Anda di halaman 1dari 6

Pengertian IVA

IVA ( Inspeksi Visual Asam asetat ) adalah pemeriksaan leher rahim (


serviks ) dengan cara melihat langsung ( dengan mata telanjang ) leher
rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3 sapai
dengan 5%. Dengan cara ini kita dapat mendeteksi kanker rahim sedini
mungkin.

Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk untuk


mendeteksi kanker leher rahim dan juga skrining alternatife dari pap
smear karena biasanya lebih murah, praktis, sangat mudah untuk
dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan selain dokter ginekologi. Pada pemeriksaan ini,
pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi
asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan
asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat
diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau
abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat
perubahan-perubahan pada jaringan epitel.

Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat
daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga
dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks
yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia).

Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat


mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions)
dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan
nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif
(negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97%.
Kategori IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori
yang dapat dipergunakan adalah:

 IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.


 IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak
lainnya (polip serviks).
 IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).
Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks
dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-
pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
 IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan
temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan
kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium
invasif dini (stadium IB-IIA).

Cara Kerja IVA


Ada beberapa langkah yang harus dilakukan pada proses IVA,
diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sebelum dilakukan pemeriksaan pada pasien, pasien akan mendapatkan


penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan pada proses IVA.
Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.

2. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul


ditekuk dan kaki melebar).

3. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan
pencahayaan yang cukup.
4. Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan
ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.

5. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, digunakan kapas steril basah
untuk menyerapnya.

6. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5%


diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit,
reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat.

7. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan


positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel
yang membuat penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang
berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.

8. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi


bearti hasilnya negative.
PEMERIKSAAN IVA UNTUK DETEKSI DINI KANKER MULUT RAHIM/
KANKER SERVIKS
18 NOVEMBER 2017CUCUK SANTOSO

Kanker serviks/ kanker mulut rahim merupakan keganasan yang


berasal dari serviks. Serviks atau dikenal dengan istilah bahasa
karawang sebagai mulut rahim merupakan sepertiga bagian bawah
uterus, berbentuk silindris/ tabung, menonjol dan berhubungan
dengan vagina melalui ostium uteri eksternum (lubang mulut rahim).
Pada tahun 2010 perkiraan jumlah insiden kanker serviks adalah
454.000 kasus. Data ini didapatkan dari registrasi kanker berdasarkan
populasi, registrasi data vital, dan data otopsi verbal dari 187 negara
dari tahun 1980 sampai 2010.

Per tahun insiden dari kanker serviks meningkat 3.1% dari 378.000
kasus pada tahun 1980. Ditemukan sekitar 200.000 kematian terkait
kanker serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49
tahun yang hidup dinegara sedang berkembang. Menurut perkiraan
Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru
kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan
setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks.

Kejadian kanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari


penderitanya dan keluarganya serta juga akan sangat mempengaruhi
sektor pembiayaan kesehatan oleh pemerintah. Oleh sebab itu
peningkatan upaya penanganan kanker serviks, terutama dalam
bidang pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap
pihak yang terlibat.

Tes IVA merupakan pemeriksaan skrining untuk deteksi dini kanker


serviks. Prosedur pemeriksaan yaitu dengan memasukkan spekulum
ke dalam vagina, agar mulut rahim (serviks) dapat di periksa
secara langsung. Mulut rahim kemudian di olesi zat asam cuka,
apabila zat asam mengenai sel-sel yang abnormal, warna
jaringan akan berubah menjadi putih dan di katakan sebagai
hasil tes positif.

Pemeriksaan IVA yang positif biasanya menandakan adanya suatu lesi


pre kanker, tetapi tentu saja pemeriksaan IVA harus di pastikan
dengan pemeriksaan lainnya oleh dokter spesialis kandungan
(Sp.OG), dengan di lakukan pemeriksaan lanjutan seperti pap
smear, atau biopsi. Hasil tes positif ini perlu di tindaklanjuti
dengan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis kandungan
(Sp.OG).

1. IVA Radang
Pada pemeriksaan serviks di dapatkan adanya peradangan
pada serviks (cervicitis) atau adanya temuan jinak misalnya
polip pada serviks. Pada IVA Radang di obati terlebih dahulu
hingga normal baru kemudian di ulangi melakukan tes IVA.

1. IVA Positif
Dimana pada hasil pemeriksaan di dapatkan adanya
kelainan yaitu menunjukkan adanya lesi berwarna putih pada
serviks dan ini merupakan kelainan yang menunjukkan adanya lesi
prekanker.
Secara umum hasil pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut :

1. IVA Negatif : Serviks normal.


2. IVA Radang : Pada pemeriksaan serviks di dapatkan
adanya peradangan pada serviks (cervicitis) atau adanya
temuan jinak misalnya polip pada serviks.
3. IVA Positif : Dimana pada hasil pemeriksaan di dapatkan
adanya kelainan yaitu menunjukkan adanya lesi berwarna
putih pada serviks dan ini merupakan kelainan yang
menunjukkan adanya lesi pra-kanker serviks.
4. IVA Kanker Serviks : Dimana kelainan menunjukkan adanya
kelainan sel akibat adanya kanker serviks.
Hasil positif pada IVA mengarah pada diagnosis pra
kanker serviks/ kanker leher rahim. Jika Hasil tes IVA Positif
maka perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut oleh
dokter spesialis kandungan (Sp.OG). Pemeriksaan ini mungkin
menimbulkan rasa tidak nyaman selama pemeriksaan dan 1-2
hari sesudahnya, tergantung ada atau tidaknya perlukaan.
Apabila sesudah 2 hari nyeri masih terus berlangsung, mungkin
terdapat masalah lain yang mendasari, misalnya infeksi
saluran kemih, radang panggul, dan sebagainya.

Syarat untuk melakukan pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut :

1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual.


2. Tidak sedang dalam keadaan menstruasi.
3. Tidak sedang hamil.
4. Tidak melakukan hubungan seksual dalam jangka waktu 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai