Anda di halaman 1dari 29

ANTENATAL CARE (ANC)

1. Pengertian ANC
Antenatal care (ANC) adalah perawatan selama kehamilan sebelum bayi lahir
yang lebih ditekankan pada kesehatan ibu. Proses pengawasan antenatal merupakan
proses yang memerlukan jadwal tertentu dan teratur sehingga kontak dengan seorang
calon ibu dapat berlangsung cukup lama (Manuaba, 2007)
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan mental dan fisik ibu hamil, sehingga ibu mampu menghadapi kala
persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar.
Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas
kesehatan untuk memelihara kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar
pelayanan antenatal yang telah di tetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.
Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila
mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani
secara memadai (Saifuddin, dkk.2002).
Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik
dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi
juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi
pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu
hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan
kualitas pelayanan antenatal.

2. Tujuan ANC
a) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh
kembang janin.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial ibu dan
bayi.
c) Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi
yang terjadi selama kehamilan.
d) Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun
bayi, dengan trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif berjalan
normal.

f) Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara
bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

3. Tanda Kehamilan
Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbulselama hamil. Ada 3
tanda kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), kemungkinan
(perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa), dan positif hamil (Bobak, 2005).

 Tanda presumtif (perubahan yang dirasakan wanita)

a. Amenore (terhentinya menstruasi).


Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak
dilepaskan sehingga amenore atau tidak datangnya haid. Hal ini dianggap
sebagai tanda kehamilan. Hal ini tidak dianggap sebagai tanda pasti kehamilan,
karena aminore dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor
hipofise, perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi, dan (yang paling
sering) gangguan emosional (Prawirohardjo, 2008).
b. Fatigue (keletihan).
Selama periode kehamilan minggu ke-lima sampai minggu ke-empat
belas, di periode ini ibu akan merasakan keletihan yang tidak biasa dan
membutuhkan tidur lebih banyak karena adanya tuntutan baru terhadap
pasokan energi pada ibu, dan karena terjadinya pergeseran pada kecepatan
metabolisme tubuh ibu (Penny, 2007)
c. Perubahan payudara.
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi
lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan
venavena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama satu cairan berwarna kekuningan
yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air
susu belum dapat di produksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolactin
inhibiting hormone (Prawirohardjo, 2008).
d. Morning sicknes (mual dan muntah di pagi hari)
Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang
terutama bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut dengan
morning sickness pada kehamilan, biasanya timbul pada pagi hari tetap hilang
pada beberapa jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama
dan dapat timbul pada waktu yang berbeda. Gejala yang mengganggu ini
biasanya dimulai biasanya dimulai sekitar 6 minggu setelah hari pertama
menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang spontan 6 sampai 12 minggu
kemudian. Penyebab kelainan ini tidak diketahui tetapi tampaknya berkaitan
dengan tingginya kadar bentuk-bentuk tertentu hCG (yang mengalami variasi-
variasi dalam glikosilasi) dengan kapasitas perangsangan tiroid terbesar
(Bobak, 2005).
e. Quickening (persepsi gerakan janin)
Pada usia kehamilan antara 16 dan 20 minggu (sejak hari pertama
menstruasi berakhir), wanita hamil mulai menyadari adanya gerakan berdenyut
ringan di perutnya, dan intensitas gerakan ini semakin meningkat secara
bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan janin, dan hari ketika gerakan
tersebut disadari oleh wanita hamil disebut quickening atau munculnya
persepsi kehidupan. Namun, hanya merupakan bukti penunjang kehamilan,
dan apabila berdiri kurang kurang bernilai diagnostik (Cunningham, 2005).

 Tanda kemungkinan hamil (yang dapat diobservasi pemeriksa)

a. Tanda Hegar.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran
uterus terutama terbatas pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa
gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir membulat garis tengah uterus rata-
rata 8 cm dicapai pada minggu ke-12. Hal ini disebabkan karena pembuluh
darah dalam serviks bertambah dan karena terjadinya odema dari serviks dan
hyperplasia kelenjar-kelenjar serviks sehingga serviks menjadi lunak. Pada
pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama kehamilan teraba liat atau elastis
dan kadangkadang sangat lunak. Pada sekitar 6 sampai 8 minggu setelah hari
pertama menstruasi terakhir, tanda hegar mulai tampak. Tanda hegar dengan
melakukan satu tangan pemeriksa diatas abdomen dan dua jari tangan yang
lain dimasukkan kedalam vagina, dapat diraba serviks yang keras, dengan
korpus uterus yang elastis di atas ismus yang lunak bila di tekan, yang terletak
diantara dua bagian tersebut (Cunningham, 2005 & Rustam, 2005).

b. Ballottement (baloteman).
Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibanding
volume cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat
menyebabkan janin tenggelam dalam cairan amnion dan kemudian memantul
kesisinya semula, benturan yang ditimbulkan ballottement dapat dirasakan oleh
jari-jari tangan pemeriksa (Cunningham, 2005).
c. Test kehamilan.
Menurut Prawirohardjo (2008), Terdapat sejumlah perangkat uji
kehamilan yang beredar di pasaran dengan harga terjangkau. Uji kehamilan ini
dapat dibaca dalam 3 sampai 5 menit, dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan
tingkat kecermatan yang tinggi pada tahap tertentu. Sistem yang digunakan
dalam berbagai perangkat berbeda-beda namun, masing-masing berpegang
pada prinsip yang sama (pengenalan HCG dan subunitnya) oleh suatu antibodi
molekul HCG atau epitop subunit β. Hormon ini di ekskresikan ke dalam
sirkulasi wanita hamil dan diekskresikan melalui urin (Cunningham, 2005).
d. Tanda goodel (serviks melunak).
Pada minggu ke-6 sampai 8, konsistensi jaringan serviks yang
mengelilingi os eksternus lebih mirip dengan mulut bibir daripada tulang rawan
hidung, yang khas untuk serviks pada wanita tidak hamil. Namun, keadaan-
keadaan lain dapat menyebabkan serviks melunak, misalnya kontrasepsi yang
mengandung estrogenprogestin. Seiring dengan perkembangan kehamilan,
kanalis servikalis dapat menjadi sedemikian melebar sehingga jari tangan
dapat dimasukkan. Pada proses peradangan tertentu, serta karsinoma, serviks
akan tetap keras selama kehamilan dan, bilapun mungkin, hanya membuka
saat persalinan (Cunningham, 2005).
 Positif hamil

 Gerakan janin dalam rahim


Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
 Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
 Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)

 Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Marjati dkk,
2010)

ADAPTASI FISIOLOGIS
 Perubahan Fisik pada Trimester I
a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal
kehamilan.Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya
mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14
mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan
trimester kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon
kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan
pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang
membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada
trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang
efisien.Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan
nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan
karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan
mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem
sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering
daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.Pola makan
yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian
perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan
tidak menetap adalah normal.Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan
hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana
otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.

g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal
sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan
yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan
ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air

 Perubahan Fisik pada Trimester II


a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga
panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada
kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap
individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai
membesar pada kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan
normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal
tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan,
karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh
hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam
lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut
tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah
atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya
ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah
seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan
ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya
akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.

f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke
daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan
disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa
berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang
menyebabkan warna kulit lebih gelap.Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke
arah bawah yang disebut linea nigra.Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau
topeng kehamilan.Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth
mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat
mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat
diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga
dapat menimbulkan jerawat.
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang
disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar.
Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita
hamil mengalaminya.Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh
menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada
wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki.
Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu
lama

 Perubahan Fisik pada Trimester III


a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.

b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar
kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru,
pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini
juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah
diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena
berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan
kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi
di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena
daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor
keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan,
tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan
pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan
membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.

ADAPTASI PSIKOLOGIS
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitive)

4. Pelayanan standar adalah 7T yaitu


a. Timbang berat badan.
b. Ukur Tekanan darah.
c. Ukur Tinggi fundus uteri.
d. Pemberian imunisasi TT lengkap.
e. Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis
f. satu tablet setiap harinya.
g. Lakukan Tes Penyakit Menular Seksual (PMS).
h. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

5. Pelaksanaan ANC
Dalam upaya pengawasan ibu hamil di Inggris pada tahun1929, diusulkan gagasan
pengawasan teratur dengan jadwal sebagai berikut:
1. Setiap 4 minggu sampai kehamilan berumur 28 minggu
2. Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 36 minggu
3. Setiap minggu setelah umur kehamilan di atas 36 minggu sampai proses persalinan
dimulai
Dijumpai modifikasi jadwal pemeriksaan ibu hamil multigravida dengan riwayat hamil,
persalinan spontan aterm, dan hidup sebagai berikut:
1. Setiap 8 minggu sampai umur kehamilan 28 minggu
2. Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu
3. Setiap minggu setelah umur hamil di atas 36 minggu sampai proses persalinan
dimulai
Terdapat perbedaan pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 18 tahun
disebabkan sering terjadinya:
1. Anemia
2. Hipertensi-menuju preeclampsia dan eklampsia
3. Persalinan dengan berat badan lahir rendah
4. Kehamilan disertai infeksi
5. Penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan tindakan operasi
Aspek sosial yang sering meyertai ibu hamil dengan usia muda adalah:
1. Kehamilan belum diinginkan
2. Kecanduan obat dan atau perokok
3. Arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan
Akibat dari aspek sosial tersebut dapat menimbulkan kesulitan tumbuh-kembang janin
dan penyulit saat proses persalinan berlangsung.
Kini wanita karier dan terdidik banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karier sehingga
sebagian akan terlambat menikah dan hamil di atas usia 35 tahun. Jumlah mereka
cukup banyka sekitar 3-5% sehingga diperlukan perhatian khusus karena dapat terjadi:
1. Hipertensi karena stress pekerjaan
2. Hipertensi dapat menjadi pemicu preeclampsia dan eklampsia
3. Diabetes mellitus
4. Perdarahan antepartum
5. Abortus atau abortus berulang
6. Persalinan premature atau berat badan lahir rendah
7. Kelainan kongenital
8. Gangguan tumbuh-kembang janin dalam rahim (IUGR)
Keberadaan wanita karier yang terlambat menikah dan hamil memerlukan perhatian.
Untuk itu, diperlukan pemeriksaan tambahan khusus.
1. Penatalaksanaan antenatal care sebagai berikut:
a. Menegakkan dignosa kehamilan
 Melakukan anamnesis yang tepat dan ceramt
 Melakukan pemeriksaan:
- Pemeriksaan umum tentang kesehatan ibu hamil
- Pemeriksaan khusus ibu hamil:
 Inspeksi
 Palpasi
 Auskultasi
 Pemeriksaan dalam
 Lakukan penegakan diagnosis hamil muda
 Lakukan penegakan kemungkinan hamil dengan sefalopelvik
disproporsi melalui perasat Osborn dan Muller-Kerr-Menru
- Pemeriksaan tambahan khusus:
 Pemeriksaan air ketuban
 Pengambilan sampel vilikorealis
 Pemeriksaan ultrasonografi
 Pemeriksaan menggunakan Dopler velocity
 Pemeriksaan lain yang dipandang perlu
- Pemeriksaan laboratorium
 Laboratorium umum
 Darah lengkap
 Urin lengkap
 Penyakit STD
 Laboratorium khusus ibu hamil
 Penyakit tergolong TORCH
 Alfa fetoprotein
Pada kasus tertentu pemeriksaan laboratorium tambahan:
 Uji fungsi liver
 Uji fungsi ginjal

2. Diagnose kehamilan
a. Memerhatikan berbagai bahasan dalam diagnosis kehamilan dan menjawab
pertanyaan tentang kehamilan, maka:
 Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan
- Penggolongan kehamilan menurut resiko:
 Risiko rendah
 Risiko meragukan
 Risiko tinggi
- Pelaksanaan jadwal pemeriksaan rutin sehingga dapat diikuti
perkembangan jani dan perkembangan pengobatan yang telah diberikan
- Perencanaan tindak lanjut perawatan kehamilan dan rencana pertolongan
persalinan
b. Memerhatikan kehamilan menurut faktor resikonya sehingga kehamilan dapat
diselesaikan setempat dan atau dilakukan rujukan ke tempat lain dengan fasilitas
yang lengkap
Untuk memperjelas dan mempertegas diagnosis kehamilan dan beberapa permeriksaan
tambahan dijabarkan sebagai berikut:
1. Dasar pemeriksaan palpasi menurut Leopold
2. Auskultasi dan pemeriksaan dalam
3. Gambar skematis pemeriksaan bimanual
4. Pemeriksaan ultrasonografi
5. Indikasi uji tambahan tentang kemungkinan kelainan kongenital dan teknik
pengambilan sampel vili korialis
6. Catatan tentang jadwal pemeriksaan laboratorium ulang. Pemeriksaan laboratorium
ulang sangat penting artinya dalam mengevaluasi keberhasilan observasi dan
pengobatan
7. Potensi ibu dan kehamilan dapat menimbulkan efek timbal-balik antara ibu dan
tumbuh-kembang janin dalam uterus
(Manuaba, 2007)
Berikut adalah indikasi untuk pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan (Manuaba,
2007):
Umur Keterangan
Hamil
0-10  Jangan melakukan USG untuk mendiagnosa kehamilan
minggu  Kecuali:
- Ragu-ragu tentang usia kehamilan
- Untuk mengambil sample vilikhorealis
 Abortus imminen
- Scan saat perdarahan
- Ragu-ragu tentang detik jantung janin
- Abortus berulang, dilakukan pada umur 6-10 minggu
 Kehamilan ektopik
- Secara klinis ektopik, tetapi masih meragukan
 Hyperemesis gravidarum
- Membedakan kemungkinan mola hidatidosa dan kehamilan
ganda
11-20  Umumnya USG rutin dilakukan pada usia kehamilan 18-20 minggu
minggu  Indikasi lainnya:
- Keraguan tentang umur kehamilan
- Uterus lebih kecil atau lebih besar dari perkiraan umur
kehamilan
- Menetapkan kemungkinan hamil ganda
- Menyingkirkan kemungkinan kelainan kongenital apalagi hamil
sebelumnya terdapat kelainan
21-30  Menetapkan kemungkinan hamil ganda
minggu  Kemungkinan kematian intrauteri
 Perdarahan antepartum
 Kemungkinan hidramnion
31-40  Menetapkan letak plasenta, terutama jika dijumpai plasenta letak
minggu rendah pada kehamilan 18 minggu
 Perdarahan antepartum
 Kehamilan dengan hipertensi tingkat moderat atau berat
 Penyakit ibu menyertai kehamilan:
- Diabetes mellitus
- Gangguan atau penyakit ginjal berat
- Kelainan letak janin setelah usia kehamnilan 36 minggu
- Kehamilan ganda, USG diulang saat usia kehamilan 34 minggu
-

Tatalaksana ANC (Manuaba, 2008):


1. Anamnesa
Pada tahapan ini, pemeriksa menanyakan mengenai:
a. Identitas klien
Pemeriksa menanyakan mengenai nama pasien, umur, alamat, pendidikan,
pekerjaan, nama suami, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan dan nomor yang
bisa dihubungi.
Dengan mengetahui usia klien maka dapat diketahui resiko yang mungkin dapat
terjadi, seperti bila klien hamil pada saat usia lebih dari 30 tahun maka resiko
kehamilan yang dapat terjadi adalah ketuban pecah dini, pre eklamsia, dan
eklamsia. Sedangkan bila klien hamil pada saat usia kurang dari 20 tahun maka
kemungkinan resiko kehamilan yang dapat terjadi adalah distosia, abortus,
preeklamsia, dan ketuban pecah dini. Usia ideal untuk hamil adalah 20-30 tahun.
Pada usia ini sistem reproduksi wanita sudah matang dan siap untuk menerima
kehamilan.
b. Riwayat kesehatan saat ini
Hal yang perlu ditanyakan antara lain: keluhan saat kehamilan, HPHT, saat ini
kehamilan yang keberapa, apakah sudah pernah control ke bidan sebelumnya.
Dengan mengetahui HPHT maka dapat diketahui pula perkiraan tanggal partus.
Cara menghitung perkiraan partus yaitu dengan : (Hari +7), (Bulan-3), (Tahun
+1). Sehingga dengan mengetahui perkiraan tanggal partus, maka ibu dan
keluarga dapat menyiapkan dirinya menjelang persalinan.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Hal-hal yang perlu diketahui antara lain: riwayat kehamilan yang lalu, riwayat
persalinan, jumlah anak hidup, kondisi anak saat lahir, riwayat penyulit saat
kelahiran, riwayat penyakit yang diderita saat hamil dulu, riwayat nifas, dan alat
kontrasepsi yang digunakan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Perlu diktahui mengenai: apakah terdapat keluarga yang mengalami kecacatan
saat lahir, darah tinggi, stroke, diabetes, dan penyakit lainnya yang dapat
diturunkan.
e. Alergi
Perlu juga diketahui mengenai apakah ibu alergi dengan makanan, plester, obat,
serta obat-obatan yang dikonsumsi saat ini atau yang sering dikonsumsi.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang perlu diperiksa antara lain:
a. Head to toe
- Kepala: apakah ada anemia konjungtiva dan sclera ikterus
- Leher: apakah ada deviasi trakea, apakah ada distensi vena jugularis
- Dada: apakah ada kemerahan pada payudara, apakah ada rasa nyeri di
payudara, bagaimana areola nya, apakah ada putting susu yang mengalami
retraksi
- Perut: adanya linea nigra dan striae gravidarum
- Perineum: apakah ada kemerahan, lesi, atau rasa nyeri
- Ektremitas: apakah ada edema
b. Berat badan dan tinggi badan
Berat badan pada pasien normal akan naik lebih dari 15 kg pada saat hamil.
Namun, bila sebelum hamil BB klien < 45 kg atau > 75 kg maka kemungkinan
memiliki masalah atau penyulit kehamilan juga akan semakin besar. Untuk tinggi
badan, klien dengan TB < 145 cm dapat mengalami distosia karena PAP yang
sempit.
c. TTV
Pemeriksaan TTV meliputi RR, nadi, TD, suhu. Tekanan darah diastole pada ibu
hamil menandakan sirkulasi darah ke janin. Bila lebih dari 140/90 mmHg maka
harus dicurigai preeklamsi
3. Leopold 1
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui bagian janin yang berada di PAP serta
mengukur tinggi fundus uterus.
4. Leopold 2
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui bagian janin yang berada di sisi samping
perut ibu serta mengukur DJJ janin. DJJ janin lebih cepat dari nadi ibu. Normalnya
120-160 x/mnt. Bila lebih atau kurang maka janin kemungkinan besar mengalami
distress.
5. Leopold 3
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah bagian bayi sudah masuk di
PAP atau belum. Bila belum maka pemeriksaan dihentikan.
6. Leopold 4
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak bagian tubuh bayi
yang sudah masuk PAP.
7. Pengukuran lingkar perut, distance crista iliaka, distance spinal, dan bodiloque
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui apakah ibu bisa menjalani persalinan
normal atau tidak. Sehingga ia bisa jauh-jauh hari merencanakan persalinannya.
Lingkar perut normalnya 90-102 cm, distance crista iliaka 26-30 cm, distance spina
iliaka 23-26 cm, serta bodiloque 18-20 cm.
8. Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan, pemberian saran, dan imunisasi TT
Hasil pemeriksaan perlu dikomunikasikan pada pasien. Selain tu pemeriksa
juga perlu memberikan saran seperti bila pasien merupakan wanita yang bekerja
maka perlu disarankan untuk istirahat setiap 2 jam sekali selama 15 menit, selalu
menjaga kebersihan payudara dan apabila putting payudara mengalami retraksi
maka pasien disarankan untuk memberkan tarikan perlahan pada putting. Untuk
nutrisi ibu harus minum minimal 90 tablet Fe selama masa kehamilan. Pemberian
imunisasi TT dapat dilakukan bila usia kandungan sudah memasuki 4 bulan. Hal ini
dilakukan karena janin sudah dinilai kuat dan tidak ada reaksi penolakan oleh
antibody.
Jadwal ANC adalah sebagai berikut (Manuaba, 2003):
1. Trimester I dan II
a. Sebulan sekali
b. Pengambilan dara hasil pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan ultrasonografi
d. Nasihat diet
- Empat sehat lima sempurna
- Protein 0,5/kgBB, ditambah satu telur/hari
e. Observasi
- Penyakit yang dapat memengaruhi kehamilan
- Komplikasi kehamilan
f.Rencana
- Mengobati penyakit
- Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan I/II
- Imunisasi tetanus I
2. Trimester III
a. Setiap dua minggu, kemudian seminggu sampai tanda kelahiran tiba
b. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
c. Diet empat sehat lima sempurna
d. Pemeriksaan ultrasonografi
e. Imunisasi tetanus II
f. Observasi
- Penyakit yang menyertai kehamilan
- Komplikasi hamil trimester III
- Berbagai kelainan kehamilan trimester III
g. Rencana pengobatan
h. Nasihat dan petunjuk tentang
- Tanda inpartu
- Kemana harus datang untuk melahirkan

Berikut skema pengawasan kehamilan (Manuaba, 2007)

Pengawasan hamil
antenatal care
Definisi
Pengertian khusus Pengertian umum
- Meningkatkan kesiapan - Persiapan menjadi orang
mental dan fisik saat hamil, tua
bersalin, dan laktasi - Pendidikan seks dan STD
- Persalinan menjadi - Keluarga meruapakan
keinginan dan pengalaman aspek unit dan aspek sosial
menegangkan - Pemeriksaan laboratorium
dasar

Jadwal Pemeriksaan:

Primigavida
- Setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu
- Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu
- Setiap minggu sampai lahir
Multigravida
- Setiap 8 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu
- Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu
- Setiap minggu sampai lahir
Tujuan Pemeriksaan Teratur
-Hamil Menemukan penyakit dini dan pengobatannya
resiko rendah Hamil resiko meragukan Hamil resiko tinggi
-- Menemukan komplikasi dini dan- pengobatannya
Primi tanpa komplikasi Primi kepala tinggi - Perhatikan batasan
-- Pemberian vaksinasi
Primi kepala masuk ke - Anak besar/serotinus risiko pada hamil
Pertolongan
Pemeriksaan setempat Pertolongan persalinan di RS
PAP mingguTambahan
ke-36 - Infertilitas-hamil - Hamil dengan gawat
-- Bersih dan aman oleh
Ultrasonografi - Siap setiap saat merujuk/menerima
- Riwayat hamil-bersalin - Letak sungsang darurat
tenaga medis/terlatih
- Pemeriksaan kelainan genetik - Evaluasi
Hasil menurut Friedman
yang baik - Usia 18 tahun atau di atas 35 - Kelainan letak
-- Evaluasi partograf
Pemeriksaan WHO khusus
laboratorium - Fasilitas tenaga dan peralatan cukup
tahun Pengelolaan
GANGGUAN PENYEBAB INTERVENSI
Trimester I
• Perubahan payudara, • Hipertropi • Memakai BH yang tidak
adanya sensasi baru : jaringan, peningkatan menekan payudara tetapi
nyeri dan tingling. vaskularisasi, pigmentasi, menyangga.
ukuran areola putting • Tidak elastik
bertambah (stimulasi • Mencuci payudara
hormon). dengan air hangat dan
keringkan dengan
handuk.

 Jangan menahan BAK,


 Peningkatan frekuensi  Pengaruh hormon banyak minum pada
BAK. estrogendan progesteron, siang hari(6-8 gelas).
penurunan kapasitas blas  Kurangi minum pada
oleh karena pembesaran malam hari untuk
uterus dan presentasi fetal. mencegah nocturia.
 Kegel exercise,
kolaborasi dengan medis
bila BAK diserta nyeri
dan rasa panas.

 Cegah bau-bauan /
 Tidak diketahui, kemungkinan factor penyebab.
oleh estrogen, progesterone  Makan kue sesaat
 Kelelahan, cemas, dan HCG, respon psikologi. setelah bangun tidur.
letih, dan lesu.  Minum teh hangat.
 Makan sedikit tapi
sering (5-6x/hari).
 Minum secukupnya.
 Hindari makanan
yang berlemak dan
makanan yang
merangsang muntah.

 Estrogen, keengganan
menelan karena mual.

 Ptisialin

 Gunakan pencuci mulut


 Adaptasi metabolik yang mengandung
danhormonal, perubahan penyegar, mengunyah
peranibu, seksualitas dan gaya permen karet,
 Perubahan psikososial, hidup menghisap permen.
miaslnya : melayang,
perasaan campur aduk.  Support pasangan
dan jelaskan perubahan,
meningkatkan
komunikasi dengan
pasangan/suami,
keluarga dan teman
dekat.

Trimester II
• Pigmentasi meningkat • Stimulasi hormon melanosit • Tidak dapat dicegah,
pelepasannya
merupakan reaksi
fisiologis pada
kehamilan.
 Tidak diketahui.  Jaga kebersihan, mandi
 Pruritus dengan sodium
bicarbonat, ganti sabun
antiseptik.

 Tidak diketahui, perubahan  Jaga ketenangan


 Noninflammatory kardiovaskuler. lingkungan dan
Palpitasi kolaborasi dengan
dokter.
 Penekanan, pembesaran
uterus pada saat  Posisi miring kiri/semi
 Hipotensi terlentang, penurunan. fowler, lutut sedikit flexi.
saat berbaring
dan bradicardia. o Pengaruh hormon.
o Exercise sedang, napas
dalam, perubahan
 Painless, sincope, posisi.
hipotensi orthostatik. o Makan 5-6x/hari dengan
frekuensi kecil tapi
sering.
 Tidak diketahui (kultur area
geografis).
 Tidak dapat dicegah,
 Food crawing. nutrisi dijaga tetap
seimbang.
o Pengaruh progesteron pada
saluran cerna yang o Batasi makanan yang
menyebabkan terjadinya banyak gas.
o Heart burn. penurunan motilitas, digesti o Pertahankan postur
peristaltik. yang tetap benar.
o Anjurkan makan
permen.
o Kolaborasi dengan
- Pengaruh hormonal sehingga dokter dalam
terjadi relaksasi dan pemberian antasida.
sacriiliaka, unstable pelvis
- Atur posisi yang baik
- Nyeri persendian dan pada ibuhamil.
nyeri pinggang. - Hindari aktivitas yang
berat.
- Gunakan sepatu/sandal
yang pendek.
- Anjurkan tehnik
relaksasi.
- Gunakan
penghangat pinggang.

Trimester III
 Sesak napas.  Penekanan diafragma Postur tubuh yang baik.
olehkarena pembesaran  Hindari perut yang
uterus. terlalu penuh.
 Hindari rokok dan asap
rokok.
 Kolaborasi bila ada
anemia,empisema dan
asma.

- Insomnia. - Pergerakan janin, -


Jaga ketenangan ibu
kram, peningkatan BAK,
hamildan lingkungan.
sertasesak. Ajarkan tehnik relaksasi.
-
Anjurkan untuk minum
-
susuhangat.
- Diet yang seimbang.
 Adekuat protein bagi
ibuhamil.
 Perdarahan gusi.  Peningkatan vaskularisasidan  Makan sayur dan
proliferasi jaringanakibat buah- buahan.
pengaruh estrogen.  Jaga kebersihan gigi
dan gusi.

Kegel exercise.
 Peningkatan  Batasi minum pada
vaskularisasi, penurunan malamhari.
 Peningkatanfrekuensi kapasitas blas oleh  Kolaborasi, bila ada
BAK secara urgensi. pembesaran uterus dan nyeri dan panas.
presentasi janin.
 Hindari bau-bauan yang
 Tidak diketahui pasti, merangsang.
kemungkinan perubahan  Hindari perut kosong
 Nausea dan vomitus. hormonal HCG, emosional yang terlalu lama.
ambivalen dan penolakan  Anjurkan makan porsi
terhadap kehamilan. kecil tapi sering.

Anjurkan makanan padat.


 Menurunnya GIT, dan  Hindari makan makanan
meningkatnya bakteri yang yangmengandung gas
memproduksi gas. dan banyak lemak.

 Kembung.  Exercise dan BAB


teratur.
o Motilitas GIT ↓, reabsorpsiair
↑, penekanan anus oleh uteri. o Anjurkan minum 6-
8gelas/hari.
o Anjurkan makan
makanan berserat.
o Konstipasi.
 Pengaruh  Hindari berdiri/duduk
hormon, peningkatan beban yang terlalu lama.
oleh pembesaran uterus.  Hindari memakai
pakaian yang ketat.
 Exercise teratur dan
saat istirahat dengan
kaki dan pinggang lebih
 Varices vena. tinggi.

 Tekanan emosional, Berikan emosional support.


gangguan pada mata,  Prenatal teaching dan
peningkatan vaskuler, relaksasi.
menyebabkan kongesti.

 Penekanan / pembesaran Istirahat atau relaksasi.


uterus terutama bila  Pertahankan posisi
beraktivitas / berjalan. tubuhdengan tepat dan
 Sakit kepala. benar.
• Penekanan saraf yang
mensuplai bagian ekstrimitas • Periksa human sign.
bawah oleh pembesaran • Massage dengan
uterus, penurunan cairan berikan kompres
sirkulasi pada bagian paha hangat.
dan perifer. • Peningkatan suplai Ca
 Rasa tidak nyaman dan Fosfat.
atau tertekan • Anjurkan minum susu.
pada perineum.  Posisi duduk yang lebih lama,
serta postur tubuh yang  Istirahat dengan posisi
salah, menggunkan pakaian kakiyang lebih tinggi.
• Kram kaki. yang ketat.  Exercise.
 Oedema pada kaki.

6. Pengkajian Ibu Hamil


o Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan sekarang. Riwayat
obstetric meliputi hal-hal dibawah ini:
1. Gravida, pada-abortus, dan anak hidup (GPAH)
2. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
3. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
4. Jenis anastesi dan kesulitan persalinan
5. Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan
6. Komplikasi pada bayi
7. Rencana menyusui bayi (Mitayani, 2009)

o Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan taksiran persalinan
(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk
menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu hari
ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan (Mitayani, 2009).
o Riwayat Konstrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang
tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin
(Mitayani, 2009).
o Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan (Mitayani, 2009).
o Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok resiko tinggi
untuk masalah genetis seperti anemia sickle sel, talasemia)
2. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi
3. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asama dan jantung
4. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan cedera (pelvis dan pinggang)
5. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberculosis
6. Riwayat dan perawatan anemia
7. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan)
8. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, the, coklat, dan minuman ringan
lainnya
9. Merokok (jumlah batan perhari)
10. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan resiko
terinfeksi toxoplasma
11. Alergi dan sensitive dengan obat
12. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit
13. Riwayat keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus-menerus) seperti diabetes mellitus dan jantung, infeksi seperti
tuberculosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan
14. Riwayat kesehatan pasangan
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan
seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk
menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terutama risiko mengalami komplikasi
pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus
ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah
dapat terjadi.(Mitayani, 2009)
o Pemeriksaan Umum
 K/U : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara
keseluruhan (Ari S,2009;174)
 Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;174)
 TD : tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg dengan
diastole maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. (Patricia,2005;
759). Pada ibu hamil tekanan darah menurun hingga pertengahan kehamilan.
Tekanan sistolik menurun hingga 8 – 10 mmHg sedangkan diatolik mengalami
penurunan 12 poin (Helen Varney,2007;499)
 Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit. (Ari S,2009:61)
 Suhu : Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu tubuh hamil > 37,5
C dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
 RR : Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759)
 Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum tidak
terpengaruh selama kehamilan berlangsung.(Varney,2007:500). Ibu hamil akan
bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya (manuaba,1998:109)
 BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah 0,5kg/hari)
(Ari S,2009; 69)
 TB : < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan kesempitan
panggul) (manuaba,1998;134)
 Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.

o Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1. Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
2. Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu,
kesakitan atau meringis.
3. Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu
dicurugai ibu mengidap hepatitis
4. Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
5. Mulut&gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi,
sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu
kekurangan kalsium.
6. Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan
iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
bendungan vena jugularis/tidak
7. Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola
mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan
perawatan payudara untuk persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
8. Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
9. Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki
sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk,
2006;96)

Palpasi
 Tujuan :
1. Untuk mengetahui umur kehamilan
2. Untuk mengetahui bagian bagian janin
3. Untuk mengetahui letak janin
4. Janin tunggal atau tidak
5. Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
6. Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
7. Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
 Letak palpasi :
1. Kepala :
adakah benjolan abnormal
2. Leher :
Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini
berpengaruh pada saat persalinan terutama saat meneran. Hal ini dapat
menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal jantung.
Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi
kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran.
Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi
oleh berbagai penyakit misal TBC, radang akut dikepala
3. Dada :
Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara
dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12
minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
4. Abdomen :
Leopold I:
- Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang
teraba di fundus uteri.
- Pengukuran tinggi fundus uteri :
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
- Tanda kepala : keras, bundar, melenting
- Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
Leopold II :
Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan
menentukan letak kepala pada ketak lintang
Leopold III :
Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah
sudah masuk PAP atau belum.
Leopold IV :
Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP

5. Ekstremitas :
Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.

Auskultasi
Tujuan:
1. menentukan hamil atau tidak
2. Anak hidup atau mati
3. Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak
tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
4. Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau
TBC yang dapat memperberat kehamilan.
5. Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.

Perkusi
Reflek patella :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1(Marjati dkk, 2010)

7.Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit
rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai TidakDiagnosis Masalah
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, orange,Diabetes
urin coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing
ova/telur cacing
dan parasit

b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
Mencari sebab dari hidraamnion
Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
Penentuan umur gestasi dan pe
nafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasentaMengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;95-97)
8. Diagnosis yang mungkin muncul
 Trimester 1
a. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan (muntah)
Hasil yang diharapkan :
 Menurunkan keparahan mual dan muntah.
 Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
 Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi
1. Auskultasi DJJ
2. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah
3. Tinjau ulang riwayat medis lain (ulkus peptikum, gastritis, kolesistisis)
4. Anjurkan klien mempertahankan masukan/ haluaran cairan, tes urin dan
penurunan BB per hari
5. Kaji suhu dan turgor kulit membrane mukosa dan tekanan darah,
masukan dan haluaran urin, timbang BB klien dan bandingkan dengan
standar
6. Anjurkan meningkatkan masukan cairan (minuman) berkarbonat,
makan 6x/hr dengan jumlah yang sedikit dan makan tinggi serat
(popcorn,roti sebelum tidur)

b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


nafsu makan, mual atau muntah
Hasil yang di harapkan:
 Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
 Mengikuti diet yang dianjurkan
 Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
 Menunjukkan penambahan BB yang sesuai
Intervensi

1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang


dengan mengunakan batasan 24 jam.
2. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet prenatal an
suplemen vitamin atau zat besi setiap hari
3. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal
yang tabu selama kehamilan
4. Timbang BB klien pastikan BB pregravida biasanya
5. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual dan muntah
6. Pantau kadar HB
7. Tes urin aleton, albumin dan glukosa
8. Ukur pembesaran uterus

 Trimester II
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi perubahan biofisik,
respon orang lain
Hasil yang diharapkan :
 Menggunakan adptasi secara bertahap untuk mengubah citra tubuh
 Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan
penampilan keseluruhan berpakaian dengan pakaian yang tepat dan
berhak tinggi
Intervensi

1. Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh


2. Mendiskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien terhadap
perubahan.
3. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat
hamil.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berias, menggunakan kaos
kaki penyokong pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
5. Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan kelas-kelas menjadi
orang tua.
b. Infeksi berhubungan dengan statis urinarius praktik hygiene yang buruk.
Hasil yang diharpkan :
 Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
 Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
 Bebas dari tanda dan gejala infeksi
Intervensi :

1. Berikan informasi tentang tanda infeksi saluran kemih. Tekankan


perlunya melaporkan tanda-tanda infeksi pada pemberi pelayanan
kesehatan serta tidak minum obat sampai pemberitahuan selanjutnya.
2. Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh sebelum
dan saat memegang makanan serta setelah toileting.
3. Anjurkan klien minum gelas 6-8gelas ciran per hari.
4. Anjurkan klien mempraktikan latihan kegel sepanjang hari.
5. Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun dan hindari mandi
dengan menggunakan bath bila klien mempunyai riwayat ISK.

 Trimester III
a. Defisiensi pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk
persalinan/kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya
pemajanan/pengalaman kesalahan interprestasi informasi.
Hasil yang diharapkan :
 Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan persalinan.
 Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dapat untuk mendapatkan
informasi tentang perawatan bayi.
 Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran bayi.
Intervensi :

1. Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal berkenaan


persalinan.
2. Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan
persalinan, bedakan antara persalinan palsu dan benar, diskusikan
tahap-tahap persalinan.
3. Berikan informasi verbal/tertulis tentang perawatan bayi,
perkembangan dan pemberian makanan, kaji keyakinan budaya.
4. Lakukan orientasi terhadap rumah sakit dan rumah bersalin.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP


Carpenito, L.J. 2001.Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2003. Penuntun Kepinteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Marjati,dkk.2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,
Proses, dan Praktik.Jakarta:EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Ummi Hani,dkk.2006. . Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba
Medika
Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC
Winkjosastro, Hanifa, Prof. dr. SPOG. Ilmu Kebidanan 2005. yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohajo

Anda mungkin juga menyukai