TAHUN 2015
BUKU III
RENCANA PEMBANGUNAN
BERDIMENSI KEWILAYAHAN
TABEL 2.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH PAPUA
TABEL 2.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN, DAN TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH PAPUA TAHUN 2015
TABEL 2.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH,
DAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI WILAYAH PAPUA TAHUN 2015
Angka Kematian Bayi Rata-Rata Lama Angka Harapan
No Provinsi
(per 1000 kelahiran)1 Sekolah (tahun)2 Hidup (tahun)3
1 Papua Barat 47-49 8,70 – 8,92 69,5 – 71,24
2 Papua 47-51 7,00 – 7,12 69,4 -71,14
2) Rata-rata Lama Sekolah: : rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun ke atas.
2.4 Kegiatan Wilayah Papua merupakan salah satu pulau utama dan memiliki
Strategis Wilayah peranan penting di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh
Papua potensi sumber daya alam yang berlimpah di Wilayah Papua.
Wilayah Papua memiliki cadangan tembaga sebesar 45 persen
cadangan di Indonesia dan cadangan emas terbesar di Indonesia
bahkan dunia. Sektor pertambangan menyumbang kontribusi
yang sangat besar untuk perekonomian di wilayah Papua.
Meskipun demikian, dalam pengelolaan dan pengembangannya
juga harus dilakukan dengan keterpaduan program untuk
mendukung alokasi sumber daya yang efektif, efisien, dan
berkelanjutan.
Wilayah Pulau Papua memiliki dua provinsi, yaitu Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat. Masing-masing provinsi memiliki
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW). Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Wilayah Pulau Papua
adalah Jayapura dan Timika (Papua), dan Sorong (Papua Barat).
Sedangkan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Wilayah Pulau
Papua adalah Ayamaru, Manokwari, Fak-fak, Nabire, Sarmi,
Wamenda, Bade dan Muting. Wilayah Pulau Papua terdapat juga
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), yaitu Jayapura,
Merauke, dan Tanah Merah.
LEGENDA:
2-9
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR DI WILAYAH PAPUA, 2015
GAMBAR 2.8
2-12
PETA PROVINSI PAPUA
LEGENDA
:
Ibu Kota Provinsi/Pusat Ekonomi
Jalan Kereta Api
Jalan Penghubung Pusat Ekonomi
Jalur Exsisting
Jaringan Pelayaran Domestik
Pelabuhan
Simpul Pertambangan Tembaga
Simpul Perkebunan Sawit
Simpul Kegiatan Migas
9. K
awasan Andalan Fak-fak (Bomberai) dan Sekitarnya
1. Kawasan Andalan Laut Cendrawasih – Biak
10. K
dan Sekitarnya
awasan Andalan Sorong dan Sekitarnya
11.
2. Kawasan Andalan Laut Jayapura - Sarmi K
awasan Andalan Timika (Tembagapura) dan Sekitarnya
12. K
awasan Andalan Biak
13. K
awasan Andalan Nabire dan Sekitarnya (Aran Moswaren, dan
Legare)
14. K
awasan Andalan Merauke dan Sekitarnya
15. K
awasan Andalan Memberamo – Lereh (Jayapura)
16. K
awasan Andalan Wamena dan Sekitarnya
8. tarnya
2.4.2 Provinsi Papua Barat merupakan salah satu penyumbang terbesar
Provinsi Papua terhadap peranan Wilayah Papua sebagai Lumbung Pangan dan
Barat Energi di Kawasan Timur Indonesia. Kawasan perkebunan
mayoritas merupakan perkebunan kelapa sawit. Di sektor
pertambangan, Provinsi Papua Barat memiliki potensi sumber
daya mineral dan migas yang cukup besar, namun potensi tersebut
masih sebagian kecil yang telah dieksploitasi. Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) di Provinsi Papua Barat adalah Sorong , sedangkan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di provinsi ini adalah Manokwari,
Fak-Fak dan Ayamaru.
3.1 Kondisi Wilayah Wilayah Pulau Maluku memiliki posisi yang cukup strategis
Maluku Saat ini baik itu di koridor nasional, regional ASEAN, dan global. Dalam
konteks nasional, Wilayah Pulau Maluku merupakan lumbung
ikan nasional di Indonesia. Peran Wilayah Pulau Maluku dalam
hal sumber daya alam nasional didasarkan atas potensi dari
sumber daya perikanan terutama perikanan tangkap dan
perikanan laut.
Tidak hanya dalam koridor nasional saja, potensi perikanan
Wilayah Pulau Maluku juga menjadikan Indonesia sebagai
salah satu produsen makanan laut terbesar di Asia Tenggara.
Kemudian dalam konteks global, berdasarkan potensi sumber
daya alam yang dimiliki Wilayah Pulau Maluku dikenal sebagai
produsen skala besar komoditas perikanan dan pertambangan
di Indonesia (terutama Wilayah Pulau Maluku Utara). Dalam
hal perikanan, terutama perikanan tuna Wilayah Pulau Maluku
menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil tuna terbesar,
dengan peringkat ketiga dunia. Kemudian dalam hal
pertambangan, Wilayah Pulau Maluku menyumbang sumber
daya nikel terbesar di Indonesia dan dunia
TABEL 3.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH MALUKU TAHUN 2015
Angka Kematian
Rata-Rata Lama Angka Harapan
No Provinsi Bayi (per 1000
Sekolah (Tahun) Hidup (Tahun)
kelahiran)
2) Rata-rata Lama Sekolah: : rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun ke
atas.
3) Angka Harapan Hidup: perkiraan lama hidup rata-rata penduduk.
LEGENDA:
1.2.6.1. I
t Ekonomi
Jalur Exsisting
Jaringan Pelayaran Domestik
Pelabuhan
4.1 Kondisi Wilayah Wilayah Pulau Nusa Tenggara memiliki posisi yang cukup
NusaTenggara Saat strategis baik itu di koridor nasional maupun global. Dalam
Ini konteks nasional, Wilayah Pulau Nusa Tenggara merupakan
lahan potensial produksi garam yang luas di Kawasan Timur
Indonesia, mengingat kondisi geografisnya sebagai wilayah
kepulauan yang dikelilingi lebih banyak sumber air laut. Peran
Wilayah Pulau Nusa Tenggara dalam hal pariwisata bagi
nasional didasarkan atas potensi keadaan alam terutama
bahari. Dalam hal ini Wilayah Pulau Nusa Tenggara
diharapkan menjadi etalase wisata ekologis, petualangan,
budaya dan bahari serta kepariwisataan yang berbasis UKM.
Tidak hanya dalam koridor nasional saja, dalam konteks global
potensi sumber daya alam yang dimiliki wilayah Pulau Nusa
Tenggara dapat menjadi pengeksporperikanan yang terbesar
Indonesia. Wilayah Pulau Nusa Tenggara juga diharapkan
menjadi destinasi pariwisata tingkat global. Destinasi
pariwisata yang akan diunggulkan yaitu Sail Komodo yang
direncanakan sebagai destinasi wisata internasional.
TABEL 4.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH NUSA TENGGARA
TABEL 4.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH NUSA TENGGARA TAHUN 2015
Pertumbuhan
Kemiskinan 2) Pengangguran 3)
Provinsi Ekonomi 1)
(%) (%)
(%)
Nusa Tenggara Barat 6,05 – 6,36 16,79 -15,97 5,34 – 5,08
TABEL 4.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH NUSA TENGGARA TAHUN 2015
2) Rata-rata Lama Sekolah: : rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun ke atas.
LEGENDA:
4-9
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR DI WILAYAH NUSA TENGGARA, 2015
GAMBAR 4.3
5.1 Kondisi Wilayah Wilayah Pulau Sulawesi memiliki posisi yang cukup strategis
Sulawesi Saat Ini baik itu di koridor nasional, regional ASEAN, dan global. Dalam
konteks nasional, Wilayah Pulau Sulawesi merupakan pusat
produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan,
perikanan, migas, serta pertambangan nasional. Selain padi,
Wilayah Pulau Sulawesi juga menyumbang produksi jagung
nasional. Komoditas utama yang dihasilkan dari sub sektor
perkebunan adalah kakao. Potensi lainnya dari wilayah ini
terdapat pada sub sektor perikanan dan pertambangan nikel
yang proses produksinya paling maju di Indonesia.
Dalam konteks regional ASEAN, posisi Wilayah Pulau Sulawesi
berbatasan dengan berbagai pintu gerbang internasional
terutama dengan Negara Filipina dan Malaysia. Secara global,
Wilayah Pulau Sulawesi merupakan produsen kakao kedua
terbesar di dunia. Selain itu, Wilayah Pulau Sulawesi juga
menjadi produsen beras terbesar ketiga di dunia dan menjadi
salah satu pengekspor perikanan. Wilayah Pulau Sulawesi juga
menjadi produsen nikel terbesar dengan peringkat keempat
dunia.
TABEL 5.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH SULAWESI
5.2 Tujuan dan Tujuan pembangunan wilayah Sulawesi dalam tahun 2015
Sasaran adalah untuk:
Pengembangan 1. Peningkatan standar hidup masyarakat di wilayah Pulau
Wilayah Sulawesi Sulawesi yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi serta tingkat kemiskinan dan tingkat
pengangguran yang rendah.
2. Pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan tangkap dan
budidaya
3. Pemerataan sarana dan prasarana serta fasilitas
penunjang kegiatan di sektor energi, kelautan, perikanan,
dan pariwisata
4. Pemantapan sektor pariwisata yang berbasis pada
keunggulan yang berdaya saing dan berkelanjutan
5. Pemerataan akses terhadap pelayanan pendidikan dan
kesehatan.
6. Perwujudan sarana dan prasarana kawasan penunjang
kegiatan industri pengolahan di KEK Bitung dan Palu, serta
distribusi pemasarannya.
7. Perwujudan peningkatan kemampuan kelembagaan antara
Dewan Kawasan dan Badan Pengelola KEK Bitung dan Palu
8. Penyediaan tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki
TABEL 5.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH SULAWESI TAHUN 2015
Angka
Angka
Kematian Bayi 1) Rata-Rata
Provinsi Harapan Hidup 3)
(per 1000 Lama Sekolah 2) (tahun)
(tahun)
kelahiran)
Sulawesi Utara 23 – 25 9,10-9,33 72,60-74.42
2) Rata-rata Lama Sekolah: : rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun ke atas.
5-10
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH SULAWESI
LEGENDA:
Ibu Kota Provinsi/Pusat Ekonomi
Klaster Industri
Simpul Perikanan
Komplek LNG
Simpul Pertanian Pangan
Simpul Pengelolaan Nikel
Simpul Perkebunan Kakao
Jalan Penghubung Pusat Ekonomi
Jalur Exsisting
Jaringan Pelayaran Domestik
Pelabuhan
a. K
awasan Andalan KapolPusat Kegiatan Strategis Nasional –
Paloh – Aruk
b. P
usat Kegiatan Strategis Nasional – Jagoi Babang
c.
1. Kawasan Andalan Teluk Bone dan Sekitarnya P
2. Kawasan
usat Kegiatan Andalan
Strategis Asera
Nasional Lasolo
– Entikong
d. 3. Kawasan Andalan Kapontori-Lasalimo dan P
usat Kegiatan Strategis Nasional – Jasa
e. Sekitarnya P
usat
4. Kegiatan
Kawasan Strategis Nasional
Andalan – Nanga
Tiworo danBadau
Sekitanya
f. P
usat Kegiatan Strategis Nasional – Long Pahangai
g. P
usat Kegiatan Strategis Nasional – Long Nawang
h. P
usat Kegiatan Strategis Nasional – Long Midang
i. P
usat Kegiatan Strategis Nasional – Simanggaris
j. P
usat Kegiatan Strategis Nasional – Nunukan
3. imu-Patikala Muna
4. Kawasan Andalan Mowedong-Kolaka
6.1 Kondisi Wilayah Wilayah Kalimantan memiliki posisi yang cukup strategis
Kalimantan Saat Ini baik itu di koridor nasional, regional ASEAN, dan global.
Dalam konteks nasional, Wilayah Kalimantan memiliki
banyak potensi alam seperti pertambangan baik migas
maupun non-migas. Wilayah Kalimatan memiliki
kekayaan cadangan minyak bumi, gas dan batubara.
Selain batubara, Wilayah Kalimantan memiliki cadangan
bijih besi terbesar di Indonesia. Wilayah Kalimantan juga
diketahui memiliki luas kawasan hutan produksi terluas
di Indonesia.
Dalam koridor nasional, Wilayah Kalimantan memiliki
peranan sebagai pengekspor batubara di beberapa negara
ASEAN. Selain itu, hasil dari perkebunan kelapa sawit di
Wilayah Kalimantan menjadi salah satu potensi yang
dapat memberikan kontribusi pada tingkat nasional
maupun ASEAN. Dalam konteks global, Wilayah
Kalimantan memiliki peranan sebagai salah satu paru-
paru dunia. Jika dilihat produktivitasnya, Wilayah
Kalimantan berada di nomor 4 (empat) sebagai produsen
bauksit terbesar di dunia. Berbeda dengan bauksit,
TABEL 6.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN
Bruto (PDRB).
2) Kemiskinan (September): persentase jumlah penduduk miskin terhadap total jumlah penduduk.
3) Pengangguran (Agustus): persentase jumlah pengangguran terbuka terhadap total angkatan kerja
6.2 Tujuan dan Tujuan pembangunan wilayah Kalimantan pada tahun 2015:
Sasaran 1. Meningkatkan standar dan kualitas hidup masyarakat
Pengembangan serta akses terhadap pelayanan dasar publik di wilayah
Wilayah Kalimantan Kalimantan.
2. Menciptakan transformasi perekonomian yang
berorientasi pada potensi ekonomi lokal dan industri
pengolahan.
3. Meningkatkan kemandirian dan ketahanan pangan
melalui sektor ertanian yang berdaya saing.
4. Mempertahankan kedaulatan negara terutama di
wilayah perbatasan laut.
5. Meningkatkan konektivitas wilayah dan aksesibilitas
masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar.
TABEL 6.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH KALIMANTAN TAHUN 2015
Tingkat Pengangguran
Provinsi Pertumbuhan Ekonomi 1) (%) Kemiskinan 2) (%)
Terbuka3) (%)
Kalimantan Barat 6,03 – 6,33 6,43 -6,11 3,51-3,33
Kalimantan Tengah 7,51 - 7,89 4,84-4,60 2,98 – 2,84
Kalimantan Selatan 6,48 -6,82 3,92 -3,72 3,30 – 3,14
Kalimantan Timur 4,44 -4,66 5,11 -4,87 7,04 – 6,70
TABEL 6.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH KALIMANTAN TAHUN 2015
2) Rata-rata Lama Sekolah: : rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun ke atas.
6-10
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH KALIMANTAN
LEGENDA:
Ibu Kota Provinsi/Pusat Ekonomi Simpul Batubara
Jalan Kereta Api
Simpul Bauksit/Aluminium
Jalan Penghubung Pusat Ekonomi
Simpul Kegiatan Migas
Jalur Exsisting
Jaringan Pelayaran Domestik
Pelabuhan
Simpul Perkebunan
Simpul Perkayuan
7.1 Kondisi Wilayah Wilayah Jawa-Bali memiliki posisi yang cukup strategis baik
Jawa-Bali Saat ini itu di koridor nasional, regional ASEAN, dan global. Dalam
konteks nasional, Wilayah Jawa-Bali merupakan Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) juga merupakan pintu gerbang
kegiatan ekonomi utama pariwisata di Indonesia baik secara
Nasional maupun global. Di wilayah ini terdapat 10 dari 50
Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Kontribusi terbesar
PDRB nasional untuk sektor sekunder dan tersier, sumbernya
berasal dari nilai tambah sektor pertanian nasional khususnya
Jawa. Selain itu, sekitar 94 persen produksi tekstil juga
terpusat di Wilayah Jawa. Nilai ekspor tekstil Indonesia
(khususnya Jawa) dikirimkan ke Negara Amerika dan Negara
Jepang sangat tinggi hingga mengalahkan Negara China. Selain
itu, wilayah ini juga menduduki posisi ke-18 dalam peranan
pembangunan kapal di dunia yang pusatnya berada di Pulau
Jawa.
TABEL 7.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH JAWA-BALI
Perkembangan
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Bali
Pembangunan
Pertumbuhan 6,11 6,06 5,81 5,40 6,55 5,86 6,05
Ekonomi 2013
(persen)
PDRB Perkapita 112,14 21,25 17,14 16,23 26,44 19,00 20,74
ADHB Tahun
2012 (Rp. Juta)
Tingkat 9,02 9,22 6,02 3,34 4,33 9,90 1,79
Pengangguran
Terbuka, Agustus
2013 (Persen)
TABEL 7.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN DAN
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH JAWA-BALI TAHUN 2015
Pertumbuhan Tingkat Tingkat Pengangguran
Provinsi
Ekonomi (%) Kemiskinan (%) Terbuka (%)
DKI Jakarta 6,07 -6,39 2,93-2,79 7,95 -7,57
Jawa Barat 5,60-5,88 8,34 -7,94 8,71 -8,29
Jawa Tengah 5,65 – 5,93 12,22 -11,62 5,72 -5,44
DI Yogyakarta 5,21-5,47 13,44 -12,78 2,99 -2.85
Jawa Timur 6,68 – 7,02 10,31 -9,81 4,19-3,99
Banten 5,77 – 6,07 4,54 – 4,32 9,23 – 8,78
Bali 6,00-6,30 3,62 – 3,44 1,54 -1,46
2) Rata-rata Lama Sekolah: : rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun ke atas.
7-10
| Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
1. Kawasan Andalan Laut Pulau Seribu
2. Kawasan Andalan Laut Krakatau dan Sekitarnya
3. Kawasan Andalan Laut Karimun Jawa dan Sekitarnya
4. Kawasan Andalan Laut Cilacap dan Sekitarnya
5. Kawasan Andalan Laut Madura dan Sekitarnya
6. Kawasan Andalan Laut Bali dan Sekitarnya
8.1 Kondisi Wilayah Wilayah Pulau Sumatera memiliki posisi yang cukup strategis
Sumatera Saat Ini baik itu pada koridor nasional, regional ASEAN, dan global.
Dalam konteks nasional, Wilayah Pulau Sumatera merupakan
sentra produksi dan pengolahan hasil bumi serta lumbung
energi bagi nasional. Peran Wilayah Pulau Sumatera tersebut
bagi nasional didasarkan atas potensi dari hasil
perkebunannya yang melimpah terutama pada komoditas
karet dan kelapa sawit. Wilayah Pulau Sumatera juga
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi nasional pada
sub sektor pertambangan dan batu bara. Karena posisi secara
geografis yang cukup strategis maka Wilayah Pulau Sumatera
menjadi salah satu pintu gerbang ekspor-impor perdagangan
internasional.
Jika diposisikan secara geografis dalam konteks regional
ASEAN maka Wilayah Pulau Sumatera menjadi salah satu
pintu gerbang Indonesia untuk negara-negara yang berada di
ASEAN. Dalam konteks global, secara geostrategis Wilayah
Pulau Sumatera diharapkan menjadi gerbang ekonomi
nasional untuk mencapai Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan,
Asia Timur, dan Australia.
TABEL 8.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH SUMATERA
Kep.
Perkembangan Sumatera Sumatera Sumatera
Aceh Riau Jambi Bengkulu Lampung Bangka Kep. Riau
Pembangunan Utara Barat Selatan
Belitung
Pertumbuhan
Ekonomi 2013 4,18 6,01 6,18 2,61 7,88 5,98 6,21 5,97 5,29 6,13
(persen)
PDRB Perkapita
ADHB Tahun 2012 20,49 26.57 22,21 79,11 22,40 26,79 13,68 18,61 26,44 49,64
(Rp. Juta)
Tingkat
Pengangguran
10,30 6,53 6,99 5,50 4,84 5,00 4,74 5,85 3,70 6,25
Terbuka, Agustus
2013 (persen)
Persentase
Penduduk Miskin,
17,72 10,39 7,56 8,42 8,42 14,06 17,75 14,39 5,25 6,35
September 2013
(persen)
Indeks
Pembangunan 72,51 75,13 74,70 76,90 73,78 73,99 73,93 72,45 73,78 76,20
Manusia, 2012
Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat
19 8 9 3 12 10 11 20 13 6
Indeks
Pembangunan
66,35 70,76 70,11 66,76 64,45 68,88 68,92 63,92 61,38 65,61
Gender Tahun
2012
Indeks
Pemberdayaan
54,44 69,82 65,22 69,05 61,52 66,78 69,57 67,24 56,54 59,32
Gender Tahun
2012
Angka Kematian
Bayi 2012 (per 47 40 27 24 34 29 29 30 27 35
1.000 kelahiran)
Angka Harapan
Hidup, 2012 68,94 69,81 70,02 71,69 69,44 70,05 70,39 70,05 69,21 69,91
(Tahun)
Rata-rata Lama
Sekolah, 2012 8,93 9,07 8,60 8,64 8,20 7,99 8,48 7,87 7,68 9,81
(Tahun)
8.2 Tujuan dan Tujuan pembangunan wilayah Sumatera dalam tahun 2015
Sasaran adalah untuk:
Pengembangan
1. Meningkatkan standar hidup masyarakat wilayah Pulau
Wilayah Sumatera Sumatera dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
wilayah dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran
terbuka;
2. Penciptaan transformasi perekonomian yang
berorientasi pada potensi ekonomi lokal dan industri
pengolahan berbasis pengembangan sektor pertanian,
perikanan dan kelautan;
3. Peningkatan kemandirian dan ketahanan pangan
melalui sektor pertanian yang berdaya saing;
4. Pengembangan pariwisata melalui pemanfaatan potensi
daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan;
5. Peningkatan konektivitas wilayah; dan
6. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam yang
berbasis daya dukung lingkungan berkelanjutan
Sasaran pengembangan Wilayah Pulau Sumatera untuk tahun
2015 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya standar hidup masyarakat wilayah Pulau
Sumatera dengan ditandai oleh meningkatnya
pertumbuhan ekonomi, turunnya tingkat pengangguran
dan tingkat kemiskinan;
2. Terciptanya transformasi perekonomian yang
berorientasi pada potensi ekonomi lokal di sektor
pertanian, perikanan dan kelautan, pertambangan dan
industri pengolahan yang berdaya saing;
TABEL 8.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI,TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH SUMATERA TAHUN 2015
TABEL 8.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA – RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH SUMATERA TAHUN 2015
2) Rata-rata Lama Sekolah: : rata-rata jumlah tahun efektif untuk bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun ke atas.
8-12
LEGENDA:
9.2 Sinergi Antar Buku III Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015
Sektor, Antar Pusat- Pembangunan Berdimensi Kewilayahan merupakan
Daerah, dan Antar penjabaran sasaran pembangunan nasional yang tertuang
Daerah dalam Buku I RKP 2015 dalam dimensi wilayah yang telah
dibagi pada 7 (tujuh) wilayah, yaitu : Sumatera, Jawa-Bali,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Berbagai sasaran pembangunan di tiap wilayah ditujukan
untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan secara
nasional. Arah kebijakan dan strategi pengembangan di tiap
wilayah menjadi acuan lokus bagi sektoral
(Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah)
untuk menetapkan kebijakan, program dan kegiatan prioritas
yang akan dilaksanakan baik di tingkat nasional maupun di
tingkat daerah yang tertuang dalam Buku III RKP 2015.
Buku III RKP Tahun 2015 juga disusun dengan berpedoman
pada kebijakan pemanfaatan ruang dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) dan Rencana Tata Ruang Pulau
serta disesuaikan dengan karakteristik masing-masing
wilayah. Buku III RKP Tahun 2015 menjadi pedoman bagi
Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyusun Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja K/L) dan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) Tahun 2015
dengan memperhatikan potensi dan permasalahan wilayah
serta menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 terkait
aspek kewilayahan. Dengan mempertimbangkan berbagai hal
tersebut, disusun kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. Setiap Kementerian/Lembaga wajib melaksanakan
program dan kegiatan prioritas dalam Buku III RKP tahun
2015;
ttd.
Ratih Nurdiati