Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM


ABDUL WAHAB SJAHRANIE

Oleh:

TASLIM
NIM. 120 500 138

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang


di Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Umum Abdul Wahab Sjahranie

Nama : TASLIM

Nim : 120 500 138

Program Studi : Manajemen Lingkungan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing PKL Penguji 1 Penguji 2

Kemala Hadidjah, ST., M.Si. Erna Rositah, S.Hut. MP.. Haryatie Sarie, SP , MP.
NIP.19830718 201012 2 004 NIP.19731128 199903 2 001 NIP.19781013200912 2 001

Menyetujui/Mengesahkan
Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan

Ir. Dadang Suprapto, MP


NIP.19620101 198803 1 003

Lulus ujian pada tanggal:....................................


ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillahhirabbil’alamin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tak lupa
shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga besar dan
para sahabat nabi. Dan hanya dengan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapang ini.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang yang
dilakukan di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie. Praktek Kerja Lapang
dilakukan selama 2 bulan yaitu bermula dari awal bulan Maret dan berakhir pada
akhir April 2015. Kegiatan Praktek Kerja Lapang merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapat gelar Ahli Madya serta lulus di
perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dan penyusunan laporan,
penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dukungan, dan saran dari banyak
pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan kepada:
1. Ibu Rosilawati SE. selaku kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis sampai selesainya Praktek Kerja Lapang,
2. Seluruh staf di Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul
Wahab Sjahranie yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah banyak membantu dan mengajar penulis sampai selesainya Praktek
Kerja Lapang,
3. Ibu Kemala Hadidjah,ST., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapang,
4. Ibu Erna Rositah, S,Hut, MP. Selaku Dosen Penguji 1,
5. Ibu Haryatie Sarie, SP., MP. selaku Dosen Penguji 2
6. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen
Lingkungan,
7. Bapak Ir. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian,
8. Bapak Ir. H. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda,
9. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Manajemen
Lingkungan yang namanya tidak dapat di sebutkan satu persatu,
10. Orang tua, kakak, dan adik tercinta yang telah banyak memberi dukungan,
baik dari segi moril dan material kepada penulis,
11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2012 Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda, khususnya Program Studi Manajemen Lingkungan, serta semua
pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.
iii

Pada kesempatan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak atas
segala khilaf, baik dalam perbuatan maupun perkataan, baik yang sengaja
maupun yang tidak disengaja selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapang. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan
balasan pahala dari Allah SWT yang tak terhingga, amin.
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini penulis buat untuk dapat
dijadikan acuan pada praktek yang akan datang maupun untuk panduan para
pembaca laporan ini. Semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Am in.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Samarinda , Juni 2015

Penulis
v

DAFTAR ISI

Halaman
COVER
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) ............................................. 3
C. Hasil PKL yang diharapkan ........................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum RSUD Abdul Wahab Sjahranie........................... 5
B. Tinjauan Umum Instalasi Kesehatan Lingkungan (KESLING) ..... 12

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG


A. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat...................... 19
B. Penyehatan Air .............................................................................. 33
C. Penyehatan Ruang dan Bangunan ............................................... 36
D. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu
Lainnya........................................................................................... 42

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................... 45
B. Saran.............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46


LAMPIRAN..................................................................................................... 48
vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Struktur Organisasi Instalasi Kesehatan Lingkungan ..................... 17


vii

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Perjalanan Kepemimpinan RSUD AWS............................................ 6

2. Selayang Pandang Perjalanan RSUD AWS...................................... 7

3. Penghargaan Yang Pernah Didapatkan RSUD AWS....................... 8

4. Ketenagaan Di RSUD AWS............................................................... 10

5. Luas Sarana Bangunan ..................................................................... 11

6. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ......................................................... 18

7. Jumlah Bak Sampah .......................................................................... 20

8. Jumlah Berat Sampah Medis dan Non Medis ................................... 23


viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Lokasi Praktek Kerja Lapang (PKL)................................................... 49

2. Foto Bersama Staf pegawai Kesling.................................................. 49

3. Foto Bersama Kepala Staf Pengelola Insenerator ............................ 50

4. Kegiatan Sterilisasi Ruangan ............................................................. 51

5. Foto Bak Sampah Limbah Medis dan Non Medis ............................. 52

6. Kegiatan Mendata Limbah Peruangan .............................................. 52

7. Alat Pengukur Udara .......................................................................... 53

8. Kegiatan Pengambilan Sampel Air Minum ........................................ 54

9. Kegiatan Pengawasan Kebersihan Zona .......................................... 55

10. Kegiatan Pest Control ........................................................................ 55

11. Kegiatan Penanganan Masalah Kerusakan Sarana Rumah Sakit ... 55


1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai

kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Sarana

kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan

atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan

pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan

dengan fungsi yang komplek dengan padat pakar dan padat modal. Untuk

melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki

sumber daya manusia yang profesional baik dibidang tekhnis, medis maupun

administrasi kesehatan. Salah satu tenaga di rumah sakit adalah perawat

dengan pelayanan keperawatannya. Seiring dengan kesadaran masyarakat yang

semakin meningkat dibidang kesehatan maka Rumah Sakit adalah salah satu

sarana penyelenggara pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang

berkesinambungan dengan fasilitas kesehatan lebih lengkap dibanding instansi

kesehatan lainnya, dimasa sekarang dan yang akan datang maka rumah sakit

akan menjadi rujukan pelayanan kesehatan yang utama. Rumah Sakit

merupakan terminal terakhir bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan terlebih pasien yang mengalami kegawatan agar segera

mendapatkan pelayanan kesehatan untuk keselamatan kehidupan melalui unit


2

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat disebut dengan

nama Unit Gawat Darurat (Emergency Unit)

1. Tugas Rumah Sakit

Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan

untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan rujukan.

2. Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan

pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan

dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan

keuangan. Maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan

perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini,

rumah sakit memberikan pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang juga

merupakan fungsi yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan penyakit

dan peningkatan kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi

empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan,

penelitian dan kesehatan masyarakat. ( Rahmat Darmawan, 2012)

Mahasiswa sebagai bagian dari kelompok sosial masyarakat, sebagai

fungsi pendamping, dan mengontrol pembangunan bangsa merupakan salah

satu kekuatan bangsa dan diharapkan mampu berperan serta secara ilmiah
3

sehingga mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mampu

meningkatkan kualitas SDM, antara lain dengan meningkatkan intelektual,

keterampilan (skill) dan pengabdian mahasiswa melalui disiplin ilmu sebagai

implementasi terhadap ilmu pengatahuan yang diterima dibangku kuliah agar

mahasiswa dapat menjawab tantangan zaman yang semakin pesat. Ditengah-

tengah arus kompetisi yang semakin kuat maka perlu diadakan suatu kegiatan

yang terencana dan sistematik serta aplikatif untuk melatih dan mendidik

mahasiswa agar menjadi intelektual muda yang berkualitas dan tanggap

terhadap masalah-masalah yang timbul ditengah-tengah kehidupan

masyarakat dan mampu mencari solusinya. Sehubungan dengan hal diatas,

agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja nyata di lapangan, maka

diadakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab

Sjahrani dan mahasiswa ditempatkan dibagian Instalasi Kesehatan

Lingkungan dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan bagi setiap

mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktek Kerja

Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau implementasi dari

ilmu yang selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan

membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada dilapangan.

2. Memperoleh dan memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman yang

akan membuka cakrawala berfikir yang lebih luas dan dapat

mengaplikasikannya setelah selesai dalam kegiatan PKL tersebut.


4

3. Memahami prinsip kerja kegiatan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan rumah sakit.

4. Memahami penggunaan alat, bahan dan sarana yang tepat dan efisien

dalam kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan rumah sakit.

5. Untuk memenuhi persyaratan akademis pada Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda dalam rangka tugas akhir.

C. Hasil PKL yang diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan selama mahasiswa mengikuti kegiatan

Praktek Kerja Lapang (PKL) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah:

1. Mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja sekaligus menunjang

proses pembelajaran yang dapat mencetak kader-kader yang pintar dan

sukses yang akan menjadi kontinuitas pembangunan.

2. Diharapkan mampu membuka wawasan baru serta mengembangkan ilmu

yang telah diperoleh dibangku kuliah.

3. Mempersiapkan calon-calon pemimpin yang ulet dan tangguh bagi

kepentingan bangsa, Negara dan masyarakat, sehingga tanggap dan

trampil dengan segala permasalahan yang dihadapi di masa yang akan

datang.

4. Dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam kegiatan Instalasi

Kesehatan Lingkungan di RSUD Abdul Wahab Sjahrani.

5. Selama dalam waktu PKL diharapkan mahasiswa dapat kreatif dan peka

terhadap situasi atau keadaan di dalam Instalasi Kesehatan Lingkungan.


5

II. TINJAUAN UMUM

A. Tinjauan Umum Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie

1. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie

Rumah Sakit Umum ini dibangun tahun 1933, kepunyaan kerajaan Kutai

(Landschap = Kerajaan, sehingga diberi nama Landschap Hospital) terletak di

Juliana atau Emma Straat (sekarang jalan Gurami) Samarinda. Dokter yang

memimpin adalah dr. Gober yang merupakan seorang dokter berkebangsaan

Belanda. Sebagian bangunan dan lahan landschaap hospital sekarang adalah

bangunan yang ditempati Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda, meski bentuk

dan ukurannya tak lagi persis sama dengan bangunan awal landschap

hospital didirikan. Kapasitas layanan pasti berbeda jika dibandingkan dengan

RSUD Abdul Wahab Sjahranie yang ada sekarang. Selain faktor modernisasi,

faktor jumlah penduduk pun turut memberi andil perubahan.

Dalam proses perjalanannya, Landschaap Hospital pertama kali

dipimpin orang asli Indonesia pada 1938. Dokter yang sangat berjasa itu

adalah dr Soewardji Prawiro Hardjo (1938-1945). Soewardji menjadi satu-

satunya dokter yang ada di rumah sakit ketika itu dan harus bertanggung

jawab melayani kesehatan masyarakat kala itu. Penyebabnya, dokter-dokter

Belanda kembali ke negerinya, menyusul tensi politik yang kian panas terkait

perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia dan kekisruhan Belanda

menghadapi Jepang.

Pada 1974, Pemprov Kaltim yang ketika itu dipimpin Gubernur Abdoel

Wahab Sjahranie mulai memikirkan untuk membangun satu rumah sakit yang

lebih layak demi peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Perkembangan jaman dan pertumbuhan masyarakat yang kian besar


6

menuntut tambahan fasilitas kesehatan yang lebih baik. 12 November 1977,

sebagian peralatan kesehatan mulai dipindahkan dari Landschaap Hospital ke

bangunan rumah sakit yang baru, yang kini menjadi RSUD Abdul Wahab

Sjahranie. Pada tanggal 12 November 1977, rumah sakit yang baru

digunakan itu akhirnya diresmikan oleh Gubernur Brigjend H. Abdul Wahab

Sjahranie dan diberi nama Rumah Sakit Segiri. Secara keseluruhan, peralatan

dari Landschaap Hospital baru bisa dipindahkan pada 21 Juli 1984. 2 tahun

kemudian, tepatnya 22 Februari 1986, rumah sakit ini kembali berganti nama

menjadi Rumah Sakit Umum A Wahab Sjahranie. Pergantian ini lebih

dimaksudkan untuk mengenang dan menghargai upaya dan perjuangan

Gubernur Abdul Wahab Sjahranie mewujudkan rumah sakit yang lebih layak

bagi masyarakat (Merry O, 2012).

Tabel 1.Perjalanan Kepemimpinan RSUD AWS


PERIODE NAMA DIREKTUR
1933 – 1935 Dr.Gobler I
1935 – 1938 Dr.Hoffan II
1938 – 1945 Dr. R Soewardji Prawirohardjo III
1948 – 1951 Dr. Abdul Rivai IV
1951 - 1954 Dr. Avellia Lemand V
1954 – 1957 Dr. L. Indoff VI
1957 – 1960 Dr.Soemantoro VII
1960 – 1966 Dr. Chan Bun Liang VIII
1966 – 1971 Dr. Waluyanto Hadi Susilo IX
1971 – 1979 Dr. H.Thamrinsyam, Sp.RM X
1979 – 1985 Dr. H, Sofyan Agus XI
1985 – 1989 Dr. H.Rawindra Soekardi, Sp.THT XII
1989 – 1995 Dr.T.M. Sinaga, MPH XIII
1995 – 1998 Dr.H.Jusuf , SK XIV
1998 – 1999 Dr.H.Jusuf Enany, Sp.JP XV
1999 – 2006 Dr.H.Awang Joenai XVI
2006 – 2013 Dr.H.Ajie Syirafuddin, MMR XVII
2013 - Sekarang Dr.Rachim Dinata Marsidi, SP.B, M. Kes XVIII
7

Tabel 2.Selayang Pandang Perjalanan RSUD AWS


TAHUN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Didirikan Rumah Sakit Umum di Segiri Kecamatan Samarinda Hulu
1974
disebut sebagai RSU Segiri.
Pada tanggal 12 Nopember di resmikan oleh Gubernur KDH Tk. I
1977 Provinsi Kalimantan Timur Bapak H.A.Wahab Sjahranie untuk
Pelayanan Rawat Jalan.
Pada tanggal 21 Juli 1984, seluruh Pelayanan Rawat Inap dan
Rawat Jalan dipindahkan dari rumah sakit lama (Selili) kelokasi
1984
rumah sakit umum baru yang terletak di Jln.Palang Merah
Indonesia.
Nama Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Sjahranie diresmikan
1987
pada tahun 1987, untuk mengenang jasa beliau.
Sebagai rumah sakit Kelas B dengan SK Menkes No:
1993 1161/Menkes/SK/XII/1993, ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15
Desember 1993.
RSUD A.wahab Sjahranie ditetapkan dengan status sebagai unit
1999
Swadana.
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status sebagai Badan
2008
Layanan Umum Daerah (BLUD).
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status Terakreditasi
16 Pelayanan.
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B
2010 Pendidikan, sesuai kepmenkes no. HK 03.05/III/765/2010
Sertifikat RS Pendidikan sesuai YM.01.06/III/580/2010, status
akreditasi B
Berlaku : 1 Februari 2010 s/d 31 Januari 2013

Tabel 3.Penghargaan yang pernah didapatkan RSUD AWS


TAHUN PENGHARGAAN DARI
1991 Rumah Sakit Sayang Bayi Departemen RI
Rumah Sakit Sayang Bayi UNICEF
Pemenang Lomba Rumah Sakit & Menkes, Menteri Negara
1992
Puskesmas Dengan tempat Tidur Urusan Peranan Wanita,
Sayang Bayi & Puskesmas. BKKBN.
Penilaian & Penampilan kerja
1996 Gubernur KDH Tk.I
Rumah Sakit Dalam Rangka HKN.
Peresmian Rumah Sakit Sayang
Gubernur KDH Tk.I
Ibu & Bayi.
Abdi Satya Bhakti Menpan
1997 Kamar Dagang & Industri
Abdi Satya Bhakti
Indonesia.
Penampilan Terbaik I Kelas B Kerja
Gubernur KDH Tk.I
Rumah Sakit Dalam Rangka HKN.
Citra Pelayanan Prima Menteri PAN
2001 Sertifikat Akreditasi Penuh Rumah
Menteri Kesehatan
Sakit
8

Tabel 3. lanjutan
Koperasi Konsumen Berprestasi Menteri Negara Koperasi &
2006
Tingkat Nasional. Usahan Kecil Menengah RI.
Sertifikat Biru Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan Gubernur Provinsi Kalimantan
2008
Industri & Jasa Dalam pengelolaan Timur
Lingkungan Hidup.
Koperasi Berprestasi Kelompok Menteri Negara Koperasi &
Konsumen Usahan Kecil Menengah RI.
Penghargaan Sebagai Satuan Kerja
Gubernur Provinsi Kalimantan
2010 Perangkat Daerah Terbaik II Tahun
Timur
2010
Harapan I Satuan Kerja Perangkat Gubernur Provinsi Kalimantan
Daerah Inovatif. Timur
Sertifikat Hijau Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan Gubernur Provinsi Kalimantan
Industri & Jasa Dalam pengelolaan Timur
2012
Lingkungan Hidup.
Piagam Penghargaan dalam Kepolisian Resor Kota
Kampaye Tertib Lalu Lintas Samarinda

2. Profil RSUD. A. Wahab Sjahranie

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah

Rumah Sakit Kelas-B Pendidikan, milik Pemerintah Daerah Tingkat I

Kalimantan Timur. Status kelas B berlangsung sejak tahun 1993 atas dasar:

SK Menkes No.: 1161/Menkes/SK/XII/1993 yang ditetapkan di Jakarta pada

tanggal 15 Desember 1993. Dan mulai bulan Januari 2014 Rumah Sakit

Umum Daerah A.Wahab Sjahranie terhitung sebagai TOP REFERAL, dan

sebagai Rumah Sakit Kelas A satu-satunya di Kalimantan Timur.

RSUD. A. Wahab Sjahranie Samarinda telah mendapat persetujuan

untuk melaksanakan pengadaan obat-obatan dan bahan/alat kesehatan habis

pakai secara Revolving Fund System sejak tahun 1990, berdasarkan SK

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kaltim No.: 528 tahun 1990 yang

ditetapkan di Samarinda tanggal 31 Desember 1990 (Edi, 1997).


9

a. Motto

Bakti (Bersih, Aman, Kualitas, Tertib, Informatif)

b. Falsafah

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam pelayanan

kesehatan, pendidikan dan penelitian.

c. Visi

Menjadi rumah sakit dengan pelayanan bertaraf internasional.

d. Misi

1) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan bertaraf internasional.

2) Mengembangkan RS sebagai pusat penelitian

e. Tujuan

1) Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

2) Meningkatkan kemampuan etika dan profesionalisme

3) Terealisasinya sarana dan prasarana yang nyaman dan modern

4) Terwujudnya kesejahteraan pegawai

f. Budaya Kerja

1) Rumah Sakit AWS adalah taman bunga kita, kepentingan pasien adalah

yang utama

2) Mensinergikan pelayanan, pendidikan dan penelitian

3) Insan profesional dan beretika tinggi

4) Organisasi pembelajar
10

Tabel 4. Ketenagaan di RSUD A.Wahab Sjahranie dari tahun 2009 sampai


dengan 2013
Tenaga JENIS TENAGA 2009 2010 2011 2012 2013
Dokter Spesialis 61 62 65 65 51
Dokter Umum 53 59 44 38 41
Medis
Dokter Gigi 9 10 8 6 8
Dokter Gigi Spesialis 5 5 5 7 5
Perawat 457 583 637 700 351
Bidan 51 52 53 53 54
Ass. Anestesi 11 6 5 5 5
Perawat
Teknik Gigi 1 0 0 0 0
Perawat Gigi 5 5 5 5 5
Pekarya 6 3 3 3 3
Apoteker 10 9 10 10 10
Farmasi
Ass. Apoteker 35 36 36 36 35
SKM 6 6 7 7 7
SKM APK 1 1 1 1 1
SPPH 11 6 6 6 4
S2 GiziKlinik 1 1 0 0 0
S1 Gizi 1 1 2 2 2
Ahli Gizi D4 Gizi Klinik 6 6 6 6 6
D3 Gizi 1 2 2 2 2
Pembantu AhliGizi 2 2 2 2 2
Phisioterapi Fisioterapis 5 9 9 9 9
Teknik Nuklir 1 2 2 2 2
Radiografer 6 6 7 7 7
Teknisi Elektromedis 4 2 2 2 2
Medis Analis Kesehatan 19 14 23 23 23
Perekam Medik 2 3 4 4 6
Keamanan SATPAM 40 34 29 29 46
S2 9 6 9 9 11
S1 41 43 43 43 43
Administrasi D3 8 11 10 10 11
SLTA 139 122 117 117 113
SLTP+SD 43 57 40 40 39
Medis 13 12 24 24 37
Keperawatan 85 158 202 219 417
Honorer Tenaga penunjang
15 35 19 19 82
medis
Administrasi 117 144 187 187 259
Total 1280 1513 1644 1699 1700
11

Tabel 5.Luas sarana bangunan RSUD AW. Sjahranie


NAMA BANGUNAN LUAS
2
Gedung Administrasi 1311m
Gedung Poliklinik 2
11.735m
Gedung Radiologi 2
1048m
2
Gedung CT Scan 220m
Gedung Ok Sentral 2
1052m
Gedung Loundry 2
1064m
2
Gedung Gizi 720,8m
Gedung Farmasi 2
489,6m
Gedung IPSRS 2
180m
2
Gedung Hemodalisa 400m
Gedung Laboratorium PatologiKlinik 2
988m
Gedung Laboratorium Patologi Anatomi 2
1800m
2
Gedung Perawatan Ruang Melati 1448,8m
2
Gedung Perawatan Ruang Anggrek 1578,8m
Gedung Perawatan Ruang Cempaka 2
1578,6m
2
Gedung Perawatan Ruang Mawar 1570,9m
Gedung Perawatan Ruang Angsoka 2
1,154m
Gedung Perawatan Ruang Flamboyan 2
1152m
2
Gedung Perawatan Ruang Dahlia 648m
Gedung Perawatan Ruang Seruni 2
1154m
Gedung Perawatan Ruang Teratai (1,2,3,4 & Bungalon ) 2
2012m
2
Gedung PICU/NICU 912m
Gedung ICU/ICCU 2
942m
Gedung Cat Lab 2
513m
2
Gedung Forensik 2214m
Gedung MCU 2
648m
Gedung Fisioterapi (lama) 2
460,8m
Gedung Gudang Umum 216m 2
Gedung Medical Record 460,8m 2
2
Gedung Power House 272m
2
Gedung Paviliun 11.354m
Gedung IGD 2
2.851m
Garasi Ambulan 2
75 m
2
Incenerator 78 m
2
Guest House 1.056,33 m
Asrama Perawat Putra &Putri 2
400 m
Asrama Keluarga Perawat 2
1.277,04 m
2
Asrama Dokter Putra &Putri 601,52 m
2
Asrama Keluarga Dokter 874,8 m
12

B. Tinjauan Umum Instalasi Kesehatan Lingkungan

1. Ruang Lingkup Kerja Kesehatan Lingkungan

Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit merupakan suatu instalasi

yang kegiatannya berpedoman kepada KEPMENKES RI No.

1204/MENKES/SK/X/2004, dan setiap kebijakan yang diambil langsung dan

ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit. Lingkup kerja Instalasi Kesehatan

Lingkungan meliputi:

a. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit

Ruang bangunan rumah sakit adalah semua ruang/unit dan

halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan

kelengkapannya) yang dipergunakan berbagai keperluan dan kegiatan

rumah sakit. Program penyehatan bangunan ruang bangunan dan

halaman rumah sakit meliputi kebersihan gedung, halaman, saluran air,

kamar mandi dan WC. Untuk pemeliharaan tersebut, kebijakan dari

Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie dilaksanakan oleh pihak ketiga.

b. Pengelolaan Limbah

1) Penanganan Limbah Padat dan Cair

Pengelolaan sampah padat di rumah sakit dilakukan dengan

pemilahan antara sampah padat medis dan sampah padat non medis

yang dipisahkan lagi antara kering dan basah. Kebijakan dari direktur

mengenai pengelolaan sampah tersebut juga mencantumkan bahwa:

a) Untuk sampah padat medis menggunakan bak sampah warna

kuning yang menggunakan pedal injak dan dilapisi kantong plastik

warna kuning yang dibedakan antara sampah padat medis basah


13

dan kering yang diletakkan bersebelahan, diruang tindakan baik

rawat inap dan rawat jalan.

b) Untuk sampah padat non medis basah dan kering menggunakan

bak sampah yang dilapisi dengan kantong plastik warna hitam.

Pengelolaan limbah cair di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

menggunakan sistem biologis dengan menggunakan jasa

mikroorganisme (bakteri-bakteri) pendegradasi limbah cair. Sumber

limbah cair domestik berasal dari kantin, gizi, kamar mandi dan toilet.

Sedangkan sumber limbah cair medis berasal dari pelayanan medis,

ruang perawatan inap, ruang rawat jalan, ruang operasi, ruang isolasi,

laboratorium dan radiologi. Pelaporan dibuat setiap bulan ke:

a) BLH Propinsi Kalimantan Timur

b) BLH Kota Samarinda dan

c) Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

2) Kegiatan Swapantau Pengelolaan Air Limbah

Kegiatan swapantau adalah kegiatan yang dilakukan setiap

bulan yakni pada tanggal 5 sampai dengan 10 melaksanakan

pengambilan sampel limbah cair kemudian mengantarnya ke Balai

Riset dan Standarisasi Industri Samarinda (BARISTAN) di MT.

Haryono Rawa Indah. Hasil pemeriksaan sampel limbah cair dapat

diperoleh sekitar satu bulan, kemudian membuat analisa, dan

melaporkannya kepada:

a) BLH Propinsi Kalimantan Timur

b) BLH Kota Samarinda dan

c) Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie


14

3) Kegiatan Swapantau Uji Emisi, Ambien dan Kebisingan

Setiap 6 bulan sekali dilaksanakan kegiatan pemeriksaan uji

emisi dan ambien pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset

dan Standardisasi Industri Samarinda, dengan titik pengambilan

sampling:

a) Uji emisi pada : Hole cerobong insenerator, genset

b) Uji ambien pada : Selasar 1 depan Ruang Mawar

Di bawah tiang bendera / halaman parkir

TU IPSRS

c) Uji kebisingan Mesin Genset pengambilan titik sampling

dilaksanakan pada lokasi titik : Depan Ruang Teratai

Di depan tunggu Poli Klinik Rawat

Jalan

c. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Penganggu Lainya

Pengendalian vektor dan binatang pengganggu yang telah

dilakukan di rumah sakit antara lain adalah pembasmian nyamuk, lalat,

semut, tikus dan kucing.

Untuk pembasmian nyamuk, lalat dan semut dilakukan oleh

personel dari Instalasi Kesehatan Lingkungan dengan cara fogging dan

penyemprotan setiap 6 bulan sekali atau setiap ada kasus tertentu.

Sedangkan untuk pembasmian kucing dan tikus dilaksanakan dengan

pemberian umpan.

d. Penyehatan Air

Dalam pelaksanaan program air bersih ini, rumah sakit

menggunakan air PDAM. Sedangkan untuk pemeriksaan kualitas air


15

bersih dilaksanakan oleh Pemeriksaan Fisik Kimia dan mikrobiologi oleh

Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda setiap 6 bulan sekali,

dengan lokasi titik sampling antara lain di:

Air bersih yang bersumber dari sumur

a. Teratai

b. Mawar

Air minum yang bersumber dari PDAM

a. Instalasi Gizi

b. Ruang OK

c. HD

d. CSSD

2. Visi, Misi dan Tujuan KESLING

a. Visi

Mengetahui, memahami, menyadari hidup bersih dan sehat dan dapat

memanfaatkan fasilitas sanitasi rumah sakit dengan baik dan benar serta

berwawasan kesehatan lingkungan.

b. Misi

Dapat menciptakan rumah sakit yang hygiene dan sanitasi bagi

pasien/keluarga pasien, pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar

rumah sakit.

c. Tujuan

Untuk menghindari resiko dan gangguan kesehatan bagi masyarakat

rumah sakit dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan sebagai

dampak dari aktifitas rumah sakit.


16

3. Struktur Organisasi Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum


Abdul Wahab Sjahranie Perda Prov Kaltim No.07 Tahun 2012

KA. INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN


Rosilawati, SE

KOORDINATOR LIMBAH CAIR & PADAT

Nurul Hidayah, SKM

PEST CONTROL & AIR BERSIH STERILISASI & PROMKES KESLING

Hamdanah,Alvius Boro T dan Suradi M.Isnaeni, SKM

PENGAWASAN MAKMIN & LINEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR &


Astuti, A.Md.KL FOLDER
Wawan Setiawan dan Masdari

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT


PENGAWASAN RUANG BANGUNAN &
HALAMAN Sukarno dan Sophannur
Wahyu, A.Md.KLdan Romansyah

Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Kesehatan Lingkungan


RSUD A.WAHAB SJAHRANIE.

4. Waktu dan Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) terhitung dari tanggal

02 Maret sampai dengan 30 April 2015, bertempat di Instalasi Kesehatan

Lingkungan RSUD Abdul Wahab Sjahranie yang beralamatkan Jalan Palang

Merah Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu. Adapun kegiatan-kegiatan yang

dilakukan selama Praktek Kerja Lapang dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
17

Tabel 6. Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Kelompok
No. Uraian Kegiatan Lokasi Tanggal
Kegiatan
RSUD A.
a. Mendata Jumlah 07,08, 11,16, 17,23 Maret
Wahab
Bak Sampah & 13,23 April 2015
Sjahranie
b. Mendata Berat
TPS RSUD A.
Sampah Medis dan 08,19, 23 Maret & 02,
Wahab
Non MedisPer April 2015
Sjahranie
ruangan
Pengelolaan c. Pembakaran RSUD A.
1.
Limbah Padat Sampah Medis Di Wahab 04,06,12,23,26 Maret 2015
Insenerator Sjahranie
d. Pengangkutan
Sampah Domestik Bukit Sampah 02, 11 Maret 2015
Ke TPA
RSUD A.
e. Uji Emisi, Ambien
Wahab 02 April 2015
dan Kebisingan
Sjahranie
Teratai 2,
Melati, Instalasi
Gizi, Bedah
Penyehatan Pengambilan
2. Sentral, HD, 13 April 2015
Air Sampel Air Minum
CSSD RSUD A.
Wahab
Sjahranie
a. Penanganan RSUD A.
Masalah Kerusakan Wahab 09 Maret & 29 April 2015
Sarana Rumah Sakit Sjahranie
Penyehatan b. Pengawasan RSUD A.
3 05,06,16,19,24,31 Maret &
Ruang dan Kebersihan Per Wahab 08,09,22,27 April 2015
Bangunan Zona Sjahranie
RSUD A. 04,05,11,12,13,20,31
c. Sterilisasi Ruangan Wahab Maret & 01,06,07,10,15,16,
Sjahranie 21,24,27,30 April 2015
Pengendalian
Serangga,
RSUD A.
Tikus dan 20,26, Maret & 20 April
4. Pest Control Wahab 2015
Binatang
Sjahranie
Pengganggu
Lainnya
18

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat

1. Mendata Jumlah Bak Sampah

a. Tujuan

Mendata jumlah bak sampah dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui berapa jumlah bak sampah yang ada di setiap ruangan

rumah sakit, untuk mengetahui apakah bak sampah sudah mencukupi

untuk setiap ruangan dan apakah bak sampah yang dipakai masih

memenuhi standar untuk digunakan.

b. Dasar Teori

Tempat sampah merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk

menampung sampah secara sementara. Tempat sampah sendiri

biasanya dibuat dari plastik, logam, fiberglass dan stainless steel. Tempat

sampah juga bisa dibuat dari bahan bahan alami seperti bambu dan kayu.

Tapi tempat sampah dari bahan stainless steel dan fiberglass merupakan

yang terbaik dari tempat sampah lainnya. Tempat sampah biasanya

ditempatkan di berbagai lokasi strategis seperti di tempat umum, tempat

keramaian, pinggir jalan dan yang lainnya. Tempat sampah juga bisa

dengan mudah ditemui di kamar mandi, dapur, kamar tidur dan ruangan

lainnya. Tempat sampah sendiri bisa dibedakan berdasarkan fungsinya.

Ada tempat sampah untuk sampah organik, tempat sampah untuk

sampah anorganik. Berbagai jenis tempat sampah memiliki penutup

dibagian atasnya untuk mengeluarkan bau yang mungkin saja ditimbulkan

oleh sampah yang berada di dalamnya. Namun sebagian tempat sampah

dibiarkan begitu saja tanpa penutup. (Anonim,2013 a).


19

c. Alat

Alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Kamera

b) Pulpen

c) Buku

d. Prosedur Kerja

a) Mempersiapkan buku dan pulpen

b) Menuju per ruangan untuk mendata bak sampah

c) Minta izin dengan kepala ruangan untuk mendata bak sampah

d) Mulai menghitung jumlah bak sampah yang ada di dalam ruangan

e) Mencatat jumlah bak sampah

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan mendata jumlah bak sampah, didapat jumlah

bak sampah per ruangan adalah sebagai berikut:

Tabel 7.Jumlah Bak Sampah


Medis Non Medis
No. Ruangan
Besar Kecil Besar Kecil
1. Sakura 16 15 19 176
2. IGD 12 7 18 10
3. Cempaka 1 3 2 20 2
4. Cempaka 2 2 2 8 2
5. Teratai 1 4 - 12 13
6. Teratai 2 4 - 8 10
7. Teratai 3 4 - 16 12
8. Edelwies 4 - 16 1
9. Mawar 3 - 10 2
10. Melati 2 - 10 -
11. Anggrek 3 2 9 13
12. Flamboyan 2 1 12 2
13. Angsoka 2 - 12 2
14. Seruni 2 - 12 2
15. Dahlia 2 - 12 2
16. ICU 2 2 9 4
17. ICCU 2 1 3 2
20

Tabel 7. lanjutan
18. Radiologi 4 2 20 2
19. Unit Kemoterapi 7 6 6 2
20. PICU/NICU 15 4 - 2
21. Lab. Patologi Klinik 12 - 7 -
22. Poliklinik 12 3 36 20
Jumlah Bak Sampah 119 47 274 261

f. Pembahasan

Dari hasil kegiatan mendata bak sampah per ruangan yang telah

dilaksanakan, dapat diketahui jumlah keseluruhan sampah bak medis

yang besar yaitu 119 dan yang kecil 47 , untuk bak sampah non medis

diketahui ada 274 yang besar dan 261 yang kecil. Untuk penggunaan

bak sampah di tempatkan di setiap sudut ruangan dan di sepanjang

selasar RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Instalasi KESLING juga

mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan kantong plastik yang

berbeda untuk limbah medis, limbah non medis, dan kemoterapi. Untuk

sampah medis menggunakan kantong plastik berwarna kuning, sampah

non medis menggunakan kantong plastik berwarna hitam. Untuk

kemoterapi menggunakan kantong plastik berwarna ungu, dan untuk

limbah jarum diletakkan dijerigen bekas agar tidak membahayakan bagi

para petugas kebersihan ketika membuangnya.

2. Mendata Berat Sampah Medis dan Non Medis Per ruangan

a. Tujuan

Memantau berat sampah per ruangan dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui persentasi berat sampah medis dan non medis yang

dihasilkan per ruangan per hari dalam jangka waktu 2 bulan.


21

b. Dasar Teori

Limbah secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan

gangguan kesehatan dan membahayakan bagi pengunjung maupun

petugas kesehatan. Ancaman ini timbul pada saat penanganan,

penampungan, pengangkutan dan pemusnahannya. Keadaan ini terjadi

karena volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan

pembuangannya, beberapa diantara limbah berpotensi menimbulkan

bahaya jika tidak ditangani dengan baik, limbah ini juga akan

menimbulkan pencemaran lingkungan bila dibuang sembarangan dan

akhirnya membahayakan serta mengganggu kesehatan. Pada dasarnya

semua bahaya limbah rumah sakit tersebut dapat ditanggulangi, namun

berbagai faktor seperti kebiasaan buruk, kebutuhan hidup(pemulung),

biaya dan lain-lain masih menjadi masalah utama dalam penanggulangan

limbah (Agus, 2011).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Timbangan

b) Kamera

c) Pulpen

d) Buku

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

Sampah medis dan non medis

d. Prosedur Kerja

a) Mempersiapkan buku dan pulpen

b) Menuju TPS RSUD Abdul Wahab Sjahranie untuk menimbang sampah


22

c) Menimbang sampah medis dan nonmedis

d) Mencatat berat sampah

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan mendata berat sampah per ruangan, diketahui

jumlah sampah medis dan non medis yang dihasilkan per ruangan dalam

jangka waktu 2 bulan sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah Berat Sampah Medis dan Non Medis


Limbah Non Medis
Limbah Medis (Kg)
No. Ruangan (Kg)
Maret April Maret April
1. Poli Sakura 607 579 2678 2663
2. IGD 3130 3025 14033 13286
3. HD 740 407 3199 1666
4. Unit Kemoterapi 315 316 1344 1218
5. ICU 172 151 745 617
6. ICCU 289 231 1120 1022
7. PICU/NICU 330 264 1121 1215
8. Mawar (Nifas) 978 822 3692 3608
9. Unit stroke 26 147 113 649
10. Tulip 69 85 249 385
11. Angsoka 1509 978 4924 4455
12. Flamboyan 1210 985 5324 4018
13. Seruni 1146 1037 4895 4539
14. Dahlia 1141 1021 5001 4433
15. Anggrek 1282 1170 5610 5117
16. Melati 1495 1343 6576 6017
17. Edelwies 696 606 2768 2663
18. Teratai 1 246 187 1020 817
19. Teratai 2 130 112 504 462
20. Cempaka 1 981 1130 5331 4886
21. Cempaka 2 1310 1322 5733 5182
Jumlah Berat Sampah 17.802 15.918 75.980 92.885

f. Pembahasan

Dari hasil kegiatan mendata jumlah sampah per ruangan yang

telah dilaksanakan dapat diketahui keseluruhan jumlah berat sampah

yang dihasilkan per bulan untuk semua ruangan yaitu 17.802 Kg dan
23

15.918 Kg untuk sampah medis bulan 3 dan 4, sedangkan jumlah

sampah non medis 75.980 Kg dan 92.885Kg untuk bulan 3 dan 4.

Jumlah sampah medis dan non medis tergantung dari kegiatan yang

dilaksanakan rumah sakit. Pemantauan berat sampah per ruangan

dilakukan secara rutinitas perbulan, secara umum petugas Instalasi

Kesehatan Lingkungan menghitung jumlah sampah secara efektif, yaitu

dengan cara mengambil beberapa kantong plastik sebagai sampel,

kemudian menghitung jumlah kantong plastik yang ada di dalam gerobak

sampah.

3. Pembakaran Sampah Medis Di Insenerator

a. Tujuan

Pembakaran sampah medis di insenerator dengan tujuan untuk:

1) Mencegah terjadinya pencemaran udara dan air tanah

2) Memusnahkan sampah medis dengan insenerator

3) Mencegah daur ulang sampah medis yang sangat berbahaya dan

dapat mengurangi bahaya infeksius limbah layanan kesehatan secara

efektif

4) Mencegah penularan penyakit infeksi nosokomial

5) Menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungan secara umum

b. Dasar Teori

Teknologi incenerator ini adalah salah satu alat pemusnah sampah

yang dilakukan pembakaran pada suhu tinggi, dan secara terpadu dapat

aman bagi lingkungan sehingga pengoperasiannya pun mudah dan

aman, karena keluaran emisi yang dihasilkan berwawasan lingkungan

dan dapat memenuhi persyaratan dari Kementerian Lingkungan Hidup


24

sesuai dengan Kep.Men LH No.13/MENLH/3/1995. Insinerator

mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan

derajat recovery sampah. Ini berarti insinerasi tidak sepenuhnya

mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan akhir, tetapi

insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang

signifikan (Anonim, 2008).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a. Alat Pelindung Diri (APD), seperti helm, masker, sarung tangan

karet/kulit, sepatu bot, baju tahan panas.

b. Insenerator

c. Kamera

d. Buku

e. Pulpen

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a. Solar

b. Sampah Medis

d. Prosedur Kerja

1) Petugas harus memakai Alat Pelindung Diri (APD), seperti helm,

masker, sarung tangan karet/kulit, sepatu bot, baju tahan panas

2) Petugas insenerator menimbang dan memilah sampah medis yang

dikirim oleh petugas dari ruangan

3) Sampah medis dari ruangan ditimbang dan dicatat dalam buku

monitoring disaksikan oleh kedua petugas


25

4) Dalam pembakaran sampah medis diusahakan Burner tidak tertutup

oleh sampah secara langsung untuk mendapatkan hasil yang baik

sesuai dengan kapasitas alat insenerator

5) Sebelum pintu alat insenerator ditutup untuk pembakaran, periksa

sekali lagi apakah sudah sesuai dengan ketentuan

6) Insenerator siap dioperasikan sesuai dengan kebutuhan baik waktu,

maupun suhu pembakaran yang diinginkan agar hasilnya efektif

7) Petugas harus mencatat kegiatan pembakaran dalam buku untuk

melaporkan hasil pembakaran apakah mencapai standar yang

diinginkan

8) Apabila hasilnya tidak baik segera laporkan ke bagian terkait (IPS RS)

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pembakaran sampah medis di insenerator, timbulan

sampah medis yang berbahaya jika terkena tubuh pasien seperti jarum

suntik, tabung spuit, kain perban/kasa dapat dimusnahkan tanpa

mencemari, membahayakan lingkungan dan dapat mengurangi volume

sampah medis di rumah sakit. Insinerasi material sampah mengubah

sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas.

f. Pembahasan

Upaya dan perlakuan pemusnahan sampah medis agar tidak

mengganggu kesehatan dan mencemari lingkungan dengan cara

pembakaran bertekanan tinggi serta suhunya dapat diatur sesuai dengan

kebutuhan. (Min. ? ? ? ? ?).Pembakaran limbah medis dilakukan 2 kali

seminggu yaitu hari selasa dan jumat tergantung dari cuaca dan jumlah

limbah medis. Jumlah limbah medis lebih kurang 750-900 kg = 5 kubik


26

untuk sekali pembakaran dengan temperatur ? ? ? ? ?? -? ? ? ? ?? selama 8-10

jam.

4. Pengangkutan Sampah Domestik Ke TPA

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan sampah ke TPS dilakukan dengan tujuan

untuk mencegah dari terjadinya timbulan sampah dan sampah

berserakan di sekitar rumah sakit yang bisa mengakibatkan/menimbulkan

bau yang tidak enak dan menjadi sumber penyakit dan tempat

berkembangbiaknya hewan seperti tikus, kecoa dan binatang

pengganggu lainnya.

b. Dasar Teori

Tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan

sampah (TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan

bentuk tertua perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk tempat

pembuangan dalam (di mana pembuang sampah membawa sampah di

tempat produksi), begitupun tempat yang digunakan oleh produsen.

Dahulu, TPA merupakan cara paling umum untuk limbah

buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di duniab

.(Wiwitna, 2013).

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana

sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaan sejak mulai timbul di

sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan

pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara

aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya.


27

Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar

agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik (Anonim, 2015).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Truk

b) Gerobak sampah

c) Kamera

d) Pisau

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Sampah non medis

b) Kantong plastik

d. Prosedur Kerja

1) Mengambil sampah dari ruang dan dikumpul di suatu tempat

2) Masukkan sampah ke dalam gerobak sampah

3) Dorong gerobak sampah ke TPS RSUD A. Wahab Sjahranie

4) Sebelum dimasukkan ke dalam truk sampah, sampah harus dipilah

terlebih dahulu.

5) Sampah yang dianggap tidak berbahaya dan tidak memiliki nilai

ekonomis di masukkan ke dalam truk sampah

6) Apabila truk sampah sudah penuh, sampah dibawa ke TPA.

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pengangkutan sampah ke TPA, timbulan sampah di TPS

RSUD Abdul Wahab Sjahranie dapat dihilangkan agar dapat menampung

lagi sampah yang nantinya dibawa dari ruangan sebelum dibawa ke TPA,

bau yang tidak enak dapat dihilangkan dan dapat mencegah hewan
28

seperti tikus, kecoa dan binatang pengganggu lainnya berkembangbiak di

TPS.

f. Pembahasan

Kegiatan pengangkutan sampah dilakukan secara rutin setiap hari

jam 11.30 siang. Sebelum sampah dibawa ke TPA, sampah terlebih

dahulu dipilah antara sampah yang bernilai ekonomis dan sampah yang

tidak bernilai ekonomis.Sampah yang bernilai ekonomis seperti botol

aqua bekas, gelas aqua, kardus, dan limbah plastik lainnya akan dijual

oleh pengumpul sampah dan sampah yang tidak mempunyai nilai

ekonomis akan langsung di masukkan ke dalam truk dan akan di buang

ke TPA.

5. Uji Emisi, Ambien dan Kebisingan

a. Tujuan

Uji emisi dan ambien dilakukan dengan tujuan untuk memantau

kualitas udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar RSUD Abdul

Wahab Sjahranie dan untuk mengetahui apakah udara emisi, ambien dan

kebisingan di sekitar rumah sakit telah memenuhi persyaratan.

b. Dasar Teori

Udara ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang

apa adanya yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara

ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon

(0,93%) dan gas karbon dioksida (0,03%). Udara emisi adalah udara yang

langsung dikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpot kendaraan

bermotor dan cerobong gas buang pabrik. Tergantung dari pengelolaan

lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atau tidak


29

mencemari udara ambient. Oleh sebab itu perlu diadakan analisis udara

ambien dan udara emisi dengan beberapa parameter. Parameter-

parameter kualitas udara yang dipantau umumnya hampir sama seperti

gas SOx, CO, NO2, H2S, NH3 dan partikulat yang berbentuk padat

(Adesuherman, 2012).

Kebisingan telah menjadi salah satu jenis pencemaran yang sangat

diperhatikan, karena berdampak terhadap kesehatan. Berbagai

dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sepakat

memasukkan dampak kebisingan sebagai menu wajib dampak besar

penting yang harus dikelola. Sebagaimana kita ketahui, berbagai jenis

kegiatan, tentu akan menghasilkan dampak kebisingan dalam

pelaksanaannya. kebisingan terkait tempat kerja menurut Kepmenaker No

51 tahun 1999 adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang

bersumber dari alat-alat proses poduksi dan atau alat-alat kerja yang

pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

Kebisingan ditempat kerja adalah semua bunyi-bunyi atau suara-suara

yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi di tempat

kerja (Anonim, 2013 b).

c. Alat

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Ambient Air Sampler

b) Dust collector

c) Envirometer

d) HDAS
30

d. Prosedur Kerja

Untuk uji emisi dan ambien dilakukan oleh petugas dari Balai Riset

dan Standardisasi Industri Samarinda.

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan pemeriksaan uji emisi, ambien dan kebisingan,

udara emisi, ambien dan kebisingan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

dapat dipantau. dan Dapat diketahui apakah udara emisi, ambien dan

kebisingan di sekitar rumah sakit memenuhi standar yang telah ditetapkan

dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-

13/MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan

KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

f. Pembahasan

Setiap 6 bulan sekali dilaksanakan kegiatan pemeriksaan uji emisi,

ambien dan kebisingan pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset

dan Standardisasi Industri Samarinda yang beralamat di MT Haryono

Rawa Indah Samarinda, dengan titik pengambilan sampling:

Uji emisi pada : Hole cerobong insenerator

Uji ambien pada : Selasar 1 depan Ruang Mawar

Di bawah tiang bendera / halaman parkir TU

Kebisingan : Depan Tearatai

Poliklinik
31

C. Pemeriksaan Air Bersih dan Air Minum

1. Pengambilan Sampel Air Minum

a. Tujuan

Pengambilan sampel air minum dilakukan dengan tujuan agar

penyediaan air bersih/minum di RSUD A. Wahab Sjahranie dapat

terpantau dan terlindungi secara terus menerus dan mencegah

penurunan kualitas air sehingga penggunaan air tidak mengganggu atau

membahayakan kesehatan.

b. Dasar Teori

Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan

manusia dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas

dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air

merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air

adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Menurut Peraturan

Menteri Kesehata RI Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-

syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Menurut

Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat¬Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air yang kualitasnya

memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum.Menurut

Permendagri No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara

Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum,

Departemen dalam Negeri Republik Indonesia, Air minum adalah air yang
32

melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi

syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Anonim, 2014 a).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Pelita

b) Korek api

c) Botol kaca 6

d) Jerigen kecil 6

e) Kertas

f) Pulpen

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Spiritus

b) Alkohol

c) Air

d) Kapas

e) Tisu

f) Lakban

d. Prosedur Kerja

1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

2) Mencuci jerigen dengan air bersih

3) Tentukan titik pengambilan sampel

4) Menuju tempat pengambilan sampel yang telah ditentukan

5) Hidupkan pelita

6) Sterilkan tangan dengan menggunakan alkohol 70%


33

7) Sterilkan botol kaca, tutup botol kaca, jerigen, tutup jerigen, kran air

sebelum mengambil sampel air dengan cara tuangkan alkohol di

kapas, kemudian lap mulut botol kaca, jerigen, tutup botol kaca, tutup

jerigen, dan kran air dan dilanjutkan dengan memanaskan semua alat

tersebut di atas api pelita

8) Hidupkan kran air dan isi botol kaca dan jerigen hingga penuh

9) Lekatkan label pada botol kaca dan jerigen.

10) Setelah pengambilan sampel air selesai, sampel air di bawa ke

Baristand untuk diuji.

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pengambilan sampel air minum dari 6 titik yang telah

ditentukan, kualitas air minum dapat terpantau dan terlindungi secara

terus menerus dan dapat diketahui apakah kualitas air minum yang

digunakan untuk kegiatan sehari-hari di Rumah Sakit sudah memenuhi

persyaratan kesehatan air minum sesuai PERMENKES No. 416/1990.

Setiap 6 bulan sekali setelah pengambilan sampel maka hasil sampel air

minum dapat diketahui bagaimana kualitasnya.

f. Pembahasan

Setiap 6 bulan sekali, Instalasi KESLING mengambil sampel air

minum dengan lokasi titik sampling antara lain di:

1) Teratai

2) Melati

3) Instalasi Gizi

4) CSSD

5) Instalasi Bedah Sentral


34

6) HD

Sampel air yang telah diambil akan dihantar ke Baristand untuk

dilakukan pemeriksaan kualitas air bersih, hasil pemeriksaan sampel air

dapat diperoleh sekitar satu bulan, kemudian petugas Instalasi KESLING

membuat analisa dan melaporkannya kepada:

1) BLH Propinsi Kalimantan Timur

2) BLH Kota Samarinda dan

3) Direktur RSUD A. Wahab Sjahranie

D. Penyehatan Ruang dan Bangunan

1. Penanganan Masalah Kerusakan Sarana Rumah Sakit

a. Tujuan

Penanganan masalah kerusakan sarana rumah sakit dilakukan

dengan tujuan untuk memperbaiki sarana rumah sakit yang rusak agar

bisa digunakan kembali dan nyaman digunakan oleh karyawan maupun

pengunjung dan pasien yang berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

b. Dasar Teori

Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

bertujuan untuk mewujudkan lingkungan rumah sakit baik in door ataupun

out door yang aman, nyaman, dan sehat bagi para pasien, pekerja,

pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit, kejadian pencemaran

lingkungan dan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh rumah sakit

dapat ditekan sekecil mungkin atau bila mungkin (Anonim, 2012 ).


35

c. Alat dan Bahan

a) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

1) Pipa kompresor

2) Kamera

3) Kran

b) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah:

Shock (soda api)

d. Prosedur Kerja

1) Menuju ruangan yang melaporkan tentang kerusakan

2) Menangani masalah sesuai kerusakan yang terjadi

e. Hasil Yang Dicapai

Kerusakan sarana Rumah Sakit dapat diperbaiki dan dapat

digunakan kembali seperti biasa, nyaman digunakan oleh karyawan

maupun pengunjung dan pasien yang berada di RSUD Abdul Wahab

Sjahranie dan tidak mengganggu aktivitas di rumah sakit.

f. Pembahasan

Penanganan masalah kerusakan Sarana Rumah Sakit akan

ditangani oleh petugas KESLING, namun jika petugas dari KESLING tidak

dapat menangani masalah tersebut, pihak KESLING akan menghubungi

pihak ke tiga untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2. Pengawasan Kebersihan Per Zona

a. Tujuan

Pengawasan kebersihan zona dilakukan dengan tujuan untuk

memantau kebersihan lingkungan Rumah Sakit, mengevaluasi kinerja


36

karyawan kebersihan, menganalisis akar penyebab masalah dan

meningkatkan efisiensi dan kinerja karyawan.

b. Dasar Teori

Pengawasan kebersihan adalah pemeriksaan berkala terhadap

suatu proses atau kondisi yang telah berjalan,dan merupakan perangkat

pemeriksaan kinerja aktual penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

(SML) dalam rangka memastikan kesesuaian penerapan SML terhadap

rencana yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran lingkungan.

Pemantauan tidak harus memerlukan data kuantitatif yang akurat,

sehingga seringkali disebut dengan pengukuran indikatif

(Anonim, 2014 b)..

c. Alat

Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Kamera

b) Buku

c) Pulpen

d. Prosedur Kerja

Pengawasan kebersihan zona RSUD Abdul Wahab Sjahranie

dilakukan dengan cara:

1) Mengelilingi dan mengamati ruangan dan selasar (jalan menuju suatu

ruangan) di Rumah Sakit

2) Mencatat masalah yang ditemukan

3) Mengambil gambar sebagai bahan bukti

4) Melaporkan kepada kepala Instalasi KESLING


37

e. Hasil Yang Dicapai

Hasil pengawasan kebersihan yang dilakukan oleh petugas Instalasi

KESLING, kebersihan Rumah Sakit yakni kebersihan setiap zona dapat

terus diketahui perkembangan kondisinya sehingga dapat mengurangi

atau mencegah timbulnya suatu masalah.

f. Pembahasan

Pengawasan kebersihan zona dilakukan rutin setiap hari, pagi dan

sore untuk memantau kebersihan lingkungan Rumah Sakit. Rumah sakit

dibagi menjadi 3 zona, yaitu zona 1, 2 dan 3. Setiap zona akan diawasi

oleh dua orang petugas KESLING. Setiap petugas KESLING yang

mengawasi zonanya harus memantau kebersihan Rumah Sakit dan harus

melaporkan segera jika ada terjadi pelanggaran tentang kebersihan.

3. Sterilisasi Ruangan

a. Tujuan

Sterilisasi ruangan dilakukan dengan tujuan untuk mencegah

transmisi penyakit yang telah digunakan oleh pasien yang menderita

penyakit menular melalui udara agar ruangan tersebut bebas dari

mikroorganisme yang berbahaya.

b. Dasar Teori

Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik

bentuk patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun nonvegetatif dari suatu

objek atau material. Hal tersebut dapat dicapai dengan panas,

penyaringan, bahan kimia, atau dengan cara lain hingga tidak ada

organisme hidup yang tertinggal (Lukas, 2011).


38

Steril yaitu bebas dari mikroorganisme, berdasarkan definisinya

efek dari sterilisasi adalah penurunan jumlah mikroorganisme sampai

faktor perkalian yang lebih dari 106 (yaitu, lebih dari 99,9999% terbunuh).

Sterilisasi dapat dilakukan dengan fisik maupun kimia. Metode fisik

didasarkan pada tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi

termal kering atau sterilisasi termal basah) iradiasi atau pada pemisahan

secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup sterilisasi gas

dengan etilen oksida atau gas yang menyemburkan agens pensteril

(misalnya glutaraldehid) pada larutan disinfektan ( Amette et al.,2002).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

1) Alat Pelindung Diri (APD), respirator, gloves, goggles, waterproof

clothes

2) Sterilisator Aerosept 100 VF

3) Kamera

4) Spidol

5) Buku

Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

1) Anios spesial DJP SF

2) Solasi

d. Prosedur Kerja

1) Menuju ruangan yang akan disteril.

2) Pastikan lantai sudah disapu dan dipel.

3) Letakan Aerosept 100 VF ditengah ruangan yang akan dilakukan

airborne.
39

4) Hitung volume ruangan yang akan didesinfeksi (Panjang x Lebar x

Tinggi).

5) Pastikan galon desinfektan sudah ada ditempat yang tersedia di

dalam mesin ini.

6) Cek apakah cairan desinfektan di dalam galon mencukupi untuk

ruangan yang akan kita desinfeksi.

7) Matikan AC dan pastikan tidak ada orang didalam ruangan.

8) Pastikan daya listrik tersedia untuk mesin aerosept.

9) Pastikan ruangan yang akan didesinfeksi tertutup rapat (tidak ada

celah / lubang sedikitpun)

10) Operator disarankan memakai masker bila masuk ruangan yang baru

selesai didesinfeksi.

11) Masukkan kabel power ke stop kontak.

12) Putar switch besar pengatur luas ruangan dan switch kecil pengatur

waktu, mesin akan bekerja sesuai angka yang ditunjukan di switch.

13) Apabila mesin sudah mati (secara otomatis), maka ruangan

didiamkan selama 30 menit setelah itu dilakukan recovery udara

dengan menyalakan AC (Air Conditioner) selama 30 menit – 1 jam.

14) Ruangan siap dipakai kembali.

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan sterilisasi yang telah dilakukan, ruangan yang

telah dipakai oleh pasien yang menderita penyakit menular seperti Difteri,

Morbili, TB Paru, HIV AIDS dan yang sejenisnya, ruangan dapat dipakai

kembali dalam kondisi bersih dan steril.


40

f. Pembahasan

Sterilisasi ruangan hanya dilakukan jika pasien yang telah

menempati ruangan tersebut menderita penyakit yang berjangkit melalui

udara seperti Difteri, Morbili, TB Paru, HIV AIDS dan yang sejenisnya.

E. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Penganggu Lainnya

1. Pest Control

a. Tujuan

Pest control (pembasmian tikus, kecoa dan semut) dilakukan

dengan tujuan untuk mengendalikan dan mengurangi populasi tikus,

kecoa dan semut di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie.

Kecoak adalah hewan nocturnal (hewan yang aktif pada malam

hari). Sehingga sulit terdeteksi oleh manusia dan berkembang dengan

cepat. Kecoak merupakan salah satu vektor penyebaran penyakit,

sehingga harus menjadi perhatian kita. Kecoak juga termasuk jenis

serangga pengganggu karena kebiasaan hidup mereka di tempat kotor,

serta dapat mengeluarkan cairan berbau, Menyebabkan timbulnya reaksi-

reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak

mata.

Tikus adalah binatang mamalia yang sering kita jumpai di sekitar

kita. Hewan mengerat ini identik dengan lingkungan kotor dan penyakit.

Banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui tikus, baik melalui urinnya,

gigitannya atau bahkan lewat gigitan kutu yang menempel di tubuhnya.

Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar

hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai

serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur


41

beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi

semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula

terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah

yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala

disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk

sebuah kesatuan.

b. Dasar Teori

Pengendalian vektor adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk

menurunkan/ menekan populasi atau densitas dengan maksud mencegah

penyakit yang ditularkan atau gangguan-gangguan yang diakibatkan oleh

vektor. Binatang pengganggu merupakan binatang yang dapat

mengganggu menyerang ataupun menularkan penyakit terhadap

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan. Contoh: tikus, kecoa, nyamuk.

(Sumantri, 2010)

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Semprotan

b) Kamera

c) Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, sarung tangan karet.

Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Racun tikus, kecoa dan semut

b) Baygon

c) Roti

d. Prosedur Kerja

1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan


42

2) Memakai APD

3) Masukkan baygon ke dalam semprotan

4) Campurkan racun tikus dengan roti

5) Mulai mengelilingi lingkungan Rumah Sakit

6) Semprotkan dan taburkan racun tikus, kecoa dan semut di sekitar

Rumah sakit

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan pest control yang telah dilakukan, populasi

serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya dapat dikurangi dan

bisa mencegah perkembangbiakan binatang pengganggu seperti tikus,

kecoa,semut dan binatang pengganggu lainnya.

f. Pembahasan

Kegiatan pest control dilakukan sebulan sekali oleh petugas

Instalasi KESLING. Kegiatan tersebut merupakan suatu prosedur yang

dilakukan di rumah sakit untuk membasmi serangga, tikus dan binatang

pengganggu lainnya, karena hewan-hewan tersebut dapat menularkan

berbagai penyakit dan mengganggu lingkungan karena dapat merusak

bangunan.
43

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan kesehatan lingkungan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

berpedoman kepada KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004

tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.

2. Instalasi Kesehatan Lingkungan memegang peranan penting untuk

kebersihan lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie.

3. Bak sampah medis dan non medis dibedakan dengan penggunaan kantong

plastik yang berbeda, untuk sampah medis menggunakan kantong plastik

berwarna kuning, sedangkan untuk sampah non medis menggunakan

kantong plastik berwarna hitam.

B. Saran

1. Mengutamakan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja.

2. Kebersihan dan kerapian taman lebih ditingkatkan.

3. Parit dibersihkan secara rutin.

4. Pemantauan bak kontrol yang rusak dan tidak lancar lebih ditingkatkan.

5. Setiap kegiatan lebih megutamakan standar operasional prosedur (SOP).


46

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008.http://indoincinerator.blogspot.com/2008/12/pengelolaansampah-
dengan-pembakaran.html. Diakses pada tanggal 27 Mei 2015

Anonim. 2011. Profile RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Anonim. 2012. http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/01/aspek-aspek


kesehatan-lingkungan-rumah.html. Diakses pada tanggal 16 Mei
2015

Anonim. 2013 a. Pengertian Dan Kategori Kebisingan. http://www.indonesian-


publichealth.com/2013/05/pengertian-dan-katagori-kebisingan.html.
Diakses pada tanggal 13 Mei 2015.

Anonim. 2013 b. Pengertian Tentang Bak Sampah


http://tempatsampahberkualitas.blogspot.com/2013/11pengertian-tong-
sampah-tempat-sampah.html. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015

Anonim. 2014 a. Pemantauan Limbah dan Kebersihan Lingkungan.


http://iklaninstan.web.id/168-pemantauan-limbah-dan-kebersihan
lingkungan.html. Diakses pada tanggal 06 Mei 2015

Anonim. 2014 b. Pengelolaan Air Bersih


https://waterpluspure.wordpress.com/2014/04/04/pengertian-air-bersih-
dan-air-minum/ .html. Diakses pada tanggal 11 Mei 2015.

Anonim. 2015. https://depokbebassampah.wordpress.com/kajian/rencana-induk-


persampahan/5-kriteria-tpa/. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015.

Agus. 2011. Dampak Limbah Rumah Sakit. http:/aguszn.blogspot.com/2011/09


/dampak-limbah-rumah-sakit.html. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015

Ammette P, E. Giroult , P. Rushbrook. 2002. Pengelolaan Aman Limbah


Layanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Edi. 1997. Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Sjahranie.

MerryO. 2012. Selembar Catatan. http://kesmas-


oktavianimerry.blogspot.com/12. Diakses pada tanggal 04 Mei 2015.

Lukas. 2011. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi Offset.

Sumantri. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta : Prenada


Media Group.

Adesuherman, A. 2012. Udara Ambien vs Udara Emisi


http://adesuherman09.s.com. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015
47

Rahmat Dermawan. 2012, Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit.


http://nursecaremine.blogspot.com/2012/09/tinjauanumurumahsak
it.html. Diakses pada tanggal 27 Mei 2015

Wiwitna. 2013.TempatPembuanganAkhir. http://wiwitna.blogspot.com diakses


pada tanggal 13 Mei 2015

.
IPSRS INSENERATOR

UGD/
IGD F
TULIP
O
RADIOLOGI R
E
N
S
sakura LAB. I I
K
PATOLOGI KEMO B
TERAPI S

POLI-POLI
TU M C
E
A
N
M
E
CEMPAKA 2 A M G
P L
W A
G
A
R
A K
T
A E
R 1 K I
IRNA B

CFC
E
D
E
TERATAI 1 T
L
E W
R E
A I
T S
A
I

TERATAI 2 3

?
49

Gambar 1. Tempat PKL

Gambar .2 Foto bersama staf pegawai kesling


50

Gambar 3. Foto bersam kepala staf pengola insenerator


51

Gambar 4. Sterilisasi Ruangan


52

Gambar 5. Foto bak sampah medis dan non medis

Gambar 6. Kegiatan mendata limbah medis dan non medis per ruangan
53

Gambar 7. Alat pengukur udara


54

Gambar 8. Kegitan pengambilan sampel air minum


55
56

Anda mungkin juga menyukai