Anda di halaman 1dari 10

Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

http://maj.unnes.ac.id

PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING

Yusuf Wildan Setiyadi,  Sri Wartini


Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penurunan tingkat kinerja karyawan penjualan pada tahun terakhir yaitu sebesar 1,1% pada kinerja
Diterima Oktober 2016 istimewa dan target tingkat kemangkiran karyawan sebesar 1% tidak dapat tercapai menunjukkan
Disetujui November 2016 kepuasan dan kualitas kehidupan karyawan dapat mempengaruhi penurunan kinerja karyawan.
Dipublikasikan Desember Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh kualitas kehidupan kerja melalui kepuasan
2016 kerja terhadap kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Honda
________________ Semarang Center Setiabudi sejumlah 521 orang dengan sampel sejumlah 84 orang menggunakan rumus
Keywords: Slovin. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, metode analisis yaitu uji instrumen (uji
Employee Performance, validitas dan uji reliabilitas), analisis deskriptif persentase, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda
Job satisfaction, dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas kehidupan kerja berpengaruh
Quality of Work Life positif terhadap kepuasan kerja; variabel kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
___________________ karyawan; variabel kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan; dan variabel kualitas
kehidupan kerja berpengaruh secara tidak langsung melalui kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
Saran bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan agar memperhatikan aspek kualitas
kehidupan kerja dan kepuasan kerja karyawan yang terbukti berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Abstract
__________________________________________________________________
Decreased levels of employee performance of sales in the last year, among 1.1 % on a special
performance and employee absenteeism rate target of 1% is not achievable indicate satisfaction and
quality of life of employees can affect employee performance. The problem in this research is there any
influence of the quality of work life , job satisfaction on employee performance. The population in this
study were all employees of Honda Semarang Center Setiabudi 521 people with a sample of 84 people
using the formula Slovin. Methods of data collection using questionnaires, methods of analysis, test
instrument (validity and reliability test), descriptive analysis of the percentage, the classic assumption
test, multiple regression analysis and path analysis. The results showed that the variable quality of
worklife positive effect on job satisfaction; the variable quality of working life has positive influence on
employee performance; variable job satisfaction has positive influence on employee performance; and
the variable quality of working life through the indirect effect of job satisfaction on employee
performance. Suggestions for the company in improving the performance of employees in order to pay
attention to aspects of quality of work life and job satisfaction of employees proved influential on
employee performance.

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6552


Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: yusufwildans@gmail.com; sriwartini169@gmail.com

315
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

PENDAHULUAN Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


kinerja karyawan, antara lain motivasi,
Kemampuan karyawan tercermin dari kepemimpinan, lingkungan kerja, disiplin kerja,
kinerjanya. Kinerja pada umumnya diartikan budaya kerja, komunikasi, komitmen, jabatan,
sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas kualitas kehidupan kerja, pelatihan, kompensasi,
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam kepuasan kerja, dan masih banyak yang lain
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung (Wahyuddin, 2006). Dalam penelitian ini,
jawab yang diberikan kepadanya faktor-faktor yang mempngaruhi kinerja
(Mangkunegara, 2009). Karyawan dapat bekerja karyawan difokuskan pada dua variabel yaitu
dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja
sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik karyawan.
pula. Kualitas kehidupan kerja merupakan
Kinerja merupakan landasan bagi masalah utama yang patut mendapat perhatian
pencapaian tujuan suatu organisasi. organisasi. Hal ini merujuk pada pemikiran
Keberhasilan organisasi dalam meningkatkan bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang
kinerjanya sangat bergantung pada kualitas mampu untuk meningkatkan peran serta
sumber daya manusia yang bersangkutan dalam karyawan terhadap organisasi. Penelitian Arifin
bekerja selama berada pada organisasi tersebut. (2012) menemukan bahwa kualitas kehidupan
Lebih lanjut, peranan sumber daya manusia kerja mempunyai dampak positif dan signifikan
terhadap kinerja organisasi sangatlah penting, terhadap kinerja karyawan. Semakin baik
keputusan-keputusan sumber daya manusia kualitas kehidupan kerja karyawan sangat
harus dapat meningkatkan efisiensi bahkan berpengaruh terhadap kinerjanya dalam
mampu memberikan peningkatan hasil organisasi.
organisasi serta berdampak pula pada Adanya kualitas kehidupan kerja yang
peningkatan kepuasan (Logahan, 2009). baik juga dapat menumbuhkan keinginan para
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi karyawan untuk tetap tinggal dan bertahan di
kinerja karyawan, antara lain motivasi, dalam organisasi. Hal itu juga dapat dinilai
kepemimpinan, lingkungan kerja, disiplin kerja, bahwa karyawan menunjukkan rasa puasnya
budaya kerja, komunikasi, komitmen, jabatan, terhadap perlakuan perusahaan terhadap
kualitas kehidupan kerja, pelatihan, kompensasi, dirinya. Kepuasan dapat dipandang sebagai
kepuasan kerja, dan masih banyak yang lain. pernyataan positif hasil dari penilaian para
Semua faktor tersebut berpengaruh, tergantung karyawan terhadap apa yang telah dilakukan
pada fakta yang terjadi sebenarnya, ada yang oleh perusahaan/organisasi kepada para
dominan dan ada pula yang tidak (Wahyuddin, karyawannya. Kepuasan karyawan dalam suatu
2006). organisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja
Kinerja bisa mempengaruhi karyawan seperti temuan penelitian Novita
berlangsungnya kegiatan suatu organisasi (2013) bahwa semakin tinggi perasaan puas
perusahaan, semakin baik kinerja yang karyawan akan semakin memacu terhadap
ditunjukan oleh pegawai atau karyawan akan semangat kinerjanya. Menurut Hanefah dalam
sangat membantu dalam perkembangan Faizal (2013) menyatakan terdapat 7 (tujuh)
organisasi atau perusahaan. Kinerja pegawai faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan
atau karyawan adalah yang mempengaruhi kerja Tumbuh dan berkembang (growth and
seberapa banyak mereka memberi kontribusi development) tumbuh dan berkembang untuk
kepada organisasi. Menurut Rivai (2011) bahwa dapat mengembangkan segala keahlian dan
kinerja merupakan perilaku yang nyata yang performanya dalam tantangan menjalankan
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja mutu pekerjaan. Partisipasi (participation)
yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan kesempatan pegawai yang diberikan perusahaan
perannya dalam perusahaan. dalam mengambil suatu keputusan dan
316
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

tanggung jawab terhadap pekerjaannya. pekerjaannya, sehingga timbul dalam dirinya


Pengaruh lingkungan (physical environment) suatu perasaan senang atau tidak senang
pegawai merasa nyaman dilingkungan tempat terhadap situasi kerja dan rekan kerjanya.
kerja yang dapat meningkatkan produktivitas. Menurut Sutrisno (2010) ada 4 (empat)
Suvervisi (supervision) hubungan yang baik faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
antara pimpinan dengan bawahannya dan dapat Pertama, faktor psikologi, merupakan faktor
bekerja dalam tim untuk menyelesaikan yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan,
pekerjaan, selain itu pimpinan dapat yang meliputi minat, keterampilan kerja, sikap
memberikan pengarahan dengan jelas akan kerja,bakat dan keterampilan. Kedua, faktor
tugas yang diberikan kepada bawahan agar sosial, merupakan faktor yang berhubungan
dapat terselesaikan dengan baik. Upah dan dengan interaksi sosial baik antara sesama
kesejahteraan (pay and benefit) kesempatan karyawan dengan atasannya atau dengan
pegawai untuk memperoleh upah dan tunjangan karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
di dalam suatu perusahaan sesuai dengan ]Ketiga, faktor fisik financial, merupakan
pekerjaan yang dijalani. Faktor sosial (social faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
relevance) hubungan baik dengan rekan kerja lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan,
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dan aspek meliputi jenis pekerjaan, waktu kerja dan
lain di dalam kehidupan di lingkungan kerja. istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruang,
Penyelarasan fungsi di tempat kerja (workplace suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi
integration) menjaga hubungan yang baik dengan kesehatan karyawan dan umur. Keempat, faktor
rekan kerja dan mampu membentuk sebuah tim finansial, merupakan faktor yang berhubungan
untuk menyelesaikan pekerjaan. dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan,
Menurut Mangkunegara (2006) bahwa yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan
kepuasan kerja merupakan suatu keadaan yang sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas-
penting yang harus dimiliki oleh setiap fasilitas promosi, dan sebagainya.
karyawan yang bekerja, di mana manusia Menurut Rivai (2011) bahwa faktor-faktor
tersebut mampu berinteraksi dengan lingkungan yang biasanya digunakan untuk mengukur
kerjanya, mereka akan bekerja dengan penuh kepuasan kerja seorang karyawan terdiri dari isi
gairah dan bersungguh-sungguh, sehingga pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang
tujuan organisasi akan tercapai. Kemudian aktual dan sebagai control terhadap pekerjaan,
Anoraga (2006) mengungkapkan bahwa supervisi, organisasi dan manajemen,
kepuasan kerja merupakan suatu sikap yang kesempatan untuk maju, gaji dan keuntungan
positif yang menyangkut penyesuaian diri yang dalam bidang finansial lainnya seperti adanya
sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan insentif, rekan kerja dan kondisi pekerjaan.
situasi kerja, termasuk didalamnya berupa Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis
masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan dalam penelitian ini yaitu:
kondisi psikologis. Ha1: Ada pengaruh kualitas kehidupan kerja
Menurut Rivai (2011) pengertian terhadap kepuasan kerja karyawan
kepuasan kerja adalah evaluasi yang Honda Semarang Center Setiabudi
menggambarkan seseorang atas perasaan
sikapnya senang atau tidak senang, puas atau Pada dasarnya kinerja karyawan
tidak puas dalam bekerja. Selain itu pengertian merupakan hasil proses yang kompleks, baik
kepuasan kerja menurut Berdasarkan beberapa berasal dari diri pribadi karyawan (internal
definisi yang dikemukakan para ahli tersebut di factor) maupun upaya strategis dari perusahaan.
atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan Faktor-faktor internal misalnya motivasi, tujuan,
kerja merupakan tingkat perasaan seseorang harapan dan lain-lain, sementara contoh faktor
terhadap pekerjaan dengan mempertimbangkan eksternal adalah lingkungan fisik dan non fisik
dan menilai segala aspek yang ada di dalam perusahaan. Kinerja yang baik tentu saja
317
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

merupakan harapan bagi semua perusahaan dan karyawan juga akan mengalami peningkatan.
institusi yang mempekerjakan karyawan, sebab Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
kinerja karyawan ini pada akhirnya diharapkan karyawan, telah dibuktikan oleh Arifin (2012)
dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan
keseluruhan (Husnawati, 2006 signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan
Menurut Wayne dalam Mahardikawanto penjelasan di atas, maka hipotesis dalam
(2013) pada teori quality of work life dikatakan penelitian ini yaitu:
bahwa para manajer memberikan kesempatan Ha3: Ada pengaruh kepuasan kerja terhadap
bagi para karyawan untuk mendesain pekerjaan kinerja karyawan Honda Semarang
mereka tentang apa yang dibutuhkan dalam Center Setiabudi
menghasilkan produk atau jasa agar mereka
dapat bekerja secara efektif. Karena dengan Untuk menguji adanya pengaruh
pemberian kualitas kehidupan kerja karyawan langsung atau tidak langsung dari variabel
yang semakin tinggi, maka kinerja karyawan kepuasan kerja sebagai variabel intervening
akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh maka hipotesisnya:
Arifin (2012) menunjukkan bahwa terdapat Ha4: Ada pengaruh kualitas kehidupan kerja
pengaruh antara kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan melalui
terhadap kinerja karyawan. Semakin baik kepuasan kerja karyawan Honda
kualitas kehidupan kerja karyawan akan mampu Semarang Center Setiabudi
meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka hipotesis dalam Berdasarkan uraian hipotesis yang ada
penelitian ini yaitu: maka model penelitian yang dikembangkan dari
Ha2: Ada pengaruh kualitas kehidupan kerja penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
terhadap kinerja karyawan Honda
Semarang Center Setiabudi Kualitas Kehidupan Kinerja Karyawan (Y)
Kerja (X1) 1. Kuantitas
2. Kualitas
Pada dasarnya, kepuasan kerja 1. Pertumbuhan dan 3. Keandalan
merupakan hal yang bersifat individu setiap pengembangan karyawan
2. Partisipasi 4. Kehadiran
individu memiliki tingkat kepuasan yang 3. Lingkungan kerja 5. Kemampuan
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai (Walton, dalam bekerja sama
Husnawati, 2006) (Mathis dan Jackson,
yang berlaku pada dirinya, ini disebabkan oleh 2006)
adanya perbedaan pada dirinya dan masing-
masing individu. Semakin banyak aspek-aspek Kepuasan Kerja (X2)
1. Pekerjaan itu
dalam pekerjaan sesuai dengan keinginan sendiri
individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat 2. Bayaran/gaji
3. Kesempatan
kepuasan dirasakan dan sebaliknya (Melani dan promosi
Suhaji, 2012). 4. Supervisi
5. Rekan kerja
Kepuasan kerja yang dinikmati dalam
(Triton PB (2009)
pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil
kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan
suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan Gambar 1. Model Penelitian
yang lebih suka menikmati kepuasan kerja
dalam pekerjaan ini akan lebih mengutamakan Model penelitian menggambarkan
pekerjaannya dari balas jasa, walaupun balas pengaruh antara variabel bebas terhadap
jasa itu penting. Adanya kepuasan kerja variabel terikat, yaitu pengaruh Kualitas
tentunya mempengaruhi beberapa aspek yang Kehidupan Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap
melingkupi pada karyawan itu sendiri. Semakin Kinerja Karyawan Honda Semarang Center
tinggi kepuasan kerja karyawan, maka kinerja Setiabudi.
318
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

METODE 6 ,552 < 0,3 Tidak Valid


7 ,571 > 0,3 Valid
Penelitian ini akan dilaksanakan pada 8 ,187 > 0,3 Valid
9 ,849 < 0,3 Tidak Valid
seluruh karyawan di Honda Semarang Centre
1 ,596 > 0,30 Valid
Setiabudi sebanyak 521 orang. Sampel 2 ,360 > 0,30 Valid
penelitian yaitu 84 karyawan yang dilakukan Kepuasan 3 ,272 < 0,30 Tidak Valid
dengan menggunakan Teknik sampling Kerja (X2 4 -,249 < 0,30 Tidak Valid
Proportional Random Sampling. 5 ,384 > 0,30 Valid
Variabel dependen dalam penelitian ini 6 ,393 > 0,30 Valid
7 ,433 > 0,30 Valid
adalah Kinerja Karyawan (Y). Variabel
8 ,504 > 0,30 Valid
independen dalam penelitian ini adalah Kualitas 9 ,442 > 0,30 Valid
Kehidupan Kerja (X1). Variabel Intervening 10 ,402 > 0,30 Valid
adalah Kepuasan Kerja (X2). Metode 11 ,339 > 0,30 Valid
pengumpulan data yang akan digunakan dalam 12 ,013 < 0,30 Tidak Valid
penelitian ini adalah metode dokumentasi dan 13 ,482 > 0,30 Valid
14 ,504 > 0,30 Valid
angket. Metode ini digunakan untuk
15 ,234 < 0,30 Tidak Valid
memperoleh data tentang jumlah karyawan dan 1 ,582 > 0,30 Valid
profil perusahaan Honda Semarang Centre Kinerja 2 ,455 > 0,30 Valid
Karyawan
Setiabudi. Metode analisis data yang digunakan (Y) 3 ,405 > 0,30 Valid
dalam penelitian ini antara lain uji instrumen, 4 ,209 < 0,30 Tidak Valid
uji asumsi klasik (uji normalitas, uji linieritas, uji 5 ,555 > 0,30 Valid
6 ,496 > 0,30 Valid
multikolonieritas, uji heteroskedastisitas),
7 ,577 > 0,30 Valid
analisis regresi linear berganda dan analisis 8 ,530 > 0,30 Valid
jalur/ path analysis. 9 ,463 > 0,30 Valid
10 ,512 > 0,30 Valid
Uji Instrumen 11 ,607 > 0,30 Valid
Alat ukur yang digunakan dalam 12 ,571 > 0,30 Valid
13 ,565 > 0,30 Valid
penelitian ini diuji terlebih dahulu dengan
14 ,411 > 0,30 Valid
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. 15 ,282 < 0,30 Tidak Valid

Uji Validitas Item-item pertanyaan yang tidak valid


. Suatu kuesioner dikatakan valid jika dalam penelitian ini diganti dengan perntanyaan
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk yang baru sehingga jumlah pertanyaan tetap
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh sama dan proporsional untuk masing-masing
kuesioner tersebut. Untuk mengukur indikator tiap variabel.
validitasnya, dalam penelitian ini akan
digunakan program SPSS for Windows versi 21. Uji Reliabilitas
Dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukkan Cronbach’s Alpha melebihi 0,60 maka
bahwa seluruh item pernyataan memiliki nilai pertanyaan variabel tersebut reliabel dan
rhitung > rtabel (0.3) dan sebaliknya. sebaliknya. Hasil uji reliabilitas instrumen.

Tabel 1.Hasil Uji Validitas Instrumen Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r hitung r tabel Ket Variabel Cronbach’s Alpha Ket.


Kualitas 1 ,275 < 0,3 Tidak Valid
2 ,472 > 0,3 Valid Kualitas Kehidupan 0,682> 0,6 Reliabel
Kehidupan
kerja
Kerja (X1) 3 ,272 < 0,3 Tidak Valid
Kinerja Karyawan 0,740> 0,6 Reliabel
4 ,795 > 0,3 Valid
5 ,349 > 0,3 Valid Kepuasan Kerja 0,759 > 0,6 Reliabel

319
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN Std. Deviation 2,87090250


Most Extreme Absolute ,070
Differences
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner Positive ,058
yang dilakukan kepada 84 responden di Honda Negative -,070
Semarang Center Setiabudi, dapat diketahui Kolmogorov-Smirnov Z ,639
Asymp. Sig. (2-tailed) ,809
informasi yang menggambarkan tentang
a. Test distribution is Normal.
identitas dari responden yang dapat dilihat pada b. Calculated from data.
Tabel 3.
Distribusi residual dapat dinyatakan
Tabel 3. Karakteristik Responden normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (sig > 0,05). Berdasarkan tabel di atas dapat
Karakteristik Frek (%) diketahui nilai Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan
Umur <25 tahun 10 11,9% tingkat signifikansi pada yang lebih besar dari
(Tahun) 26–30 tahun 40 47,6% tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian,
31-35 tahun 21 25% dapat disimpulkan bahwa pola distribusi
36-40 tahun 12 14,3% residual terdistribusi normal sehingga model
> 40 tahun 1 1,2% regresi memenuhi syarat untuk dilakukan
Lama Kerja 1-5 tahun 46 54,8% pengujian selanjutnya.
6-10 tahun 37 44,0%
>10 tahun 1 1,2% Uji Linieritas
Tingkat SD 0 0,0% Uji linearlitas dilakukan untuk
Pendidikan SLTP 2 2,4% mengetahui apakah terdapat hubungan yang
SLTA 47 56% linear antara kedua variabel penelitian.
Diploma 11 13,1%
Sarjana 24 28,6% Tabel 5. Hasil Uji Linieritas
Status Belum Nikah 28 33%
Pernikahan Sudah Nikah 56 66,7% Variabel Fhitung Ftabel Ket
Kualitas 2.613 1.990 Linier
Uji Asumsi Klasik Kehidupan
Uji Normalitas Kerja
Uji normalitas bertujuan menguji apakah Kepuasan Kerja 7.266 1.990 Linier
dalam model regresi variabel dependen dan
variabel independen, keduanya memiliki Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa
distribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas hubungan kedua variabel yaitu antara variabel
menggunakan uji Kolmogrof-Smirnov seperti bebas dengan terikat adalah sudah linear karena
dibawah ini: Fhitung >ftabel.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Uji Multikolonieritas


Uji multikolinieritas bertujuan untuk
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menguji apakah model regresi ditemukan
Unstandardized Residual
N 84
adanya korelasi antar variabel bebas
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
(independen).

320
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

Tabel 6. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,311 1,777 1,300 ,197
X1 ,098 ,036 ,488 2,743 ,070
X2 ,054 ,044 ,218 1,228 ,223
Dependent Variable: RES2

Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa antar Uji heterokedasisitas bertujuan untuk
variabel independen tidak terjadi adanya menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi
multikolonieritas dalam model regresi karena ketidaksamaan varians dari residual satu
dari hasil perhitungan tidak ada nilai tolerance pengamatan kepengamatan yang lain. Jika
variabel independen yang kurang dari 0,10 serta varians dari satu pengamatan kepengamatan
besarnya nilai VIF variabel independen tidak yang lain tetap maka disebut homokedastisitas,
ada yang lebih dari 10. dan jika varians berbeda disebut
heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas dengan uji glejser terlihat pada tabel 4. berikut:

Tabel 7. Uji Glejser-Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,311 1,777 1,300 ,197
X1 ,098 ,036 ,488 2,743 ,070
X2 ,054 ,044 ,218 1,228 ,223
Dependent Variable: RES2

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada (model causal) antar variabel yang telah
tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tidak ada satupun ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori
variabel independen yang signifikan secara (Ghozali, 2006: 210). Analisis jalur pada
statistik mempengaruhi variabel dependen yakni penelitian ini dapat digambarkan sebagai
nilai Absolute Residual (ABS_RES). Hal ini berikut:
terlihat dari nilai probabilitas signifikasinya yang
di atas 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi tidak mengandung adanya
heterokedastisitas.

Analisis Jalur
Untuk menguji pengaruh variabel
intervening digunakan metode analisis jalur
(Path analysis). Analisis jalur merupakan
perluasan dari analisis regresi linier berganda,
atau analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas Gambar 4. Hasil Uji Path
321
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

Pengujian Hipotesis Nilai pengaruh tidak langsung diperoleh


Pada model analisis jalur, penelitian ini dari nilai koefisien jalur ρy1x1 dikalikan dengan
akan menjelaskan pengaruh langsung dan tidak nilai koefisien jalur ρy2x1 menjadi (0,808 x
langsung. 0,959) = 0,77. Hasil perkalian menunjukkan
bahwa nilai koefisien berpengaruh tidak
Pengaruh Langsung langsung {(ρy2x1) x (ρy2y1)} lebih besar
Pengaruh variabel kualitas kehidupan dibandingkan nilai koefisien pengaruh langsung
kerja terhadap kepuasan kerja X1 X2= ρy1x1 ρy1x1, (0,77 > 0,273). Dari hasil tersebut dapat
= 0,808 Nilai koefisien jalur kualitas kehidupan disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja
kerja terhadap kepuasan kerja secara langsung berpengaruh secara tidak langsung melalui
adalah sebesar 0,808 dan signifikansi pada 0,000 kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Hal
yang berarti Ha1 dapat diterima karena nilai ini disebabkan besarnya direct effect lebih kecil
koefisien jalur positif (0,808) dan nilai dari pada indirect effect atau hubungan yang
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). sebenarnya adalah tidak langsung atau variabel
Hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif mediating.
secara langsung dari kualitas kehidupan kerja
terhadap kepuasan kerja pada Karyawan Honda Pengaruh Total
Semarang Center Setiabudi. Pengaruh variabel Pengaruh kualitas kehidupan kerja
kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja. terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan
X1 Y= ρy2x1 = 0,273 Nilai koefisien kerja adalah sebagai berikut:
jalur kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja
karyawan secara langsung adalah sebesar 0,273 X1 X2 Y = (ρy2x1) x (ρy2y1)
dan signifikansi pada 0,030 yang berarti Ha 2 = 0,273+0,77
dapat diterima karena nilai koefisien jalur positif =1,043
(0,030) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
(0,030 < 0,05). Hal ini berarti bahwa ada Total pengaruh yang timbul dari kualitas
pengaruh positif secara langsung dari kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan
kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan mellaui kepuasan kerja yaitu sebesar 1,043.
Honda Semarang Center Setiabudi. Dari hasil analisis jalur pada penelitian,
Pengaruh variabel kepuasan kerja menunjukkan bahwa pengaruh secara langsung
terhadap kinerja karyawan X2 Y= ρy2x2 = variabel kualitas kehidupan kerja terhadap
0,959 Nilai koefisien jalur kepuasan kerja kinerja karyawan lebih kecil dibandingkan
terhadap kinerja karyawan secara langsung pengaruh variabel kualitas kehidupan kerja
adalah sebesar 0,959 dan signifikansi pada 0,000 terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan
yang berarti Ha 3 dapat diterima karena nilai kerja (secara tidak langsung) sehingga hipotesis
koefisien jalur positif (0,000) dan nilai H4 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). kualitas kehidupan kerja secara tidak langsung
Hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif mempengaruhi kinerja karyawan melalui
secara langsung dari kepuasan kerja terhadap kepuasan kerja sebagai variabel intervening.
kinerja karyawan Honda Semarang Center
Setiabudi. SIMPULAN DAN SARAN

Pengaruh Tidak Langsung Berdasarkan hasil penelitian yang telah


Pengaruh kualitas kehidupan kerja dilakukan tentang pengaruh kualitas kehidupan
terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan melalui
kerja. X1 X2 Y = (ρy2x1) x (ρy2y1) = kepuasan kerja karyawan sebagai variabel
(0,808 x 0, 959) = 0,77 intervening (Studi Pada Karyawan Honda

322
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

Semarang Center Setiabudi), dapat diperoleh peningkatan lagi pada beberapa indikator
kesimpulan sebagai berikut: lainnya supaya karyawan merasa lebih puas
Kualitas kehidupan kerja berpengaruh dalam menjalankan pekerjaannya.
positif terhadap kepuasan kerja karyawan Bagi Peneliti yang tertarik melakukan
Honda Semarang Center Setiabudi. Apabila penelitian sejenis diharapkan untuk
implikasi kualitas kehidupan kerja karyawan mengobservasi lebih jauh mengenai
lebih ditingkatkan, maka kepuasan kerja permasalahan yang terdapat pada Honda
karyawan akan meningkat pula, begitu juga Semarang Center Setiabudi dengan
sebaliknya apabila implikasi kualitas kehidupan menambahkan variabel lain seperti budaya
kerja karyawan rendah maka kepuasan kerja organisasi, komitmen kerja, stres kerja, disiplin
karyawan akan menurun. kerja, sehingga peneliti dapat mengetahui faktor-
Kualitas kehidupan kerja berpengaruh faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
positif terhadap kinerja karyawan Honda kinerja karyawan.
Semarang Center Setiabudi. Apabila implikasi
kualitas kehidupan kerja karyawan lebih DAFTAR PUSTAKA
ditingkatkan, maka kinerja karyawan akan
meningkat pula, begitu juga sebaliknya apabila Arifin, Noor. 2012. Analisis Kualitas Kehidupan
implikasi kualitas kehidupan kerja karyawan Kerja, Kinerja, dan Kepuasan Kerja Pada CV.
Duta Senenan Jepara. Journal Economia, Vol. 8
rendah maka kinerja karyawan akan menurun.
No. 1. Hal 11-21. Jepara: Stienu Jepara
Kepuasan kerja berpengaruh positif
Faizal. 2013. Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja
terhadap kinerja karyawan Honda Semarang
Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pegadaian
Center Setiabudi. Apabila implikasi kepuasan Cabang Tamalanrea Makassar. Skripsi
kerja karyawan lebih ditingkatkan, maka kinerja Universitas Hasanudin Makasar.
karyawan akan meningkat pula, begitu juga Husnawati, Ari. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas
sebaliknya apabila implikasi kepuasan kerja Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
karyawan rendah maka kinerja karyawan akan Dengan Komitmen Dan Kepuasan Kerja
menurun. Sebagai Intervening Variabel (Studi Pada
Kualitas kehidupan kerja berpengaruh Perum Pegadaian Kanwil VI Semarang). Tesis.
Universitas Diponegoro: Semarang
secara tidak langsung melalui kepuasan kerja
Logahan, Jerry Marcellinus. 2009. Pengaruh
terhadap kinerja karyawan. Hal ini disebabkan
Lingkungan Kerja Dan Stres Pekerjaan
besarnya direct effect lebih kecil dari pada
Terhadap Kinerja Pekerja di PT Nemanac
indirect effect atau hubungan yang sebenarnya Rendem. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu
adalah tidak langsung atau variabel intervening. Komunikasi dan Sekretari Tarakanita
Berdasarkan hasil simpulan, maka saran Mahardikawanto. 2013. Pengaruh Disiplin Kerja,
yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini Lingkungan Kerja, Dan Kualitas Kehidupan
adalah sebagai berikut:: Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RSUD
Bagi manajemen perusahaan Honda Dr. M. Ashari Pemalang. Skripsi
Semarang Center Setiabudi dari segi kualitas Universitas Negeri Semarang
kehidupan kerja yang dilakukan oleh Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen
perusahaan Honda Semarang Center Setiabudi Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
sudah baik dan untuk kedepannya lebih Remaja Rosdakarya
ditingkatkan lagi agar karyawan merasa lebih Mathis, R.L and Jackson, J.H, 2006. Manajemen
diperhatikan oleh perusahaan sehingga mampu Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba
memberikan kinerja yang optimal bagi Empat
perusahaan. Dari segi kepuasan kerja yang Melani, Titis dan Suhaji. 2012. Faktor-Faktor Yang
dinikmati oleh karyawan Honda Semarang Mempengaruhi Kepuasan Kerja (Studi Pada
Center Setiabudi sudah cukup puas namun Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
untuk kedepannya sebaiknya dilakukan ”YAYASAN PHARMASI” Semarang).
323
Yusuf Wildan Setiyadi & Sri Wartini / Management Analysis Journal 5 (4) (2016)

Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Rivai, Veithzal. 2011, Manajemen Sumber Daya
Manggala. 1-22 Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori Ke
Novita,Linda. 2013. Analisis Pengaruh Kualitas Praktik, Jakarta: Grafindo Persada
Kehidupan Kerja Dan Kepuasan Kerja Triton. 2009. Mengelola Sumber Daya Manusia.
Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Fillet Yogyakarta: Oryza.
Dengan Metode Partial Least Square (Pls) Wahyuddin. 2006. Pengaruh Kepemimpinan,
(Studi Kasus Di PT X). Jurnal Skripsi dalam Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja
http:Skripsitip.Staff.Ub.Ac.Id/Files/2014/02/ Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan
Jurnal-Linda-Novita.Pdf Daerah Air Minum Kota Surakarta. Tesis.
Universitas Muhammadiyah Surakarta

324

Anda mungkin juga menyukai