Anda di halaman 1dari 6

Fairuz Disya

02111540000117

1. Introduksi Mesin Fluida


Mesin fluida merupakan istilah yang digunakan untuk semua mesin yang mengkonversi
energy dengan bantuan fluida. Mesin fluida diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mesin
yang menggerakkan fluida dan mesin yang digerakkan oleh fluida. Yang dimaksud mesin
yang digerakan fluida adalah energinya dipindahkan atau diambil dari fluida sehingga
menghasilkan daya. Contoh dari mesin ini adalah turbin air, turbin gas, dan turbin uap.
Sedangkan mesin yang menggerakan fluida adalah energinya diberikan kepada fluida
sehingga membutuhkan daya untuk memberikan energy. Mesin ini terdiri dari pompa dan
kompresor yang akan kita bahas lebih lanjut.
Perbedaan mendasar antara pompa dan kompresor adalah pada perubahan
densitas fluida yang digerakkan. Fluida yang digerakkan oleh pompa tidak mengalami
perubahan densitas, sedangkan fluida yang digerakkan oleh kompresor mengalami
perubahan densitas. selanjutanya kita akan membahas lebih detail mengenai pompa.
2. Pompa
Pompa memiliki dua cara mengalirkan fluida yaitu positive displacement dan
rotodynamic atau centrifugal.
A. Positive displacement
Yang dimaksud positive displacement adalah fluida dialirkan secara
volume per volume sehingga aliran pada positive displacement cenderung
kurang kontinu. Prinsip kerja pada positive displacement yaitu adanya
penghisahapan dan pemampatan. Penghisapan terjadi saat volume
membesar dan pemampatan atau pengeluaran terjadi saat volume
mengecil. Selain itu prinsip kerja dari positive displacement tidak
berkaitan dengan prinsip moment of momentum. Pompa yang
mengalirkan fluida dengan positive displacement ini cocok untuk
digunakan pada tekanan tinggi akan tetapi dengan kapasitas aliran kecil.
Positive displacement ini dikalisifikasikan menjadi dua yaitu
reciprocating dan rotary.
a) Reciprocating pump
Fluida dialirkan secara reciprocating maksudknya adalah fluida
dialirkan pada ruangan yang memiliki sistem buka tutup sehingga
fluida sempat terperangkap pada ruangan. Akibatnya fluida
sempat tidak mengalir. Karena fluida sempat terperangkap dan
tidak mengalir, tekanan yang dihasilkan lebih tinggi sehingga
keluaran yang dihasilkan lebih besar. akan tetapi kelemahan dari
reciprocating pump adalah tidak cocok pada pemakaian rpm yang
tinggi. Hal ini dapat menyebabkan terjadi gesekan yang tinggi
sehingga dapat mengikis material mengingat pompa ini memiliki
mekanisme fluida yang sempat terperangkap. Pada reciprocating
pump terdapat dua macam mekanisme yaitu single acting
reciprocating pump dan double acting reciprocating pump
Gambar 1 single-acting reciprocating pump

Gambar 2 double-acting reciprocating pump


b) Rotary pump
Prinsip kerja dari rotary pump memiliki kesamaan dengan
reciprocating pump yaiu fluida sempat terperangkap pada
ruangan, akan tetapi perbedaannya adalah lamanya fluida
terperangkap pada ruangan lebih cepat sehingga aliran fluida lebih
kontinu daripada fluida yang mangalir pada reciprocating pump.
Karena fluida yang mengalir lebih kontinu, tekanan yang
dihasilkan lebih kecil. Pompa ini memiliki memiliki suaian sesak,
sehingga pompa ini sensitive terhadap debu dan kotoran. Jika debu
dan kotoran menumpuk, maka yang terjadi adalah adanya gesekan
sehingga terjadinya energy loses yang mengurangi tekanan yang
dihasilkan. Rotary pump terdiri dari vane, lobe, gear, dan screw
 Vane
Vane rotary pump terdiri dari baling-baling dipasang ke
rotor yang berputar di dalam rongga. Tipe pompa ini
memiliki eksentrisitas karena pada saat baling-baling
berotasi, baling-baling tetap menjaga kontaknya pada
dinding rongga. Hal ini menyebabkan terjadinya suction
dan discharge.
Gambar 3 Vane rotary pump

 Lobe
Pompa tipe ini memiliki dua lobe yang berputar dengan
arah berlawanan. Ketika dua lobe tidak saling bertautan,
maka akan menyebabkan perluasan volume disisi inlet
pompa sehingga terjadinya suction. Pada saat lobe
melewati inlet, maka terjadi pengecilan volume yang
menyebabkan terjadinya discharge.

Gambar 4 Lobe rotary pump

 Gear
Pompa tipe ini menggunakan dua gear yang saling
bertautan untuk memompa fluida. Ketika gear berputar,
keduanta berpisah di sisi intake pompa yang menyebabkan
volume yang membesar yang selanjutnya terjadi suction.
Fluida dibawa oleh gear ke sisi debit pompa akibat gear
yang bertautan.

Gambar 5 gear rotary pump


 Screw
Pompa tipe ini menggunakan ulir yang berotasi untuk
mengalirkan fluida dari intake menuju discharge.

Gambar 6 screw rotary pump

B. Rotodynamic /Centrifugal
Pompa sentrifugal adalah pompa yang mengalirka fluida dengan
mengubah energi kinetic menjadi energi hidrodinamik. Salah satu
penyebab naiknya tekanan pada pompa sentrifugal adalah adanya
lengkungan yang membuat fluida mengalir dari penampang yang lebih
sempit ke penampang yang lebih luas. Bentuk fisik ini sama halnya atau
menyerupai diffuser, sehingga prinsipnya sama dengan prinsip diffuser
yaitu menurunkan kecepatan dan menaikkan tekanan. Berbeda dengan
reciprocating pump, pompa tipe ini memiliki tipe aliran kontinu sehingga
tidak mengalir volume per volume. Selain itu rotodynamic pump
berkaitan dengan prinsip moment of momentum. Pompa tipe ini cocok
digunakan untuk kapasitas medium dan pressure head yang tinggi atau
kapasitas besar dengan tinggi tekanan yang kecil. Pompa centrifugal
memiliki dua mekanisme yaitu impeller dan propeller. Perbedaan antara
keduanya adalah perbedaan sudunya sehingga berakibat pada tekanan dan
kecepatan fluida. Pada mekanisme impeller, sudunya mempunyai
perubahan sudut yang besar seperti halnya diffuser sehingga terjadi
peningkatan tekanan. Sedangkan sudu pada propeller, sudutnya tidak
memiliki perubahan yang besar sehingga tekanan yang dihasilkan lebih
kecil akan tetapi kecepatannya lebih tinggi. Menrut jenis alirannya pompa
centrifugal dibagi menjadi tiga yaitu radial, axial, dan mixed flow.
a) Radial flow (impeller)
Jenis aliran ini menggunakan mekanisme impeller. Hal ini
menyebabkan jenis pompa ini dapat menaikkan tekanan akibat
perubahan penampang yang drastic dari area yang sempit ke area yang
luas. Akan tetapi pada pompa ini terjadi energy loses yang besar
akibat perubahan penampang yang drastis. Pompa ini cocok
digunakan untuk kapasitas medium dengan tekanan besar.
b) Axial flow (propeller)
Jenis aliran ini menggunakan mekanisme propeller. Perubahan
penampang yang dialami fluida tidak drastic seperti radial flow
sehingga tekanan yang dihasilkan kecil akan tetapi kecepatannya
meningkat. Pompa ini cocok digunakan untuk kapasitas besar dengan
tekanan yang kecil.
c) Mixed flow
Pompa jenis ini merupakan perpaduan antara radial dan axial flow.
Pompa jenis ini memiliki aliran yang masuk dengan aliran axial dan
keluar dengan sudut kemiringan tertentu.
Ada kalanya pompa sentrifugal yang ada tidak memenuhi tekanan yang
dibutuhkan. Akibatnya dibutuhkan pompa yang lebih besar untuk
memenuhi tekanan yang dibutuhkan. Akan tetapi bila memperbesar
dimensi pompa akan mempersulit proses manufakturnya dan kurang
efisien. Untuk memecahan masalah tersebut pompa dibuat menjadi
multistage pump. Pada Multistage pump, sudu-sudu dipasang pada suatu
poros dan diletakkan dalam rumah pompa yang sama. Head yang
dihasilkan tiap sudu adalah sama dengan total head dibagi dengan jumlag
sudu atau tingkatnya.

Gambar 7 multistage pump

Anda mungkin juga menyukai