Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan kami bahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perapan sistem perekonomian dualisme di Indonesia ?
2. Bagaimana perapan sistem perekonomian sosialisme di Indonesia ?
3. Bagaimana perapan sistem perekonomian Panacasila di Indonesia ?
4. Bagaimana perapan sistem perekonomian kerakyatan di Indonesia ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Terdiri dari elemen “superior” dan “inferior” yang hadir secara bersamaan
dalam waktu dan tempat yang sama. Contoh dari pemikiran A. Lewis tentang
penerapan konsep dualisme, yakni adaanya koeksistensi antara metode-metode
produksi modern di kota dan metode-metode tradisional di pedesaan.
2. Koeksistensi tersebut merupakan hal yang bersifat permanen sehingga elemen
yang superior memiliki kekuatan untuk mempertahankan superioritasnya,
sedangkan elemen yang inferior tidaklah mudah untuk meningkatkan posisinya.
Dalam kalimat lain, koeksistensi internasional antara kaya dan miskin bukanlah
hanya merupakan sesuatu fenomena sejarah yang akan membaik dengan
sendirinya bila saatnya sudah tiba.
3. Kadar superioritas serta inferioritas dari masing-masing elemen menunjukan
tanda-tanda cenderung meningkat. Contoh kesenjangan produktivitas para
pekerja di negara maju dan berkembang semakin lama semakin melebar.
4. Hubungan yang saling terkait antara elemen superior dengan inferior tersebut
yang terbentuk sehingga keberadaan superior sangat sedikit dan tidak
membawa manfaat untuk meningkatkan kedudukan inferior. Maka elemen-
elemen superior cenderung mengeksploitasi, memanfaatkan, memanipulasi
elemen-elemen inferior.
4
akhirnya akan mengakibatkan timbulnya perbedaan tingkat produktifitas yang
sangat besar, dalam hal ini teknologi modern sangat berperan penting.
4. Dualisme Finansial
Dalam analisis Myint (1967) beliau mengemukakan mengenai dualisme
finansial. Hal ini pun merujuk pada pengertian bahwa pasar uang dalam negara
jajahan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pasar uang yang terorganisir
dengan baik (organized money market) dan pasar uang yang tidak terorganisir
(unorganized money market). Pasar uang yang terorganisir dengan baik terdiri
dari bank-bank komersial dan lembaga-lembaga keuangan non-bank. Lembaga
ini terdapat di pusat-pusat bisnis dan kota-kota besar, serta memiliki tujuan
untuk menyediakan pinjaman kepada perusahaan yang bergerak dalam bidang
perkebunan tanaman ekspor dan pertambangan. Namun setelah NSB mencapai
kemerdekaan, pemerintah mengadakan usaha yang sifatnya mendorong
lembaga-lembaga keuangan modern untuk memberikan pinjaman kepada sektor
ekonomi lainnya, terutama sektor industri dan pertanian rakyat.
5. Dualisme Regional
Dualisme Regional adalah ketidakseimbangan tingkat pembangunan antar
berbagai daerah dalam negara. Dualisme regional ini memusatkan perhatiannya
pada masalah kesenjangan yang terjadi pada kesejahteraan antar daerah.
Misalnya, di NSB ada beberapa daerah yang berkembang sangat pesat sehingga
keadaan ekonomi dan sosialnya sudah hampir menyamai negara maju,
sedangkan daerah lainnya mengalami perkembangan yang sebaliknya atau
bahkan mengalami kemunduran.
5
tidak diperkenankan mata uang asing (devisa) beredar di masyarakat. Semua
devisa milik negara.
6
beberapa diantaranya adalah Profesor Mubyarto. Sistem perekonomian Indonesia pada saat
itu ditandai oleh, antara lain:
1. Perencanaan ekonomi, Indonesia pada saat itu masih berada dalam
perencanaan pembangunan ekonomi lima tahunan dengan prioritas utama
pada perkembangan sector pertanian menuju swa sembada beras/pangan.
2. Peranan perusahaan asing, Dengan undang-undang UUPMA pada tahun
1967 modal asing yang bersifat investasi langsung maupun portofolio
makin merambah ke semua sector dan wilayah Indonesia.
3. Peranan perusahaan domestic, Perusahaan dalam negeri mendapat
keuntungan dari undang-undang UUPMDN. Dengan fasilitas tersebut
muncul konglomerasi usaha dari hulu sampai hilir, dari sector pertanian
hingga ritel dikuasai oleh perusahaan besar.
4. Peranan IGGI dan IMF serta hutang luar negeri, Sejak awal dari kekuasaan
orde baru, pemerintah telah mendirikan IGGI yang berfungsi untuk
memberikan nasihat dalam APBN.
5. Sistem Devisa, Segera setelah orde baru naik tindakan pertama yang
dilakukannya adalah liberalisasi perdagangan luar negeri yang dalam hal ini
termasuk sistem devisa.
Dilihat dari kelima tanda tersebut dapat kita katakan bahwa perekonimian
Indonesia pada saat itu lebih mendekati perekonomian pasar atau sitem kapitalis
dibandingkan dengan perekonomian sosialis. Namun ada perbedaan perilaku antara
Indonesia dengan negara – negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis. Perbedaan itu
ialah karena pelaku ekonomi Indonesia mempunyai perilaku yang didasarkan atas filsafah
negara Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama untuk menuju
kesejahteraan social pada sila yang ke lima. Tuntunan hidup Pancasila ini mengakibatkan
pelaku ekonomi tidak semata mata mementingkan keuntungan maksimum, namun juga
mempertimbangkan keadilan social. Inilah alasan mengapa para ahli mengklaim bahwa
sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila disamping alasan umum
bahwa perekonomian Indonesia telah diatur dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
7
sesame manusia dan keadilan dan kebenaran, kepercayaan kepada faktor-faktor
non duniawi, keagamaan serta social lainnya bisa pula penggerak yang sama
kuatnya bagi aktivitas ekonomi. Keseimbangan yang lebih serasi antara higher
motives dan lower motives inilah yang merupakan cita-cita ekonomi Pancasila.
3. Adanya kecendrungan dan kehendak sosial yang kuat kearah egalitarianism
atau pemerataan sosial.
Dalam hal ini cita-cita ekonomi pancasila menunjukkan kesamaan
dengan doktrin dasar hampir semua agama besar yang ada maupun dengan cita-
cita yang terkandung dalam sistem ekonomi sosialis sekuler.
4. Diberikannya prioritas utama pada terciptanya suatu perekonomian nasional
yang tangguh.
Ekonomi Pancasila menyadari bahwa unsur nasionalisme ekonomi
merupakan kenyataan hidup yang tidak bisa dihindari. Konsep perekonomian
nasional menuntut bahwa integrasi berbagai bagian perekonomian nasional
adalah sasaran primer, sedangkan integrasi perekonomian nasional ke dalam
ekonomi internasional adalah sekunder.
5. Pengandalan pada sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan–kegiatan
ekonomi, diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi
perkembangan ekonomi.
Ekonomi pancasila mencoba untuk mengambil manfaat yang sebesar-
besarnya dari sentralisasi dan otonomisme dengan cara mengambil jalan tengah
diantara kedua mekanisme pelaksanaan pengelolaan ekonomi tersebut.
8
Dominasi asing dalam perekonomian (Bank Dunia, IMF, dll) dianggap sebagai sesuatu
yang berlebihan dan rakyat menginginkan agar perekonomian lebih bersifat berdiri diatas
kaki sendiri. Oleh karena itu, hutang kepada IMF dan Bank Dunia dibayar lunas. Namun
ironisnya, hutang luar negeri berkurang ternyata hutang dalam negeri meningkat dengan
tajam. Berikut merupakan kebijakan pemerintah selama dalam system perekonomian
Kerakyatan:
1. Peranan IGGI dikurangi
2. Investasi dengan UUPMA dan invertasi dalam negeri dengan UUPMDN
3. Sistem devisa didasarkan atas system pasar (permintaan dan penawaran)
dengan cadangan devisa yang besar untuk menjaga stabilitas kurs mata uang.
4. Memaksimumkan produksi perusahaan kecil (keluarga).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perekonomian Indonesia pernah merubah empat kali sistem perekonomian. Pada
akhir masa pemerintahan Soekarno aktivitas ekonomi Indonesia dikuasai oleh negara dan
koperasi sehingga sistem perekonomian mendekati sistem sosialis yang bersifat agak
berbeda dengan sistem sosialis pada umumnya sehingga disebut sebagai sistem
perekonomian sosialis ala Indonesia. Pada masa pemerintahan Soeharto sistem ekonomi
Indonesia merupakan sistem komando dimanasawasta memegang peranan penting dalam
perusahaan namun memakai sistem lima tahunan.pada akhit masa pemerintahan Soeharto
muncul istilah ekonomi Pancasila dimana sistem pereknomian ini dijiwai oleh Pancasila.
Namun pada akhirnya sistem ekonomi Pancasila diganti akibat adanya reformasi menjadi
sistem ekonomi kerakyatan. Setiap sistem perekonomian yang diterapkan diindonesia
memiliki dampak yang baik positif maupun negative bagi perekonomian dan rakyat
Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Saroh, Alkaut. 2015. Sistem Ekonomi Pancasila. Diakses pada tanggal 03 September 2018
dari http://alkautsaroh.blog.upi.edu/2015/09/28/sistem-ekonomi-pancasila/
Enjel. 2017. Dualisme Ekonomi. Diakses pada tanggal 01 September 2018 dari
http://sesienjel.blogspot.com/2017/06/dualisme-ekonomi.html.
11