EGC

Soeparna, N, Solihati. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Penerbit IPB Press: Bogor.

10

Anda mungkin juga menyukai