Adegan 3
Melihat gejala pada anaknya yang seperti orang tidak normal, Ika dan Fikri
mempunyai rencana akan membawa Opi ke rumah sakit yang ada psikiaternya.
Ibu : Pak, gimana kalo besok kita bawak Opi kerumah sakit,
membicarakan masalah Opi ini ke psikiater ?
Bapak : iya, baiklah buk.
Keesokan harinya Fikri dan Ika mengajak Opi ke rumah sakit.
Ibu : Kiki, ayoo ikut sama mama papa yaa, kita kerumah sakit.
Kiki : (Kiki sibuk dengan bonekanya)
Papa : Kikii.. Kikiii ... (memanggil Kiki dengan lembut)
Kiki : (memandang papa dan tersenyum)
Papa : kita ke rumah sakit yaa ?
Kiki : (mengangguk)
Kemudian Kiki pun bangkit dari tempat duduknya, mulai mencari kesibukan
tersendiri. Berjalan sendiri dan kemudian duduk dilantai, main dengan boneka
teddy bear nya.
Dokter : menurut data yang saya dapat dari keterangan ibuk dan bapak,
dapat saya simbulkan bahwa Kiki menderita autis.
Ika : (ekspresi tidak percaya) apakah ini bisa disebabkan karna terjatuh ?
atau apa karna turunan dok ?
Dokter : iyaa, bisa buk..
Ika : tapi, kalo saya liat-liat, gak ada dari keturunan apa lagi terjatuh dok.
Utuh : (menunduk, tangan di atas meja dan memgang kepala, ekpresi tidak
percaya dan kelihatan pusing) saya sangat khawatir dengan keadaan anak saya
dok, bagaimana masa depannya nanti, kemandiriannya, kemampuannya untuk
bermasyarakat, dan apakah anak semacam Opi ini akan mendapatkan jodoh.
Dokter : Tenang, pak. Bapak dan ibuk tidak perlu khawatir, di rumah sakit
ini kami punya terapi penanganan untuk anak autis.
Ika : baiklah dok, kalau itu merupakan penanganannya, kami akan
mengikuti terapi tersebut.
Utuh : iya dok, bantu anak kami .
Dokter : baiklah pak buk. Besok datang saja kerumah sakit ini jam 8 pagi,
anak ibuk dan bapak sudah bisa mengikuti terapi disini.
Nana : iya dok, kalo begitu kami permisi pulang dulu ya dok, terima
kasih.
Dokter : iya sama – sama pak buk.
Kiki masuk ke ruangan terapi dan Nana pun pergi ketempat kerjanya.
Perawat 1 : Namanya siapa dek ?
Kiki : Nama sayaa Kikiii.
Perawat 1 : Umurnya berapa ?
Kiki : limaaa tauuunnn (sambil memainkan , menunjukkan jarinya yang
lima)
Perawat 1 : Kalo sudah besar mau jadi apa ?
Kiki : Doktelll , hehe...
Perawat 2 : Suster Lilis, langsung aja yaa kita lakukan terapi yang pertama
bagaimana ?
Perawat 1 : Oh iyaa , baiklah suster.
ADEGAN 4
Kakek : Cu, ambilkan kakek air dong.
Cucu kakek pergi mengambil air dan memberikannya
Cucu : Kek, kakek tunggu sebentar ya kek. Saya mau ke bawah menebus obat
dulu
(Si Kakek pun turun dari tempat tidur dan keluar ruangan)
Kemudian lewatlah seorang cewek,, dan kakek mengira bahwa itu adalah
cucunya
Kakek : Cucuku..
Jihan : Maaf kek, kakek siapa ya ?
Kakek : Mentang-mentang kamu kuliah di luar negeri kamu sudah lupa ya sama
kakek
Jihan : (Mengernyitkan dahi)
Kemudian datanglah cucu kakek tersebut dan meminta maaf pada Jihan
Cucu : Maaf ya mbak, kakek saya sudah pikun dan sering menganggap orang lain
cucunya.
Jihan : Iya nggak papa mas (Sambil berjalan pergi)
Cucu : kakek tunggu disini, saya akan menaruh obat dulu
ADEGAN 5
Ketika keluarga Kiki keluar ruangan dan duduk, ia bertemu dengan Pasien WNA
yang juga duduk tersebut
Kakek berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit dan melihat bule
Pasien WNA : what happened to your daughter ?
Fikri : Our daughter diagnosed autism, Sir.
Pasien WNA : Oh, i’m sorry to hear that. I suggest you to treat your daughter to
Singapore. I hear there is a hospital that especially treat autism.
Fikri : thanks for your suggestion Mr. James
Kakek datang menghampiri mereka dan bertanya pada pasien WNA tersbut
Kakek : Hello mister.What is your name ?
Kemudian datang cucu kakek tersebut untuk menjemput kakeknya
Cucu : Kek ayo, kita harus segera pulang karena kondisi kakek sudah membaik.