Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Selesaikan bahasan ini jembatan sederhana dari beton pada bagian atas jembatan
mengkaji tentang komponen jembatan mulai dari sandaran, lantai kendaraan , trotoar
sampai dengan balok memanjang utama. Pada gambar dibawah ini contoh bentuk soal
jembatan dari beton konvensional sebagai bahan pemahaman dalam merancang dan
mengitung
1) Spesifikasi Pembebanan
Spesifikasi pembebanan pada bagian konsruksi jembatan menjelaskan
karakterisik beban yang akan dipergunakan untuk menghitung komponen struktur.
Ukuran BM mengambarkan klas dari pembebanan untuk jembatan sesuai peruntukan
klas jembatan
a. Beban hidup : PPJJR No.12/1970 (direncanakan dipakai nilai Beban Muatan 70%)
Beban roda T = 70% x 10 t = 7 t
Beban garis P = 70% x 12 t = 8,40 t
Beban merata q = 70% x 2.20 t/m2 = 1,54 t/m2 (L<30m)
20 20
b. Beban kejut, k = 1 + =1+ = 1,336
50 L 50 9,555
NT = ND
As f y 157 200
a= = = 11,55 mm
0.85 . f c '.b 0.85 20 150
a 11,55
c= = = 13,588 mm
1 0,85
1 1
f c '.b.s 20 160 65
=
3
Av min = 3 = 77 mm2
fy 200
Dari hasil tulangan diatas, lihat table penulangan dipakai tulangan 2 8 mm (Av
= 100,531 mm2), maka jika dipakai 100,531 jarak sengkang: diperoleh
Av . f y 100 ,531 200
S= = = 84,298 mm2 >65 mm(jarak dipakai)< 600 mm
1 1
f c '.b 20 160
3 3
Maka pada tiang sandaran trotoar di dipakai tulangan sengkang 8-60 mm untuk
geser , dan utama tarik 2x 2 10 untuk lentur.
3. Plat Trotoar
Pada konstruksi plat trotoar berupa bentuk kantilevel dimana plat menjorok keluar
balok tepi dengan asumsi plat terjepit pada satu sisinya dan bebas pada sisi berhadapan.
Untuk menentukan beban pada kekuatan plat trotoar diperlukan tatika dengan mencari
monen didasarkan dari luas bagian (Ac) dikalikan jarak X terhadap posisi letak tumpuan.
Sedangkan pada memperoleh gaya geser diperlukan dengan menjumlahkan beban dari
masing masing bagian konstruksi. Perhitungan dapat dilihat pada bagian dibawah ini
Gambar 4. 4 Bagian Penampang Trotoar Dan Perapet
Pada kondisi ini maka setiap bagian komponen kantilevel dapat diperhitungkan
sebagai beban mati yang akan merubah posisi kentilever untuk melentur kebawah.
Lebih mudahnya dalam menghitung maka bagian komponen dilakukan perhitungan
Momen dapat disederhanakan dalam bentuk table dibawah ini
a). Momen lentur (Bending Moment)
Tabel 4. 1 Penghitungan Momen Lentur Dengan Factor Bebean Mati 1,2 Hidup 1,6
(berat W
No Volume (m3) jenis) (berat) Lengan Momen
(kg/m3) (kg) (m) (kgm)
1 Tiang sandar atas 0,16 x 0,16 x 0,50 = 0,008 2400 19,20 0,835 16,420
(0,16x0.16 x0,50 –(0,5x0,10x 0,16)/2 = 0,009
2 bag tiang sandar bagian miring 2400 9,24 0,830 7,960
1.0 x 0,05 x 0,55 = 0,003 2100 6,00 0,55 4,800
3 Bag miring trot 0,10 x (0,15 x 0,50)/2 = 0,004 2400 9,00 0,725 6,530
4 1,00 x 0,825 x 0,20 = 0,165 beton trotoar atas 2400 396,00 0,413 163,500
5 1,00 x (0,825 x 0,10)/2 = 0,041 btn trotobawah 2400 99,00 0,275 27,230
6 Air hujan = 1 x 0,65 x 0,05 =0.0325 1000 32,50 0,325 19,560
P 1,0 x 100,00 100,00 1,200 1200,00
T 1,299 x 7,00 (wheel load) 9093,0 0,275 2500,56
Total momen lentur, M 3036,54
10276,6 30365,40
9 = Nm
b). Gaya geser (Shear Force)
Gaya yang diperlukan untuk menentukan kemampuan pangkal kantilevel yang
menyatu pada balok
Berat tiang sandaran = 1+2+3+4+railling = 67,440 kg
Slab kantilever dan perkerasan = 5+6+7 = 591,250 kg
Beban roda = 9093,000 kg
Beban genangan air hujan = 68,500 kg
Total gaya lintang, V = 10276.69 kg = 1027669 N
Gambar 4. 6 Potongan Melintang Balok Dan Plat Lantai Posisi Roda Kendaraan
2). Momen total yang dihitung dari pengaruh beban hidup(T) dan beban mati (q)
Mx = 14028 + 1870 = 15898 Nm
My = 8726 + 630 = 9356 Nm
= 0,00287
ρperlu < ρmin ρ = ρmin = 0,007
As = ρbd = 0,007 x 1000 x 144 = 1008 mm2
Dipakai tulangan 16 (As = 201,062 mm2), dengan jarak antar tulangan p.k.p.
201,062
Sperlu = 1000 = 199,46 mm
1008
Maka dipakai tulangan pada plat lantai jembatan 5 16-200 mm, dengan tulangan
bagi dipasangkan pada arah sumbu x dan sumbu y 20% dari luas tulangan utama
2). Momen lentur akibat beban mati ( lihat soemono, Heinzfrick), dilakukan persegmen
setiap 1 meter atau 2 meter, pada kasus ini persegmen 2.00 m
1 x x
MqDL Mx = q DL L2 1
2 L L
Momen pada potongan 1, x = 2,00 m (M1.DL)
1 2,0 2,00
MqDL = 2464 ,500 9,555 2 1 = 16154,80 kgm
2 9,555 9,555
1
MTb = 356 ,400 2,0 = 357,00 kgm
2
M1.DL = 16511,80 kgm
= 165118,00 Nm
1 4,0 4,0
MqDL = 2464 ,500 9,555 2 1 = 22451,60 kgm
2 9,555 9,555
1
MTb = 356 ,400 4,00 = 713,00 kgm
2
M2.DL = 23164,60 kgm
= 231646,00 Nm
Momen pada potongan 3, x = 4,2775 m (M3.DL)
1 4,2775 4,2775
MqDL = 2464 ,500 9,555 2 1 = 22546,50 kgm
2 9,555 9,555
1
MTb = 356 ,400 4,2775 = 1069,00 kgm
2
M3.DL = 23615,50 kgm
= 236155,00 Nm
4). Momen lentur akibat beban hidup, diambil dalam statika Statical Chu kia wang
x x
Mx(P) = P.L 1
L L
1 2 x x
Mx(q) = q.L 1
2 L L
Momen pada potongan 1, x = 2,0 m (M1.LL)
2,0 2,0
Mx(P) = 8288,25 9,555 1 = 12701,23 kgm
9,555 9,555
1 2,0 2,0
Mx(q) = 1137 ,36 9,555 2 1 = 7455,40 kgm
2 9,555 9,555
M1.LL = 20156,63 kgm
= 201566,30 Nm
1 4,0 4,0
Mx(q) = 1137 ,36 9,555 2 1 = 10363,54 kgm
2 9,555 9,555
M1.LL = 28015,43 kgm
= 280154,30 Nm
1 4,2775 4,2775
Mx(q) = 1137 ,36 ,555 2 1 = 10405,14 kgm
2 8,555 8,555
Kombinasi dari hasil momen desain pada tiap bagian panjang balok
1) Perhitungan baja tulangan pada balok
Pada posisi tumpuan balok :
Msupport = 172490,43 Nm
V = 204607,00 N
b = 450 mm
h = 1150 mm
d = 1150 – 60 = 1090 mm
= 0,00204
1,4 1, 4
ρmin = = = 0,007
fy 200
ρperlu < ρmin ρ = ρmin = 0,007
As = ρbd = 0,007 x 450 x 1090 = 3433,50 mm2
Dipakai baja tulangan 1 30 (As = 706,5 mm2)
tarik pada bagian tarik diperlukan tulangan sejumlah 5 30 (As = 3534,292 mm2)
Kemampuan antara baja dan luasan beton menghasikan nilai NT = ND, maka luasan
blok beton diperoleh
As f y 3534 ,292 200
a= = = 92,4 mm
0.85 . f c '.b 0.85 20 450
a 92,4
c= = = 108,71 mm
1 0,85
fs =5416,248 Mpa > fy
a 92,40
Mn = As f y d = 3534 ,292 200 1090
2 2
= 737818868,60 Nmm = 737818,8686 Nm
Mn
= 1,424> 1
Mu
1 1
f c '.b.s 20 450 225
=
3 3
min = = 754,673 mm2
fy 200
Pada balok T dipertimbangkan Lebar efektif balok (b), dipilih yang terkecil diantara :
1 1
b = L = 9555 = 2388,75 mm
4 4
b = bw + 16 hf = 450 + 16 200 = 3650 mm
b = jarak p.k.p = 2000 mm
Kontrol penampang balok-T :
Dianggap seluruh flens menerima desakan sepenuhnya atau oleh pengaruh tekanan dari
blok tegangan beton.
= 0,85 20 2000 200 1060
hf 200
Mnf = 0,85 f c ' bh f d
2 2
= 6528 x 103 Nm
Karena nilai Mnf > Mf, maka balok berperilaku sebagai balok persegi-T,
M u1 366684,3 10 3
k= = = 0,907 Mpa
bd 2 0.8 450 1060 2
0.85 fc' 2k 0.85 20 2 0,907
ρperlu = 1 1 = 1 1
fy 0.85 fc' 200 0.85 20
= 0,00466
1,4 1, 4
ρmin = = = 0,007
fy 200
ρperlu < ρmin ρ = 0,007
As = ρbd = 0,007 x 450 x 1060 = 3339 mm2
Dipakai baja tulangan 5 30 (As = 3534,292 mm2)
NT = N D
As f y 3534 ,292 200
a= = = 92,4 mm
0.85 . f c '.b 0.85 20 450
a 92,4
c= = = 108,71 mm
1 0,85
Cek tulangan :
0,510 d
As max = 0,0319hf b bw 1
h
f
0,510 1060
= 0,0319 200 2000 450 1
200
= 17649,313 mm2
As min = ρmin bd = 0,007 x 450 x 1060 = 3339,000 mm2
Dengan demikian penampang balok memenuhi syarat daktailitas.
7. Varian Analisis Pada Titik M3.Tengah Bentang
Momen kerja dibandingkan momen kondisi pada balok T
M3 = 517471,30 Nm < Mnf = 6528 x 103 Nm
Maka pada potongan 3 perilaku balok sebagai balok – T persegi.`
M u2 517471,3 10 3
k= = = 1,279 Mpa
bd 2 0.8 450 1060 2
= 0,00666
1,4 1, 4
ρmin = = = 0,007
fy 200
ρperlu < ρmin ρ = 0,007
As = ρbd = 0,007 x 450 x 1060 = 3339 mm2