Makalah Mengenal Faktor Yg Mempengaruhi Upah Tenaga Kerja
Makalah Mengenal Faktor Yg Mempengaruhi Upah Tenaga Kerja
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
Hubungan antara upah dan jam kerja menunjukkan bahwa tinggi jam kerja
belum tentu mempengaruhi upah yang diterima oleh pekerja. Secara umum dapat kita
lihat bahwa upah di perkotaan pada tingkat pendidikan yang sama selalu lebih besar
dibanding di pedesaan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang
factor – factor yang mempengaruhi perbedaan upah kerja.
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
Upah kerja merupakan bayaran yang diterima oleh pekerja atas jasa yang
diberikan dalam memproduksi atau barang atau jasa di perusahaan. Upah biasanya
diberikan kepada tenaga kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam
perusahaan. Pekerja dengan produktivitas yang tinggi akan mendapatkan upah yang
cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja dengan tingkat produktivitas yang
rendah
Upah merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena jumlah
upah atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempunyai
pengaruh yang tidak kecil terhadap jalannya perusahaan.Pemberian upah atau balas jasa
ini dimaksud untuk menjaga keberadaan karyawan di perusahaan, menjaga semangat
kerja karyawan dan tetap menjaga kelangsungan hidup perusahaan yang akhirnya akan
memberi manfaat kepada masyarakat.
Dalam sistem ini, jumlah upah yang diberikan berkaitan dengan penjualan hasil
produksi di pasaran. Jika harga naik jumlah upahnya pun naik. Sebaliknya jika harga
turun, upah pun akan turun Itulah sebabnya disebut skala upah berubah.
Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-
pekerja didalam suatu jenis kerja tertentu tersebut antara lain adalah :
Di Negara Indonesia memiliki karakteristik dimana pasar tenaga kerja yang tidak
seimbang antara jumlah tenaga kerja lebih tinggi dibanding dengan jumlah lowongan
kerja yang tersedia. Hal ini menimbulkan suatu corak pada permintaan dan penawaran
tenaga kerja di Indonesia.
Permintaan dan penawaran tenaga karja didalam suatu jenis pekerjaan sangat
berpengaruh besar dalam menentukan upah disuatu jenis pekerjaan. Apa bila didalam
suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak
banyak permintaan dari pengusaha maka upah pekerja cenderung rendah.
Kemampuan, keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal
bekerja, bagi karyawan yang memiliki pendidikan dan ketrampilan yang rendah
cenderung tertekan sedangkan bagi karyawan yang memiliki karakteristik pendidikan
dan keterampilan yang tinggi memiliki kecenderungan kearah yang sebaliknya sifat-sifat
tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktifitas yang berbea-beda. Dalam
kenyataannya, dengan bertambah majunya kegiatan ekonomi dalam suatu pekerjaan
maka semakin membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang terdidik, oleh karena itu semakin
tinggi pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin
mudah.
4. Usia kerja
Usia kerja seseorang di suatu perusahaan akan mempengaruhi tingkat upah yang
di terima oleh pekerja tersebut. Semakin lama usia kerja seseorang dalam suatu lapangan
pekerjaan akan cenderunag membuat tingkat upah yang diterimanya lebih tinggi
dibandingkan pekerja dengan usia kerja yang lebih sedikit. Hal ini biasanya disebabkan
karena pekerja dengan usia kerja yang lebih lama dianggap lebih senior dan professional
untuk mengatasi suatu pekerjaan, selain itu juga sebagai penghargaan atas pengabdian
yang diberikan oleh pekerja tersebut kepada perusahaan atau pemilik kerja.
Daya tarik sesuau pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang
ditawarkan, selan itu faktor-faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang
sangat penting terhadap seseorang dalam memilih pekerjaan. Seseorang sering kali
bersedia menerima upah yang lebih rendah apabila beberapa terdapat pertimbangan yang
tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Sebaliknya apabila faktor-faktor bukan
keuangan banyak yang tidak sesuai dengan seorang pekerja, ia akan menuntut upah yang
lebih tinggi sebelum ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan.
Dalam teori ini terdpat pemislan faktor-faktor produksi, dalam konteks mobilitas
tenaga kerja pemisalan ini berarti: kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah,
maka tenaga kerja akan pindah kepasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.
Selain itu upah dari suatu pekerjaan di berbagai wilayah tidak selalu sama, adapun
faktor yang menjadi penyebab yaitu :
a. Letak Geografis
b. Faktor-faktor Instusionel
Upah minimum merupakan suatu standar minimum yang digunakan oleh para
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam
lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap
propinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Propinsi
. Sisi positif dari upah minimum adalah menjaga agar upah bagi pekerja pemula
dan tidak trampil tidak jatuh terlalu rendah. Sebaliknya sisi negatifnya dari segi ekonomi
memperlambat laju employment, inflasi, kesenjangan antar sektor ; dari segi perusahaan
dapat menciptakan ketidak-adilan, mendorong perusahaan untuk menghemat
penggunaan tenaga kerja bukan inti dan tidak trampil, dan dalam jangka menengah
mendorong melakukan substitusi.
Upah minimum akan berlaku untuk semua jenis industri dan semua skala
industri. Upah minimum sangat menguntungkan industri dengan skala ekonomi tinggi,
dan mematikan home industry, perusahaan pemula dengan skala kecil yang berjumlah
banyak.
Yang berkaitan dengan upah minimum adalah upah kerja lembur di dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak menguraikan
secara jelas, sehingga untuk ketentuan upah kerja lembur kembali menggunakan
ketentuan yang lama yaitu Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.
102/MEN/VI/2004 yang mengatur tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja
Lembur.
Adapun waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam
sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istirahat
mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah.
menghitung upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan. Cara perhitungan upah kerja
lembur, adalah :
- untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua) kali
upah sejam;
b. apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi
untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40 (empat puluh) jam seminggu maka :
- perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertamasibayar 2 (dua) kali upah
sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam lembur kesembilan
dan kesepuluh 4 (empat) kali upah sejam;
- apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan upah lembur 5
(lima) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, dan jam lembur keenam 3 (tiga)
kali upah sejam dan jam lembur ketujuh dan kedelapan 4 (empat) kali upah sejam.
c. apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi
untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu, maka
perhitungan upah kerja lembur untuk 8 (delapan) jam pertama dibayar 2 (dua) kali
upah sejam, jam kesembilan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam kesepuluh dan
kesebelas 4(empat) kali upah sejam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upah kerja merupakan bayaran yang diterima oleh pekerja atas jasa yang
diberikan dalam memproduksi atau barang atau jasa di perusahaan. Upah biasanya
diberikan kepada tenaga kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam
perusahaan.
Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-
pekerja didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan meliputi,
perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan, perbedaan
dalam jenis-jenis pekerjaan, perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan, terdapat
pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan, ketidaksempurnaan dalam
mobilitas tenaga kerja.
3.2 Saran
Dari berbagai macam perlakuan gaji tentu saja dalam pelaksanaanya masih ada
saja ketimpangan yang dilakukan oleh pengusaha.. Seharusnya dalam pemberian gaji ada
keadilan dan kebijaksanaan yang sama-sama dirasakan oleh pengusaha sehingga
memotifasi para pekerja dan pengusaha. Selain gaji pokok sebaiknya ada tambahan
berupa intensif dan kesejahteraan yang diberikan oleh pengusaha sehingga memotivasi
para pekerja dalam meningkatkan produktifitas kerja.
Selain itu, dalam suatu perusahaan untuk mencapai taraf efisien dan hasil
pengembangan sumberdaya yang tinggi, karyawan sebaiknya diberi kesempatan
mengembangkan sumberdaya yang tinggi, karyawan diberi kesempatan mengembangkan
kecakapan mereka agar dapat mengaktualisasikan dirinya pada pekerjaan yang
diembannya.
DAFTAR PUSTAKA
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Tahun 2007