com/2017/03/cont
oh-makalah-mata-pelajaran-bahasa-
indonesia-kata-kalimat-terbaru.html?m=1
DIKSI DAN ARTI
KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
POLINEMA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN
2017
BAB II
DIKSI DAN ARTI
2.1 DIKSI
2.1.1 Pengertian Diksi
Diksi menurut KBBI adalah sebuah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya)
untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Diksi memiliki dua arti, yang pertama merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspreksi oleh
penulis dan pembicara. Dalam artian kedua, Diksi adalah enusiansi kata, yaitu kejelasan pengucapan
kata dan ketepatan pemenggalan kalimat.
Pemilihan diksi atau kata yang baik akan memudahkan menentukan arti dari suatu kata kalimat
atau paragraf. Jika pemilihan kata tidak sesuai dengan maksud maka arti dari kata atau kalimat akan
bersifat ambigu atau susah untuk dimengerti.
Secara umum pemilihan kata atau diksi diperlukan karena untuk mencegah kesalahpahaman dari
kalimat atau paragraf. Selain itu terdapat beberapa fungsi lainnya yaitu sebagai berikut:
1. Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai
apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
2. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
3. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis atau pun terucap).
4. Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar
atau pun pembacanya.
1. Sinonim adalah diksi yang dipilih karena memiliki persamaan makna. Diksi ini dipilih karena untuk
memberikan kesan yang lebih baik atau halus. Misalnya mati yang diganti wafat. Macam macam
sinonim:
Sinonim mutlak, yaitu kata kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apapun
tampa mengubah makna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata atau frasa atau klausa
atau kalimat. Contoh: kosmetik=alat kecantikan, laris=laku.
Sinonim semirip, yaitu kata kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan tertentu
tampa mengubah makna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata/kalimat/klausa/frasa
tersebut saja. Contohnya melatis=menerobos, lahiriah=jasmaniah.
Sinonim selingkuh, yaitu kata kata yang dapat saling mengganti dalam satu konteks kebahasaan
tertentu saja secara struktural dan leksikal. Contohnya lemas=lemah, binatang=fauna.
2. Antonim yaitu diksi yang maknanya berlawanan dengan ungkapan lainnya. Misalnya buruk lawan
katanya baik. Macam macam antonim:
Antonim berpasangan, yaitu kata kata yang secara makna jelas bertentangan karena berdasarkan
pada makna pasangannya sehingga tidak bisa di pertentangkan tanpa kehadiran makna pasangannya,
jika salah satu unsur di negatifkan, tidak secara serta merta memunculkan pasangannya. Contoh :
Suami >< Istri, Pembeli ><Penjual, Jual >< Beli
Antonim melengkapi, yaitu kata kata yang secara makna bertentangan, tetapi kehadiran makna
salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain. Contoh : Pertanyaan ><
Jawaban,mencari,menemukan
Antonim berjenjang, yaitu kata kata yang secara makna mengandung pertentangan, tetapi
pertentangan makna ini bersifat berjenjang atau bertahap,bertingkat. Contoh : Dingin ><
Hangat><Panas, Mahal><Wajar><Murah
3. Polisemi ialah satuan kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Misalnya kepala yang dapat
diartikan sebagai bagian tubuh atas namun juga dapat berarti sebuah jabatan misalnya kepala bagian
marketing. Contohnya: kami sebetulnya masih memiliki hubungan darah, dipertandingan tinju tadi
malam,darah crist john bercucuran sangat deras, darah muda darah nya para remaja.
4. Homonim adalah diksi yang ejaan dan pengucapannya sama namun maknanya berbeda, misalnya
bisa yang berarti racun ular dan bisa yang berarti mampu.
Homofon yaitu diksi yang pengucapannya sama, namun penulisan dan maknanya berbeda.
Misalnya Bang Ijuk dan Bank Rakyat Indonesia. Contoh :
1. Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
2. Kasus kecelakaan yang menghebohkan itu di muat di media massa (masa=masyarakat umum)
Homograf adalah diksi yang memiliki persamaan dalam ejaan, namun pengucapan dan maknanya
berbeda. Misalnya buah apel dan apel pagi. Contoh
1. Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop=surat
biasa).
2. Agar bisa diterima menjadi PNS, ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop= sogokan atau
uang pelicin).
5. Hipernim, yaitu suatu kata yang mencakup makna kata lain. Contohnya buah, ikan, bunga.
6. Hiponim ialah diksi yang maknanya sudah meliputi makna kata lainnya. Misalnya kata salmon
yang sudah mencakup makna kata ikan di dalamnya. Contohnya anggur, lele, melati.
2.1.4 Syarat-syarat pemilihan kata
1. Dapat membedakan denotasi dan konotasi dengan benar
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah
makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung
sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan
misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata
makan seperti ini adalah makna denotatif.Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang
timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau
pukul.Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu
kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal
ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.
3. Dapat memahami dengan tepat makna kata abstrak dan kata konkret
Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti meja,
rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap
panca indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak
digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus
gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-
hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
4. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata
tersebut tidak persis sama benar. Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna
denotatif dan makna konotatif suatu kata.
Penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara tepat agar dapat mengungkapkan
maksud yang akan kita sampaikan. Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara
tepat, diantaranya :
1. Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki makna konotatif.
2. Kata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.
3. Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
4. Kata-kata ada yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata ragam percakapan
5. (non baku).
6. Kata-kata perlu digunakan secara tepat.
7. Kata-kata perlu di tulis secara benar.
b. Ranah morfologis.
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
Pengurangam fonem
Kata Baku Kata Non Baku
Memfokuskan Memokukan
Memprotes Memrotes
Memprotes Memitnah
Pengubahan fonem
Kata Baku Kata Non Baku
Mengubah Merubah
Penggantian afiks
Kata Baku Kata Non Baku
Menangkap Nangkap
Menatap Natap
Mengambil Ngambil
Menahan Nahan
Kelebihan fonem
Kata Baku Kata Non Baku
Beracun Berracun
Beriak Berriak
Beribu Berribu
Becermin Becermin
c. Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam ragam percakapan.
Contoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :
Frasa Baku Frasa Non Baku
Tidak terlalu Tidak begitu
Belum masak Belum matang
Tidak mau Enggak mau
Hanya nasi Nasi doang
6. Kata Serapan
Dalam bahasa Indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa daerah (sanskerta)
terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan
yang sudah di bakukan.
Kata Baku Kata Non Baku
Apotek Apotik
Asas Azas
Asasi Azasi
Idealnya setiap kata mengacu pada satu obyek, namun pada kenyataannya, suatu kata dapat mewakili
berbagai obyek, contoh kata buku, dapat mewakili ruas maupun mewakili kitab. Suatu kata dapat
diwakili oleh kata lain yang sama artinya, tetapi kata-kata yang bermakna sama itu tidak dapat
digunakan secara sama dalam konteks kalimat yang sama.
Contoh:
- Mereka pergi ke Bandung dengan kereta cepat.
- Dengan cepat pertumbuhan penduduk sebesar 2,3% penduduk Indonesia pada tahun 2014.
- Rencana itu perlu cepat dilaksanakan.
Penggunaan kata cepat pada kalimat pertama tepat, sedangkan dalam kalimat kedua kata cepat harus
diganti dengan kata laju, dan dalam kalimat ketiga kata cepat harus diganti dengan kata segera.
Selain dengan ketepatan, dalam pemilihan kata juga harus diperhatikan aspek kesesuaian yang dapat
dilihat dari kesempatan seperti:
- Dalam acara formal (karya ilmiah, ceramah ilmiah, dsb.) atau acara non formal (percakapan
santai)
- Situasi masyarakat
- Nilai sosial
- Kata baku dan non baku
Pada bagian berikut akan diperhatikan kesalahan kasalahan penbentukan kata, baik dalam bahasa
lisan maupun dalam bahasa tulis.
Awalan Me-
Penganggalan pada judul cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya
awalan me- harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
Contoh:
Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah).
Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia (benar).
Awalan Ber-
Kata-kata yang berawalan Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber harus
dieksplisitkan secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian.
Contoh:
Sampai jumpa lagi (salah)
Sampai berjumpa lagi (benar)
Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan.
Contoh:
putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlakukan tenaga dorong
negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan perminyakan. (benar)
Analogi
Di dalam dunia olahraga tertapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju berarti
‘orang yang (biasa) bertinju’, bukan ‘orang yang (biasa ) meninju’.
Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat, petenis,
pesenam dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti berikut ini:
Petinju ‘orang yang bertinju’
Pesilat ‘orang yang bersilat’
2.2. ARTI
2.2.1 PENGERTIAN ARTI ATAU MAKNA
Arti adalah maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat
bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya,
peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu
(Tjiptadi, 1984:19).
Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan
berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai dengan makna yang terkandung
dalam sebuah kata. Agar bahasa yang dipergunakan mudah dipahami, dimengerti, dan tidak
salah penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan resksi dalam pikiran
pembaca atau pendengar karena rangsangan aspek bentuk kata tertentu.
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna
donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.
Makna Denotatif
Sebuah kata mengandung kata denotatif, bila kata itu mengacu atau menunjukan
pengertian atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotative
digunakan dalam bahasa ilmiah, karena itu dalam bahasa ilmiah seseorang ingin
menyampaikan gagasannya. Agar gagasan yang disampaikantidak menimbulkan tafsiran
ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna
denotative.
Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa,
dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar, yang berarti
mkna kat ayang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil pengukuran dan
pembatasan (perera, 1991:69).
Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau
didasarkan atas konvensi tertentu (kridalaksana, 1993:40).
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis simpulkan bahwa makna denotative adalah
makna yang sebenarnya, umum, apa adanya, tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa
kiasan. Apabila seseorang mengatakan tangan kanannya sakit, maka yang dimaksudkan
adalah tangannya yang sebelah kanan sakit.
Makna Konotatif
Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilai-nilai
emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat atau isi
pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-kata yang
dipakai sama, akan tetapi karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan
kata-kata yang diucapkan mengandung makna konotatif disamping mkna denotatif.
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-
tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan
yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau
kedudukan yang ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk
mengandung makna lugas atau makna denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau
kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung makna kiasan atau makna konotatif.
Makna Leksikal
Makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah leksikal
berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah kata
yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat).
Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata bahasa,
istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal sebagau
hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada kata
gantungan adalah alat.
Makna Asosiatif
Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia
berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan
pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai 2bahasa dan perkembangan kata sesuai
kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna
kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpretatif.
1. Makna Kolokatif
Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah
bahasa. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna
kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif
memiliki makna yang sebenarnya.
2. Makna Reflektif
Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan
konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu
terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau
pengalaman sejarah.
3. Makna Stilistika
Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan
lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah
satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak
langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan
pada eaktu komunikasi itu.
4. Makna Afektif
Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam
berbahasa.
5. Makna interpretatif
Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan
dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan
(parera,1991:72).
DAFTAR PUSTAKA
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-diksi-fungsi-diksi-dan-macam-macam-diksi/
https://othersidemiku.wordpress.com/2013/01/24/jenis-jenis-makna/
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-makna-kata
https://praptoprasojo.wordpress.com/2014/10/19/diksi-pilihan-
kata/http://gadonano.blogspot.co.id/2015/09/penerapan-diksi-pilihan-kata-dalam.html
http://gamepos.id/pengertian-diksi-fungsi-diksi-dan-macam-macam-diksi/
https://www.infokekinian.com/pengertian-fungsi-dan-contoh-diksi-serta-analisis-kesalahan-diksi/