Anda di halaman 1dari 13

0

UNIVERSITAS PAMULANG

TUGAS ANALISa DAN


PERANCANGAN
KOPLING PLAT GESEK
GALANG BAYU FIRMANSYAH
2014 030 282 / 06 TMSP 001 / WTE 009

2017

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


PAMULANG
1

Nama : GALANG BAYU FIRMANSYAH


Nim : 2014 030282
Kelas : 06 TMS P 001 / WTE 009

TUGAS ANALISA PERHITUNAN KOPLING PLAT GESEK

A. Spesifikasi TOYOTA SIENTA


Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2 memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
1. Daya Maksimum (N) : 107 PS
2. Putaran Pada Daya Maksimum (n) : 6000 rpm
3. Torsi Maksimum (T) : 14,3 kgf.m
4. Putaran Pada Torsi Maksimum (n) : 4200 rpm

B. Analisa Perancangan
1. Torsi Maksimum
Harga torsi maksimum yang akan di gunakan dalam perhitungan perancangan kopling ini
ditentukan berdasarkan dua kriteria, yaitu : torsi maksimum dan daya maksimum kendaraan yang
terdapat pada data lapangan (brosur).
Kopling pelat gesek bekerja karena adanya gaya gesek dengan permukaan,
sehingga menyebabkan terjadinya momen puntir pada poros yang digerakkan.Momen ini bekerja
dalam waktu tR sampai putaran kedua poros sama.Pada keadaan terhubung tidak terjadi slip dan
putaran kedua poros sama dengan putaran awal poros penggerak,sehingga dapat dibuat persamaan:

Mr=Mb+Mh
dimana ;
Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]
Mb = Momen Puntir Poros Transmisi [kgf.cm]
Mh = Torsi Percepatan [kgf.cm]

Nilai Mh dapat dihitung dengan persamaan :

𝑁
M h =71620
𝑛

Mh = Torsi Maksimum [kgf.cm]


N = Daya Maksimum [PS]
n = Putaran Poros [rpm]
71620 = Konstanta Korelasi Satuan

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


2

Penghitungan Torsi Maksimum

𝑁
Mh =71620 𝑛
107 𝑝𝑠
Mh = 71620 x 6000 𝑟𝑝𝑚

=1277,22 kgf .cm


=12,77 kgf .m
maka untuk menjaga keamanan pemakaian dipilih harga torsi yang paling tinggi yaitu; Mh = 14,3
kgf.m dengan kecepatan putar mesin n = 4200 rpm.

2. Torsi Gesek
Mr =C×Mh
Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]
C = Konstanta [2,5]
Harga C berkisar antara 2-3 untuk kendaraan jenis mobil dapat dipilih dari tabel pada lampiran,
untuk ini dipilih C = 2,5

Penghitungan Torsi Gesek


Mr = C×Mh
= 2,5 x 12,77 kgf .m
= 31,925 kgf .m
= 3192,5 kgf .cm

3. Kerja Gesek dan Daya Gesek


Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran dan waktu terjadinya slip yaitu :

𝑀𝑟 .𝑛 .𝑡𝑅
Ar =
1910
Ar = Kerja Gesek [kgf.cm]
Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]
n = Putaran [rpm]
tR = Waktu Penyambungan/slip [detik]
1910 = Faktor Korelasi Satuan

Penghitungan kerja gesek dan daya gesek


Diasumsikan tR = 0.5 detik maka kerja gesek terjadi adalah :

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


3

𝑀𝑟 .𝑛 .𝑡𝑅
Ar =
1910
3192,5𝑥.4200 𝑥 0,5
=
1910
= 3510,08 kgf .cm
Daya gesek yang dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi penggunaan
kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan waktu :
𝐴𝑟 .𝑧
Nr =
27.104
Nr = Daya Gesek [hp]
z = Frekuensi Penekanan Kopling [jam]
27x104 = Faktor Korelasi Satuan

Menghitung Daya gesek


Dengan mengasumsikan pemakainan kopling rata2pada kondisi jalan apapun z = 60/ jam
maka dapat dihitung besarnya daya gesek terhadap kopling sebagai berikut :
𝐴𝑟 .𝑧
Nr =
27.104
3510,08 𝑥 60
=
27.104
= 0,78 Hp

4. Diameter Rata-rata Pelat Gesek


Diameter rata-rata pelat gesek ditentukan dengan menggunakan persamaan untuk diameter
rata-rata, yaitu ;

D = 71,5 [ Nr
𝑏
1
𝐾𝑇 . .𝑗 .𝑛2
]
0.4

d = Diameter Rata-rata pelat [cm]


b = Ratio Antara Lebar Pelat Terhadap Diameter Rata-rata
KT = Parameter Koefisien Gesek
n = Putaran [rpm]
71.5 = Faktor Korelasi Satuan

Penghitungan Diameter Rata-rata Pelat Gesek


Untuk menghitung diameter rata-rata plat gesek harus ada beberapa persamaan yang harus
dipenuhi diantaranya ada beberapahal sebagai berikut :

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


4

 Berdasarkan tabel faktor koreksi untuk lenturan KT = 1,0 – 1,5, tentukan harga KT paling
besar (1,5). karena sedikit terjadi kejutan / tumbukan
 Dan harga b/d berkisar antara 0,15 s.d 0,3, tentukan harga b/d dan coba ambil angka 0,175
 Jumlah plat gesek yang di pakai kita tentukan j = 2

Nr 0.4
d = 71,5[ 1]
𝐾𝑇 .𝑑𝑏.𝑗 .𝑛2

0,78
= 71,5[ 1 ]0.4
1,5 𝑥 0,175 𝑥 2 𝑥 42002

= 71,5 x 0.2209
= 15,79 cm

Sehingga lebar pelat diperoleh dengan substitusi harga d kedalam ratio b/d, yaitu :
b/d = 0,175
b = 0,175 x 15,79 cm
= 2,8 cm

Diameter dalam pelat ( di)


di =d–b
= 15,79 cm – 2,8 cm
= 12,99 cm

Diameter luar pelat ( do)


d0 =d+b
= 15,79 cm + 2,8 cm
= 18,59 cm

5. Pengujian Harga KT dan KU


Untuk memeriksa apakah harga KT dan KU masih dalam batas-batas yang
diizinkan maka terlebih dahulu tentukan kecp tangensial v:
𝜋.𝑑 .𝑛
v=
60

maka jika harga KT tidak berbeda jauh dengan pemilihan awal dan harga KU masih berkisar
antara 2-8 maka rancangan ini dapat dilanjutkan.

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


5

𝑁𝑟 .1000
KT = 1
𝑏.𝑑.𝑗 𝑣 2
2.𝑀
KU =
𝑏.𝑑2 .𝑗

Menghitung kecepatan tangensial


𝜋.𝑑 .𝑛
v =
60
3,14 𝑥 15,79 𝑥10−2 𝑥 4200
=
60
2082,39
=
60
= 34,7 m/s

Menghitung harga KT dan KU


𝑁𝑟 .1000
KT = 1
𝑏.𝑑.𝑗 𝑣 2
0,78 𝑥 1000
= 1
2,8 𝑥 15,79 𝑥 2 𝑥 34,72
780
=
520,88
= 1,5 kgf .cm2

2.𝑀𝑟
KU =
𝑏.𝑑2 .𝑗
2 𝑥 3192,5
=
2,8 𝑥 15,792 𝑥 2
6385
=
1396,2
= 4,57 x 10-3 kgf.cm

6. Luas Bidang Tekan


Tekanan permukaan terjadi akibat adanya gaya tekan yang mengenai satuan luas bidang
tekan. Gaya ini dipengaruhi oleh koefisien gesek sebesar = 0,3, dan ini adalah koefisien gesek
bahan permukaan pelat gesek yang kita pilih. Luas bidang tekan sama dengan luas permukaan
pelat dan dapat diperoleh dari hubungan ;

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


6

F = π . b . d .j . 𝒀

F = Luas Bidang Tekan [cm2]


𝒀 = Faktor Koreksi Luas Permukaan akibat Pengurangan Luas alur

Penghitungan Luas Bidang Tekan


Dari data diatas dan dengan mengasumsikan Y = 0,9 maka luas bidang tekan dapat dicari,
yaitu;

F = π . b . d .j . 𝒀
= 3,14 x 2,8 x 15,79 x 2 x 0,9
= 249,89 cm2

7. Tekanan Rata-rata Permukaan


Tekanan rata-rata permukaan dicari dari hubungan torsi maksimum, diameter rata-rata,
koefisien gesekan dan luas bidang tekan :
2.𝑀𝑟
p =
µ.𝑑.𝐹

p = Tekanan Permukaan Rata-rata [kgf/cm2]


µ = Koefisien Gesek
F = Luas bidang Tekan [cm2]

Penghitungan Tekanan Rata-rata Permukaan


Dengan mengasumsikan koefisien gesek (µ) dari permukaan gesek = 0.3 maka tekanan rata-
ratanya adalah :
2.𝑀𝑟
p =
µ.𝑑.𝐹
2 𝑥 3192,5
=
0,3 𝑥 15,79 𝑥 249,89
= 5,39 kgf /cm2

8. Tekanan Maksimum Permukaan


Tekanan maksimum permukaan digunakan untuk memilih pelat gesek yang cocok dan aman.
Pada lampiran tabel tertulis harga-harga tekanan untuk bahan pelat gesek.
Hubungan antara tekanan maksimum dan tekanan rata-rata adalah :

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


7

𝑑
Pmax = 𝒑 𝑑
𝑖

Menghitung tekanan maksimum permukaan


𝑑
Pmax = 𝒑 𝑑
𝑖

15,79
= 5,39
12,99

= 6,55 kgf/cm2
Dengan asumsi koefisien gesek dari permukaan gesek adalah 0,3 dan tekanan maksimum
yang diizinkan agar keselamatan selama pemakaian terjamin adalah 8,77 kgf/cm2, maka dari tabel
lampiran dapat disimpulkan bahwa permukaan pelat gesek dapat terbuat dari bahan “ Asbestos
Pressed Hidraulically With Plastic”, yang mempunyai limit koefisien gesek antara 0,2 – 0,35
dan tekanan permukaan yang diizinkan antara 0,5 – 80 kgf/cm2, jadi bahan ini sesuai digunakan
untuk rancangan karena tekanan maksimum permukaan gesek yang dirancang masih berada dalam
batas tersebut.

9. Umur Pelat Gesek


Umur pelat gesek atau ketahanan pelat gesek (kanvas kopling) menentukan nilai jual pelat
gesek tersebut sehingga memiliki daya saing dipasara. Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan
antara volume keausan spesifik dan daya gesek, sedangkan untuk menghitung volume keausan
digunakan rumus :
VV= F . SV . j

VV = Volume Keausan [cm3]


F = Luas Permukaan Bidang Tekan [cm2]
SV = Batas Keausan [cm]
j = Jumlah Plat Gesek
Umur pelat gesek akhirnya dapat ditentukan dari pesamaan ;
𝑉𝑣
LB =
𝑄𝑣 .𝑁𝑅

LB = Umur Pelat Gesek [jam]


VV = Volume Keausan [cm3 ]
QV = Keausan Spesifik
Penghitungan Umur Pelat Gesek
Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik dan daya gesek.
Dngan ini maka mita mengasumsikan tebal permukaan gesek (Sv) adalah 0,2 cm dan ini sama
dengan tebal keausan maksimum dari plat gesek.

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


8

VV = F . SV .j
= 249,89 x 0,2 x 2
= 99,96 cm3

Dengan Asumsi QV = 0,125, maka :


𝑉𝑣
LB =
𝑄𝑣 .𝑁𝑅

99,96
=
0.125 𝑥 0,78

= 1025,23 jam

10. Temperatur Kerja Pelat dan Kopling


Temperatur kerja kopling harus memenuhi temperatur yang diizinkan, karenaapabila
melewati batas yang diizinkan akan menyebabkan pelat gesek cepat sekali aus yang menyebabkan
umur pakai kopling lebih pendek.untuk dapat mengetahui temperaturkerja plat kopling maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui nilai dari beberapa hal berikut.
Luas Permukaan Bidang Pendingin dapat diketahui dengan rumus :

π.(`d2K −d2I )
FK = π. dK . bK +
4

dK = Diameter Terluar atau Diameter Rumah Kopling [cm]


bK = Lebar Rumah Kopling [cm]

selanjutnya kita harus mencari nilai kecepatan tangensial, dapat diperoleh dengan rumus:
π.dK .n
vK =
60

Selanjutnya kita harus mencari nilai koefisien perpindahan panas, dari rumah kopling dapat
diketahui dengan rumus sbb:
3
𝛼 K = 4,5 + 6 (VK )4
vK = kecepatan tangensial rumah kopling [m/dt]
Selanjutnya kita harus mencari nilai dari kenaikan temperatur, dapat diperoleh dengan rumus
persamaan berikut:
632 .Nr
∆t=
𝐹𝐾 .𝑎𝐾

FK = luas permukaan bidang pendingin [m2]


aK = koefisien perppindahan panas [kkal /m°C.jam]

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


9

selanjutnya setelah nilai-nilai diatas diketahui maka kita dapat menghitung temperature kerja
kopling dengan dipengaruhi oleh koefisienperpindahan panas dari rumah kopling , luas
perpindahan panas dan temperatur sekeliling, temperatur kerja kopling adalah:

t = tL + ∆t
t = temperatur kerja kopling [℃]
tL = temperatur lingkungan [℃]
∆t = kenaikan temperatur [℃]

Menghitung temperatur kerja plat dan kopling


Untuk mengetahui temperatur kerja plat dan kopling makakita harus mencari terlebih
dahululluas permukaan bidang pendingin dengan persamaan sbb:
dK = d 0 + 2 x 3
= 18,89 + 6
= 24,89 cm

bK = 2+3
= 5 cm

π.(`d2K −d2I )
FK = π. dK . bK + 4
3,14 x(`24,892 −12,992 )
= 3,14 x 24,89 x 5 +
4
1415,42
= 390,8 +
4

= 390,8 + 353,9
= 744,7 cm2

Selanjutnya kita akan mencati kecepatan tangensialpadarumah kopling dengan menggunakan


persamaan berikut:
π.dK .n
vK =
60

3,14 𝑥 24,89 𝑥 10−2 𝑥 4200


=
60

= 54,71 m/dt

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


10

Selanjutnya kita akan mencari koefisien perpindahan panas dari rumah kopling dengan
menggunakan rumus persamaan :
3
aK = 4,5 + 6 (VK )4
3
= 4,5 + 6 (54,71)4
= 4,5 + 6 (20,12)
= 4,5 + 120,72
= 125,22 kkal /m °C.jam

Selanjutnya kita harus mencari nilai kenaikan temperatur dengan menggunakan persamaan berikut:
632 .Nr
∆t =
𝐹𝐾 .𝑎𝐾

632 x 0,78
=
744,7 𝑥 10−4 𝑥 125,22
492,96
=
9,33

= 52,86 °C

Dengan mengasumsukan temperatur kerja lingkungan (tL) adalah 20 °C, maka temperatur kerja
kopling dapat dihitung dengan persamaan :
t = tL + ∆t
= 20 + 52,86
= 72,86 °C
Berdasarkan tabel 2 temperatur kerja yang diizinkan untuk Asbestos Pressed Hidraulically With
Plastic antara 250 -550 °C, jadi temperatur kerja kopling rancangan dapat diterima karena bekerja
dibawah temperatur yang diizinkan.

11. Diameter Poros


Untuk perancangan poros hal yang sangat berpengaruh adalahtorsi dari kopling,dengan
menggunakan rumus perhitungan poros dan harga tegangan geser seperti pada persamaan
berikut:

3 16 .𝑀𝑟
dp= √ 𝜋.𝜏
𝑌𝑃

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


11

Untuk menghitung diameter poros kita harus mengkonversikan terlebih dahulu harga torsi
gesek dari kopling kedalam satuan SI, seperti berikut :
Torsi Gesek = 3192,5 kgf .cm atau 31,925 kgf .m
Menjadi 31,925 x 9,8 = 312,816 Nm = 312816 Nmm

Material yang diambil untuk poros ini adalah “AISI 4340 COLD DRAWN” dengan nilai 𝜎𝑌𝑃 = 99000 psi
atau 682,8 Mpa dengan menggunakan rumus perhitungan poros dan harga tegangan geser, kita bisa
menghitung berapa diameter poros, yaitu:

3 16 .𝑀𝑟
dp = √ 𝜋.𝜏
𝑌𝑃

3 16 𝑥 312816
= √ 3,14 𝑥 682,8

3 5005056
= √ 2143,99

= 3√2334,46
= 13,27 mm

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF


12

C. Hasil Perancangan
Dari perhitungan diatas dimana data menggunakan dari lapangan yang tertera dari brosur
maka didapatkan hasil perancangan kopling pada kendaraan TOYOTA SIENTA diperoleh hasil
sebagai berikut :
 Torsi Maksimum Mh = 1277 kgf .cm
 Torsi Gesek Mr = 3192,5 kgf .cm
 Kerja Gesek Ar = 3810,08 kgf .cm
 Daya Geser Nr = 0,78 HP
 Diameter rata-rata plat d = 15,79 cm
 Diameter luar plat d0 = 18,59 cm
 Diameter dalam plat dI = 12,99 cm
 Luas Bidang Tekan F = 249,99 cm2
 Tekanan rata-rata permukaan p = 5,93 kgf /cm2
 Tekanan Maksimum PMAX = 6,55 kgf /cm2
 Perkiraan Umur Plat LB = 1025,23 jam
 Temperatur Kerja t = 72,86 °C
 Diameter Poros = 12,27 mm

D. Analisa Perancangan
Dari hasil perancangan yang telah dilakukan melalui perhitungaan berdasarkan teori yang
penulis peroleh didapatkan , ddidapatkan ada beberapa spesifikasi yang berbeda dengan ukuran
yang sebenarnya berdasarkan data lapangan yang ada. Hal ini dimungkinkan, karena adanya
beberapa fariabel yang diasumsikan dan berpengaruh langsung terhadap hasil peraancangan yang
dibuat. Hal lain yang berpengaruh adalah asumsi-asumsi yang penulis lakukan, yang didapatkan
berdasarkan perkiraan- perkiraan atau pembulatan angka yang disesuaikan dengan pemahaman
yang penulis miliki. Hal penting lain yang perlu diperhatikan pada perancangan kopling ini adalah
perancangan pada umur pakai kopling. Dengan semakin lamanya umur pakai kopling, maka
efisiensi dalam pemakaian akan semakin tinggi dan mampu untuk bersaing dengan produk sejenis
dipasaran. Umur pakai plat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
 Luas permukaan gesek
 Daya gesek
 Faktor keausan plat gesek
Umur kopling berbanding lurus dengan luas permukaan serta volume keausan. Semakin besar
diameter plat gesek, maka permukaan akan semakin luas sehingga volume keausannya besar
dan umur pakai kopling akan lebih lama. Disamping itu berdasarkan tegangan permkaan yang
bekerja pada plat gesek dapat pula diperkirakan jenis bahan yang cocok untuk plat gesek.
Sehingga dengan analisa ini efisiensi ekonomis juga dapat dilakukan.

Tugas perancangan kopling plat gesek // GalangBF

Anda mungkin juga menyukai