Anda di halaman 1dari 9

Topik Penelitian: Manajemen Pengendalian Bahan Baku

Effisiensi Persediaan Baku Pada Perusahaan dengan Menggunakan


Metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Metode Just In Time
Efficiency of Agroindustry Raw Material by Using Economic Order Quantity (EOQ)
Method and Just In Time Method

Ahmad Fairus Sa’dullah*

1) Departemen Teknologi Industri Pertanian, Universitas Internasional Semen


Indonesia Jl. Veteran, Gresik 61122 Jawa Timur. Komplek PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk.
*Penulis Korespondensi, Email
:ahmad.sadullah15@student.uisi.ac.id

ABSTRAK

Ketersediaan bahan baku sangat penting untuk proses produksi, oleh karena itu
setiap perusahaan harus bisa menentukan jumlah persediaan bahan baku yang optimal.
Mengurangi biaya persediaan agar proses produksi tetap berjalan lancar. Dalam hal ini
perusahaan perlu menganalisis manajemen persediaan agar dapat meminimalkan total biaya
yang terjadi dalam persediaan. Pada penlelitian ini metode yang digunakan yatu metode
Economic Order Quantity dan Sistem pengawasan dan pengendalian bahan baku yang
dibangun menggunakan metode Just In Time (JIT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui (1)Jumlah persediaan (2)Lead time (3)Total biaya persediaan (4)Jumlah
pemesanan dan biaya persediaan menurut metode EOQ dan Just in time(5)Safety stock dan
reorder point periode produksi (6)Tingkat efisiensi persediaan bahan baku tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan metode EOQ pengendalian bahan baku lebih efisien dan lebih memiminasi
biaya. dan Sistem pengawasan dan pengendalian kebutuhan bahan baku ini dapat
mempermudah dalam hal mengawasi dan mengendalikan stok bahan baku, sehingga tidak
terjadi penumpukan stok di gudang, dan tidak menimbulkan biaya penyimpanan. Serta
mempermudah dalam proses perencanaan pemesanan bahan baku dengan cara menentukan
pemesanan bahan baku dan jumlah pemesanan bahan baku yang harus dipesan ke supplier.
i
Topik Penelitian: Manajemen Pengendalian Bahan Baku

Kata Kunci: Bahan baku, effisiensi,EOQ, just in time, manajemen,

ABSTRACT

The availability of raw materials is very important for the production process,
therefore every company should be able to determine the optimal amount of raw material
inventory. Reduce inventory costs to keep production processes running smoothly. In this
case the company needs to analyze inventory management in order to minimize the total cost
incurred in the inventory. In this research method used yatu method Economic Order
Quantity and Control system and controlling raw materials that are built using method of
Just In Time (JIT). The purpose of this study is to determine (1) Total inventory (2) Lead
time (3) Total inventory cost (4) Number of orders and inventory costs by EOQ and Just in
time (5) Safety stock and reorder point production period 6) The level of efficiency of raw
material inventory. Based on the results of tests that have been done can be concluded that
by using EOQ method of controlling raw materials more efficient and more to eliminate the
cost. and Control system and control of raw material requirement can facilitate the Chief
Logistics in terms of supervising and controlling the stock of raw materials, so there is no
stockpiling in the warehouse, and does not cause storage costs. And simplify the process of
planning the ordering of raw materials by determining the ordering of raw materials and the
amount of ordering of raw materials to be ordered to the supplier.

Keywords: efficiency, EOQ, just in time, managemen, Raw materials

i
Topik Penelitian: Manajemen Pengendalian Bahan Baku

PENDAHULUAN

Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola


dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas dan efisiennya kegiatan
operasional. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: “Persediaan
bahan baku mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena persediaan
bahan baku sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran proses produksi.”
Pada perusahaan industri persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat
penting untuk proses produksi, oleh karena itu perusahaan harus dapat menetapkan
besarnya persediaan bahan baku yang optimal dan dapat menekan biaya persediaan agar
proses produksi tetap berjalan lancar. Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha
tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi,
ataupun persediaan bahan baku yang masih menunggu penggunaannya dalam suatu
proses produksi Rangkuti (2007), sedangkan menurut Nasution (2003) persediaan adalah
sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut, yakni proses kegiatan
produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun
kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.
Menurut Assauri (2004) tujuan pengendalian persediaan dapat diartikan sebagai
usaha untuk menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan Persediaan yang menyebabkan
proses produksi terhenti, menjaga agar penentuan persediaan perusahaan tidak terlalu
besar sehingga biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan, menjaga agar
pembelian bahan baku secara kecil-kecilan dapat dihindari. Berdasarkan pernyataan
tersebut Baroto (2002) menegaskan yangdimaksud kriteria optimum adalah
meminimalisasi biaya total yang terkait dengan persediaan, yaitu biaya penyimpanan dan
biaya pemesanan. Tingkat persediaan yang optimum yang dapat diatur dengan
memenuhuhi kebutuhan bahan – bahan dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat
serta jumlah biaya yang rendah.
Selama ini, jumlah persediaan bahan baku pada perusahaan dirasa kurang optimal
karena dilakukan berdasarkan perkiraan. Sehingga jumlah bahan baku terkadang
mengalami kekurangan dan seringkali mengalami kelebihan sehingga terjadi
penumpukan persediaan yang tentu saja memerlukan lahan penyimpanan yang cukup
i
Topik Penelitian: Manajemen Pengendalian Bahan Baku

besar. Oleh karena dengan adanya permasalah an tersebut akan dilakukan analisis
pengendalian bahan baku dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan metode
just in time dengan tujuan untuk mengetahui (1)Jumlah persediaan (2)Lead time (3)Total
biaya persediaan (4)Jumlah pemesanan dan biaya persediaan menurut metode EOQ dan
Just in time(5)Safety stock dan reorder point periode produksi (6)Tingkat efisiensi
persediaan bahan baku tersebut.

i
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persediaan Bahan Baku
2.1.1 Pengertian Persediaan
Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk
proses produksi didalam suatu perusahaan dan disediakan untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan setiap waktu.
Persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan
permintaan. Permintaan pada sumber daya internal ataupun eksternal ini meliputi
persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-
bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian
keluaran produk perusahaan. (T. Hani Handoko, 2000 : 333). Persediaan sebagai
kekayaan perusahaan, memiliki peran penting dalam operasi bisnis dalam pabrik
(manufacturing), persediaan dapat terdiri dari : persediaan bahan baku, bahan pembantu,
barang dalam proses (WIP), barang jadi, dan persediaan suku cadang. (Zulian Yamit, 2005
: 228). Sedangkan secara umum istilah persediaan barang yang dipakai untuk
menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau untuk memproduksi
barang-barang yang akan dijual. Pada perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli
dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang. (Zaki Baridwan, 2010
: 149).
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi
dan salah satu unsur yang paling aktif didalam perusahaan yang secara terus-menerus
diperoleh diubah kemudian dijual kembali, bahan baku yang diolah dalam perusahaan
manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal dan pengelolaan sendiri dalam
memperoleh bahan baku. Perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya-biaya pembelian,
pergudangan dan biaya-biaya yang lainnya.
2.1.2 Jenis- jenis Persediaan
Persediaan ada berbagai jenis, setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus
dan cara pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya persediaan phisik dapat
dibedakan atas (T.Hani Handoko, 2000 : 334) :

9
1. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang
yang berwujud mentah. Persediaan ini akan dapat diperoleh dari sumber-
sumber alam atau dibeli dari para supplier atau dibuat sendiri oleh
perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts / components),
yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen
yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana akan secara langsung dapat
dirakit menjadi produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in process), adalah persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam suatu
proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk akan tetapi
masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual
atau dikirim kepada langganan.
2.2 Just In Time
Dalam pengertian yang luas Just In Time merupakan filosofi yang memusatkan pada
aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam sustu
organisasi.Secara umum dapat dikatakan Just In Time adalah suatu proses penyelesaian yang
lengkap dan hasil dari suatu produk pada setiap tahapan kegiatan proses produksi sejak dari
pemasok bahan sampai ke pelanggan tepat pada waktunya dan dalam jumlah yang sesuai,
berikut adalah rumus metode JIT untuk digunakan dalam pengendalian bahan baku :
1. Rumus JIT untuk pembelian bahan baku Harga JIT = % kenaikan harga x harga
normal JIT untuk pembelian = Harga JIT x Total Pemakaian bahan
2.Rumus JIT untuk pemesanan bahan baku Biaya pesan JIT = % kenaikan x biaya pesan
normal JIT untuk pemesanan = Biaya pesan JIT x Total pemakaian bahan
3.Rumus JIT untuk kenaikan bahan baku
JIT untuk kenaikan bahan baku = harga JIT x % kenaikan
4. Rumus JIT untuk kekurangan bahan baku
JIT untuk kekurangan bahan baku = persediaan x % kekurangan bahan

10
2.2.1 Kelebihan Metode Just In Time
1.Menghilangkan pemborosan dengan cara memproduksi produk hanya dalam
kuantitas yang diminta pelanggan
2 .Persediaan kecil bahkan nol
2.2.2 Kekurangan Metode Just In Time
1. Tidak cocok bagi perusahaan yang melakukan produksi massal , hanya cocok bagi
perusahaan yang hanya melayani pesanan pelanggan saja dan hanya memproduksi
satu jenis produk
2. Bagi perusahaan maufaktur sangat sulit untuk tidak memiliki persediaan,
khususnya yang berbahan baku import
2.2.3 Manfaat Metode Just In Time
1. Mengurangi ruangan atau gudang untuk penyimpanan barang.
2. Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi
kesalahan pada sumbernya.
2.3 Economic Order Quantity
EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat
diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian
yang optimal.(Bambang Riyanto, 2001 : 78).
Pada bagian terdahulu telah didefinisikan bahwa ada lima kategori biaya yang
dikaitkan pada keputusan persediaan. Dari kelima kategori biaya tersebut hanya ada dua
yaitu biaya pesan dan biaya simpan yang relevan untuk dipertimbangkan dalam model
EOQ.(Zulian Yamit, 2005 : 232). Kebanyakan literature persediaan mengatakan bahwa,
model EOQ sangat mudah untuk diterapkan apabila asumsi dasar dalam EOQ dipenuhi
sebagaiberikut : (Zulian Yamit, 2005 : 233)
1. Permintaan dapat ditentukan secara pasti atau konstan.
Yaitu dimana tingkat permintaan untuk setiap item bersifat konstan
dan diketahui dengan pasti untuk penggunaan satu tahun atau satu
periode.
2. Item yang dipesan independen dengan item lain.
Yaitu persediaan permintaan item yang dipesan bebas dengan item
lain atau item adalah produk satu macam dan tidak ada hubungan
dengan produk lain.
3. Pesanan diterima dengan segera dan pasti
11
Yaitu persediaan dari pesanan tiba dalam satu batch atau paket pada
satu titik waktu dan pesanan datang pada waktu yang bersamaan dan
tetap.
4. Tidak terjadi stockout.
Yaitu tidak terjadi adanya kekurangan atau kehabisan stock pasokan
barang dengan permintaan barang karena model EOQ tidak diijinkan
hal tersebut.
5. Harga item konstan.
Yaitu dimana harga bahan baku konstan atau tidak terjadi perubahan
selama satu periode tertentu, dengan kata lain harga per unit tetap dan
tidak ada pengurangan harga walaupun pembelian dalam jumlah
volume yang besar.
Perhitungan EOQ dapat digunakan rumus sebagai berikut :
(Bambang Riyanto, 2001 : 79)

EOQ = 2xRxS
Pxl
Dimana :
R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu
misalkan 1 tahun.
S = Biaya pesanan tiap kali pesan.
P = Harga pembelian perunit yang dibayar.
l = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang dinyatakan dalam
presentase dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan.

12
SIMPULAN

Dari penelitan diatas dengan menggunakan metode Just In Time dan EOQ dapat
disimpulkan bahwa :
1. Mempermudah dalam mengendalikan stok bahan baku, sehingga tidak terjadi
salah satu jenis bahan baku mengalami kekosongan tetapi bahan baku lain mengalami
penumpukan stok di gudang dan tidak menimbulkan biaya penyimpanan.
2. Mempermudah dalam proses pemesanan bahan baku dengan cara menentukan
pemesanan bahan baku dan jumlah
3. meningkatan efisiensi biaya persediaan bahan baku adalah teknik EOQ, karena
teknik EOQ mengalami penghematan yang lebih tinggi pada biaya persediaan. Teknik ini
digunakan dalam penentuan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya
persediaan.

DAFTAR PUSTAKA

1) Adisaputro, G dan Yunita A. 2007. Anggaran Bisnis : Analisis, Perencanaan dan


Pengendalian Laba. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
2) Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta.
3) Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : PT. Ghalia
Indoneisa.

4) Gaspersz, V. 2004. Production Planning and Inventory Control : Berdasarkan


Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. PT.
Gramedia Pusaka Utama. Jakarta.

5) Nasution, H. A. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi . Cetakan kedua.

Surabaya : Guna Widya


6) Rangkuti, F. 2007. Manajemen Persediaan. Aplikasi di Bidang Bisnis. Cetakan
Keempat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

13

Anda mungkin juga menyukai